Laporan 1 - Ctenocephalides Felis
Laporan 1 - Ctenocephalides Felis
Laporan 1 - Ctenocephalides Felis
Hari, tanggal :
1. Mikroskop
2. Preparat awetan
Cara Kerja :
1. Nyalakan mikroskop
2. Letakkan preparat awetan Ctenocephalides felis di atas meja mikroskop
3. Perparat pada meja mikroskop dijepit agar tidak mudah di geser-geser
4. Periksa dbawah mikroskop dengan perbesaran 10X40
5. Focus diatur agar bisa diamati
6. Ctenocephalides felis yang terlihat diamati dan digambar
Morfologi :
Kutu jenis ini memiliki ciri-ciri tidak bersayap, memiliki tungkai panjang, dan koksa-
koksa sangat besar, Tubuh gepeng di sebelah lateral dilengkapi banyak duri yang mengarah
ke belakang dan rambut keras, Sungut pendek dan terletak dalam lekuk-lekuk di dalam
kepala, Bagian mulut tipe penghisap dengan 3 stilet penusuk, Metamorfosis sempurna (telur-
larva-pupa-imago), Telur tidak berperekat, abdomen terdiri dari 10 ruas, Larva tidak
bertungkai kecil, dan keputihan, Memiliki 2 ktinidia baik genal maupun prenatal.
Ctenocephalides felis dibedakan dari kutu lain dengan ctenidia karakteristik, atau sisir, tetapi
memiliki ctenidium pronotal dan ctenidium genal dengan lebih dari 5 gigi. Morfologi kutu
kucing adalah mirip dengan kutu anjing, canis Ctenocephalides, tetapi kutu kucing memiliki
karakteristik dahi miring. Tibia belakang juga berbeda dari spesies loak lainnya dalam hal ini
tidak memiliki gigi apikal luar. Semua anggota ordo Siphonaptera memiliki otot yang kuat
berisi bresilin, protein sangat elastis, di kaki mereka, yang memungkinkan kutu melompat
setinggi 33 cm.Larva kutu mirip belatung kecil dengan bulu pendek dan rahang untuk
mengunyah. Kepompong hidup terbungkus dalam kepompong sutra-puing bertaburan
Perbedaan antara jantan dan betina dapat dilihat dari struktur tubuhnya, yaitu jika
jantan pada ujung posterior bentuknya seperti tombak yang mengarah ke atas dan antenna
lebih panjang, sedangkan tubuh betina berakhir bulat dan antenna nya lebih pendek dari
jantan Kutu kucing ini berwarna coklat kemerahan sampai hitam, dengan betina yang warna
nya sedikit berbeda. Selain dari sedikit perbedaan dalam ukuran dan warna, fitur utama
lainnya membedakan antara jantan dan betina adalah adanya kompleks, alat kelamin
berbentuk bekicot pada laki-laki.
Siklus Hidup
1. Tahap Telur
Telur berukuran panjang 0,5 mm, oval dan berwarna keputih-putihan. Perkembangan telur
bervariasi tergantung suhu dan kelembaban. Pinjal betina biasanya mengeluarkan telur
sampai dua puluh butir setiap periode bertelurnya.Telur menetas menjagi larva dalam waktu
2 hari atau lebih, dibawah kondisi yang optimum yaitu suhu 27oC dengan kelembaban 75.
2. Larva
Larva yang muncul bentuknya memanjang, langsing seperti ulat. Ruas abdomen terakhir
mempunyai dua tonjolan kait yang disebut anal struts, berfungsi untuk memegang pada
substrat atau untuk lokomosi. Larva berwarna kuning krem dan sangat aktif, dan menghindari
cahaya. Larva mempunyai mulut untuk menggigit dan mengunyah makanan yang bisa berupa
darah kering, feses dan bahan organik lain yang jumlahnya cukup sedikit. Larva dewasa
panjangnya sekitar 6 mm. Larva berkembang terus menerus dalam satu sampai dua minggu.
3. pupa
Stadium pupa mempunyai tahapan yang tidak aktif atau makan, dan berada dalam kokon
yang tertutupi debris dan debu sekeliling. Stadium ini sensitive terhadap adanya perubahan
konsentrasi CO2 di lingkungan sekitarnya juga terhadap getaran. Adanya perubahan yang
signifikan terhadap kedua factor ini, menyebabkan keluarnya pinjal dewasa dari kepompong.
4. Dewasa
Pinjal dewasa keluar dari kepompongnya waktu mereka merasa hangat, getaran dan karbon
dioksida yang menandakan ada host di sekitarnya. Setelah mereka loncat ke host, pinjal
dewasa akan kawin dan memulai siklus baru.
Habitat : Dapat di temukan pada daerah yang berbulu lebat seperti pada bagian leher
Diagnosa : Adanya kotoran seperti butiran pasir di antaran bulu kucing
Penyakit : Rasa gatal yang yang hebat, radang kulit (flea bites dermatitis) karena air liur
parasite. .Gigitan kutu kucing kepada manusia muncul yang merupakan benjolan
mungil berwarna merah yg terasa gatal. Benjolan ini rata-rata muncul di
pergelangan kaki & kaki sektor bawah. Kalau alergi pada air liur kutu, sehingga
seorang bakal mengalami reaksi alergi. Benjolan sanggup beralih jadi ruam.
Menggaruk daerah yg gatal justru berpotensi menyebabkan infeksi bakteri
sekunder.
Hasil :