Rancang Bangun Penggilingan Biji Kopi
Rancang Bangun Penggilingan Biji Kopi
Rancang Bangun Penggilingan Biji Kopi
2014
RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BIJI KOPI TIPE FLAT BURR MILL
ABSTRAK
Milling was done to refine food materials to be powder with a certain sieve size in order to be more easily processed into
other products. The purpose of coffee beans milling was to refine the beans into coffee powder with a certain sieve size in
order to be easily brewed and gives the more optimal sensation of taste and aroma. This research was aimed to design,
make, and evaluate the flat burr mill type of bean grinder on robusta cofee bean. The bean quality evaluated was the
effective capacity of grinder mill, lost bean persentage, and economical analysis. The results showed the effective
capacity of flatt burr type grinder was 5,00 kg/hr and the lost bean persentage was 1,112%. Based on economical
analysis, the cost of robusta coffee bean milling was Rp.1.074,25/kg, break even point 2.748,9 kg/year, net present value
(NPV) 16% was Rp.6.147,25 ,NPV 20% was Rp.5.397.751,98, and Internal Rate of Return (IRR) was 52.81%.
114
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol. 2 No. 1 Th. 2014
115
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol. 2 No. 1 Th. 2014
R =penerimaan dari tiap unit produksi Bahan yang telah tersedia diukur dan
(Rp) dilakukan pemotongan berdasarkan ukuran
V = biaya titdak tetap per produksi (Kg) yang sudah ditentukan dengan menggunakan
(Waldiyono, 2008). gergaji ataupun gerinda. Bahan yang telah
dipotong, kemudian dirakit dengan
Net Present Value menggunakan mesin las, baut dan mur.
Net present value adalah kriteria yang Kemudian dilakukan pekerjaan menggerinda
digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau permukaan yang kasar agar terlihat lebih rapi
tidak untuk diusahakan. dan bagus.
Rumus yang digunakan adalah : Tahap akhir adalah pengecatan yang
berguna untuk menjaga daya tahan alat agar
n ( Bt Ct ) lebih lama dan lebih menarik dilihat . Selain itu,
NPV dengan melakukan pengecatan akan
t 0
1 i t menambah daya jual alat.
dimana :
B = manfaat penerimaan tiap tahun Proses Penggilingan
C = manfaat biaya yang dikelurkan tiap Penggilingan dilakukan untuk
tahun menghaluskan bahan pangan menjadi bubuk
t = tahun kegiatan usaha dengan tingkat kehalusan tertentu agar lebih
i = tingkat diskon yang berlaku. mudah diolah menjadi produk lain. Biji kopi
sangrai dihaluskan dengan tujuan untuk
Dengan kriteria : memperoleh butiran kopi dengan kehalusan
NPV > 0, berarti usaha menguntungkan dan tertentu agar mudah diseduh dan memberikan
layak dijalankan. sensasi rasa serta aroma yang lebih optimal.
NPV < 0, berarti usaha tidak layak untuk Menurut Anggara dan Marini (2011),
dijalankan dan dikembangkan. proses penggilingan biji kopi merupakan salah
NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama satu penentu kualitas produknya. Penggilingan
dengan tambahan biaya yang dikeluarkan biji kopi bertujuan untuk memperluas permukaan
(Prawirokusumo, 1990). biji kopi. Dengan demikian, proses ekstraksinya
menjadi lebih efisien dan cepat. Penggilingan
Internal Rate of Return yang baik akan menghasilkan cita rasa, aroma
Kriteria layak atau tidak layak lagi suatu dan penampilan yang baik.
usaha tani bila IRR lebih besar dari tingkat
bunga yang berlaku pada saat usaha tani itu Kapasitas Efektif Alat
diusahakan. Alat penggiling biji kopi tipe flat burr mill
Rumus yang digunakan adalah : menggunakan motor listrik dengan spesifikasi
alat, daya : 0,2 HP, tegangan : 220V / 150 Watt,
putaran motor listrik : 2100 rpm. Dimensi alat,
IRR q %
X
q % p % panjang : 19 cm, lebar : 11cm dan tinggi : 36
X Y cm. Pada rotor diameter piringan penggiling
dimana : sebesar 6 cm dan tebal 1,3 cm sedangkan pada
q% = suku bunga bank paling atraktif stator diameter piringan penggiling 6 cm dan
p% = suku bunga coba-coba tebal 0,8 cm. Dimensi hopper bagian atas
X = NPV awal p berdiameter 10,4 cm dan tinggi 11 cm, bagian
Y = NPV pada q bawah berdiameter 3,5 cm dan tinggi 1 cm.
(Purba, 1997). Bila dibandingkan dengan mesin
penggiling lain yaitu mesin penggiling multifucer
yang memiliki kapasitas untuk biji kopi robusta
HASIL DAN PEMBAHASAN 16,39 kg/jam, dimensi alat, panjang : 55cm,
lebar : 13cm dan tinggi : 62cm serta
Perancangan Alat menggunakan motor listrik dengan daya 1,5 HP.
Tahap awal yang dilakukan adalah Pada rotor diameter piringan penggiling sebesar
perancangan alat. Alat terlebih dahulu dirancang 14 cm dan tebal 1 cm sedangkan pada stator
bentuknya, ditentukan ukuran dan digambar diameter piringan penggiling 13 cm dan tebal 1
sampai berupa alat penggiling biji kopi tipe flat cm serta dimensi hopper bagian atas dengan
burr mill yang diharapkan. Bahan pembuatan diameter 18 cm dan tinggi 17 cm. Maka
alat dipilih dengan baik karena dapat kapasitas, dimensi dan daya alat flat burr mill ini
mempengaruhi kinerja alat yang dirancang.
116
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol. 2 No. 1 Th. 2014
masih dikategorikan lebih rendah dibandingkan diukur dengan membagi banyaknya bahan yang
dengan penggiling multifucer (Sembiring, 2012). digiling pada alat penggiling biji kopi tipe flat burr
Kapasitas efektif suatu alat menunjukkan mill terhadap waktu yang dibutuhkan selama
produktivitas alat selama pengoperasian tiap pengoperasian alat, data dapat dilihat pada
satuan waktu. Dalam hal ini kapasitas efektif alat Tabel 1.
Tabel 2 menunjukkan perolehan data bahan seberat 0,25 kg. Pada ulangan kelima
persentase rata-rata biji kopi robusta hilang merupakan ulangan dengan persentase biji
adalah sebesar 1,112 %. Hasil tersebut didapat hilang terbesar, yaitu 1,48 % sedangkan pada
dari penelitian yang dilakukan dengan ulangan kedua merupakan ulangan dengan
menggiling bahan sebanyak lima kali ulangan, persentase biji hilang terkecil, yaitu 0,92 %.
dengan setiap ulangan perlakuan menggunakan
117
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol. 2 No. 1 Th. 2014
Adapun biji yang hilang ini diduga Berdasarkan data yang diperoleh pada
disebabkan oleh saluran pengeluaran dan ruang penelitian maka dapat diketahui besarnya nilai
pada mata giling yang terlalu kecil serta Jadi besarnya NPV 16% adalah Rp.
rapatnya jarak rotor dan stator sehingga 6.147.021,25 untuk komoditi kopi robusta
mengakibatkan sulitnya bahan hasil gilingan sedangkan NPV 20% adalah Rp. 5.397.751,98.
keluar atau tertinggalnya hasil gilingan disekitar Hal ini berarti usaha ini layak untuk dijalankan
lubang pengeluaran. Biji hilang ini juga dapat karena nilainya lebih besar atau sama dengan
disebabkan oleh kelalaian operator yang kurang nol.
memperhatikan kebersihan pada mata giling
dan saluran pengeluaran berupa sisa – sisa biji Internal Rate Of Return
hilang yang sebelumnya terdapat pada mata Berdasarkan data yang diperoleh dari
giling dan saluran pengeluaran pada saat penelitian maka hasil yang didapat adalah
setelah pemakaian. sebesar 52,81% artinya usaha penggilingan kopi
masih layak untuk dijalankan jika pengusaha
Analisis Ekonomi melakukan peminjaman modal di bank pada
suku bunga di bawah 52,81% atau dengan kata
Biaya Pemakaian Alat lain, usaha ini masih layak dijalankan apabila
Analisis ekonomi digunakan untuk bunga pinjaman di bank tidak melebihi 52,81%.
menentukan besarnya biaya yang harus Jika bunga pinjaman di bank melebihi angka
dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. tersebut maka usaha ini tidak layak lagi
Dengan analisis ekonomi dapat diketahui diusahakan. Semakin tinggi bunga pinjaman di
seberapa besar biaya produksi sehingga bank maka keuntungan yang diperoleh dari
keuntungan alat dapat diperhitungkan. Harga usaha ini semakin kecil.
bahan baku biji kopi robusta yang sudah
disangrai Rp. 45.000/kg dan berdasarkan data
yang diperoleh dari penelitian yang telah KESIMPULAN DAN SARAN
dilakukan, alat ini akan mencapai nilai break
even point pada nilai 2.748,91 kg/tahun untuk Kesimpulan
komoditi kopi robusta. Hal ini mengandung arti 1. Kapasitas efektif rata-rata pada alat
bahwa alat ini akan mencapai keadaan titik penggiling biji kopi tipe flat burr mill ini
impas apabila telah menggiling kopi sebanyak sebesar 5,00 kg/jam untuk kopi robusta.
2.748,91 kg dalam 1 tahun. 2. Persentase rata-rata biji kopi robusta yang
Dari analisis biaya, diperoleh biaya hilang adalah sebesar 1,112 %
penggilingan dengan alat ini sebesar Rp. 3. Analisis ekonomi pada alat penggiling kopi
1.074,25/kg untuk komoditi kopi robusta, yang tipe flat burr mill ini yaitu biaya pokok yang
merupakan hasil perhitungan dari biaya tetap harus dikeluarkan dalam menggiling kopi
dan biaya tidak tetap terhadap kapasitas alat adalah sebesar Rp. 1.074,25/kg.
penggiling biji kopi tipe flat burr mill. Untuk biaya 4. Nilai titik impas (BEP) sebanyak 2.748,91
tetap sebesar Rp. 766.062,00/tahun dan biaya kg/tahun untuk komoditi kopi robusta.
tidak tetap sebesar Rp.5.052,09/jam. 5. Net present value (NPV) 16% adalah Rp.
Berdasarkan nilai di atas dapat diketahui 6.147.021,25 sedangkan NPV 20% adalah
besarnya penerimaan dari tiap kg penggilingan Rp. 5.397.751,98 untuk komoditi kopi
kopi robusta sebesar Rp. 1.289,088/kg dengan robusta dan Internal rate of return alat
kapasitas 5,00 kg/jam. Maka harga jual kopi penggiling biji kopi tipe flat burr mill ini
robusta setelah penggilingan dengan alat adalah sebesar 52,81 %.
penggiling biji kopi tipe flat burr mill Rp. 6. Alat penggiling biji kopi tipe flat burr mill ini
50.000/kg. lebih ekonomis pada komoditi kopi. Alat ini
memiliki kapasitas alat 5,00 kg/jam, dan
Break Even Point dimensi alat yang lumayan kecil sehingga
Berdasarkan data yang diperoleh dari mudah untuk dibawa, sedangkan
penelitian yang telah dilakukan, alat ini akan penggiling multifucer memiliki kapasitas
mencapai nilai break even point pada nilai alat cukup tinggi 16,39 kg/jam dan dimensi
2.748,91 kg/tahun untuk komoditi kopi robusta. alat yang cukup besar.
Hal ini berarti alat ini akan mencapai keadaan
titik impas apabila telah menggiling kopi
sebanyak 2.748,91 kg dalam 1 tahun. Saran
1. Diharapkan ada penelitian lanjutan untuk
Net Present Value mengetahui kapasitas kerja alat dan
kesempurnaan alat penggiling biji kopi
118
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol. 2 No. 1 Th. 2014
119