0% found this document useful (0 votes)
98 views30 pages

Isi Proposal

This document discusses the analysis of the effects of losses on the efficiency of a 30 MVA 70/20 kV step-down transformer using ETAP 16.0 software at the Bukit Siguntang Main Substation. It begins with an introduction that discusses the importance of transformers in electricity distribution in Indonesia. It then discusses the objectives, which are to calculate transformer losses during loading and determine efficiency based on the losses. The methodology involves literature review, site surveys, and interviews. The analysis will focus on calculating losses and efficiency of the 70/20 kV step-down transformer at Bukit Siguntang Main Substation.

Uploaded by

khoirun yassir
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
98 views30 pages

Isi Proposal

This document discusses the analysis of the effects of losses on the efficiency of a 30 MVA 70/20 kV step-down transformer using ETAP 16.0 software at the Bukit Siguntang Main Substation. It begins with an introduction that discusses the importance of transformers in electricity distribution in Indonesia. It then discusses the objectives, which are to calculate transformer losses during loading and determine efficiency based on the losses. The methodology involves literature review, site surveys, and interviews. The analysis will focus on calculating losses and efficiency of the 70/20 kV step-down transformer at Bukit Siguntang Main Substation.

Uploaded by

khoirun yassir
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 30

Judul : ANALISA PENGARUH RUGI-RUGI TERHADAP

EFISIENSI TRANSFORMATOR STEP DOWN 30 MVA


70/20 KV MENGGUNAKAN ETAP 16.0 DI GARDU
INDUK BUKIT SIGUNTANG

Bidang Ilmu : Teknik Listrik

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki wilayah geografi yang luas,
ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam kemajuan energi yang
ada. Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi para pelanggan, PT. PLN
(Persero) sebagai perusahaan yang diberikan tugas dan wewenang dalam
mengelola usaha mencakup ketenagalistrikan di Indonesia yang terdiri dari
pembangkit, transmisi dan distribusi sampai dengan penjualan dan pelayanan
pelanggan.

Salah satu faktor terpenting dalam pendistribusian tenaga listrik adalah


keandalan transformator, baik transformator step-up maupun transformator step-
down. Dalam proses pengiriman daya dari pembangkit ke konsumen, transformator
digunakan sebagai penaik dan penurun tegangan, tegangan dari pembangkit 70 KV
dinaikkan menjadi 150 KV pada sistem transmisi sebelum diturunkan lagi pada
sistem jaringan distribusi dan sistem jaringan tegangan rendah. Setiap
trasnformator memiliki tingkat kapasitas yang berbeda.

Dalam pengoperasian atau penggunaan peralatan dalam sistem tenaga listrik.


Diperlukanlah yang namanya tingkat keandalan yang harus dicapai, salah satunya
adalah memastikan transformator bekerja dengan tingkat kerja yang sesuai saat
melakukan penyaluran beban, kerja dari transfomator dalam penyaluran terhadap
beban mengalami yang namanya rugi-rugi. Rugi rugi tersebut tentunya
mempengaruhi faktor kerja dari transfomator itu sendiri. Berdasarkan kondisi
tersebut, penulis berinisiatif mengambil judul “Analisa Pengaruh Rugi-Rugi
Terhadap Efisiensi Transformator Step Down 30 MVA 70/20 KV
Menggunakan ETAP 16.0 di Gardu Induk Bukit Siguntang”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam penulisan laporan ini adalah:
1. Bagaimana menghitung rugi-rugi transformator dengan cara manual dan
menggunakan aplikasi ETAP 16.0 pada saat pembebanan?
2. Bagaimana menghitung besar efisiensi transformator dengan rugi-rugi yang
didapat?

1.3 Tujuan dan manfaat

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :

1. Mengetahui dan menghitung rugi-rugi dari transformator pada saat


pembebanan pada transformator di Gardu Induk Bukit Siguntang.
2. Mengetahui efisiensi pada transformator akibat rugi-rugi yang ada pada
transformator.

1.3.2 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah :

1. Dapat menjelaskan perhitungan rugi-rugi transformator pada saat


pembebanan pada transformator di Gardu Induk Bukit Siguntang.
2. Dapat menjelaskan dan memberikan informasi kepada perusahaan tentang
efisiensi dari transformator tersebut.
1.4 Metodologi Penulisan
Dalam penulisan laporan akhir ini metode yang digunakan penulis adalah
sebagai berikut:

1.4.1 Referensi
Penulis mencari buku – buku, dan artikel di internet yang berkaitan dengan
pengaruh beban terhadap efisensi generator.

1.4.2 Observasi
Penulis melakukan survei ke PT. PLN (Persero) Gardu Induk Bukit Siguntang
untuk mendapatkan data – data yang diperlukan dalam penulisan laporan ini.

1.4.3 Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan pegawai PT. PLN (Persero) pada Gardu
Induk Bukit Siguntang.

1.5 Batasan Masalah


Karena ruang lingkup permasalahan sangat luas, dalam laporan akhir ini, penulis
membatasi pembahasan pada Analisa Pengaruh Rugi-Rugi Transformator Step Down
70/20 KV Menggunakan ETAP 16.0 di Gardu Induk Bukit Siguntang.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Penjelesan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat , ,
batasan masalah metodologi penulisan dan sitematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi teori – teori dasar dan teori pendukung lainnya yang
berkaitan dengan masalah pada laporan akhir ini.
BAB III KEADAAN UMUM
Pada bab ini menjelaskan tentang keadaan Transformator di Gardu Induk Bukit
Siguntang.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab pembahasan berisi hasil analisa dan perhitungan dari rugi – rugi
transformator dan efisiensi terhadap beban.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai pokok permasalahan yang
telah dibahas pada bab sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui
suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet.
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaannya dalam sistem tenaga memungkinkan dipilihnya tegangan
yang sesuai dan ekonomis untuk tiap tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan
tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh. Dalam bidang elektronika,
transformator digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dan
beban, untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkaian yang lain untuk menghambat
arus searah sambil tetap melalukan arus bolak balik antara rangkaian. Dalam bidang
tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi :

1.Transformator daya

2.Transformator distribusi

3.Transformator pengukuran: yang terdiri dari transformator arus dan transformator


tegangan.1

2.2 Prinsip Kerja Transformator

Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan daya listrik dari suatu
rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik dua macam keadaan.2
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat

1
Zuhal. 2000. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Eletronika Daya. Hlm.43
2
Wiharja, Ujang. 2009. Transformator. Hlm.9.
induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara
magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-
balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk
jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan
primer maka di kumparan primer terjadi induksi (selfinduction) dan terjadi pula induksi
di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut
sebagai induksi bersama (mutualinduction) yang menyebabkan timbulnya fluks
magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian
sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara
magnetisasi).

e = (-) N (Volt)........................................................ (2.1)
dt

Dimana : e = gaya gerak listrik (Volt)

N = jumlah lilitan


= perubahan fluks magnet (weber/sec)
dt

Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika,
transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk
menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian.
Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk mengurangi
reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian magnetis (common magnetic circuit).
2.3 Bagian-Bagian Transformator3
Komponen utama transformator tenaga terdiri dari bagian-bagian diantaranya:
inti besi, kumparan transformator, minyak transformator, bushing, tangki konservator,
peralatana Bantu pendinginan transformator, tap changer dan alat pernapasan
(dehydrating breather). Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik
yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-
lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi)
yang ditimbulkan oleh Eddy Current. Kumparan transformator adalah beberapa lilitan
kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut
terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti
besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan
lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus. Bagian
bagiannya adalah :
2.3.1 Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang
membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari
kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi
maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan
lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

Gambar 2.1 Kumparan trasnformator

3
Solikhudin, M. 2010. Studi Gangguan. Hlm.4.
2.3.2 Inti Magnetis

Gambar 2.2 Inti Magnetis


Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-
lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi
besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
2.3.3 Minyak Transformator

Gambar 2.3 Minyak transformator


Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan
sebagai isolasi dan pendingin pada transformator. Sebagai bagian dari bahan isolasi,
minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan tegangan tembus, sedangkan
sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang
ditimbulkan, sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan
mampu melindungi transformator dari gangguan. 4
2.3.4 Bushing

Gambar 2.4 Bushing


Bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator merupakan alat
penghubung antara kumparan transformator dengan jaringan luar. Bushing sekaligus
berfungsi sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator.
2.3.5 Tangki Konservator

Gambar 2.5 Tanki konservator


Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara
akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai

4
http://www.info-elektro.com/2013/06/minyak-transformator-sebagai-pendingin.html
diakses pada tanggal 25-03-2018 pukul 12.15
bucholzt yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan minyak . Untuk menjaga
agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui
saluran pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering
disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.
2.3.6 Pendingin Transformator

Gambar 2.6 Pendingin transformator


Peralatan Bantu Pendinginan Transformator berfungsi untuk menjaga agar
transformator bekerja pada suhu rendah. Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan
timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Maka panas tersebut mengakibatkan kenaikan
suhu yang berlebihan, ini akan merusak isolasi, maka untuk mengurangi kenaikan suhu
yang berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi dengan alat atau sistem
pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator. Secara alamiah media
pendingin (minyak isolasi) mengalir karena perbedaan suhu tangki minyak dan sirip-
sirip transformator (Radiator). Untuk mempercepat pendinginan transformator
dilengkapi dengan kipas yang dipasang di radiator transformator dan pompa minyak
agar sirkulasi minyak lebih cepat dan pendinginan lebih optimal.
2.3.7 Tap Changer

Gambar 2.3.7 Tap changer


Tap Changer berfungsi untuk menjaga tegangan keluaran yang diinginkan dengan
input tegangan yang berubah-ubah. Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan
nominalnya sesuai ketentuan, tapi pada saat operasi dapat saja terjadi penurunan
tegangan sehingga kualitasnya menurun, untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar
tegangan selalu pada kondisi terbaik, konstan dan berkelanjutan. Ditinjau dari cara
pengoperasiannya, tap changer terdiri dari dua tipe yaitu onload yang bekerja secara
otomatis jika merasakan tegangan kurang/lebih dan off-load yang dapat dipindah tap
hanya jika trafo tidak berbeban/bertegangan.
2.3.8 Alat Pernapasan (Dehydrating Breather)

Gambar 2.8 Alat pernapasan transformator


Alat pernapasan (Dehydrating Breather). Sebagai tempat penampungan pemuaian
minyak isolasi akibat panas yang timbul, maka minyak ditampung pada tangki yang
sering disebut sebagai konservator. Pada konservator ini permukaan minyak
diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan udara, karena kelembaban udara yang
mengandung uap air akan mengkontaminasi minyak walaupun proses
pengkontaminasinya berlangsung cukup lama. Untuk mengatasi hal tersebut, udara
yang masuk kedalam tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan
suatu media penghisap kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica gel.
Kebalikan jika trafo panas maka pada saat menyusut maka akan menghisap udara dari
luar masuk kedalam tangki dan untuk menghindari terkontaminasi oleh kelembaban
udara maka diperlukan suatu media penghisap kelembaban yang digunakan biasanya
adalah silica gell, yang secara khusus dirancang untuk maksud tersebut diatas.
2.4 Transformator Tanpa Beban
Transformator disebut tanpa beban jika kumparan sekunder dalam keadaan
terbuka (Open Circuit) perhatikan gambar 2.1.

Gambar 2.9 Transformator Tanpa Beban


Dalam keadaan ini, arus i0 yang mengalir pada kumparan primer adalah sangat
kecil. Arus ini disebut arus primer tanpa beban atau arus penguat. Arus i0 adalah terdiri
dari arus pemagnit (iM) dan arus tembaga (iC).
Arus iM inilah yang menimbulkan flux magnit bersama yang dapat
mengakibatkan timbulnya rugi histerisis dan rugi eddy current (arus pusar). Rugi
histerisis dan rugi eddy current inilah yang menimbulkan rugi inti sedangkan adanya
arus tembaga akan menimbulka rugi tembaga. Secara vektoris hubungan antara arus
penguat, flux magnit bersama dan gaya gerak listrik primer.

Gambar 2.10 Hubungan antara I0𝜱 dan E1

Adanya arus i0 = IM. Sin ωt yang mengalir melalui kumparan primer, pada
kumparan primer timbul flux magnit yang sephase dengan i0 dan secara matematis
dituliskan :

𝜱 = 𝜱M . Sin ωt .........................................................................(2.2)

Menurut Faraday, suatu kumparan (XM) yang mendapat pengaruh flux magnit
yang berubah-ubah, maka di ujung-ujung kumparan tersebut akan timbul gaya gerak
listrik (e) yang menentang terhadap tegangan sumber, yaitu sebesar :

𝑑𝛷
𝑒 = − 𝑑𝑡 ....................................................................................(2.3)

Dengan adanya arus i0 yang mengalir melalui kumparan primer, pada kumparan
primer akan timbul gaya gerak listrik sebesar :

𝑑𝛷
𝑒1 = −𝑁1 𝑑𝑡
𝑑𝛷𝑀 ∙𝑆𝑖𝑛 𝜔𝑡
𝑒1 = −𝑁1 𝑑𝑡
𝑑∙𝑆𝑖𝑛 𝜔𝑡
= −𝑁1 ∙ 𝛷𝑀 ∙ 𝜔 𝑑 𝜔𝑡

= −𝐸𝑀 ∙ 𝐶𝑜𝑠 𝜔𝑡
= −𝐸𝑀 ∙ 𝑆𝑖𝑛 (90° + 𝜔𝑡)........................................................(2.4)
Dimana : e1 = GGL primer
E1 = EM1 = N1 . 2π . f . 𝜱M
= GGL Primer maksimum
Besar tegngan efektif dari gaya gerak listrik Primer adalah :
𝑁1 ∙2𝜋𝑓∙𝛷𝑀
(𝐸𝑒𝑓𝑓 )1 =
√2

= 4,44 ∙ 𝑁1 ∙ 𝑓 ∙ 𝛷𝑀 .............................................................(2.5)
Dimana :
Eeff = satuan dalam volt
f = satuan dalam Hertz atau Cps
𝜱M =satuan dalam Weber

Pada rangkaian sekunder, fluks (𝜱) bersama tadi juga menimbulkan :


𝑑𝛷
𝑒2 = −𝑁2 𝑑𝑡

atau
𝑒2 = −𝐸𝑀 ∙ 𝑆𝑖𝑛 (90° + 𝜔𝑡) ...........................................................(2.6)
Harga efektifnya :
𝑁2 ∙2𝜋𝑓∙𝛷𝑀
(𝐸𝑒𝑓𝑓 )2 =
√2

= 4,44 ∙ 𝑁2 ∙ 𝑓 ∙ 𝛷𝑀 ...........................................................(2.7)

Dengan demikian perbandingan tranformasi antara kumparan primer dan


sekunder adalah :
(𝐸 )1 𝑁
𝑎 = (𝐸𝑒𝑓𝑓 ) = 𝑁1 ..............................................................................(2.8)
𝑒𝑓𝑓 2 2

Harga 𝑎 > 1 disebut trafo step down, dan 𝑎 < 1 disebut trafo step up.
2.5 Keadaan Transformator Berbeban
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, I2 mengalir pada
kumparan sekunder, dimana I2=V2/ZL dengan θ2= faktor kerja beban.

Gambar 2.11 Transformator Berbeban


Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2I2 yang cenderung
menentang fluks (𝜱) bersama yang telah ada akibat arus pemagnitan IM. Agar fluks
bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I’2, yang
menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang
mengalir pada kumparan primer menjadi :
I1 = I0 + I’2.............................................................................................(2.9)
Bila rugi besi diabaikan IC diabaikan maka I0=IM
I1 = IM + I’2 ..........................................................................................(2.10)
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
pemagnetan IM saja, berlaku hubungan :
N1IM = N1I1 – N2I2
N1IM = N1 (IM +I’2) – N2I2...................................................................(2.11)
Hingga N1I’2 = N2I2
Karena nilai IM dianggap kecil maka I’2 = I1
Jadi, N1I1 = N2I2 atau I1/ I2 = N2/ N1................................................................(2.12)
2.6 Menentukan Parameter Transformator
Parameter transformator yang terdapat pada model rangkaian (rangkaian
ekivalen) Rc, XM, Rek, dan Xek, dapat ditentukan besarnya dengan dua macam
pengukuran (test) yaitu pengukuran beban nol dan pengukuran hubungan singkat.
2.6.1 Pengukuran Beban Nol
Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan Vı, seperti telah diterangkan terdahulu maka hanya I0 yang mengalir.

Gambar 2.12 Parameter pengukuran beban nol


Dari pengukuran daya yang masuk (Pı), arus I0 dan tegangan Vı akan diperoleh
harga :
Rc = V12/P1
Z0 = V1/I0 = (jXmRc) / (Rc + jXm) .....................................................(2.13)
Dimana :
Z0 = impedansi inti
XM = reaktansi pemagnit
I0 = Arus tanpa beban,
Rc = hambatan inti
2.6.2 Pengukuran Hubungan Singkat
Hubungan singkat berarti impedansi beban ZL diperkecil menjadi nol, sehingga
hanya impedensi Zek = Rek + jXek yang membatasi arus. Karena harga Rek dan Xek
ini relative kecil, harus dijaga agar tegangan yang masuk (Vhs) cukup kecil sehingga
arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal. Harga I0 akan relative kecil bila
dibandingkan dengan arus nominal, sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan.

Gambar 2.13 Pengukuran Trafo Hubung Singkat


Dengan mengukur tegangan Vhs, arus Hhs, dan daya Phs, akan dapat dihitung
parameter:
Rek = Phs/(Hhs)²
Zek = Vhs/His = Rek + jXek
Xek = √(Z²ek - R²ek) ...........................................................................(2.14)
Dimana :
Rek = hambatan ekivalen
Zek = impedansi ekivalen
Xek = reaktansi ekivalen.
2.6.3 Rangkaian Pengganti Transformator
Pada tes hubungan terbuka, telah dijelaskan bahwa dengan adanya tegangan
primer U1, maka akan terjadi I0 yang dapat diuraikan menjadi Im dan Ih+e
Gambar 2.14 Bagian Im dan Ih+e
Im : harga arus yang efektif dalam pembentukan magnit.
Ih+e : harga arus yang membentuk rugi-rugi besi dalam pembentukan magnit.
Dari gambar 2.6 di ata, Im dan Ih+e dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.15 Rangkaian R0 dan X0


Pada transformator tidak berbeban pada kumparan primer akan mengalir arus
sebesar I0.
U1 = I0 (R0 + jX0) + I0 (R1 + jX1) .........................................................(2.15)
Rangkaian primer dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.16 Rangkaian Pengganti Primer


Jika kumparan sekunder dihubungkan dengan beban Z, dengan Z = (R + jX),
maka pada kumparan sekunder mengalir arus I2 yang sumbernya adalah Es
Es = I2 [(R2 + R) + j(X2 + X)] ..............................................................(2.16)

Gambar 2.17 Rangkaaian Pengganti Sekunnder


Rangkaian ekivalen sekunder di atas dapat disambungkan dengan rangkaian
primer bila harga Es =Ep
Untuk menjadikan Es =Ep, maka harga Es dikalikan a atau Ep dibagi dengan a
tergantung dari harga tersebut dibawa ke primer atau ke sekunder.
Apabila harga-harga GGL induksi dibawa ke sekunder Ep’ menjadi Ep/a.
Akibatnya seluru harga kumparan primer berubah, dan berlaku rumus-rumus :
Ep’ = Es = Ep/a .....................................................................................(2.17)
I1’ = a . I1 .............................................................................................(2.18)
U1’ = U1/a.............................................................................................(2.19)
R1’ = R1/a..............................................................................................(2.20)
X1’ = X1/a..............................................................................................(2.21)
R0’ = R0/a2.............................................................................................(2.22)
X0’ = X0/a2.............................................................................................(2.23)

Gambar 2.18 Rangkaian pengganti primer dibawa ke sekunder

Oleh karena besarnya arus tanpa beban sedikit sekali pengaruhnya terhadap
drop tegangan maka digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.19 Rangkaian pengganti pendekatan primer dibawa ke sekunder


Apabila harga sekunder dipindahkan ke primer, berlaku rumus-rumus
E’S = aES...............................................................................................(2.24)
I’1 = I2/a................................................................................................(2.25)
U’2 = aU2..............................................................................................(2.26)
R’2 = a2R2.............................................................................................(2.27)
X’2 = a2X2.............................................................................................(2.28)
Z’ = a2Z................................................................................................(2.29)

Dari data-data pemindahan diatas, kita bisa menggambarkan rangkaian


pengganti dan rangkaian pendekatan sekunder dibawa ke primer.

2.7 Daya Aktif, Daya Semu, dan Daya Reaktif


27.1 Daya Aktif
Daya aktif atau daya nyata dirumuskan dengan VI cos θ dengan simbol P dalam
satuan watt (W), kilo watt (KW), mega watt (MW). Jadi,
Untuk 1 Phasa : P = V x I x Cos θ .....................................................................(2.30)5
Untuk 3 Phasa : P =√3 VL x IL x Cos θ ..............................................................(2.31)6

2.7.2 Daya Semu


Perkalian tegangan V dengan arus I dalam kedua besaran ini dalam bentuk
bilangan kompleks adalah VI* yang dinamakan daya semu dengan simbol S dalam
satuan volt ampere (VA), kilo volt ampere (KVA), mega volt ampere (MVA). Arus I*
adalah arus konjugate dari I. Jadi,
S = √3 . VI........................................................................................................(2.32)

5
Subir, Ray.2007.Electrical Power System. Hlm.17.
6
Stevenson, William D. 1994. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Hlm.28.
2.7.3 Daya Reaktif
Daya reaktif atau daya khayal dirumuskan dengan S sin θ atau VI sin θ dengan
simbol Q, dalam satuan volt ampere reaktif (VAR), kilo volt ampere reaktif (KVAR),
mega volt ampere reaktif (MVAR). Jadi,
Q= √3 . S sin θ = √3 . VI sin θ......................................................................(2.33)

2.8 Rugi-rugi Transformator


Rugi – rugi transformator terbagi menjadi dua antara lain sebagi berikut:
2.8.1 Rugi Variabel
Rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga PCU = I2R. Karena
arus beban berubah-ubah, rugi tembaga juga tidak tetap tergantung pada beban.
Pcu = I12R1..........................................................................................................(2.34)

Pcu = I22R2..........................................................................................................(2.35)

Dengan demikian rugi tembaga total :


Pcu = Pcu1+ Pcu2
= I12R1 + I22R2............................................................................................(2.36)
Karena I2 = a I1, maka persamaan dapat juga ditulis dengan
Pcu = I12R1 +(a I1)2 R2
= I12(R1 + a2 R2)

= I12 Rek1

atau dapat dutulis


Pcu = I22 Rek2.....................................................................................................(2.37)

Jumlah total rugi-rugi pada transformator adalah :


Prugi total = Rugi-rugi Cu + Rugi inti.............................................................(2.38)
Besarnya rugi-rugi tembaga pada setiap perubahan beban dapat ditentukan dengan
persamaan :
S 2
Pt2 = (S2 ) × Pt1 ..............................................................................................(2.39)
1

Keterangan :
Pt2 = Rugi-rugi tembaga pada saat pembebanan tertentu.
Pt1 = Rugi-rugi tembaga beban penuh.
S2 = Beban yang dioperasikan
S1 = Nilai pengenal

Daya Output
Daya Input
Rugi Tetap
Rugi Variabel

A B C

Gambar 2.20 Rugi-rugi Transformator

listrik = 𝐵𝐶 𝑥 100% .......................................................................................(2.40)


mekanik = 𝑩𝐴 𝑥 100% ...................................................................................(2.41)
Trafo listrik mekanik = 𝑪 𝑥 𝐵 = 𝐶 = 𝑃𝑜 .......................................(2.42)
𝐵 𝐴 𝐴 𝑃𝑖𝑛

2.8.2 Rugi Tetap


Rugi tetap terdiri atas :
a. Rugi histerisis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak-balik pada inti besi.
Ph = Kh . f . Bmaks watt ...............................................................................(2.43)
Dimana :
Kh = konstanta
Bmaks = fluks maksimum (weber)
Gambar 2.21 Lingkaran Histerisis
b. Rugi ‘Arus Eddy’, yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada besi inti.
Pe = Ke2 . f2 . Bmals......................................................................................(2.44)
Jadi, rugi besi (rugi inti) Pi = Ph + Pe.........................................................(2.45)

2.9 Efisiensi Transformator


Efisiensi transformator adalah perbandingan antara keluaran daya yang berguna
dan masuk daya total. Karena masukan ke transformator sama dengan keluaran daya
yang berguna ditambah kerugiannya, maka persamaan efisiensi dapat ditulis dalam
bentuk sebagai berikut :
Daya keluaran = daya input - kerugian
daya keluaran
Persen efisiensi = x100%
daya masukan
daya masukan−kerugian
= x100% ..................................(2.46)
daya masukan

Dari persamaan di atas, jelaslah bahwa efisiensi transformator dapat ditentukan


untuk estiap beban dengan pengukuran langsung daya masukannya dan daya
keluarannya.

2.9.1 Efisiensi Terhadap Perubahan Beban


V2 Cos φ
η= Pi...................................................................................(2.47)
V2 Cos φ+I2 R2ek +
I2
Agar efisiensi maksimum
𝑑 𝑃𝑖
(𝐼2 𝑅2𝑒𝑘 + ) = 0
𝑑𝐼2 𝐼2

𝑃𝑖
Jadi, 𝑅2𝑒𝑘 = 𝐼2

𝑃𝑖 = 𝐼2 2 𝑅2𝑒𝑘 = 𝑃𝑐𝑢
Artinya, untuk beban tertentu efisiensi maksimum terjadi ketika rugi tembaga = rugi
inti.
Untuk menentukan besarnya beban yang dioperasikan pada saat efisiensi maksimum ,
berlaku :
Rugi−rugi besi
Wef maks = √Rugi−rugi tembaga beban penuh x Beban penuh ................................(2.49)

2.9.2 Perubahan Efisiensi Terhadap Paktor Kerja (cosΦ) Beban


𝛴𝑟𝑢𝑔𝑖
𝜂 = 1−𝑉𝐼 .....................................................................................(2.50)
2 2 𝐶𝑜𝑠𝜑+𝛴𝑟𝑢𝑔𝑖

𝜂 = 1 − 𝛴𝑟𝑢𝑔𝑖 /𝑉2 𝐼2 2.......................................................................................(2.51)


Bila Σrugi/V2I2 = x = konstanta

𝑋
Maka 𝜂 = 1 − ............................................................................(2.52)
cos ∅+𝑋
𝑋/ cos ∅
𝜂 = 1− .............................................................................................(2.53)
𝐼+𝑋 cos ∅

Hubungan antara efisiensi dengan beban pada cos Φ yang berbeda-beda dapat
dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.22 Hubungan antara efisiensi dengan beban pada cos Φ yang berbeda-beda
2.9 Etap
Dalam perancangan dan analisa sebuah sistem tenaga listrik, sebuah software
aplikasi sangat dibutuhkan untuk merepresentasikan kondisi real sebelum sebuah
sistem direalisasikan. ETAP (Electric Transient and Analysis Program) PowerStation
7.0.0 merupakan salah satu software aplikasi yang digunakan untuk mensimulasikan
sistem tenaga listrik.

ETAP mampu bekerja dalam keadaan offline untuk simulasi tenaga listrik,
dan online untuk pengelolaan data real-time atau digunakan untuk mengendalikan
sistem secara real-time. Fitur yang terdapat di dalamnya pun bermacam-macam
antara lain fitur yang digunakan untuk menganalisa pembangkitan tenaga listrik,
sistem transmisi maupun sistem distribusi tenaga listrik.7

Analisa sistem tenaga listrik yang dapat dilakukan ETAP antara lain :
 Analisa aliran daya
 Analisa hubung singkat
 Arc Flash Analysis
 Starting motor
 Koordinasi proteksi
 Analisa kestabilan transien, dll.

2.9.1 Memulai Menjalankan Etap


1. Klik icon ETAP

2. Klik new

7
Multa, Lesnanto dan Restu Prima. 2013. Modul Pelatihan ETAP. Hlm.2.
3. Pilih direktori folder penyimpanan, dan beri nama file

4. Klik OK

5. Maka akan muncul tampilan seperti diatas


ESTIMASI BIAYA

Adapun perincian biaya yang dibutuhkan penulis dalam penyusunan laporan


akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Flashdisc 1 buah Rp. 60.000,-


2. Kertas putih A4 80 gr 2 rim @ Rp. 40.000,- Rp. 80.000,-
3. Tinta print computer Rp. 30.000,-
4. Map plastic 4 buah @ Rp. 6.000,- Rp. 24.000,-
5. Jilid dan pengadaan proposal
 Biaya Fotocopy 2 rangkap @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
 Biaya Jilid 2 buah@ Rp. 3.000,- Rp. 6.000,-
6. Biaya transportasi Rp. 200.000,-
7. Jilid dan pengadaan laporan akhir
 Biaya fotocopy 5 rangkap @ Rp. 10.000,- Rp. 50.000,-
 Biaya Jilid 5 rangkap @ Rp. 40.000,- Rp. 200.000,-
8. CD RW 5 buah @ Rp 7.000,- Rp. 35.000,-
+

TOTAL BIAYA Rp. 695.000,-


Rencana Jadwal Kegiatan

Adapun rencana waktu pelaksanaan sebagai berikut:

Bulan

No. Kegiatan Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pembuatan
1 X X X
Proposal

2 Persiapan X X X X X X X X X

3 Pelaksanaan X X X X X X X

Pembuatan
4 X X X X X X X X X X
Laporan

Pengolahan
5 X X X X
Data

6 Perbaikan X X X X
DAFTAR PUSTAKA

Multa, Lesnanto dan Restu Prima. 2013. Modul Pelatihan ETAP. Yogyakarta.

Solikhun, M. 2010. Studi Gangguan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Steven, William D. 1994. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Jakarta: Erlangga.

Subir, Ray. 2007. Electrical Power System. Pretince Hall Of India Private Limited.

Wiharja, Ujang. 2009. Transformator. Jakarta.

Zuhal, 1988, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Jakarta, PT. Gramedia.

http://www.info-elektro.com/2013/06/minyak-transformator-sebagai-
pendingin.html

You might also like