1.1 Endodontik: Healing
1.1 Endodontik: Healing
1.1 Endodontik: Healing
1 Endodontik
1.1.1 Definisi
Mahkota gigi terdiri dari jaringan keras gigi yakni enamel dan dentin. Keduanya
melindungi jaringan lunak yang disebut pulpa yang memanjang dari mahkota sampai ujung
akar gigi. Perawatan endodontik atau saluran akar adalah bagian dari ilmu kedokteran gigi
yang menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan
periapikal. Perawatan endodontik adalah suatu usaha menyelamatkan gigi terhadap tindakan
Biasanya berhubungan dengan karies pada gigi molar. Perawatan saluran akar
radang/infeksi karena adanya karies, tambalan yang sangat dalam sehingga mengiritasi
pulpa, gigi fraktur sampai mendekati saluran pulpa akibat trauma, atau karena gingivitis
Perawatan saluran akar dapat dilakukan sekali kunjungan atau lebih tergantung
kondisi gigi. Apabila diperlukan, selama antar kunjungan, saluran akar akan diberi obat
sterilisasi saluran akar dan lubang akan ditutup dengan tambalan sementara.
1.1.2 Tujuan
2. Untuk memperbaiki dan mengobati jaringan pulpa yang tersisa untuk proses
healing.
3. Untuk mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis
dalam mulut agar tidak menimbulkan keluhan dan dapat berfungsi baik.
4. Mencegah masuknya mikroorganisme dan produknya dari dan ke dalam saluran
1. Pulpotomy
pulpa atau pembuangan bagian koronal jaringan pulpa pada gigi dengan karies yang
terekspos kamar pulpanya. Fokusnya adalah untuk mengobati sejauh mana perluasan
resorpsi akar gigi desidui yang normal seperti gigi seharusnya. Bahan yang digunakan
untuk pulpotomi yaitu formokresol atau glutanol dehyde dan Ca(OH)2 untuk gigi
permanen.
Indikasi pulpotomi
2) Keadaan klinis jaringan pulpa dalam saluran akar masih normal (belum terjadi
inflamasi)
Kontraindikasi pulpotomi
1) Nekrosis pulpa
Tahapan pulpotomi
vital.
5) Kamar pulpa seluruhnya disterilkan dengan air steril untuk membuang semua
6) Jangan menggunakan cotton pellets yang terlalu kering, karena dapat memicu
hemorrhage
Jika masih sampai sekitar 2-3 menit, maka lakukan pulpektomi atau ekstraksi
2. Pulpectomy
Pulpektomi bertujuan untuk mempertahankan gigi terhadap infeksi saluran akar dan
Bahan pengisi saluran akar untuk pulpektomi yang digunakan adalah ZnOE,
Indikasi pulpektomi
1) Saluran akar mengalami inflamasi kronis, rasa sakit spontan
6) Perdarahan saat pengambilan saraf sukar terkontrol dengan warna merah tua
Kontraindikasi pulpektomi
Tahapan pulpektomi
radiografi
kerja harus dikurangi sebesar 2-3 mm dari panjang kerja yang ada di foto
rontgen.
6) Melakukan shape and cleaning pada saluran akar. Tidak diindikasikan untuk
direkomendasikan.
8) Dilakukan dengan hati-hati dan secara perlahan agar tidak terjadi perforasi saat
2. Endodontic surgery
3. Retreatment
5. Bleaching
6. Intentional replantation
8. Apexification
9. Transplantation
Indikasi
3. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis
5. Kelainan jaringan periapeks pada gambaran radiografi kurang dari 1/3 apeks
6. Mahkota gigi masih bisa direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik (untuk
7. Gigi tidak goyang dan periodonsium normal (tingkat keterlibatan jaringan periapeks)
8. Foto rontgen menunjukkan resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada
10. Gigi dengan kelainan yang telah mengenai jaringan pulpa dan periapikal
Kontraindikasi
1. Gigi yang tidak dapat direstorasi lagi
2. Tidak didukung jaringan penyangga gigi yang cukup
3. Gigi yang tidak strategis, tidak memiliki nilai estetik dan fungsional. Misalnya gigi
6. Gigi dengan saluran akar yang tidak dapat dipreparasi; akar terlalu bengkok, saluran
7. Kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari 1/3 panjang akar
Karies secara umum dihilangkan dari awal, sebelum memasuki kamar pulpa. Hal ini
meminimalisir resiko kontaminasi kamar pulpa atau saluran akar oleh bakteri. Seluruh restorasi
permanen yang rusak, apakah itu amalgam, resin komposit, atau crown, harus diangkat
seluruhnya untuk mencegah coronal leakge dari kontaminasi kamar pulpa, saluran akar, atau
defektif juga menyediakan straight-line access dan mencegah fragmen restorasi terjebak di
dalam saluran akar. Apabila karies sekunder terdeteksi, restorasi permanen tersebut harus
meningkatkan kemampuan visual saat mencari bukaan saluran akar (root canal orifices). Jadi,
pada tahap ini, tujuan utama adalah untuk menghilangkan semua jaringan defek karies atau
restorasi lama, serta memberikan visibilitas yang baik untuk operator terhadap kavitas.
Setelah jaringan karies dan restorasi lama telah dihilangkan, operator membuat
pembukaan outline luar pertama (initial external outline opening) pada permukaan lingual gigi
anterior. Hal ini seringkali dilakukan pada pembuangan jaringan defek. Pada gigi yang masih
utuh, operator sebaiknya memulai dari pertengahan permukaan lingual dari mahkota anatomis.
Bur bundar #2 atau #4 atau tapered fissure bur digunakan untuk penetrasi melalui enamel dan
sedikit kedalam dentin (kira-kira 1 mm) dan preparasi mengikuti outline form selayaknya
preparasi gigi anterior lainnya. Bur diarahkan tegak lurus terhadap permukaan lingual selagi
Tahap ini diteruskan menggunakan tapered fissure bur (high-speed atau low-speed
sesuai kenyamanan operator), tetapi angulasi bur berubah dari tegak lurus menjadi parallel
terhadap panjang aksis akar. Penetrasi kedalam gigi dicapai sesuai panjang aksis akar sampai
atap kamar pulpa ditembus. Operator sebaiknya mengukur jarak dari incisal edge sampai atap
kamar pulpa dengan dimensi yang akurat pada pretreatment radiograph dan membatasi
penetrasi hingga jarak ini; harus diperhatikan agar tidak menyebabkan perforasi. Kedalaman
dan angulasi penetrasi harus dicek apabila ada deviasi dari aksis panjang akar pada dimensi
mesiodistal dan buccolingual. Apabila baik-baik saja, operator akan mem-probeaccess opening
Setelah kamar pulpa dipenetrasi, sisa dari atap kamar pulpa dihilangkan menggunakan
akhiran bur bundar dibawah atap dentin menggunakan gerakan penarikan. Setiap gigi
mempunyai anatomi kamar pulpa yang unik, sehingga dengan cara ini mengizinkan anatomi
pulpa internal yang mendikte external outline form dari access opening-nya. Pada kasus-kasus
vital, dan terjadi perdarahan (hemorrhage), pulpa bagian koronal diamputasi menggunakan
endodontic spoon atau round bur dan orifis diirigasi menggunakan sodium hypochlorite.
Apabila perdarahan berlanjut, digunakan chelating agent yang akhirnya diteruskan dengan
irigasi juga. Saat perdarahan berhenti, seluruh atap kamar pulpa beserta tanduk pulpa harus
dihilangkan dan dinding-dinding internal mengarah pada permukaan lingual gigi. Kelengkapan
penyingkiran atap dikonfirmasi menggunakan #17 operative explorer dan dicek apabila
Setelah atap kamar pulpa dihilangkan, orifis saluran akar dapat diidentifikasi
menggunakan endodontic explorer. Alat ini digunakan untuk mencapai, merasakan dan
mengeksplorasi. Saat probing lantai kamar pulpa, explorer seringkali menembus deposit
kalsium yang memblokir orifis. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi straight-
line access. Memposisikan explorer pada orifis mengizinkan operator untuk mengecek
terowongan untuk clearance dari dinding axial dan untuk menentukan angulasi arah saluran
Endodontic explorer lebih dipilih ketimbang bur karena instrument ini digunakan untuk
menemukan orifis saluran akar, dan menggunakan explorer merupakan pilihan yang lebih
aman.
Pada sebuah penelitian, dikemukakan bahwa karies dan usia menjadi faktor yang sangat
mempengaruhi jumlah saluran akar pada sebuah gigi. Keberadaan karies dan subjek penelitian
yang masih muda merujuk pada keberhasilan mendeteksi lebih banyak saluran akar.
Gambar 2 Identification of all canal orofice
Saat pembukaan saluran akar – atau orifices – telah diidentifikasi dan dikonfirmasi,
lingual shoulder selanjutnya dihilangkan. Struktur ini merupakan rak lingual dari dentin yang
memanjang dari cingulum sampai titik kira-kira 2mm apical dari orifis. Pembuangan daerah
ini membantu straight-line access dan mengizinkan kontak dekat files dengan dinding saluran
carbide bur or with Gates-Glidden burs. Ujung dari fine safety-tip diamond bur diletakan kira-
kira 2mm apical menuju orifis saluran dan diinklinasikan kearah lingual saat berotasi untuk
membentuk lereng lingual shoulder ini. Pada proses ini, operator harus berhati-hati agar tidak
membentuk bevel pada bagian access preparation pada incisal edge. Pada proses ini, orifis
harus terbuka dan berdekatan dengan seluruh dinding akses preparasi. Hal ini dicapai
mendekatkan setiap dinding saluran bergantian. Untuk mencegah kesalahan iatrogenic pada
dinding yang tipis yang menghadap kecekungan akar, bur ini diletakkan secara pasif kedalam
saluran dan diputar saat bur ditekan terhadap saluran akar dan ditarik keluar. Cara lain untuk
Setelah lingual shoulder dihilangkan dan orifis terbuka, operator harus menentukan
apakah straight-line access telah dicapai. Idealnya, endodontic file dapat mendekati foramen
apical atau titik pertama perlekukan saluran tidak bengkok. Sebisa mungkin mencegah defleksi
alat di dalam saluran akar karena dapat menyebabkan resiko-resiko seperti patahnya instrument
yang tentu saja tidak diinginkan, dan akan sangat sulit cara mengatasinya. Instrumen yang
terdefleksi juga memiliki kekurangan akses pada area kritis saluran dan tidak akan dapat
melakukan shaping dan cleaning dengan maksimal. Usaha untuk shape and clean tanpa
dan zipping. Ledge merupakan iregularitas dinding saluran akar yang secara iatrogenic dibuat
yang dapat menghalangi peletakan instrument intracanal menuju apeks. Transportation terjadi
pada bagian apical saluran ke perlekukan saat struktur dinding saluran pada seberang lekukan
dihilangkan, cenderung meluruskan perlekukan saluran. Zipping atau elliptication of the apical
foramen, terjadi pada saat overextended file membawa dinding luar dari apical foramen. Tentu
saja, instrument yang tidak terdefleksi memberikan sensasi taktil lebih baik, yang sangat
diperlukan dalam merasakan anatomi saluran akar dan merasakan bagaimana file tersebut
Cara pengecekan untuk straight-line access adalah menggunakan file terbesar kedalam
saluran. File dimasukkan dan ditarik sambil dirasakan oleh operator untuk mengecek canal
binding or deflection. Apabila terdapat defleksi, makan operator harus mengevaluasi kembali
kecukupan pengeliminasian lingual shoulder sebelum mengubah posisi incisal edge pada
access preparation. Apabila lingual shoulder telah dihilangkan dengan cukup, dan file masih
menempel dengan incisal edge, makan akses kavitas harus diperluas secara insical agar file
tidak bengkok. Posisi akhir dari dinding incisal akses kavitas ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
magnifikasi dan penerangan yang cukup. Walaupun hal ini dapat dilakukan saat tahap
preparasi, hal ini butuh dilakukan kembali. Dinding aksial pada junction dengan orifis harus
diinspeksi barangkali terdapat lekukan lain yang mengindikasikan saluran akar tambahan.
Orifis dan saluran akar juga harus dievaluasi apabila terdapat bifurkasi.
Tahapan terakhir dari preparasi akses kavitas adalah untuk menghaluskan cavosurface
margins. Margin yang kasar dapat mengontribusi pada kebocoran koronal melalui restorasi
permanen maupun sementara. Margin restorative yang baik diperlukan karena gigi anterior
mungkin tidak akan membutuhkan crown sebagai restorasi akhir. Cavosurface margin yang
halus dan jelas membolehkan operator meletakan dan menyelesaikan restorasi akhir resin
Proses preparasi access cavity pada gigi posterior mirip dengan pada gigi anterior, tetapi
Prosedur sama dengan apa yang telah dibahas pada pembuangan jaringan karies dan
Biasanya pembuangan karies dan restorasi lama dapat mencapai pembentukan initial
external outline form. Sama seperti pada gigi anterior, kamar pulpa pada gigi posterior
posisinya terletak pada pusat gigi pada level CEJ. Sebuah lokasi awal akses harus ditentukan
pada gigi yang utuh. Pada premolar rahang atas, titik ini terdapat pada central groove antara
puncak-puncak cusps. Mahkota premolar rahang bawah sedikit miring kea rah lingual terhadap
akarnya, dan lokasi permulaan harus disesuaikan untuk mengkompensasi kemiringan ini. Pada
premolar pertama rahang bawah, lokasi awal terletak halfway up the lingual incline of the
buccal cusp on a line connecting the cusp tips. Sedangkan premolar kedua rahang bawah
membutuhkan penyesuaian yang kurang karena inklinasinya yang lebih sedikit. The starting
location for this tooth is one third the way up the inlingual incline of the buccal cusp on a line
connecting the buccal cusp tip and the lingual groove between the lingual cusps.
Untuk menentukan lokasi permulaan untuk preparasi akses kavitas molar, operator
harus menentukan mesial and distal boundary limitations. Evaluasi radiografi bite-wing
merupakan metode akurat untuk menentukan perluasan mesiodistal dari kamar pulpa. Batas
mesial gigi molar rahang atas dan bawah merupakan garis yang menghubungkan ujung-ujung
cusp mesial. Untuk molar rahang bawah, batasan awal distal merupakan garis yang
menghubungkan buccal dan lingual grooves. Pada molar, lokasi permulaan yang tepat terdapat
bundar #2 untuk premolar dan bur bundar #4 untuk molar. Pilihan lain adalah menggunakan
tapered fissure bur. Bur ini diarahkan tegak lurus terhadap landasan oklusal, dan initial outline
shape dibuat pada ½ sampai ¾ dari ukuran akhir yang diprojeksikan. Outline akhir untuk molar
berbentuk segitia (untuk 3 saluran akar) atau rhomboid (untuk 4 saluran akar); tetapi, orifis
saluran akar mendikte posisi ujung-ujung dari bentuk geometris ini. Oleh karena itu, hingga
orifis saluran akar ditemukan, initial outline form sebaiknya dibiarkan berbentuk oval.
3. Penetration of the pulp chamber roof
penetrasi dari tegak lurus menjadi angulasi yang cukup untuk penetrasi melalui atap kamar
pulpa. Pada gigi premolar, angulasi ini parallel dengan panjang aksis akarpada kedua arah
mesiodistal dan buccolingual. Pada molar, angulasi penetrasi sebaiknya menuju saluran akar
terbesar, karena kamar pulpa biasanya terletak arah oklusal dari orifis saluran akar terbesar.
Oleh karena itu, angulasi penetrasi untuk molar rahang atas adalah menuju orifis palatal,
Penghilangan seluruh atap kamar pulpa dilakukan menggunakan round bur, a tapered
fissure bur, or a safety-tip diamond or carbide bur, termasuk tanduk pulpa. Tujuan prosedur
ini merupakan membentuk ujung-ujung sisi preparasi langsung menuju orifis saluran akar.
5. Identification of all canal orifices
Pada gigi posterior yang memiliki saluran akar lebih dari satu, orifis saluran akar
berperan penting dalam menentukan perluasan final pada external outline form dari access
cavity. Idealnya, orifis terletak pada sudut preparasi final untuk memfasilitasi shaping and
cleaning process. Secara internal, access cavity sebaiknya memiliki seluruh orifis dalam posisi
semuanya terletak pada lantai pulpa dan tidak diperluas menuju dinding aksial – hal ini akan
6. Removal of the cervical dentin bulges and orifice and coronal flaring
Pada gigi posterior, hambatan internal yang harus dihilangkan adalah cervical dentin
bulges dan natural coronal canal constriction. Cervical bulges adalah rak-rak dentin yang suka
menggantung pada orifis gigi posterior, sehingga menyulitkan akses masuk kedalam saluran
akar dan menonjolkan perlekukan saluran yang sudah ada. Tonjolan ini dapat dihilangkan
tersebut dihilangkan, orifis dan porsi koronal yang sempit dapat dikembangkan menggunakan
gates-Glidden burs yang digunakan dengan gerakan menyapu keatas dengan tekanan lateral
menjauh dari furkasi. Cara alternative adalah menggunakan #10 atau #12 tapered engine-
driven nickel-titanium file untuk mendapatkan bentuk upper canal. Dengan orifis saluran akar
diperbesar, pembukaan ini harus meruncing dan menyatu dengan dinding aksial agar seluruh
Files harus berhasil mengakses menuju foramen apical atau lekukan pertama dengan
lancer agar shaping and cleaning dapat dilakukan dengan baik. Operator harus melakukan
magnifikasi dan penerangan yang cukup. Walaupun hal ini dapat dilakukan saat tahap
preparasi, hal ini butuh dilakukan kembali. Dinding aksial pada junction dengan orifis harus
diinspeksi barangkali terdapat lekukan lain yang mengindikasikan saluran akar tambahan.
Orifis dan saluran akar juga harus dievaluasi apabila terdapat bifurkasi.
Pada kedua restorasi sementara atau interim permanent, margin restorasi harus halus
untuk meminimalisir potensi coronal leakage. Restorasi permanen final untuk gigi posterior
yang telah melewati perawatan saluran akar adalah crown atau onlay.
Gambar 3Evaluation of the pretreatment radiograph. B, Clinical evaluation of the tooth. C, Penetration of the pulp roof. D,
removal of the pulp roof/pulp horns with a round carbide bur. E, Location of the ori ce with a Mueller or LN bur. F,
Exploration of the canal with a small K- le. G-I, Flaring of the ori ce/coronal third of the mesial canal with Gates-Glidden
burs. J, Flaring of the ori ce/coronal third of the distal canal with a #.12 taper nickel–titanium rotary le. K, Flaring of the
ori ce/coronal third of the distal canal with a Gates-Glidden bur. L, Fun- neling of the mesial axial wall from the
cavosurface margin to the mesial ori ce. M, Funneling of the distal axial wall from the cavosurface margin to the distal ori
ce. N, Completed access preparation. O, Veri cation of straight-line access
1.4.1 Shaping
shaping adalah untuk mengembangkan bentuk taper dari apikal ke koronal, preparasi harus
dilakukan sekecil mungkin praktis dan dalam posisi ruang aslinya. Penghilangan dentin sama
di semua dimensi dan wilayah saluran akar, namun jarang terjadi pada akar yang lurus dan
tidak pernah terjadi pada akar yang bengkok, karena dari bentuk, dimensi saluran akar, dan
instrumen yang digunakan mencegah penghilangan lapisan dentin secara sama. Disarankan
diawali dengan instrument yang sesuai dengan saluran akar, baik stainless steel atau nikel
titanium. Pada saluran akar yang melengkung kemungkinan akan membuang beberapa lapis
dentin, sehingga dokter gigi perlu memperhatikan teknik yang akan dipakai.
Enlargement
Pelebaran saluran akar dilakukan hingga cukup untuk debridement adekuat manipulasi
sebaik mungkin, mengontrol obturasi bahan dan material, tapi tidak banyak membuat
Taper
penyebarannya saat obturasi dengan gutta percha. Taper yang berlebih dapat menyebabkan
Kriteria
Bentuk yang adekuat pada dasarnya mencerminkan kecukupan preparasi untuk obturasi.
Didefinisikan file terbesar yang mengikat sedikit pada panjang kerja yang dikoreksi.
Ditentukan dengan cara pasif menempatkan file yang lebih besar secara berurutan pada panjang
kerja yang benar sampai ukuran tercapai yang sedikit mengikat pada ujungnya, dilakukan
Preparasi Apikal
Melakukan preparasi daerah apikal yang adekuat dengan mengurangi daerah kerja 1mm atau
1. Untuk membantu membatasi instrument, bahan, bahan kimia ke ruang saluran akar
terkondensasi
Preparasi apikal haruslah merupakan apikal stop, tidak boleh apikal seat dan open apeks
karena kedua hal tersebut dapat menyebabkan preforasi ke jaringan periapikal dan
Setiap gigi memiliki bentuk saluran akar yang berbeda-beda. Pada saat dilakukan
obturasi, semua bagian dari saluran akar harus terisi penuh, sehingga sebelum preparasi
dilakukan perlu diperkirakan bentuk saluran akarnya untuk menunjang pada saat obrutasi. Usia
juga berpengaruh terhadap bentuk saluran akar, semakin bertambahnya usia maka saluran akar
Studi anatomis dan pengalaman klinis menunjukkan bahwa kebanyakan gigi berukuran
19 sampai 25 mm. Sebagian besar mahkota klinis berukuran sekitar 10 mm, dan akar sebagian
besar berkisar antara 9 sampai 15 mm. Akar, oleh karena itu, dapat dibagi menjadi tiga bagian
yang panjangnya 3 sampai 5 mm. Asalkan alat yang memadai digunakan dan desain rongga
Teknik-teknik Preparasi
Step-back
Standardized technique Crown-down
Debridement
Debridement merupakan suatu proses menghilangkan iritan dan hal-hal yang
berpotensi menimbulkan iritan pada saluran akar. Iritan dapat berupa bakteri, byproduct yang
dihasilkan bakteri, jaringan nekrotik, debris organik, jaringan vital, yang dihasilkan bakteri,
jaringan nekrotik, debris organik, jaringan vital, byproduct dari saliva, hemorrhage, dan yang
lainnya.
Debridement memiliki dua prinsip yaitu instrument contact dan irigasi. Instrument
contact dilakukan dengan menggunakan prinsip berkontaknya instrumen pada bidang dinding
saluran akar untuk menghilangkan debris. Namun prinsip ini memiliki kekurangan, yaitu tidak
semua instrumen memiliki desain dan sifat fisik yang sesuai dengan anatomis dari saluran akar
yang beragam bentuknya. Hal tersebut bisa menghambat proses pembersihan Hal tersebut
menimbulkan solusi yaitu dengan memperbesar kanal pada saluran akar agar instrumen bisa
masuk. Namun hal tersebut dapat merusak jaringan yang sehat dan memperlemah gigi tersebut.
Karena itu, muncullah prinsip irigasi yang merupakan prinsip kedua dari debridement.
Irigasi
Irigasi memiliki tujuan yaitu untuk menghilangkan debris, melumasi kanal saluran akar,
melarutkan jaringan organik dan non organik, dan menghindari pembentukan smear layer serta
melarutkannya. Keuntungan yang bisa didapatkan dari irigasi ini yaitu dapat menghilangkan
akar, membuka tubulus dentin yang tertutup oleh smear layer, dan membersihkan area yang
1. Syringe Delivery
Irigasi dilakukan menggunakan jarum suntik. Jarum suntik yang digunakan besarnya
tiga kali lebih kecil (ISO) dari diameter apical preparation. Jarum suntik ini diletakan
kurang lebih 1 sampai 1,5 mm dari foramen apikal (pada panjang kerja). Efisiensi dari
irigasi melalui teknik ini adalah dengan menilai kecepatan aliran cairan irigan, volume
cairan, pemilihan jarum suntik, dan tekanan yang diberikan oleh jarum suntik kepada
cairan. Semakin besar tekanan maka aliran cairan akan semakin cepat dan semakin efektif
dalam membersihkan iritan. Namun jika tekanan berlebih, cairan dapat masuk ke daerah
saluran akar, gerakan coronoapikal yang dilakukan oleh jarum irigasi, adukan dengan
instrumen endodontik ukuran kecil, dan gerakan manual pull-push menggunakan fitted
sampai 6000 Hz. Metode ini lebih bersih menghilangkan iritan daripada metode manual.
Alat yang digunakan yaitu: smooth wires/plastic inserts, instrumen endodontik, activated
Syringe.
Tahap ini menggunakan oscillating movements sebesar 20.000 Hz. Dengan getaran
yang lebih besar frekuensinya, maka teknik ini lebih efektif membersihkan saluran akar
daripada metode sonic. Getaran yang dihasilkan menghasilkan efek panas yang memiliki
very fine needle dihubungkan dengan dental unit suction device. Dengan metode ini, dapat
Bahan – bahan yang digunakan sebagai irigan dalam teknik irigasi yaitu:
1. NaOCl
Senyawa ini paling ideal digunakan sebagai cairan irigan. Dalam endodontik NaOCl
Actinomyces; Candida, Melarutkan material organik seperti jaringan pulpa dan kolagen
(jika material organik pada smear layer dilarutkan, maka bakteri di saluran akar dan
Dalam endodontic persentase NaOCl yang digunakan yaitu 1% sampa 2,5% Persentase
tersebut memiliki perbandingan larutan:air yaitu 1:3 untuk 1% dan 1:1 untuk 2,5%. Jika
digunakan lebih dari takaran tersebut contohnya 6%, maka akan menyebabkan nekrosis
Keuntungan dari senyawa ini yaitu mudah didapatkan dan murah. Sedangkan
kekurangannya yaitu apabila senyawa yang digunakan yaitu dengan konsentrasi yang lebih
tinggi, maka ia akan melarutkan jaringan vital. Selain itu, apabila penggunaan dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan fleksural dan
Cara kerja NaOCl yaitu dengan memecahkan protein menjadi asam amino oleh klor
yang terbebas dari senyawa NaOCl ketika bereaksi. Kemudian, asam amino tersebut akan
melarutkan jaringan nekrotik dan debris. Efisiensi dari senyawa ini ditentukan oleh lama
waktu penyimpanan dan interaksi kimia dimana hal tersebut dapat menurunkan efisiensi.
2. Klorhexidin
Klorhexidin merupakan agen yang melawan bakteri gram positif dan negatif. Senyawa
yang digunakan sebesar 2%. Dalma endodontic, senyawa ini digunakan karena sifatnya
yaitu long-lasting antimicrobial effect yang didapat dari pengikatan dengan hidroksiapatit.
Cara kerja senyawa ini yaitu, senyawa klorhexidin yang memiliki molekul positif akan
menempel dengan membran sel bakteri yang memiliki muatan negatif. Setelah itu,
Senyawa ini terdiri atas doxycycline yang berperan sebagai antibiotic yang bersifat
bakteriostatik, citric acid yang bersifat bakterisid dan dapat menghilangkan smear layer,
serta surface detergent yang dapat menurunkan tegangan permukaan. Senyawa ini efektif
Dalam endodontik, EDTA memiliki komplek kalsium yang stabil sehingga mencegah
terjadinya apical blockage oleh debu dentin. Selain itu, berperan juga sebagai aid
NaOCl.
5. Kalsium Hidroksida
Intracanal Medicament
Penggunaan dari intracanal medicament yaitu:
1. Antibacterial Action
2. Pain Relief
1. Intracanal Environment
Sangat memungkinkan agen tidak dapat berkontak dengan bakteri karena kondisi atau
2. Durasi
Setiap agen memiliki durasi efektif masing-masing. Contohnya kalsium hidroksida
memiliki efek yang lama, phenolics efeknya akan hilang setelah 24 jam.
3. Toksisitas
Agen berupa senyawa kimia yang dapat membunuh bakteri, bisa saja ikut membunuh
sel host.
4. Distribusi
Substansi yang diletakan pada pulpa dapat memasuki sistem sirkulasi, walaupun belum
Medikamen bisa meresap ke restorasi sementara, sehingga pasien dapat merasakan rasa
Komponen dalam triad endodontik adalah preparasi, sterilisasi dan obrutasi atau
pengisian saluran akar. Obturasi adalah tahapan setelah preparasi saluran akar yaitu pengisian
hermetik (kedap dan rapat) agar mikroorganisme tidak dapat hidup dalam saluran akar. Tetapi
sebelum obtuasi, hal pertama yang dilakukan adalah pengeringan setelah dilakukan irigasi
terakhir.
Tujuan dari obturasi adalah untuk menciptakan kerapatan yang sempurna sepanjang
saluran akar agar tidak terjadi infeksi ulang pada daerah apikal dan untuk mencegah
merembesnya pus atau mikroorganisme dari salam saluran akar ke daerah apikal atau
Syarat dari obturasi adalah tidak adanya keluhan dari pasien atau gigi asimtomatik,
saluran akar sudah cukup kering untuk dilakukan obturasi, tes bakteri negatif, sensitivitas
Obturasi dapat dilakukan dalam one step treatment jika kontaminasi bakteri minim, one
step treatment ini dilakkan untuk menghalangi kontaminasi bakteri makin parah per jarak
waktu kunjungan. Atau bisa juga dengan delayed treatment sampai giginya dinyatakan
asimtomatik, delayed treatment dilakukan agar obat yang diberikan pada kunjungan
Bahan pengisi (obturasi) saluran akar terdiri dari bahan inti dan sealer.
Bahan obturasi primer biasanya solid (padat) atau semi-solid (pasta atau bentuk yang lebih
lembut). Solid atau semi-solid terdiri dari sebagian besar material yang akan mengisi saluran
akar dengan sealer. Sealer dibutuhkan untuk semua bahan pengisi saluran akar, walaupun
sealer bertindak berbeda-beda pada setiap bahan pengisi yang berbeda jenis, begitu pula
2. Dapat menutup rapat saluran akar baik secara lateral maupun secara apikal
6. Radioopak
10. Mudah dibuang dari saluran akar jika dibutuhkan perawatan ulang
1) Solid materials
Bahan padat pengisi saluran akar lebih banyak memiliki keuntungan daripada semisolid
(pasta). Berbagai macam material telah diuji coba tetapi yang diakui secara universal sebagai
bahan primer adalah gutta-percha. Sedangkan bahan primer synthetic resin-based masih baru.
(1) Gutta-Percha
sebagai bahan obturasi lebih dari 160 tahun lalu. Gutta-percha ini menjadi standard
untuk dibandingkan dengan bahan obturasi lainnya. Gutta percha memiliki komposisi
yang terdiri dari komposisi primer yaitu zinc oxide ± 75% dan gutta-percha itu sendiri
sebanyak 20%. Sedangkan komposisi lainnya adalah bahan pengikat, bahan opak,
bahan pewarna dan bahan antioksidan. Bentuk dari gutta-percha tersedia dalam bentuk
standard dan non-standard atau disebut juga bentuk konvensional. Bentuk cone
(kerucut) standard didesain dengan memiliki ukuran yang sama setiap tip (ujung) dari
ukurannya sesuai dengan warna yang sama dengan warna alat endodontic yang
digunakan. Contohnya, ketika menggunakan k-file warna merah yang berukuran 25
berarti gutta-percha yang digunakan juga harus sesuai, yaitu warna merah.
Gambar 15Standardized cones Protaper S1, S2, S3. (From Cohen S, Hargreaves K: Pathways of the pulp,
ed 9, St. Louis, 2006, Mosby).
Sedangkan cone konvensional menggunakan sistem ukuran yang berbeda, tip cone
memiliki satu ukuran sedangkan body cone memiliki kombinasi ukuran yang bervariasi. Pada
umumnya, cone konvensional memiliki tip yang lebih kecil dan body yang lebih lebar
Keuntungan:
2. Relatif mudah diatur dan dimanipulasi meski terdapat teknik obturasi yang rumit untuk
3. Mudah dibuang dari saluran akar untuk perawatan ulang secara parsial atau total
Kerugian:
1. Sulit untuk mengisi saluran akar yang bengkok dan apeks terbuka
metode lateral compaction dan vertical compaction. Teknik lain yang digunakan adalah
chemical/physical alteration dalam usaha untuk menjadikan bahan lebih plastis atau lebih
(2) Resin
polimer muncul sebagai bahan obturasi yang menjanjikan. Bahan inti dari resin ini
adalah polycaprolactone dengan pengisi bioactive glass dan komponen lainnya. Bahan
inti tersebut digunakan dengan dual cured Bis-GMA resin sealer dan self etsa primer.
Food and Drug Admnistration telah menyetujui penggunaan resin sebagai bahan
endodontic.
Penelitian dahulu menyatakan bahan ini lebih tahan terhadap kebocoran dibading gutta-
percha tetapi baru-baru ini terdapat bukti yang mengindikasi bahwa tidak ada perbedaan
diantara keduanya. Inti resin dapat berbentuk standard dan konvensional. Memiliki sifat
penanganan yang sama dengan gutta-percha dan bisa dibuang dengan pelarut dan panas
Silver point ini merupakan poin perak yang berasal dari perak murni. Silver
point bersifat fleksibel tetapi cukup kaku. Kelebihan dari bahan ini adalah bahan ini
tidak mudah melengkung saat dimasukkan ke dalam saluran akar dibanding gutta-
percha. Ketika gutta-percha yang kecil dan runcing diinsersikan ke dalam saluran akar
yang sempit dan bengkok, maka gutta-percha tersebut akan mudah bengkok dan
melengkung mengikuti bentuk dari saluran akar tersebut. Sealability dari bahan ini
sebanding dengan gutta-percha untuk jangka pendek. Tetapi untuk jangka panjang,
kemungkinan toksisitas dari korosi bahan ini yang dapat mendukung reaksi inflamasi.
Kedua, karena gesekan friksinya dan kekerasan, silver cones sulit untuk dibuang baik
secara parsial (pasca preparasi saluran akar) atau total (re-treatment). Ketiga, karena
ketika silver cones berkontak dengan bur, seal dapat rusak atau terlepas. Maka dari itu,
Formulasi lainnya, campuran zinc oxide - eugenol (ZnOE) dengan berbagai aditif.
Jenis aditif yang dikenal dan yang paling umum adalah N2/RC2B. Komposisinya
adalah bahan opak, metallic oxide (timbal) atau klorida (merkuri), steroid,
Tidak ada bukti kalau bahan-bahan tambahan ini memiliki keuntungan sebagai
bahan obturasi. Faktanya, bahan tambahan tersebut beracun. Pada tahun 1998, AAE
2) Plastis
Bahan ini menggunakan sealer resin-based seperti AH26 dan diaket yang dapat
digunakan sebagai bahan obturasi tunggal. Bahan ini memiliki kerugian yang sama
Teknik Penempatan
Berbagai macam teknik dan instrument sudah dimodifikasi untuk insersi pasta atau
sealer. 2 metode terkenal yaitu injeksi dengan menggunakan syringe dengan barrel
dan jarum serta penempatan dengan instrument yang disebut lentulo spiral.
2. Bahan Sealer
Sealers saluran akar diperlukan untuk menutup ruang antara dinding dentinal dan
antarmuka inti obturating. Sealers juga mengisi kekosongan dan penyimpangan di saluran akar,
kanal lateral dan aksesori, dan ruang antara titik gutta-percha yang digunakan dalam
kondensasi lateral. Sealers juga berfungsi sebagai pelumas selama proses penyimpangan.
Grossman mengemukakan sifat sealer ideal. Saat ini tidak ada kriteria sealer yang memenuhi
kriteria.
1. Memiliki sifat yang rekat ketika dicampurkan sehingga memiliki adesi yang baik antara
2. Bersifat hermetis
Sealers harus biokompatibel dan dapat ditoleransi dengan baik oleh jaringan
periradikular. Semua sealers menunjukkan toksisitas bila baru dicampur; Namun, toksisitasnya
sangat berkurang pada setting. Sealers bersifat resorbable saat terkena jaringan dan cairan
jaringan. Perbaikan dan penyembuhan jaringan umumnya tidak terpengaruh oleh kebanyakan
sealers, asalkan tidak ada produk perusak yang merugikan dari sealer dari waktu ke waktu.
Sealers yang paling populer adalah formula seng oksida-eugenol, sealers kalsium
hidroksida, ionomer kaca, dan resin. Terlepas dari sealer yang dipilih, semua toksisitas
menunjukkan sampai mereka telah menetapkan. Untuk alasan ini, ekstrusi sealers ke dalam
periode waktu yang lama. Segel seng oksida-eugenol akan terserap jika diekstrusi ke
penyusutan ketika setting, pelarut, dan mereka dapat memberikan perubahan warna
pada struktur gigi (staining). Keuntungan untuk sealer ini adalah aktivitas antimikroba.
memungkinkan untuk menunjukkan adanya kanal lateral dan aksesori, sealer memiliki
kelemahan struktur pewarnaan gigi yang berbeda jika tidak sepenuhnya dilepas.
Dipasarkan sebagai Sealer Kanal Pulp (Sybronendo) dan Pulp Canal Sealer eWT
(perpanjangan waktu kerja), sealer ini sangat populer di kalangan dokter yang
modulasi formula rickert dimana partikel perak telah dilepaskan (seng oksida, resin
tahun 1958. Ini adalah rumus di Roth's Sealer (roth International). Tubli-Seal (Sybron-
endo) adalah sealer zinc oxide-eugenol katalis/basa yang mudah dicampur namun
memiliki pengaturan waktu yang lebih cepat jika dibandingkan dengan sealers
cair/bubuk. Tubli-Seal eWT menyediakan waktu kerja yang panjang. Sealer Wach
(Balas gigi, Chicago, IL) mengandung balsam Kanada, yang memberi bahan properti
lengket atau norak yang melembutkan gutta-percha menjadi massa yang lebih homogen
bahwa sealers ini akan menunjukkan aktivitas antimikroba dan memiliki potensi
osteogenik-semenogenik. Sayangnya, tindakan ini belum ditunjukkan. Solusilitas
diperlukan untuk melepaskan kalsium hidroksida dan aktivitas berkelanjutan. Hal ini
tidak sesuai dengan tujuan sealer. Calciobiotic Root Canal Sealer(CRCS) adalah sealer
seng oksida-eugenol dengan kalsium hidroksida sebagai satu bahan. Sealapex (Sybron-
endo) adalah sistem katalis / basa. Basa mengandung seng oksida, kalsium hidroksida,
butil benzena, sulfonamida, dan seng. Katalis mengandung barium sulfat dan titanium
dioksida sebagai pengikat radiopaci selain resin, isobutil salisilat, dan aerosol. Apexit
dan Apexit Plus (Ivoclar Vivadent, Schaan, Liechtenstein) terdiri dari aktivator
(disalicylate, bismut hidroksida / bismut karbonat, dan Pengisi) dan basa (kalsium
3) Sealers Noneugenol
Yang dikembangkan dari dressing periodontal, nongenol (GC America, Alsip, IL)
adalah sealer saluran akar tanpa efek iritasi eugenol. Basa mengandung seng oksida,
Glass ionomers telah dianjurkan untuk digunakan sebagai bahan obturasi karena
antara dinding mulut dan dinding kanal. Hal ini juga sulit untuk merawat dinding
dentinal dengan tepat pada apical dan middle thirds dengan agen ikatan preparat untuk
menerima Sealer gelas ionomer Kerugian dari ionomer kaca adalah bahwa mereka
harus dilepas jika peninjauan kembali diperlukan. Sealer ini memiliki aktivitas
impregnated glass dengan lapisan luar ionomer kaca dan sealer ionomer kaca. Tersedia
dalam .04 dan .06 cone meruncing, ukuran laser veri ed untuk memastikan t yang lebih
presisi. Teknik cone tunggal ini dirancang untuk memberikan ikatan antara dinding
Sealers resin memiliki sejarah penggunaan yang panjang, memberikan adhesi, dan
tidak mengandung eugenol. AH-26 adalah resin epoksi yang lamban yang ditemukan
untuk melepaskan formaldehida saat pengaturan. AH Plus adalah formulasi modis AH-
26 dimana formula formal tidak dilepaskan. AH Plus adalah resin epoksi-bis-fenol yang
EndoreZ (Produk Ultradent, South Jordon, UT) adalah resin metakrilat dengan sifat
hidrofilik. Bila digunakan dengan resin peroksida gutta-percha endoreZ, obat ganda
Diaket, resin polivinil (3M ESPE), terdiri dari bubuk yang terdiri dari bismut fosfat
dan seng oksida dan cairan yang terdiri dari diklorofen, trietanolamina, propionilet
asetofenon, dan kopolimer vinil asetat, vinil klorida, dan vinlisobutil eter. Bahan ini
bersifat biokompatibel.
dengan bahan inti baru, resilon (Pentron Clinical Technologies). Advokat dari sealers
ini mengusulkan agar mereka terikat pada dinding kanal dan ke inti untuk menciptakan
NaOCl, NaOCl / EDTA, dan NaOCl / MTAd. Penggunaan EdTA dan MTAd tidak
6) Sealer Silikon
RoekoSeal (Coltène / Whaledent, Germany) adalah polyvinylsiloxene yang telah
GuttaFlow (Coltène / Whaledent) adalah matriks cold flowable ketika triturasi. Ini
kapsul untuk triturasi. Teknik ini melibatkan penyuntikan bahanal ke kanal, diikuti
dengan penempatan cone master tunggal. Bahan ini memiliki waktu kerja 15 menit dan
Sealer bioceramic
terdiri dari oksida zirkonium, kalsium silikat, kalsium fosfat monobasik, kalsium
hidroksida, dan berbagai zat pengikat dan pengental. Bahan tersedia dalam jarum
suntik premixed dengan tip intrakanal yang dikalibrasi. Sebagai sealer hidrofilik,
pengerasan dan tidak menyusut pada pengaturan. Bahan ini bersifat biokompatibel
Kini tersedia beberapa teknik pengisian saluran akar. Disini akan dibahas instrumen
yang dipakai pada teknik yang paling banyak dilakukan yakni kondensasi lateral dan
kondensasi vertikal.
Kondensasi Lateral
Instrumen yang digunakan bagi kondensasi lateral adalah penguak dan pemampat.
menciptakan ruang bagi kon aksesori. Instrumen ini ada yang bergagang (handled spreader
atau handled plugger) yang memiliki shank yang melekat pada suatu gagang metal, atau pulpa
instrumen jari (fonger-type), yang hanya memiliki gagang plastik. Instrumen bergagang
bersifat kaku karena umumnya terbuat dari baja antikarat yang dikeraskan (annealing).
Penguak dan pemampat jari tidak tidak mengalami proses annealing dan karena itu sangat
lunak sehingga lebih fleksibel. Instrumen jari, baik penguak maupun pemampat paling cocok
Pemampat dan penguak memiliki ujung yang berbeda, pemampat berujung datar
sementara penguak berujung runcing. Sifat kedua alat ini sama dan saling melengkapi dalam
kondensasi lateral.
peningkatan diameternya lebih besar dibanding dengan pada penguak konvensional yang
hanya meningkat 0.02mm per mm panjang. Makin besar ketirusannya, makin banyak ruang di
Di pasaran dapat diperolej penguak dari niel titanium mauupn baja antikarat.
Keunggulan paling mencolok dari penguak Ni-Ti adalah kemampuannya untuk penetrasi
Gambar 22 Plugger bergagang D11 (kiri) dan finger plugger (kanan). Keduanya didesain tunutk konensasi
lateral.
Kondensasi Vertikal
Pada teknik ini, material obturasi dilunakkan dengan panas dan kemudian dimampatkan
secara vertikal dengan pemampat. Guttapercha yang telah dipanaskan akan terdorong ke dalam
celah saluran akar walaupun pada teknik ini pengendalian daerah apeks tidak sebaik teknik
kondensasi lateral. Electrical heat carriers sekarang ini lebih banyak banyak digunakan
daripada Touch n’ Heat, System B, atau Elements. Sekarang ini, sudah diperkenalkan battry-
charged, handled heat carriers seperti vibrating heat carrier DownPack atau HotTip.
Instrumen kondensasi vertikal dapat dibagi atas dua kategori yaitu; instrumen untuk
Gambar 23 Instrumen untuk memanaskan (atas) dan memampatkan (bawah) untuk kondensasi vertikal
guttapercha
Instrumen Pelengkap
1 Instrumen Diagnosis
Sonde konvensional, prob periodontal, dan kaca mulut merupakan alat bantu diagnostik pulpa,
Ujung pemampat bawah digunakan untuk memanaskan dan membuang guttapercha, ujung lainnya untuk
Sonde yang digunakan adalah sonde dengan kedua ujung aktif yang berbentuk lurus runcing
tegak lurus atau meudut tumpul. Desain seperti ini dipakai untuk menemukan orifis saluran
akar. Instrumen ini sangat kaku dan jangan dimasukkan ke dalam saluran akar atau tidak
Instrumen glick No.1 digunakan untuk meletakkan tambalan sementara dengan salah satu
ujungnya yang seperti dayung, dan membuang kelebihan guttapercha (dan kemudian
mengkondensasikannya) dengan ujung lain yang telah dipanaskan. Pemampatannya yang bulat
Bur spiral lentulo adalah instrumen yang berbentuk spiral dan diapakai dengan handpiece
berkecepatan lambat. Instrumen ini dipakai untuk memasukkan semen atau pasta saluran akar.
Hendaknya digunakan hatihati jangan sampai semen saluran akar keluar dari apeks. Instrumen
ini harus selalu diputar agar tidak menyangkut di dalam saluran akar yang mungkin
Teknik lateral adalah teknik yang paling popular digunakan inti dari teknik ini adalah
penempatan cone gutta percha dalam canal kemudian mennyesuaikan dengan dinding canal
dibawah tekanan menggunakan spreader. Teknik ini adalah teknik yang paling sering
digunakan kecuali bengok yang berlebihan pada saluran akar dan bentuk abnormal dari saluran
Tahapan obturasi:
1. Setelah preparasi saluran akar selesai dipilih master guttapercha, yang paling besar dan
cocok untuk daerah panjang kerja. Satu gutta percha harus mengalami tugback dengan
2. Setelah selesai, lakukan radiografi untuk memastikan cone tersebut masuk dan cocok
dengan sauran akar, kemudian lepaskan lalu kemudian masukan NaOCL.apabila cone
tersebut memiliki panjan yang diperkirakan melebihi dari gutta percha yang telah di
4. Lakukan pengadukan semen sealer dengan spatula untuk mengecek konsistensi yang
mana konsistensi tersebut harus lembut. setelah itu lumasi guttapercha dengan sealer
tersebut.
5. Setelah itu keringkan saluran akar dengan paper point dan masukan sealer kedaman
6. Lakukan hal ini berkali-kali dengan cone yang telah di lumuri gutta percha setiap satu
cone gunakan spreader lalu tekan kearah lateral lalu masukan lagi cone yang lain
sampai saluran akar tersebut penuh dengan cone bersama spreader setelah itu angkat
spreader dengan cara memutar kedepan dan kebelakang ini membuat jarak antara lateral
ke master cone.
7. Letakan jarak yang telah dibuat disebelah master cone dan acecsori cone sampai
8. Bagian yang menjulur keluar dapat di buang dengan instumen yang panas.
1. Ini adalah teknik yang paling sering di gunakan dalam kebanyakan kasus yang umum
2. Teknik ini juga mencegah terjadinya overfilling dengan panjan control selama kondensasi
Kerugian kemungkinan saluran akar tidak terisi karena perbedaan cone secara efisien