Uji Fisikokimia Minyak Tanaman
Uji Fisikokimia Minyak Tanaman
Uji Fisikokimia Minyak Tanaman
Biokimia Tanaman
Abstract
Fats and oils are the largest and most important part of the lipid group,
which is the main food component of living organisms. Fats and oils are
important to humans because of the essential fatty acids in them that are used to
satisfy dissolving vitamins A, D, E, and K. However, oil can also cause a decrease
in the quality of food that will have adverse effects on the body when the oil is
rancid because chemically the oil structure has undergone a change. Such as
irritation of the digestive tract, diarrhea, cancer growth in the liver and swelling
of organs, especially liver and kidney. One of the factors causing rancidity is the
process of heating oil that is done repeatedly so that hydrolysis and oxidation that
can affect the decrease in the degree of acidity. Therefore, a physiochemical test
was conducted to determine the acid-base properties of the coconut oil by
measuring its pH using indicator pH. The result is a pure coconut oil having a pH
of 6 whereas rancid coconut oil has a pH of 5. This means rancid oil has a pH
more acidic than unused oil (virgin coconut oil).
Abstrak
Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok
lipid, yaitu sebagai komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak dan
minyak penting bagi manusia karena adanya asam-asam lemak esensial di
dalamnya yang digunakan untuk memenuhi melarutkan vitamin A, D, E, dan K.
Akan tetapi, minyak dapat pula menyebabkan penurunan kualitas pada makanan
yang akan membawa dampak buruk bagi tubuh yaitu ketika minyak tersebut
mengalami ketengikan karena secara kimia struktur minyak sudah mengalami
perubahan. Seperti misalnya iritasi pada saluran pencernaan, diare, pertumbuhan
kanker dalam hati dan pembengkakan organ, khususnya hati dan ginjal. Salah satu
faktor penyebab ketengikan yaitu proses pemanasan minyak yang dilakukan
berulang kali sehingga mengalami hidrolisis maupun oksidasi yang dapat
berpengaruh pada penurunan kadar derajat keasaman. Oleh karena itu, dilakukan
uji fisiokimia untuk mengetahui sifat asam-basa pada minyak kelapa tersebut
dengan mengukur pHnya menggunakan pH indikator. Hasilnya adalah minyak
kelapa murni memiliki pH yaitu 6 sedangkan minyak kelapa tengik memiliki pH
5. Hal ini berarti minyak tengik memiliki pH lebih asam daripada minyak yang
belum terpakai (minyak kelapa murni).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengtahui sifat asam-basa pada minyak
kelapa baik yang murni maupun tengik.
Metode
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ekofisiologi dan Nutrisi
Tanaman pada hari Kamis, 08 Maret 2018 pukul 09.50 – 11.30 WITA. Alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pipet tetes, wadah (botol air
mineral), tabung reaksi, minyak kelapa murni, minyak kelapa tengik, dan kertas
indikator universal.
Uji sifat asam-basa minyak kelapa ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan,
2. Menyiapkan masing-masing dua tabung reaksi dan dua pipet tetes,
3. Memasukkan kurang lebih 5 ml minyak kelapa murni ke dalam tabung reaksi
1, dan kurang lebih 5 ml pula minyak kelapa tengik ke dalam tabung reaksi 2.
Hal ini dilakukan dengan bantuan pipet tetes yang berbeda pada setiap tabung
reaksi.
4. Memasukkan kertas indikator pH universal pada masing-masing tabung reaksi
tersebut,
5. Mendiamkan selama 30 detik dan amati perubahan warna yang terjadi,
6. Mencocokkan perubahan warna pada kertas indikator pH universal dengan
sampel pH pada wadah kertas indikator pH tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa minyak kelapa
tengik memiliki pH lebih rendah dibandingkan minyak kelapa murni, yang
menunjukkan bahwa minyak tengik mengalami penurunan kualitas dari keadaan
netral menjadi asam.
Daftar Pustaka
Ayu Afifa. 2016. Pengaruh Penggunaan Berulang Minyak Goreng Terhadap
Peningkatan Kadar Asam Lemak Bebas Dengan Metode Alkalimetr. Cerata
Journal Of Pharmacy Science. Klaten
Mulyati, Ana Tri, dkk. 2015. Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap Kualitas
Minyak Goreng Kemasan Kelapa Sawit. Jurnal Wiyata. Kediri
Suroso, Asri Sulistijowati. 2013. Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau
dari Bilangan Peroksida, Bilangan Asam dan Kadar Air. Pusat Biomedis
dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI.
Lampiran