Kualitas Batugamping Berdasarkan Analisis Klasifikasi Geomekanik Di Goa Seropan, Gunung Kidul, Yogyakarta
Kualitas Batugamping Berdasarkan Analisis Klasifikasi Geomekanik Di Goa Seropan, Gunung Kidul, Yogyakarta
Kualitas Batugamping Berdasarkan Analisis Klasifikasi Geomekanik Di Goa Seropan, Gunung Kidul, Yogyakarta
ABSTRACT
Seropan cave is one of the caves in Semanu sub District, located in the karst region, Gunung Kidul,
Yogyakarta. Based on reserach of Karlsruhe Institut of Teknology (KIT) German, is known underground
river in the cave is very potential to be developed. Underground dams and micro hydro installations built
to pump water upwards the river. These are used as raw water for daily needs and irrigation in the surface.
For this purpose it is necessary to study the stability of the rock mass in the cave Seropan. The stability
of a tunnel or cave is heavily influenced by geological and non-geological factors. The most dominant
geological factors in general are geological structures, can be muscular or fault, the type of rock and rock
mass quality.The rocks at the cave Seropan in general are limestones. Based on rock mass classification
of Rock Mass Rating (Bieniawski, 1989) otherwise known as the geomechanics classification, these rocks
are included in class III and class IV. These rocks include moderate to bad quality. Until now the cave
conditions remained relatively stable and secure. This is due to the naturally formed cave. The process of
distribution of stresses around the cave coincided with the formation of caves and takes place in a relatively
long time. However, in some parts of the cave should be because the effect of fractures can lead to collapse
of the roof of the cave.
ABSTRAK
Goa Seropan adalah salah satu goa di Kecamatan Semanu yang berada di kawasan karst Gunung Kidul
Yogyakarta. Dari hasil penelitian Karlsruhe Institut of Teknology (KIT) Jerman, sungai bawah tanah di goa
tersebut sangat potensial untuk dikembangkan sehingga dibuat suatu bendungan bawah tanah dan
instalasi mikrohidro, untuk memompa air sungai tersebut keatas. Air yang telah dipompa tersebut
dimanfaatkan sebagai air baku kebutuhan sehari-hari dan untuk irigasi di permukaan. Untuk maksud
tersebut maka perlu adanya penelitian stabilitas massa batuan yang ada di goa Seropan. Stabilitas suatu
terowongan atau gua, sangat dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor non-geologi. Faktor geologi yang
paling dominan pada umumnya adalah struktur geologi, dapat berupa kekar maupun sesar, jenis batuan
serta kualitas massa batuan yang ada. Batuan yang ada di goa Seropan pada umumnya adalah
batugamping, berdasarkan Klasifikasi Massa Batuan Rock Mass Rating (Bieniawski, 1989) atau dikenal
sebagai Klasifikasi geomekanika, batuan tersebut termasuk dalam klas III dan klas IV, yang berarti batuan
tersebut termasuk berkualitas sedang sampai jelek. Sampai saat ini kondisi goa relatif tetap stabil dan
aman, hal ini disebabkan karena goa tersebut terbentuknya secara alami sehingga proses redistribusi
tegangan disekitar goa terjadi bersamaan dengan proses pembentukan goa dan berlangsung dalam waktu
yang relatif lama. Meskipun demikian, dibeberapa bagian dari goa tersebut perlu untuk diwaspadai karena
pengaruh dari kekar yang ada dapat mengakibatkan runtuhnya atap goa.
63
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 63 – 74
64
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 63 – 74
Gambar 2. Kondisi salah satu bagian di Kabupaten Gunung Kidul pada saat musim
hujan dan pada saat musim kemarau.
65
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 63 – 74
66
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 63 – 74
67
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 63 – 74
Lorong awal beratap rendah sampai pada terdapat air terjun pertama dengan
suatu ruangan yang lebih besar. Bagian ketinggian sekitar 8 meter. Setelah air
lorong berikutnya dapat diakses dengan terjun pertama ini, lorong masih
berjalan kaki. Panjang lorong dari mulut berlanjut sekitar 200 meter sebelum
goa sampai ke badan sungai bawah berakhir pada air terjun kedua setinggi 9
tanah sekitar 211 meter. Sungai bawah meter. Selanjutnya, aliran air sungai
tanah di goa Seropan ini mempunyai bawah tanah ini berakhir pada sebuah
debit 600 – 800 liter per detik pada sump lagi (Gambar 7).
musim kemarau (Puslitbang SDA, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Institute
Lorong kearah hulu, seluruhnya for Water Resources Management,
terendam air dengan kedalaman antara Hydraulic and Rural Engineering (IWK),
1 meter sampai 1,5 meter. Pada bagian Universitas Karlsruhe Pemerintah
sisi dalam belokan sungai, biasanya air Federasi Jerman di gua Seropan
lebih dalam. Lorong ini berakhir pada dipandang masih belum cukup,
sebuah sump, yaitu lorong goa yang diantaranya masih perlu dilengkapi
seluruhnya terendam air, dari dasar dengan penelitian Geologi Teknik yang
sampai atap. Kearah hilir, kedalaman air lebih teliti, untuk mengetahui kualitas
relatif lebih dangkal, sekitar 0,6 meter dan stabilitas batugamping di gua
sampai kedalaman 1,5 meter. Lorong ini tersebut.
berakhir pada sebuah tempat dimana
Sump
Pintu
masuk
Tidak Bendung
berair
Air Air
terju
Sump
68
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 63 – 74
69
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 63 – 74
70
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 63 – 74
5. Kondisi Airtanah
No Segmen Kondisi Airtanah Bobot / Rating
1 1 Lembab / damp 10
2 2 Lembab / damp 10
3 3 Lembab / damp 10
4 4 Lembab / damp 10
5 5 Lembab / damp 10
6 6 Lembab / damp 10
7 7 Menetes / dripping 4
8 8 Menetes / dripping 4
9 9 Menetes / dripping 4
10 10 Menetes / dripping 4
71
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 63 – 74
Segmen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah bobot 67 62 59 61 59 65 58 56 56 58
Orientasi VUF VUF VF F VF VUF VF VF VUF VF
Adjustment -12 -12 0 -5 0 -12 0 0 -12 0
Bobot Total 55 50 59 56 59 53 58 56 44 58
Klas Batuan III III III III III III III III III III
Keterangan :
VUF : Very UnFavourable, sangat tidak menguntungkan
VF : Very Favourable, sangat menguntungkan
F : Favourable, menguntungkan
72
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 63 – 74
73
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 63 – 74
74