Chart (ARC) Digunakan Untuk Mendapatkan Perencanaan Tata Letak Berdasarkan Derajat Keterkaitan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

80

PERANCANGAN TATA LETAK ULANG (RELAYOUT) PABRIK TERHADAP TINGKAT


PRODUKSI PRODUK BAKSO AYAM
(Studi Kasus Pada Pabrik Bakso UD. Supra Dinasty Denpasar).

Zulkifly Al Haq1, Prof. Ir. Nyoman Semadi Antara, MP., Ph.D.2, Ir. Amna Hartiati, MP.2
1
Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud
1
Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud

ABSTRACT

This study aims to identify the actual condition of the UD. Supra Dynasty Denpasar in
accordance with Good Manufacturing Practices (GMP) and redesigning the layout based on the results of
the study as a recommendation. This study used a descriptive method, namely by providing objective
explanation, comparison, and evaluation as a decision making authority. Data was collected through
observation and interviews at the company. Data are collected, then the method of analysis From-To
Chart is used to find the amount of raw materials that flow load (material flow) required in the
production process in one day. Activity Relationship Chart (ARC) is used to get the layout planning based
on the degree of linkage between space activities and existing facilities. All data have been collected was
analyzed by using software Unequal Area Facility Layout Problems (UA-FLP) to facilitate the
determination of optimum results. The Table of Productivity Cycle Time is used to determine the increase
or decrease in productivity after relayout. The result showed that the new layout of the company could
shorten the distance of material flow from 119,5 to 76,039 meters, and increasing the productivity was
about 61,68%.
Keywords : Good Manufacturing Practice (GMP), relayout, productivity.

PENDAHULUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi aktual perusahaan yang sesuai
dengan Good Manufacturing Practices (GMP) dan merancang ulang tata letak berdasarkan hasil kajian
sebagai suatu rekomendasi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan memberikan penjelasan objektif,
komparasi, dan evaluasi sebagai bahan pengambilan keputusan bagi yang berwenang. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi dan wawancara pada perusahaan. Data dikumpulkan, kemudian metode
analisis From-To Chart (Peta Dari-Ke) digunakan untuk mencari jumlah beban bahan baku yang
mengalir (material flow) yang dibutuhkan pada proses produksi dalam satu hari. Activity Relationship
Chart (ARC) digunakan untuk mendapatkan perencanaan tata letak berdasarkan derajat keterkaitan
antara ruang kegiatan dan fasilitas yang ada. Semua data yang telah terkumpul, digunakan software
Unequal Area Facility Layout Problem (UA-FLP) untuk mempermudah penentuan hasil yang optimum.
Tabel pengamatan waktu siklus produktivitas digunakan untuk mengetahui peningkatan atau penurunan
produktivitas setelah dilakukan relayout.
81

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jarak material flow pada UD. Supra Dinasty Denpasar
dengan layout yang baru berubah dari 119,5 meter menjadi 62,2 meter dan terjadi peningkatan
produktifitas sebesar 61,68 %.
Kata kunci : Good Manufacturing Practice (GMP), tata letak ulang, produktivitas.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap individu
masyarakat. Menurut Hariyadi (2008), dengan semakin meningkatnya status sosial dan pendidikan
masyarakat akan mengakibatkan meningkatnya pula kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mutu,
gizi dan keamanan pangan dalam upaya menjaga kebugaran dan kesehatan masyarakat.
UD. Supra Dinasty Denpasar adalah perusahaan yang didirikan untuk mengolah daging sapi,
ayam dan ikan menjadi beberapa produk seperti bakso, sosis, scallop, nugget dan kaki naga. Penelitian ini
hanya dikhususkan kepada produksi bakso ayam saja karena bakso ayam merupakan produksi terbanyak
di perusahaan. Berdasarkan survei awal, UD. Supra Dinasty memiliki masalah yang berkaitan dengan
sistem proses produksi, seperti halnya bangunan, karyawan, serta banyak perpotongan (intersection) dari
lintas yang ada menyebabkan kemacetan dan memperbesar kemungkinan kontaminasi silang. Saat ini
UD. Supra Dinasty masih merasa produksi belum optimal sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
mengoptimalkan tingkat produksi.
Menurut Apple (1990), tata letak fasilitas pada proses produksi menentukan kualitas produk. Tata
letak pabrik atau tata letak fasilitas merupakan cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik untuk menunjang
kelancaran proses produksi. Dengan perancangan fasilitas yang tepat maka penanganan bahan dan
perpindahan barang dapat berjalan efisien. Pada perusahaan makanan, perancangan fasilitas produksi
sangant penting mengingat bahan baku yang digunakan adalah bahan yang mudah terkontaminasi
sehingga perlu penanganan dan pengawasan bahan baku yang lebih higienis.
Penelitian Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik dengan menggunakan
Software Unequal-Area Facility Layout Problem (UA-FLP) telah dilakukan oleh Nugroho (2012), yang
mampu menyelesaikan masalah dengan mendapatkan tata letak baru dengan hasil memiliki jarak tempuh
material lebih pendek dari tata letak sebelum tata letak ulang di CV. Massitoh Catering Services.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi aktual tata letak perusahaan sesuai
dengan GMP dan merancang ulang tata letak UD. Supra Dinasty Denpasar sehingga dapat meningkatkan
produktivitas produksinya.
82

Rumusan Masalah
1. Apakah perusahaan UD. Supra Dinasty Denpasar sudah melaksanakan GMP pada tata letak
fasilitas?
2. Apakah perancangan ulang tata letak dapat meningkatkan produktifitas perusahaan?

Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui kondisi aktual tata letak perusahaan sesuai dengan GMP.
2. Meningkatkan produktifitas produksi UD. Supra Dinasty Denpasar dengan rancangan ulang
tata letak fasilitas usulan/baru.

Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi kepada perusahaan kondisi tata letak perusahaan saat ini sesuai GMP.
2. Memberikan rekomendasi rancangan ulang tata letak untuk mencapai peningkatan
produktifitas.

METODE PENELITIAN
Identifikasi Masalah

Tahap identifikasi masalah terdiri dari empat langkah yaitu menyusun latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta studi literatur.

Pengumpulan Data

Mengumpulkan data-data dari wawancara dengan manejer/pemilik perusahan, keterangan


karyawan, maupun dari referensi perusahaan, buku-buku dan dari observasi peneliti. Data-data yang
diperoleh antara lain : GAP analisis (analisis kesenjangan) menggunakan suatu instrument yaitu Instrument
PAS 220 Checklist, mengetahui Layout awal, menentukan jumlah dan urutan produksi, menghitung luas
lantai yang tersedia, mengukur ukuran mesin produksi.

Pengolahan Data
Pengolahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Penentuan Jarak Antar Fasilitas Produksi Pada Layout Awal.
2. Perancangan Layout. Langkah-langkah yang ditempuh dalam perancangan layout usulan adalah
sebagai berikut: analisis aliran material, membuat Activity Relationship Chart (ARC), menghitung
83

luas area yang dibutuhkan, perancangan layout dengan program UA-FLP, perhitungan ukuran
jarak/panjang lintasan perpindahan material pada layout baru/usulan.
3. Produktivitas. Pengukuran Produktivitas karyawan di UD. Supra Dinasty Denpasar ini adalah
berdasarkan waktu kerja karyawan dibandingkan dengan waktu siklus produksi di perusahaan
dengan tata letak pabrik yang lama dengan tata letak pabrik yang baru.

Hasil Rancangan Usulan Tata Letak Pabrik

Hasil rancangan usulan tata letak baru terpilih yang diperoleh dari informasi-informasi
sebelumnya diantaranya penentuan kebutuhan ruangan, pembuatan Activity Relationship Chart
(ARC), dan dari hasil perhitungan program UA-FLP, menyatakan bahwa jarak perpindahan material
layout usulan/baru lebih pendek dari layout lama sehingga dapat digunakan perusahaan sebagai
pertimbangan jika ingin melakukan relayout.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gap Analisis Good Maufacturing Practice (GMP)

Berdasarkan penelitian dengan menggunakan instrument PAS 220 Checklist, ada beberapa yang
hal yang berkaitan dengan tata letak fasilitas yang masih belum memenuhi standar, yaitu diantaranya : (1)
Persimpangan antara dinding dan lantai tidak mudah dibersihkan, (2) Lantainya tidak tertutup rapat dan
tidak mudah dikeringkan pada proses basah, (3) Saluran air tidak tertutup, (4) Jendela, ventilasi dan hama
tidak terkontrol dan (5) Pintu luar terbuka saat tidak digunakan. Pada bagian pergudangan juga ditemukan
beberapa bagian yang belum memenuhi standar yaitu belum melakukan pemeriksaan suhu dan
kelembaban, sedangkan system rotasi persediaan sudah menjalankan FIFO (First In First Out).

Tata Letak Awal Perusahaan UD. Supra Dinasty Denpasar

UD. Supra Dinasty Denpasar dibangun di atas tanah seluas 900 m2, dengan bangunan utama
seluas 288 m2, gudang dengan luas 48 m2, sisanya adalah untuk bangunan mess karyawan yang tinggal di
wilayah pabrik dan untuk areal parkir. UD. Supra Dinasty Denpasar terbagi beberapa stasiun kerja yaitu :
Ruang penerimaan, gudang kering, cold storage I, area proses, dapur, ruang penirisan dan pengemasan
awal, cold storage II dan ruang pengemasan akhir.
84

Luas Lantai
Di dalam area produksi UD. Supra Dinasty luas lantai yang ada berdasarkan pengamatan di lokasi
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Lantai UD. Supra Dinasty Denpasar.


Nama Area Produksi Kode Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
Ruang Penerimaan A 5 4 20
Gudang Kering B 12 4 48
Cold Storage I C 2,5 4 10
Area Proses (*) D 151
Dapur E 5 2,5 12,5
Ruang Penirisan dan F 5 2,5 12,5
Pengemasan
Cold Storage II G 3 4 12
Ruang Pengemasan H 5 4 20
Akhir
TOTAL 286

Ket : (*) luas area proses = total luas area pabrik dikurangi total seluruh area yang terdapat
pada pabrik kecuali luas area proses

Pengolahan Data
Tabel 2 menunjukkan jarak perpindahan material dalam memproduksi 250 kg bakso ayam
perhari, setelah titik pusat antar stasiun kerja ditentukan, perhitungan jarak antar area produksi dilakukan
dengan metode Rectilinear.

Tabel 2 Jarak Perpindahan Material Area Produksi pada Layout Awal


Dari Ke Jarak (m)
A B 5,50
A C 16,25
B D 16
B F 27,75
C D 10,75
85

D E 14,25
E F 2,50
F G 6,25
G F 6,25
G H 14
TOTAL 119,50

Analisis Peta Dari-Ke (From To Chart)

Dalam analisis aliran material pada penelitian ini digunakan metode Peta Dari-Ke (From-To Chart),
Tabel 3 menunjukkan jumlah bahan untuk produksi per hari beserta aliran prosesnya

Tabel 3. From-To Chart


Bahan/Barang Jumlah Rata- Urutan Proses
rata/Hari (Kg) (sesuai stasuin kerja)
1. Daging Ayam 100 A-C-D-E-F-G-F-G-H
2. Bahan Pembantu (kanji, MSG, 150 A-B-D-E-F-G-F-G-H
terigu, garam, bawang putih,
bawang merah, bawang
Bombay,merica, pala, abastol, raja
tawon)
3. Peralatan Masak (panci, saringan, 60 D-E
pisau, sendok kayu, box)
4. Peralatan Pengemasan (plastic, 25 A-B-F-G-F-G-H
stiker, kardus, isolasi, gunting)

Analisis Peta Keterkaitan Aktivitas/Analisis Activity Relation Chart (ARC)

Activity Relation Chart (ARC) merupakan peta keterkaitan aktivitas yang berupa belah ketupat
yang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah, bagian atas menunjukkan simbol derajat
keterkaitan antar dua departemen sedangkan bagian bawah merupakan alasan yang dipakai untuk
mengukur derajat keterkaitan. Berdasarkan derajat hubungan keterkaitan dan alasannya, maka peta
hubungan keterkaitan aktivitas (ARC) untuk 8 stasiun kerja selengkapnya pada Gambar 1.
86

Gambar 1. Diagram Keterkaitan Aktifitas.

Penentuan Luas Area yang Dibutuhkan

Luas ruangan dihitung dari ukuran masing-masing jenis mesin dan peralatan yang digunakan
dikalikan dengan jumlah mesin tersebut ditambah dengan nilai kelonggaran. Tabel 4 merupakan hasil
perhitungan luas area yang dibutuhkan di UD. Supra Dinasty Denpasar.

Tabel 4. Total Luas Area yang Dibutuhkan


Nama Stasiun Kerja / Departemen Luas Area (m2)
A. Ruang Penerimaan 3,22
B. Gudang Kering 18,54
C. Cold Storage I 12
D. Area Proses 36,14
E. Dapur 6,09
F. Ruang Penirisan dan Pengemasan 1 & 2 9,18
G. Cold Storage II 12,90
H. Ruang Pengemasan 7,56
TOTAL 103,83

Analisis Perancangan Tata Letak dengan Unequal-Area Facility Layout Problem (UA-FLP)

Permasalahan tata letak fasilitas dengan luas tak sama (UA-FLP) biasanya digunakan untuk
memodelkan sebuah permasalahan tata letak di sebuah fasilitas manufaktur. Program ini dijalankan,
kemudian akan menghasilkan gambaran layout. Pada penelitian ini layout yang dihasilkan bisa dilihat
87

pada Gambar 2. Program ini akan menghasilkan layout yang berbeda-beda secara terus menerus dan
layout yang dihasilkan bukanlah yang paling baik, melainkan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Dari Gambar 2, bisa dijelaskan bahwa stasiun kerja 4 (Area proses) memiliki ukuran luas paling besar
karena merupakan pusat dari kegiatan produksi UD. Supra Dinasty Denpasar, letak area proses
merupakan ruang yang paling dekat dengan seluruh ruang departemen karena dengan seluruh ruang yang
berdekatan sangat berpengaruh terhadap total jarak tempuh keseluruhan proses produksi tanpa
mengurangi kemanan pangan.

Gambar 2. Hasil layout UA-FLP, skala 1 : 100


Keterangan :
1. Ruang penerimaan
2. Gudang kering
3. Cold storage I
4. Area proses
5. Dapur
6. Ruang penirisan dan kemas 1 & 2
7. Cold storage II
8. Ruang pengemasan

Selain menghasilkan layout, program ini juga menghasilkan titik pusat tiap stasiun kerja atau
departemen yang baru, maka akan diperoleh jarak yang baru pula seperti dijelaskan pada Tabel 5.
88

Tabel 5. Jarak Antar Stasuin Kerja yang Baru


Dari Ke Jarak (m)
A B 6,045
A C 11,200
B D 10,178
B F 9,378
C D 6,977
D E 8,977
E F 2,223
F G 2,177
G F 2,177
G H 2,845
TOTAL 62,177

Dari perhitungan tersebut bisa dijelaskan bahwa jarak material flow pada UD. Supra Dinasty
Denpasar dengan layout yang baru berubah dari 119,5 meter menjadi 62,2 meter sehingga terjadi
pengurangan jarak awal sejauh 57,3 meter. Pada hasil ini dapat disimpulkan perancangan ulang dengan
menggunakan pemodelan UA-FLP dapat mengurangi jarak tempuh material.

Produktivitas.

Pengukuran Produktivitas karyawan di UD. Supra Dinasty Denpasar ini adalah berdasarkan
waktu kerja karyawan dibandingkan dengan waktu siklus produksi di perusahaan dengan tata letak pabrik
yang lama dengan tata letak pabrik yang baru. Waktu siklus pada proses produksi dengan tata letak lama
adalah sebesar 2,1 menit, sedangkan dengan tata letak baru waktu siklus produksi menjadi 1,3 menit,
sehingga setelah dilakukan perhitungan, kenaikan produktivitas yang ditunjukkan adalah sebesar 61,68 %.
Peningkatan Produktivitas terjadi karena waktu siklus produksi menjadi lebih singkat dari tata letak lama
dibandingkan dengan tata letak baru.
89

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Berdasarkan pengkajian UD. Supra Dinasty Denpasar tentang tata letak dan produktifitas, maka
kesimpuan yang diperoleh sebagai berikut :
1. Berdasarkan analisis GMP, masih ditemukan beberapa hal berkaitan dengan tata letak fasilitas yang
belum memenuhi standar yaitu : (1) Persimpangan antara dinding dan lantai tidak mudah dibersihkan,
(2) Lantainya tidak tertutup rapat dan tidak mudah dikeringkan pada proses basah, (3) Saluran air
tidak tertutup, (4) Jendela, ventilasi dan hama tidak terkontrol dan (5) Pintu luar terbuka saat tidak
digunakan. Pada bagian pergudangan juga ditemukan bagian yang belum memenuhi standar yaitu
belum melakukan pemeriksaan suhu dan kelembaban, sedangkan sistem rotasi persediaan sudah
menjalankan First In First Out.
2. Rancangan ulang tata letak fasilitas produksi UD. Supra Dinasty Denpasar dapat meningkatkan
produktivitas, dengan peningkatan 61,68 %. Hal ini dikarenakan jarak material flow pada UD. Supra
Dinasty Denpasar dengan layout yang baru berubah dari 119,5 meter menjadi 62,177 meter sehingga
terjadi pengurangan jarak sejauh 57,323 meter.

Saran

1. Perlu dilakukan perbaikan pada beberapa bagian tata letak fasilitas agar memenuhi standar GMP

DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Barang. Edisi Tiga. Penerbit Institut Teknologi
Bandung. Bandung

Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Keempat, Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.

Eko, S. R., 2010. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi di CV. Dimas, Rotan Gatak
Sukoharjo. Skripsi (Tidak dipublikasikan): Program Studi Teknik Industri Fakultas, Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.

Haryadi. 2008. Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press.

Heizer, J. dan B. Render. 2006. Manajemen Operasi, Edisi Ketujuh. Salemba Empat, Jakarta.

Hidayat, M. S. 2010. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 75/M-


IND/PER/7/2010, Tentang Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik (Good Manufacturing
90

Practice), http://sertifikasibbia.com/upload/cppob.pdf, (diakses 14 Maret 2012).

Komarudin. 2010. Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Tata
Letak Fasilitas, https://staff.blog.ui.ac.id/komarudin 74/files/2010/09/Manual-Penggunaan-
Algoritma-Evolusi-Diferensial-untuk-mengoptimasikan-Layout-Fasilitas.pdf, (diakses 7
september 2013).

Machfud dan Y. Agung, 1990. Perancangan Tata Letak pada Industri Pangan. PAU
Pangan dan Gixi IPB, Bogor.

Muther, R. 1955. Practical Plan Layout. New York. McGraw Hill

Nugroho, A. O., 2012. Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pabrik Lama di CV.
Masitoh Catering Service, Skripsi (Tidak dipublikasikan): Program Sarjana Alih Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Pragana, A. 2010. Good Manufacturing Practice of Industry,


http://anandagagan.blogspot.com/2010/03/good-manufacturing-practices-gmp-of.html, (diakses 3
Juni 2013).

Purnomo, H. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Edisi ke-1. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sitanggang, D. N. 2009. Perancangan Tata Letak Ulang Menggunakan Travel Chart Pada Bagian
Produksi Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyntraco, Skripsi (Tidak dipublikasikan): Departemen
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Susetyo, JRS. Simanjuntak and JM. Ramos. 2010. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi
Dengan Pendekatan Group Technology dan Algoritma blocplan Untuk Meminimasi Ongkos
Material Handling, Jurnal Teknologi, 3 : pp.75-83

Tompkins, J. A. 1984. Facilities Planning. New York: Jhon Willey & Sons.

Wahyudi, E. S. 2010. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Di CV. Dimas Rotan Gatak
Sukoharjo. Skripsi (tidak dipublikasikan): Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.

Wignjosoebroto, S. 1992. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Kedua. Penerbit Guna Widya.
Surabaya.
91

You might also like