Itb - Geology Regional Banten Selatan Leuwidamar
Itb - Geology Regional Banten Selatan Leuwidamar
Itb - Geology Regional Banten Selatan Leuwidamar
2.1.1 Fisiografi
2. Zona Bogor
Zona ini berada di selatan Zona Dataran Pantai Jakarta, merupakan
suatu tinggian dengan kondisi morfologi perbukitan antiklinorium yang
memanjang dengan arah Barat-Timur melalui Rangkasbitung, Purwakarta dan
menerus hingga Bumiayu, Jawa Tengah. Batuan yang menyusun zona ini
5
merupakan batuan sedimen yang terlipat kuat berumur Neogen dan batuan
terobosan.
6
Miosen Tengah, dan Plio-Plistosen yang ketiga-tiganya berupa pengangkatan,
intrusi dan aktifitas vulkanik.
1. Blok Jakarta-Cirebon
Batuan beku dan batuan metamorfosa derajat rendah merupakan bagian
terbawah yang menyusun blok ini yang terbentuk pada Zaman Tersier. Pada
Tersier Bawah diendapkan batuan vulkanik dan lempung merah yang
merupakan bagian dari Formasi Jatibarang, berumur Eosen Atas - Oligosen
Bawah. Diatasnya diendapkan Formasi Cibulakan secara tidak selaras terdiri
dari batulempung dan batugamping sisipan batupasir yang mencirikan laut
dangkal. Pada bagian atas formasi Cibulakan diendapkan batugamping
Formasi Parigi, kemudian diatasnya diendapkan Formasi Subang bagian dari
endapan laut dangkal. Setelah itu diendapkan Formasi Kaliwangu, Formasi
7
Ciherang yang terdiri dari konglomerat dan endapan vulkanik berumur Resen
(Martodjojo, 1984).
2. Blok Bogor
Bagian paling bawah yang menyusun blok ini adalah Formasi Bayah
berumur Oligosen Tengah yang terdiri dari batupasir kuarsa, perselingan
konglomerat dengan batulempung dan sisipan batubara. Formasi Batuasih
yang berumur Oligosen Atas menutupi diatas Formasi Bayah dengan litologi
batulempung dan batulanau. Diatas Formasi Batuasih diendapkan Formasi
Rajamandala berumur Miosen Bawah batugamping terumbu dan kalkarenit
(Martodjojo, 1984).
3. Blok Banten
Blok ini sebagian besar merupakan endapan berumur Tersier yang
terbagi atas batuan sedimen, batuan hasil aktifitas gunungapi, batuan
terobosan dan batuan metamorf (Sujatmiko dan Santosa,1992). Tebal satuan
batuan diperkirakan dari beberapa meter hingga mencapai ribuan meter.
Stratigrafi lebih detail akan dibahas dalam sub bab regional Banten Selatan
8
Pulunggono dan Martodjojo (1994), terdapat tiga pola struktur dominan yang
berkembang di Pulau Jawa (Gambar 2.3), yaitu:
Gambar 2.3 Pola Struktur yang berkembang di Jawa Barat ( Pulunggono dan Martodjojo,
1994).
9
2.2 Geologi Regional Banten Selatan
2.2.1 Fisiografi
Menurut pembagian zona berdasarkan van Bemmelen (1949), secara
fisiografi Banten selatan masuk ke dalam Zona Depresi Tengah Jawa Barat,
Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat dan Zona Bogor. Zona ini tersusun oleh
batuan yang berumur Tersier, endapan gunung api muda dan endapan sungai.
Daerah ini umumnya mempunyai bentuk kubah, pematang dan
beberapa gunungapi strato. Morfologi daerah ini dapat dibedakan dalam tiga
satuan, yaitu: pegunungan, perbukitan, dan dataran rendah. Sungai dan
alurnya ada yang bersifat tetap sementara dan berkala.
10
sedimen klastika kasar kemudian Anggota Batulempung yang terendapkan
pada lingkungan neritik yang umumnya berupa berupa batulempung-napal,
dan Anggota Batugamping yang menjemari dengan Anggota Batulempung.
Diatas Formasi Bayah terendapkan secara selaras Formasi Cicarucup
berumur Eosen Akhir di lingkungan paralik sampai litoral berupa endapan
vulkanik dengan perselingan batugamping. Formasi ini menjemari dengan
Formasi Cikotok yang tersusun oleh batuan gunungapi andesit-basalt pada
lingkungan laut dangkal dan bersama dengan Formasi Bayah tertindih tak
selaras oleh Formasi Cijengkol yang tersusun oleh batupasir. Formasi ini
terdiri dari Anggota Batupasir, Anggota Batugamping dan Anggota Napal.
Pada bagian atas Formasi Cijengkol diendapkan secara selaras Formasi
Citarate yang berumur Miosen Awal. Formasi ini terdiri dari batugamping
yang diendapkan di lingkungan laut dan batuan klastik tufaan di lingkungan
laut dangkal-darat. Pada umur Oligosen Awal terjadi intrusi batuan beku yang
berlangsung hingga Miosen Awal berupa Andesit Tua yang mengintrusi
Formasi Cijengkol dan Formasi Citarate. Di atas Formasi Citarate diendapkan
secara selaras Formasi Cimapag, terdiri dari batupasir, batulempung, yang
mencirikan laut dangkal.
Di atas Formasi Cimapag terdapat Formasi Sareweh berumur Miosen
Tengah. Bagian bawah Formasi Sareweh berupa Anggota Batugamping yang
terendapkan pada lingkungan laut dan Anggota Batulempung di bagian atas.
Seluruh Formasi ini tersingkap di daerah Banten Selatan. Endapan Neogen
tersingkap di utara Blok Banten yang terdiri dari endapan-endapan laut
dangkal, peralihan, dan darat yang berumur Miosen hingga Resen. Endapan
ini dimulai dari Formasi Badui dan pada bagian atasnya diendapkan secara
berturut-turut Formasi Bojongmanik, Formasi Genteng, Formasi Cipacar, dan
Formasi Cilegong (Martodjojo, 1984).
11
Gambar 2.4 Stratigrafi Daerah Banten Selatan ( Katili dan Koesoemadinata, 1962).
12
Sujatmiko dan
Santosa, 1992
Gambar 2.5 Stratigrafi Daerah Banten Selatan menurut beberapa penulis (Sujatmiko dan
Santosa,1992).
13
2.2.3 Struktur dan Tektonik Banten Selatan
Di daerah yang termasuk dalam lembar Leuwidamar (Sujatmiko dan
Santosa,1992) tektonik dan struktur yang terbentuk terbagi dalam tiga
wilayah, yaitu: utara, tengah dan selatan. Secara umum struktur yang ada
pada daerah ini berarah barat-timur, utara-selatan dan timur laut-barat daya
(Gambar 2.6). Pada beberapa tempat terdapat intrusi batuan beku seperti
diorit, dasit dan andesit.
Pada Kala Eosen, daerah bagian Selatan diduga merupakan cekungan
laut dan sebagian darat, yang didalam cekungan tersebut diendapkan Formasi
Bayah. Evolusi tektonik dan struktur diperkirakan dimulai dari Oligo-Miosen
hingga Plistosen Tengah. Struktur yang terbentuk terdiri dari berbagai jenis
sesar dan lipatan. Sumbu lipatan dan lipatan busur berarah timur-barat, barat
laut-tenggara dan timur laut-barat daya. Jurus sesar berarah utara-selatan,
barat-timur, tenggara-barat laut dan timur laut-barat daya.
Pada Zaman Pliosen Akhir hingga Plistosen Tengah, setempat terjadi
orogenesa yang menyebabkan terjadinya perlipatan dengan arah Timur-Barat
dan Timur Laut-Barat Daya, sesar turun, sesar geser dengan arah Utara-
Selatan, Timur Laut-Barat Daya.
Gambar 2.6 Sketsa peta struktur daerah Bayah (Katili dan Koesoemadinata, 1962).
14