ADHD Rehab Medik
ADHD Rehab Medik
ADHD Rehab Medik
Bayu D. Susanto
Lidwina S. Sengkey
Abstract: Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) is one of the most common
childhood disorders and can continue through adolescence and adulthood. The average age of
onset is 7 years old. Symptoms in children is characteriterized by inattention, hyperactivity
and impulsivity, or a combination of these symptoms, which compromise basic daily functions
such as learning to read and making friends. ADHD is a complex disorder of impairment of
brain functions, associated with low rates of high-school graduation and completion of
postsecondary education as well as poor peer relationships, even when it is appropriately
managed, leading to high economic and social burdens. In many cases, it is accompanied by
one or more serious psychiatric comorbidities. In practice, the diagnosis is often made in
children who meet some but not all of the criteria recommended in DSM-IV. According to
National Institute of Mental Health and professional organizations such as AACAP, the
management of children with ADHD is a comprehensive, multidisciplinary and multimodal
approach. The managerial team of children with ADHD involves medical rehabilitation
specialists, physiatrists with occupational therapiests, psychologists, social workers, parents,
teachers, care givers, and environment.
Keywords: ADHD, inattention, hyperactivity, impulsivity, rehabilitation medicine
Abstrak: Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah adanya pola menetap dari
inatensi yang disertai hiperaktifitas dan impulsivitas, umumnya terjadi pada anak usia dini dan
usia sekolah. Gejala dapat diketahui sebelum usia 7 tahun dan dapat menetap sampai masa
remaja dan dewasa. ADHD dapat mengganggu fungsi dasar seorang anak, permasalahan
dalam hal belajar, dan kesulitan membina hubungan dengan teman. ADHD merupakan
gangguan yang kompleks dari fungsi otak yang menimbulkan masalah dalam pendidikan dan
sosial serta membutuhkan biaya yang cukup besar. Pada banyak kasus disertai oleh 1 atau
lebih masalah psikiatri yang serius. Kriteria diagnosis didasarkan pada Diagnostic and
Statistic Manual IV (DSM-IV). Sampai saat ini belum ada satu jenis terapi yang dapat diakui
untuk menyembuhkan anak dengan ADHD secara total. Berdasarkan National Institute of
Mental Health serta organisasi profesi lainnya di dunia seperti AACAP penanganan anak
dengan ADHD ialah dengan pendekatan komprehensif yang multidisiplin dan multimodal.
Penanganan pada anak dengan ADHD melibatkan multidisipliner ilmu termasuk dokter
spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi bersama tim termasuk psikolog, okupasi terapi,
sosial medik, orang tua, guru, care giver dan lingkungan.
Kata kunci: ADHD, inattention, hyperactivity, impulsivity, rehabilitation medicine
Attention deficit hyperactivity disorder dan dapat berlangsung sampai masa remaja
(ADHD) merupakan salah satu kelainan dan dewasa. Pada ADHD terjadi gangguan
perkembangan terbanyak pada masa anak perkembangan neural yang bersifat
157
158 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm.157-166
Selain itu perbedaan ditunjukkan pada juga psikoedukasi kepada orang tua,
onset timbulnya gejala ADHD yang pengasuh serta guru yang sehari-hari
dimulai pada usia 12 tahun.9 berhadapan dengan anak tersebut.6
1. Medikamentosis: Cara ini dapat
Diagnosis banding10,15 mengontrol ADHD sampai 70-80%.
Dalam praktik sehari-hari, ADHD Obat yang merupakan pilihan pertama
sering kali memiliki gejala yang tumpang ialah obat golongan psikostimulan.
tindih dengan autism spectrum disorder Meskipun disebut stimulan, pada
(ASD) dan communication disorder - dasarnya obat ini memiliki efek yang
speech delayed. Pada penderita speech menenangkan pada penderita ADHD.4,5
delayed harus dipastikan ada tidaknya Yang termasuk stimulan antara lain:
gangguan pendengaran, retardasi mental amphetamine, dextroamphetamine dan
atau kurang stimulasi. Persamaan ADHD derivatnya. Pemberian obat psiko-
dengan ASD ialah adanya gangguan stimulan dikatakan cukup efektif
konsentrasi, tak mampu menunggu giliran, mengurangi gejala-gejala ADHD.6 Obat
meminta sesuatu dengan cara non-verbal, ini memengaruhi sistem dopaminergik
kurang peduli dengan lingkungan dan bila atau sirkuit noradrenergik korteks lobus
marah sulit ditenangkan.12 frontalis-subkortikal, meningkatkan
kontrol inhibisi dan memperlambat
Penatalaksanaan potensiasi antara stimulasi dan respon,
ADHD merupakan gangguan yang sehingga mengurangi gejala impulsif
bersifat heterogen dengan manifestasi dan tidak dapat menyelesaikan tugas.5
klinis beragam. Sampai saat ini belum ada Efek sampingnya ialah penarikan diri
satu jenis terapi yang dapat diakui untuk dari lingkungan sosial, fokus yang
menyembuhkan anak dengan ADHD secara berlebih, iritabel, sakit kepala, cemas,
total. Berdasarkan National Institute of sulit tidur, hilang nafsu makan, sindrom
Mental Health, serta organisasi profesi Tourette, serta munculnya tic.6,7
lainnya di dunia seperti American Academy 2. Diet: Meta-analisis menemukan bahwa
of Child and Adolescent Psychiatry menghindari pewarna makanan buatan
(AACAP), penanganan anak dengan dan bahan pengawet sintetik secara
ADHD dilakukan dengan pendekatan statistik bermanfaat mencegah terjadinya
komprehensif berdasarkan prinsip pendekatan gejala ADHD.15 Keseimbangan diet
yang multidisiplin dan multimodal.6 karbohidrat dan asam amino (triptophan
Tujuan utama penanganan anak sebagai serotonin substrate) juga dapat
dengan ADHD ialah:6 menjadi upaya lain.15 Belum ada bukti
Memperbaiki pola perilaku dan sikap bahwa pemanis buatan seperti aspartam
anak dalam menjalankan fungsinya memperburuk ADHD.15
sehari-hari terutama dengan memper- 3. Rehabilitasi medik: Mengembangkan
baiki fungsi pengendalian diri. kemampuan fungsio-nal dan psikologis
seorang individu dan mekanismenya
Memperbaiki pola adaptasi dan
sehingga dapat mencapai kemandirian
penyesuaian sosial anak sehingga
dan menjalani hidup secara aktif.
terbentuk kemampuan adaptasi yang
lebih baik dan matang sesuai dengan
Penanganan rehabilitasi medik pada
tingkat perkembangan anak.
anak dengan ADHD
Berdasarkan prinsip pendekatan yang Terapi okupasi
multidisiplin dan multimodal ini maka Terapi okupasi terdiri dari terapi
terapi yang diberikan dapat berupa obat,6,14 relaksasi, terapi perilaku kognitif (cognitive
diet,14 latihan,14 terapi perilaku, terapi behavior therapy), terapi sensori integrasi,
kognitif dan latihan keterampilan sosial; terapi snoezellen, dan terapi musik.16
162 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm.157-166
Terapi relaksasi adalah terapi yang partisipasi aktif pasien dan bersifat
menggunakan kekuatan pikiran dan tubuh individual melalui aktivitas yang bertujuan
untuk mencapai suatu perasaan rileks. melibatkan stimulasi sensorik untuk
Terapi relaksasi bertujuan untuk dapat perbaikan organisasi dan proses neurologis.
mengontrol ansietas, stres, ketakutan dan Terapi snoezellen20,22 dilakukan untuk
ketegangan, memperbaiki konsentrasi, memengaruhi sistem saraf pusat melalui
meningkatkan kontrol diri, meningkatkan pemberian rangsangan yang cukup pada
harga diri dan kepercayaan diri, serta sistem sensori primer (penglihatan,
meningkatkan kreativitas.18 pendengaran, peraba, perasa lidah,
Terapi perilaku kognitif bertujuan penciuman) dan juga pada sistem sensori
untuk mengubah perilaku seseorang dengan internal (vestibular dan proprioseptif).
mengubah pemikiran dan persepsi terutama Dalam bahasa Belanda kata snoezellen
pola berpikirnya. Terapi perilaku berfokus merupakan gabungan dari 2 kata, yaitu:
untuk mengurangi respon kebiasaan snufflen yang berarti eksplorasi aktif dan
(seperti marah, takut, dan sebagainya) doezelen yang berarti relaksasi atau pasif.
dengan cara mengenal situasi atau stimulus. Tujuan terapi snoezellen pada anak ADHD
Terapi ini melatih kemampuan berpikir, ialah:
menggunakan pendapat dan membuat - Anak mampu konsentrasi dan atensi
keputusan, dengan fokus memperbaiki terhadap satu stimulus
defisit memori, konsentrasi dan atensi, - Anak mampu rileks secara psikis
persepsi, proses belajar, membuat rencana, sehingga mengurangi perilaku impulsif
serta pertimbangan. Pada anak-anak, terapi - Anak mampu memberikan reaksi yang
ini memerlukan dukungan penuh dari orang tepat terhadap lingkungan
tua atau anggota keluarga lain. Intervensi - Anak mampu melakukan kontak dengan
pada terapi ini juga harus menarik seperti orang lain
menggunakan media gambar kartun, role - Anak punya rasa percaya diri
play, menggunakan bahasa menarik sesuai - Anak mampu mengeksplorasi
usianya, media latihan yang menyenangkan lingkungan
dan penuh warna. Bentuk lain dari - Anak mampu rileks secara fisik yang
intervensi ini dapat juga berupa metode self ditandai dengan penurunan muscle
recording.19 tension
Terapi sensori integrasi bertujuan Ruangan snoezellen khusus dirancang
untuk meningkatkan kemampuan proses untuk memberi stimulasi pada berbagai
sensoris dengan cara: sensasi, menggunakan efek lampu/cahaya,
- Mengembangkan modulasi sensoris warna, musik, wangi-wangian dan
yang berhubungan dengan atensi dan sebagainya. Kombinasi dari bahan berbeda
kontrol perilaku pada dinding dieksplorasi menggunakan
- Mengintegrasikan informasi sensoris sensasi taktil, dan pada lantai disesuaikan
untuk membentuk skema persepsi baik untuk merangsang sensasi keseimbangan.
sebagai dasar ketrampilan akademis, Idealnya, snoezellen merupakan terapi yang
interaksi sosial dan kemandirian tidak diarahkan dan dapat bertahap
fungsional. memberikan pengalaman multi sensorik
- Fokus terapi diarahkan untuk atau fokus pada 1 sensorik saja, secara
memunculkan motivasi intrinsik anak sederhana melalui adaptasi terhadap
untuk bermain interaktif dan bermakna. lampu/cahaya, atmosfer, suara, dan tekstur
Terapi sensori integrasi memberikan kepada kebutuhan spesifik pasien.
stimulasi sensori dan interaksi fisik untuk Lingkungan snoezellen memberikan
dapat meningkatkan integrasi sensori dan stimulasi langsung dan tidak langsung dari
peningkatan kemampuan belajar dan modalitas sensorik dan dapat digunakan
perilaku. Terapi ini merupakan terapi secara individu atau berkelompok untuk
modalitas yang kompleks dan memerlukan memberikan pendekatan sensorik.
Susanto, Sengkey: Diagnosis dan penanganan rehabilitasi medik ... 163
tahun. Gejala yang pertama kali 4. Sugiarmin M. Bahan ajar anak dengan
memudar ialah hiperaktivitas dan yang attention defisit hyperactivity
paling terakhir ialah distractibility. disorder. PBL, 2007; p. 1-5.
a. Remisi total: Anak yang mengalami 5. Shaywitz B, Fletcher J, Shaywitz S.
remisi total akan memiliki masa remaja Attention deficit hyperactivity
disorder. In: Swiman K, Ashwal S,
dan dewasa yang produktif, hubungan editors. Pediatric Neurology
interpersonal yang memuaskan, dan Principles and Practice (3rd ed). St
memiliki gejala sisa yang sedikit. Louis: Mosby, 1999; p. 585-94.
b. Remisi parsial: Pada masa dewasanya, 6. Wiguna T. Apakah anak dengan gangguan
anak dengan remisi parsial mudah pemusatan perhatian/hiperaktivitas
menjadi antisosial, mengalami (GPPH) memerlukan obat? In:
gangguan mood, sulit mempertahankan Pusponegoro H, Widodo D,
pekerjaan, mengalami kegagalan Mngunadmaja I, penyunting. A
disekolah, melanggar hukum, dan Journey to Child Neurodevelopmental
menyalahgunakan alkohol serta application in daily practice. Jakarta:
IDAI Cabang Jakarta, 2010; p. 137-
narkoba.
46.
7. Bahtera T. Manajemen penderita gangguan
Simpulan perhatian dan hiperaktivitas. In:
Attention deficit hyperactivity disorder Purwanti A, Mexitalia, Wistiani,
(ADHD) adalah adanya pola menetap dari Mellyana O, penyunting. Symposium
inatensi yang disertai hiperaktifitas dan dan Workshop Early Detection on
impulsivitas, umumnya terjadi pada anak Neurodevelopmental Disorders.
usia dini dan usia sekolah, dan dapat menetap Semarang: Badan Penerbit UNDIP,
sampai masa remaja dan dewasa. ADHD 2007; p. 29-35.
8. Visser SN, Bitsko RH, Danielson ML,
dapat mengganggu fungsi dasar seorang
Ghandour RM, Blumberg SJ,
anak, permasalahan dalam hal belajar, dan Schieve LA, et al. Treatment of
kesulitan membina hubungan dengan teman. Attention Deficit/Hyperactivity
Kriteria diagnosis didasarkan pada Disorder among Children with
Diagnostic and Statistic Manual IV (DSM- Special Health Care Needs, J Pedriatr.
IV). Sampai saat ini belum ada satu jenis 2015;166(6):1344-6.
terapi yang dapat diakui untuk menyem- 9. American Psychiatric Association. Diagnostic
buhkan anak dengan ADHD secara total. and Statistical Manual of Mental
Berdasarkan National Institute of Mental Disorders (4th ed.). Washington, DC:
Health serta organisasi profesi lainnya di American Psychiatric Publishing, 1994.
dunia seperti AACAP penanganan anak 10. American Psychiatric Association. Diagnostic
and Statistical Manual of Mental
dengan ADHD ialah dengan pendekatan Disorders (5th ed.). Washington, DC:
komprehensif yang multidisiplin dan American Psychiatric Publishing, 2013;
multimodal. p. 59-65.
11. Roger WJ. Attention deficit hyperactivity
DAFTAR PUSTAKA disorder. In: Howlin P, Udwin O,
editors. Outcomes in neuro-
1. New York State of Opportunity: Office of
developmental and genetic disorders.
Mental Health, 2016: p. 1-10.
New York: Cambridge University
2. Carpenter R, Reddi B. Neurophysiology: A
Press, 2002.
Conceptual Approach (5th ed).
12. Antshel KM, Macias MM, Barkley RA.
Florida: CRC Press, 2012; p. 77-274.
The Child with Attention Deficit
3. Wiguna T. Gangguan pemusatan perhatian
Hyperactivity Disorder. In: David
dan hiperaktivitas (GPPH). In: Elvira
RB, editor. Clinical Pediatric
SD, Hadisukanto G, editors. Buku
Neurology. New York; Demos
Ajar Psikiatri. Jakarta: Fakultas
Medical; 2009.
Kedokteran Universitas Indonesia,
13. Wikipedia. Attention deficit hyperactivity
2010; p. 441-54.
166 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm.157-166