Analisis Efisiensi Pemasaran Kentang (Solanum Tuberosum L.) Di Kabupaten Magetan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KENTANG (Solanum tuberosum L.

)
DI KABUPATEN MAGETAN

Indah Rekyani Puspitawati 1), Ratna Mustika Wardhani 2)


1,2)
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun

Abstract
Potatoes is one of the priority commodities for the domestic market resilience needs to
be strangthened to reduce the pressure of imports. Potatoes are one of the horticultural
crops consumed tuber. Increased production through intensification program requires an
understanding of the problems of potato farmers. This understanding is not only limited
to the cultivation techniques, but also includes the understanding of the problem the
introduction of plants, uses, nutritional value and market potential. The role of marketing
is quite large in the process of agricultural development. The purpose of this research
was to determine the advantages of potato production in the district Plaosan Magetan
regency based on the analysis of farming also to know the efficiency of potato marketed
commodity marketing. This research uses analytical methods and their implementation
with survey techniques. Method ot determinating the area of research using purposive
sampling method in the district Plaosan (Puntukdoro village, Plaosan and Sarangan).
Determination of the number of sample using snow ball sampling. The data used are
primary data and secondary data. Data was collected with the recording, observation and
interviews. Result of the analysis showed that the production of potato variety Granola
farming more profitable than the varieties Atlantic. Marketing Granola potato varieties
there are three marketing channels, channel I : farmers market traders Plaosan retailers
consumer, channel II : farmers traders village collectors market traders Plaosan
consumer, channel III : farmers traders village collectors market traders Plaosan
outside city traders retailers consumer. The most efficient marketing channel is channel
I, with the lowest total margin is Rp 678,00 per kg and the share received by farmers are
87,39%.

Keywords:
Marketing Margin, Variety, marketing channels

PENDAHULUAN ini didukung oleh orientasi pembangunan


Sektor pertanian sebagai penunjang pertanian yang secara total bergeser pada
kehidupan penduduk Indonesia, memerlukan swasembada pangan secara total termasuk
pertumbuhan ekonomi yang kukuh dan pesat. holtikultura.
Indonesia merupakan Negara tropik yang Peranan penting tanaman sayuran
kaya dengan sayur-sayuran. Iklim di Indonesia sebagai bahan pangan adalah sumbangannya
memungkinkan mudahnya berbagai jenis terhadap vitamin dan mineral, disamping itu
sayur-sayuran tumbuh dan berkembang. Hal juga beberapa sayuran merupakan sumber

AGRI-TEK: Jurnal Ilmu Pertanian, Kehutanan dan Agroteknologi


Volume 17 Nomor 1 Maret 2016; ISSN : 1411-5336
Indah Rekyani Puspitawati & Ratna Mustika Wardhani

protein dan kalori. Kebutuhan atau tingkat akan mengurangi pertumbuhan ekonomi
konsumsi sayur-sayuran setiap tahunnya suatu daerah (Anindita, 2004 hlm. 2)
diperkirakan meningkat sekitar 5.7 % seiring Pertanian merupakan sektor paling
dengan bertambahnya jumlah penduduk dan dominan di Kabupaten Magetan, karena
meningkatnya kesadaran masyarakat akan sebagian besar penduduk Magetan hidup dari
pentingnya gizi. bercocok tanam. Mengingat kondisi geografis
Pangan merupakan permasalahan Kabupaten Magetan berada di lereng Gunung
bangsa yang mendesak untuk ditindak Lawu, pengembangan pertanian sayuran
lanjuti dan memerlukan langkah-langkah khususnya budidaya kentang cukup besar
penanganan dengan pendekatan yang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan,
sistematik, terpadu dan menyeluruh. 2013)
Upaya-upaya tersebut, harus ditujukan
untuk mengurangi beban masyarakat dan Tujuan Penelitian
memenuhi hak-hak dasar setiap warga 1. Mengetahui bagaimana perkembangan
negara secara layak, sehingga dapat produksi kentang di Kabupaten Magetan
menjalani dan mengembangkan kehidupan 2. Mengetahui pelaksanaan teknik budidaya
yang bermartabat. Mengingat pentingnya kentang di Kabupaten.
pangan untuk keberlanjutan berbangsa 3. Mengkaji produksi kentang di Kabupaten
dan bernegara, maka seluruh pemangku Magetan berdasarkan analisis usahatani.
kepentingan harus mampu menyatukan 4. Mengetahui saluran pemasaran kentang
langkah dan pemikiran serta menempatkan di Kabupaten Magetan.
upaya produktivitas pertanian sebagai
5. Mengetahui efisiensi pemasaran kentang
prioritas utama (Direktorat Pengkaji Bidang
pada beberapa saluran pemasaran di
Ekonomi dalam Jurnal Kajian Lemhannas RI,
Kabupaten Magetan
2013)..
Tekanan pertumbuhan jumlah penduduk Kerangka Pemikiran
yang relatif cepat telah membawa konsekuensi Penelitian ini dilakuk an untuk
terhadap usaha untuk meningkatkan efisiensi menganalisis usahatani dan pemasaran
pemasaran. Petani menginginkan sistem kentang yang dibudidayakan petani di
pemasaran produk berlangsung efisien Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan,
supaya dapat memperoleh harga lebih layak. terutama tentang faktor-faktor produksi dan
Sementara itu, konsumen ingin mendapatkan pola saluran pemasarannya.
bahan pangan dan hasil pertanian dari petani
Faktor-faktor produksi dalam usahatani
dengan biaya serendah mungkin
kentang meliputi lahan, bibit, pupuk,
Pemasaran dahulu dianggap mempunyai peralatan dan tenaga kerja. Sementara itu
peranan kecil terhadap peningkatan penelitian ini dilakukan pada petani yang
pendapatan petani ternyata banyak membudidayakan kentang varietas Granola
mempengaruhi kehidupan petani. Peranan dan varietas Atlantik.
pemasaran cukup besar dalam proses
Hasil produksi kentang petani di
pembangunan pertanian. Situasi pasar,
Kecamatan Plaosan disalurkan kepada
fasilitas dan rantai pemasaran telah pula
konsumen melalui lembaga-lembaga
mempengaruhi harga berbagai produk
perantara, yang kemudian melakukan
pertanian. Lemahnya sistem pemasaran akan
proses pemasaran kentang. Pola pemasaran
memperlemah daya saing yang kemudian

42 AGRI-TEK, Volume 17 Nomor 1 Maret 2016


Analisis Efisiensi Pemasaran Kentang (Solanum Tuberosum L.)

ditetapkan dalam memasarkan kentang akan Farmer share atau bagian yang diterima
berpengaruh terhadap efektifitas distribusi petani diperoleh dengan membandingkan
kentang dari petani ke konsumen. antara harga yang diterima oleh petani dengan
Indikator yang digunakan untuk harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir.
mengetahui tingkat efisiensi pemasaran Saluran pemasaran yang paling efisien
didistribusikan sampai ke konsumen
adalah marjin pemasaran. Marjin pemasaran Saluran
secarapemasaran
ekonomis dapatyangdilihat
paling
dari presentase
(Baladina, 2012). efisien secara ekonomis dapat dilihat dari
merupakan seluruh biaya pemasaran yang marjin pemasaran yang lebih rendah, serta
Farmer share atau bagian yang presentase marjin pemasaran yang lebih
harus dikeluarkan oleh
diterima petani diperoleh dengansetiap rendah, nilai
lembaga sertapresentase farmer share
nilai presentase farmeratau bagian
pemasaran agarantara
membandingkan produk pertanian
harga yang dari yangbagian
share atau diterima petani
yang lebihpetani
diterima dari 50%. Adapun
diterima
produsenolehdapat
petanididistribusikan
dengan harga yang
sampai lebih
ke dari 50%.pemikiran
kerangka Adapun dalamkerangkapenelitian ini
dibayarkan oleh konsumen
konsumen (Baladina, 2012). akhir. pemikiran dalam penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 1. dapat
dilihat pada gambar 1.

Petani
Kentang
Faktor Produksi :
Lahan Varietas Granola

Varietas Atlantik
Bibit
Pupuk Produksi
Peralatan
Tenaga Kerja

Pemasaran Kentang

Lembaga Pemasaran

Saluran I Saluran II Saluran ke-n

Biaya Pemasaran Keuntungan Pemasaran

Marjin Pemasaran

Farmer Share Persentase Marjin

Efisiensi Pemasaran

Gambar 1. Skema
Gambar Kerangka
1. Skema Pemikiran
Kerangka Penilitian Penilitian
Pemikiran

Volume 17 Nomor 1 Maret 2016, AGRI-TEK 43

45
Indah Rekyani Puspitawati & Ratna Mustika Wardhani

Rumusan Masalah Teknik Pengumpulan Data


Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik a. Pencatatan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut : b. Observasi
1. Bagaimana perkembangan produksi c. Wawancara
kentang 5 (lima) tahun terakhir
Teknik Analisis Data
2. Bagaimana pelaksanaan teknik budidaya
kentang di Kabupaten Magetan. Anaalisa Usaahatani
3. Apakah produksi kentang di Kabupaten Analisa Usahatani diuji dengan meng
Magetan menguntungkan berdasarkan gunakan analisis pendapatan usaha tani,
analisis usahatani. dengan rumus sebagai berikut (Hastuti dan
Rahim, 2007) :
4. Bagaimana saluran pemasaran kentang di
Kabupaten Magetan. I = TR TC
5. Bagaimana efisiensi pemasaran kentang TR = P x Q (TFC TVC)
pada beberapa saluran pemasaran di Keterangan :
Kabupaten Magetan. I = Income (Pendapatan Usahatani Kentang)
METODE PENELITIAN TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
Lokasi Penelitian TC = Total Cost (Total Biaya/Pengeluaran)
Penelitian dilakukan dengan mengambil P = Price (Harga)
sampel daerah penelitian dilakukan secara Q = Quantity (Jumlah)
purposive atas dasar pertimbangan bahwa TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)
daerah ini merupakan beberapa daerah TVC = Total Variabel Cost (Total Biaya Variabel)
penghasil kentang.
R Rasio= TR
Purposive sampling adalah suatu cara
S TC
pengambilan sampel yang dilakukan dengan
sengaja, dengan catatan bahwa sampel Keterangan :
tersebut representatif atau dapat mewakili - Jika R/C Rasio > 1, maka usahatani kentang
sampel (Arikunto, 2010). efisien atau layak untuk diusahakan.
- Jika R/C Rasio < 1, maka usahatani kentang
Teknik Penentuan Sampel
tidak efisien atau tidak layak diusahakan
Penentuan jumlah petani contoh
dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Efisiensi Pemasaran
simple random sampling. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran
Penentuan jumlah sampel dengan kentang di Kabupaten Magetan, dilakukan
menggunakan metode snow ball sampling, melalui beberapa tahapan yaitu analisis
yaitu suatu teknik pengambilan sampel saluran pemasaran.
dimana sampel yang pertama (petani Untuk mengetahui besarnya biaya
produsen) akan menentukan sampel pemasaran dan marjin pemasaran di tingkat
berikutnya. Metode snow ball sampling ini lembaga pemasaran dalam saluran pemasaran
digunakan untuk menentukan pengambilan dilakukan dengan cara menghitung biaya,
sampel pada lembaga pemasaran yang keuntungan dan marjin pemasaran pada tiap
melakukan fungsi pemasaran kentang. lembaga pemasaran pada berbagai saluran
pemasaran kentang yang ada

44 AGRI-TEK, Volume 17 Nomor 1 Maret 2016


Analisis Efisiensi Pemasaran Kentang (Solanum Tuberosum L.)

a. Biaya Pemasaran Kp = keuntungan pemasaran


Biaya pemasaran dapat dihitung dengan SK i = K x 100 %
menggunakan rumus : Pr-Pf
Bp = Bp1 + Bp 2 + .... +Bpn Dimana :
Keterangan : SKi = Share keuntungan Lembaga pemasaran
Bp = Biaya pemasaran ke i
Bp1, Bp2, ...., Bpn = Biaya pemasaran tiap Ki = Keuntungan lembaga pemasaran ke i
lembaga pemasaran kentang Berdasarkan marjin tersebut maka akan
b. Keuntungan pemasaran dapat diketahui :

Keuntungan pada tiap lembaga 1. Perbandingan share keuntungan dengan


pemasaran dalam pemasaran kentang biaya pemasarannya.
dirumuskan sebagai berikut : 2. Perbandingan share keuntungan dari
Kpn = Psn Pbn Bpn masing-masing lembaga yang terlibat
dalam proses pemasaran apakah merata
Keterangan :
atau tidak.
Kpn = Keuntungan lembaga pemasaran ke-n
Psn = Harga jual kentang lembaga pemasaran d. Persentase marjin pemasaran
ke-n Mp = (Pr-Pf ) / Pr x 100%
Pbn = Harga beli kentang lembaga pemasaran Keterangan :
ke-n Mp : marjin pemasaran
Bpn = Biaya pemasaran kentang lembaga Pr : harga kentang ditingkat konsumen
pemasaran ke-n Pf : harga kentang ditingkat petani
c. Marjin Pemasaran e. Bagian yang diterima petani (farmers
Marjin pemasaran adalah perbedaan share)
harga yang dibayar konsumen dengan harga F = (Pf/Pr) x 100%
yang diterima petani, dirumuskan : Keterangan :
Mp = Pr Pf F : Bagian yang diterima petani
Keterangan : Pf : Harga kentang ditingkat petani
Mp = Marjin pemasaran kentang Pr : Harga kentang ditingkat konsumen
Pr = harga kentang di tingkat konsumen Saluran pemasaran dianggap efisien
Pf = harga kentang ditingkat petani secara ekonomis apabila saluran pemasaran
Marjin diperoleh pedagang perantara tersebut mempunyai nilai presentase marjin
terdiri dari sejumlah biaya pemasaran yang pemasaran relatif rendah serta bagian yang
dikeluarkan dan keuntungan yang diterima diterima petani atau nilai presentase farmers
oleh pedagang perantara, dirumuskan share lebih dari 50%.
sebagai berikut : Untuk mengetahui hubungan antara
M = Bp + Kp marjin pemasaran dengan harga eceran,
Keterangan : akan diduga dengan analisis regresi
M = Marjin pemasaran linier sederhana. Analisis linier sederhana
digunakan untuk menguji pengaruh satu
Bp = Biaya pemasaran

Volume 17 Nomor 1 Maret 2016, AGRI-TEK 45


Indah Rekyani Puspitawati & Ratna Mustika Wardhani

variabel bebas terhadap variabel terikat atau Tabel 1 menunjukkan 65,71% lahan
variabel dependent. Bila skor variabel bebas yang digunakan untuk budidaya kentang
diketahui maka skor variabel terikatnya dapat di Kecamatan Plaosan. Budidaya tanaman
diprediksi besarnya. Analisis regresi linier kentang petani di Kecamatan Plaosan
terdiri satu variabel bebas (predictor) dan satu cenderung menggunakan tenaga kerja
variabel terikat (respon), dengan persamaan pribadi maupun keluarga daripada sewa
berikut (Widiyanto, 2012) : tenaga kerja orang lain. Untuk membiayai
Y = a + bX tenaga kerja cukup mahal, yaitu antara Rp
Keterangan: 70.000,00 sampai Rp 75.000,00 per hari. Hal
ini karena semakin sulitnya mencari tenaga
Y = Marjin Pemasaran
kerja sebagai penggarap lahan pertanian.
a = Konstanta Regresi
b = Koefisien Regresi Analisis Biaya Produksi Usahatani Kentang

X = Harga Eceran Kentang Analisis mengenai biaya produksi dan


pendapatan usaha tani kentang di Kecamatan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Plaosan Kabupaten Magetan dapat dilihat
Analisis Usahatani Kentang pada tabel 2 berikut ini.
Usahatani yang dilakukan oleh petani Tabel 2. Rata-Rata Biaya Produksi
sebagai produsen dari pemasaran kentang Usahatani Kentang di Kecamatan Plaosan
berupaya membudidayakan kentang agar per Ha
dapat diterima oleh konsumen. Pada tabel Varietas Varietas
1 berikut diuraikan mengenai usahatani Biaya Usahatani Granola Atlantik
kentang di Kabupaten Magetan. Total (Rp) Total (Rp)
Tabel 1. Usahatani kentang di Kecamatan 1. Biaya Tetap
Plaosan Kabupaten Magetan Sewa lahan 2.550.000
Penyusutan 2.650.000 31.300
Jumlah
Peralatan 31.300
No Uraian Petani Persentase
Sub Total 2.681.300 2.581.300
Responden (%)
2. Biaya Variabel
1 Lahan
Bibit 10.800.000 18.200.000
a. Milik Sendiri 12 34,29
Pupuk 6.773.000 6.607.050
b. Sewa 23 65,71
Obat-obatan 4.929.000 4.845.000
2 Asal Bibit Kentang
a. Bibit Sendiri 3 8,57 Tenaga kerja 11.760.000 12.197.000
b. Bibit Beli 32 91,43 Sub Total 34.262.000 41.489.050
3 Sistem Tanam Total Biaya 44.430.050
a. Monokultur 22 62,86 Usahatani 36.943.300
b. Tumpangsari 13 37,14 Sumber : Analisis Data Primer, 2015
4 Tenaga Kerja
a. Sendiri 25 71,43 Perbandingan rata-rata total biaya
b. Sewa Tenaga usahatani kentang per Ha yang dikeluarkan,
Kerja 10 28,57 biaya tetap varietas Granola lebih besar
dibandingkan varietas Atlantik, akan tetapi
Sumber : Analisis Data Primer, 2015
biaya variabel kentang varietas Atlantik
lebih besar dibandingkan varietas Granola.

46 AGRI-TEK, Volume 17 Nomor 1 Maret 2016


Analisis Efisiensi Pemasaran Kentang (Solanum Tuberosum L.)

Biaya tetap yang dikeluarkan pada varietas dapat diketahui dengan melihat total biaya
Granola paling besar untuk biaya sewa lahan. produksi, volume produksi, harga jual,
Sedangkan biaya variabel pada varietas penerimaan dan pendapatan yang diperoleh
Atlantik lebih besar pada biaya bibit dan petani. Total penerimaan, pendapatan dan R/C
tenaga kerja. rasio usahatani kentang pada masing-masing
varietas dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Analisis Penerimaan, Pendapatan dan R/C
Rasio Usahatani Kentang Tabel 3. Rata-Rata Penerimaan, Pendapatan
dan R/C Rasio Usahatani Kentang Varietas
Untuk membandingkan varietas kentang
Granola dan Atlantik
yang memberikan keuntungan lebih besar

Varietas Granola Varietas Atlantik


No Jenis Biaya
Rata-Rata/Ha Rata-Rata/Ha
1 Total Biaya Usahatani Rp 36.943.300,00 Rp 44.430.050,00
2 Volume Produksi 24.290 kg 15.714 kg
3 Harga Jual Rp 4.567,00 Rp 5.000,00
4 Total Penerimaan Rp 110.932.430,00 Rp 78.570.000,00
5 Total Pendapatan Rp 73.989.130,00 Rp 34.139.950,00
6 R/C Rasio 3,00 1,76
Sumber : Analisis Data Primer, 2015

R/C rasio merupakan perbandingan Kentang varietas Granola yang diusahakan


antara total penerimaan dengan total biaya oleh para petani di Kecamatan Plaosan
produksi. Tabel 3, diperoleh R/C rasio untuk umumnya secara mandiri dengan rantai
usahatani kentang varietas Granola sebesar pemasaran melalui pedagang pengumpul,
3,00 dan varietas Atlantik 1,76; dapat pedagang pasar Plaosan, pedagang pengecer
diartiakan bahwa setiap penambahan biaya dan pedagang antar kota untuk berbagai
sebesar Rp 1,00 maka diperoleh penerimaan tujuan pasar baik pasar dalam kota maupun
Rp 3,00 untuk varietas Granola dan Rp 1,76 pasar luar kota.
untuk varietas Atlantik. Kentang varietas Atlantik hanya ada satu
Penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa pembeli tunggal yaitu PT. Indofood Malang
usahatani kentang kedua varietas memiliki yang merupakan industri pengolahan keripik
R/C rasio > 1, hal ini berarti usahatani kentang kentang (chiping) dalam berbagai jenis
di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan produk. Sehingga dapat dikatakan pemasaran
layak untuk diusahakan. kentang Antlantik berada dalam struktur
pasar monopsoni, yaitu jumlah petani yang
Saluran Pemasaran Kentang
banyak berhadapan dengan satu pembeli
Pendistribusian atau penyaluran barang PT. Indofood dan tidak membentuk saluran
dari petani produsen ke konsumen akhir, pemasaran.
selalu melibatkan lembaga pemasaran yang
Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
akan membentuk saluran pemasaran.
maka aktivitas pemasaran kentang di

Volume 17 Nomor 1 Maret 2016, AGRI-TEK 47


Indah Rekyani Puspitawati & Ratna Mustika Wardhani

Kecamatan Plaosan terdapat 3 pola saluran masing-masing marjin yang terdapat pada
pemasaran, yaitu: masing-masing tingkat lembaga pemasaran.
1. Saluran I: Petani Pedagang Pasar Marjin, distribusi marjin dan share pe
Plaosan Pedagang Pengecer masaran lembaga pemasaran kentang pada
Konsumen. saluran pemasaran I dapat dilihat dari tabel 5
2. Saluran II : Petani Pedagang berikut ini.
Pengumpul Desa Pedagang Pasar Tabel 5. Marjin, Distribusi Marjin dan
Plaosan Pedagang Pengecer Share Pemasaran Kentang Pada Saluran
Konsumen Pemasaran I Kecamatan Plaosan
3. Saluran III: Petani Pedagang Kabupaten Magetan.
Pengumpul Desa Pedagang Pasar Distribusi Share
No Uraian Rp/Kg
Plaosan Pedagang Antar Kota Marjin (%) (%)
Pedagang Pengecer Konsumen 1 Petani
Jumlah persentase petani responden Harga Jual 4700 87,39
pada tiap-tiap saluran pemasaran kentang di 2 Pedagang
Kecamatan Plaosan setiap desa yang menjadi Pasar Plaosan
sampel penelitian ditunjukkan pada tabel 4 Harga Beli 4700 87,39
berikut. Harga Jual 4980 92,60
Marjin 280 5,21
Tabel 4. Persentase Petani Responden Biaya
Masing-Masing Pola Saluran Pemasaran Pemasaran:
Kentang Pada Setiap Desa Sampel di Sortasi 10,40 1,53 0,19
Kecamatan Plaosan. Pengemasan 32,50 4,79 0,60
Persentase (%) Angkut 34 5,01 0,63
Desa/
n
Saluran Saluran Saluran Retribusi 5 0,74 0,09
Kelurahan Penyusutan 43 6,34 0,80
I II III
Plaosan 10 16,67 - 16,67 Keuntungan 155,10 22,88 2,88
Sarangan 15 - 16,67 33,33 Pedagang
Puntukdoro 5 16,67 - - 3 Pengecer
Total 30 33,33 16,67 50,00 Harga Beli 4980 92,60
Harga Jual 5378 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2015 Marjin 398 7,40
Jumlah petani kentang yang meng Biaya
gunakan pola saluran pemasaran I adalah Pemasaran:
33,33%; sedangkan untuk pola saluran II Pengemasan 36,78 5,42 0,68
16,67% dan saluran pemasaran III 50,00%. Angkut 23 3,39 0,43
Mayoritas dari petani responden masih Penyusutan 37,39 5,51 0,70
mengandalkan pedagang pengumpul untuk Keuntungan 300,83 44,37 5,59
pemasaran, dibandingkan dengan menjual 4 Konsumen
langsung ke pasar sayur Plaosan. Harga Beli 5378 100,00
Total Marjin
Analisa Efisiensi Pemasaran Total Biaya 678 100,00 12,61
Pemasaran kentang dapat dianalisis Total 227,07 32,75 4,13
efisiensinya dengan analisa marjin pemasaran. Keuntungan 455,93 67,25 8,48
Marjin pemasaran total adalah jumlah dari Sumber: Analisis Data Primer, 2015

48 AGRI-TEK, Volume 17 Nomor 1 Maret 2016


Analisis Efisiensi Pemasaran Kentang (Solanum Tuberosum L.)

Tabel 5 menunjukkan saluran pemasaran Distribusi Share


I, petani menjual langsung komoditas kentang No Uraian Rp/Kg
Marjin (%) (%)
ke pedagang pasar Plaosan tanpa melalui Marjin 400 7,27
perantara pedagang lain. Biaya
Marjin, distribusi marjin dan share Pemasaran :
pemasaran lembaga pemasaran kentang Pengemasan 36,90 3,69 0,67
pada saluran pemasaran II dapat dilihat dari Angkut 40,94 4,09 0,74
tabel 6 berikut ini. Penyusutan 35,45 3,55 0,64
Keuntungan 286,71 28,67 5,21
Tabel 6. Marjin, Distribusi Marjin dan
5 Konsumen
Share Pemasaran Kentang Pada Saluran
Harga Beli 5500
Pemasaran II Kecamatan Plaosan Total Marjin
Kabupaten Magetan. Total Biaya 1000 100,00 18,18
Distribusi Share Total 305,99 30,60 5,56
No Uraian Rp/Kg
Marjin (%) (%) Keuntungan 694,01 69,40 12,62
1 Petani
Sumber : Analisis Data Primer, 2015
Harga Jual 4500 81,82
Tabel 6 dapat diketahui pedagang
2 Pedagang pengumpul membeli kentang dari petani
Pengumpul yang lokasinya cukup jauh dari pasar. Petani
Harga Beli 4500 81,82 responden pada saluran pemasaran II
Harga Jual 4767 86,67 merupakan petani dari Kelurahan Sarangan.
Marjin 267 4,85
Biaya Marjin, distribusi marjin dan share
Pemasaran : pemasaran lembaga pemasaran kentang
Pengemasan 24,17 2,42 0,44 pada saluran pemasaran III dapat dilihat dari
Angkut 30,90 3,09 0,56 tabel 7 berikut ini.
Penyusutan 25,83 2,58 0,47 Tabel 7. Marjin, Distribusi Marjin dan
Keuntungan 186,10 18,61 0,03 Share Pemasaran Kentang Pada Saluran
Pedagang Pasar Pemasaran III Kecamatan Plaosan
3 Plaosan Kabupaten Magetan.
Harga Beli 4767 86,67 Distribusi Share
Harga Jual 5100 92,73 No Uraian Rp/Kg
Marjin (%) (%)
Marjin 333 6,05 1 Petani
Biaya Harga Jual 4500 63,03
Pemasaran : 2 Pedagang
Sortasi 10 1,00 0,18 Pengumpul
Pengemasan 32,71 3,27 0,59 Harga Beli 4500 63,03
Angkut 37,50 3,75 0,68 Harga Jual 4725 66,18
Retribusi 5 0,50 0,09 Marjin 225 3,15
Penyusutan 26,59 2,66 0,48 Biaya
Keuntungan 221,20 22,12 4,02
Pemasaran :
4 Pedagang
Pengemasan 24,38 0,92 0,34
Pengecer Angkut 31,75 1,20 0,44
Harga Beli 5100 92,73 Penyusutan 26,5 1,00 0,37
Harga Jual 5500 100,00

Volume 17 Nomor 1 Maret 2016, AGRI-TEK 49


Indah Rekyani Puspitawati & Ratna Mustika Wardhani

Distribusi Share Tabel 7, dapat diketahui bahwa pada


No Uraian Rp/Kg saluran pemasaran III lembaga pemasaran
Marjin (%) (%)
Keuntungan 142,37 5,39 1,99 yang terlibat lebih banyak dibandingkan
Pedagang saluran sebelumnya. Kentang dari petani
3 Pasar Plaosan dipasarkan melalui perantara pedagang
Harga Beli 4725 66,18 pengumpul desa.
Harga Jual 5200 72,83 Total marjin pemasaran pada saluran
Marjin 475 6,65 III sebesar Rp 2.640,00 per kg, total biaya
Biaya pemasaran sebesar Rp 458,46 per kg dan total
Pemasaran : keuntungan sebesar Rp 2.270,60 per kg serta
Sortasi 10,20 0,39 0,14 farmer share sebesar 63,03%.
Pengemasan 31,81 1,20 0,45
Angkut 37,04 1,40 0,52 Uraian sebelumnya telah diperoleh angka
Retribusi 5 0,19 0,07 marjin pemasaran dan farmer share pada
Penyusutan 26,10 0,99 0,37 setiap saluran pemasaran kentang. Marjin
Keuntungan 364,85 13,82 5,10 pemasaran, nilai persentase marjin dan farmer
4 Pedagang share dapat dilihat pada tabel 8.
Antar Kota Tabel 8 Marjin Pemasaran, Persentase
Harga Beli 5200 72,83 Marjin dan Farmer Share Pada Tiap-Tiap
Harga Jual 6680 93,56 Saluran Pemasaran Kecamatan Plaosan
Marjin 1480 20,73 Kabupaten Magetan.
Biaya
Marjin Farmer
Pemasaran : Saluran Persentase
Pengemasan 40,78 1,54 0,57 Pemasaran Share
Pemasaran Marjin (%)
Angkut 91 3,45 1,27 (Rp) (%)
Penyusutan 34 1,29 0,48 I 678 15,70 87,39
Keuntungan 1314,22 49,78 18,41 II 1000 23,16 81,82
5 Pedagang III 2640 61,14 63,03
Pengecer Sumber : Analisis Data Primer, 2015
Harga Beli 6680 93,56
Harga Jual 7140 100,00 Tabel 8 dapat dilihat bahwa pada saluran I
Marjin 460 6,44 persentase marjin paling kecil sebesar 15,70%
Biaya dengan farmer share 87,39%; saluran II dengan
Pemasaran : persentase marjin 23,16% dan farmer share
Pengemasan 36,55 1,38 0,51 sebesar 81,82%; saluran III persentase marjin
Angkut 25,8 0,98 0,36 paling besar 61,14% dan farmer share 63,03%.
Penyusutan 37,55 1,42 0,53 Untuk mengetahui hubungan antara
Keuntungan 360,10 13,64 5,04 marjin pemasaran dengan harga eceran, akan
6 Konsumen diduga dengan fungsi linier sederhana. Dari
Harga Beli 7140 hasil perhitungan didapat hasil pada tabel
Total Marjin berikut
Total Biaya 2640 100,00 36,97
Total 458,46 17,37 6,42
Keuntungan 2181,54 82,63 30,55
Sumber: Analisis Data Primer, 2015

50 AGRI-TEK, Volume 17 Nomor 1 Maret 2016


Analisis Efisiensi Pemasaran Kentang (Solanum Tuberosum L.)

Tabel 9. Analisa Regresi Antara Marjin tenaga kerja sedikit dan biaya tenaga kerja
Pemasaran Dengan Harga Eceran pertanian mahal serta penurunan daya
Stan fungsi lahan akibat penggunaan pupuk
Koefisien t- t-tabel
Variabel dart dan bahan kimia berlebih berpengaruh
Regresi Error hitung 5% 1% pada produksi kentang.
Marjin 1,079 0,017 62,273 2,045 2,756
K o n 2. Pendapatan rata-rata petani kentang
-5063,378 varietas Granola adalah sebesar Rp
stanta
73.989.130,00 dan Rp 34.139.950,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2015
varietas Atlantik dengan perbandingan
Hasil analisa diperoleh persamaan : R/C rasio masing-masing varietas 3,00%
M = -5063,378 + 1,079 . Pr dan 1,76%. Hal ini menunjukkan bahwa
usahatani kentang varietas Granola lebih
Hasil pengujian diatas menunjukkan
menguntungkan bagi petani daripada
bahwa harga b = 1,079 berpengaruh nyata
kentang varietas Atlantik.
pada taraf signifikasi 5% dan 1%, artinya setiap
kenaikan marjin pemasaran sebesar 1,079%. 3. Varietas kentang Granola terbentuk pola
Harga a = -5063,378 tidak berpengaruh nyata saluran pemasaran, sedangkan pada
pada taraf signifikasi 5% dan 1%. Dari hasil varietas Atlantik merupakan struktur
analisa di atas dapat disimpulkan bahwa pasar monopsoni yang berarti hanya
tipe marjin pemasaran kentang di daerah terdapat satu pembeli tunggal yaitu PT.
penelitian adalah tipe linier, artinya harga Indofood
ditingkat pengecer akan mempengaruhi 4. Terdapat 3 pola saluran pemasaran
harga di tingkat petani kentang. kentang, yaitu:
Peningkatan yang terjadi pada marjin a. Saluran I: Petani Pedagang Pasar
pemasaran akan berpengaruh nyata pada Plaosan Pedagang Pengecer
harga eceran kentang (R2 = 0,411), semakin Konsumen.
besar nilai marjin pemasaran maka semakin b. Saluran II: Petani Pedagang
tinggi harga eceran kentang sebaliknya Pengumpul Desa Pedagang Pasar
semakin kecil nilai marjin pemasaran maka Plaosan Pedagang Pengecer
semakin rendah harga eceran kentang Konsumen
dipasaran. c. Saluran III: Petani Pedagang
KESIMPULAN DAN SARAN Pengumpul Desa Pedagang
Pasar Plaosan Pedagang Antar
Kesimpulan
Kota Pedagang Pengecer
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Konsumen
dilakukan di Kecamatan Plaosan Kabupaten
5. Saluran Pemasaran I merupakan saluran
Magetan, maka dapat disimpulkan sebagai
pemasaran yang paling efisien, dengan
berikut :
farmer share paling besar yaitu 87,39%
1. Produksi kentang khususnya di wilayah dan marjin total paling kecil sebesar Rp
Kabupaten Magetan sejak 5 tahun terakhir 678,00.
terus mengalami penurunan. Faktor-faktor
6. Berdasarkan analisa diketahui semakin
penyebab penurunan produksi kentang
kecil marjin pemasaran maka semakin
khususnya di Kecamatan Plaosan yaitu luas
efisien kegiatan pemasaran kentang. Dari
areal lahan pertanian berkurang, jumlah
analisa data diperoleh fungsi linier marjin

Volume 17 Nomor 1 Maret 2016, AGRI-TEK 51


Indah Rekyani Puspitawati & Ratna Mustika Wardhani

pemasaran adalah M = -5063,378 + 1,079 Indonesia Expanding Horizons. 2014


(Pr). Prioritas Masalah Pertanian di Indonesia.
agriculture.pdf. Diunduh pada 02 Maret
Saran
2015.
1. Produksi kentang dapat ditingkatkan
Direktorat Pengkaji Bidang Ekonomi. 2013.
dengan penerapan usahatani yang benar
Meningkatkan Produktivitas Pertanian
dan penggunaan bibit yang baik serta
Guna Mewujudkan Ketahanan Pangan
aplikasi pupuk maupun bahan kimia
dalam Rangka Ketahanan Nasional. Edisi
secara tepat.
15/Mei 2013. Jurnal Kajian Lemhannas RI,
2. Perlu adanya penyuluhan kepada petani .Jakarta.
agar dalam memasarkan kentang hasil
Kotler. 1998. Manajemen Pemasaran :
panennya melalui saluran pemasaran
Analisis Perencanaa, Implementasi dan
yang memberikan share bagi petani
Pengendalian. Jilid Dua .Erlangga, Jakarta.
paling besar.
Marzuki. 1977. Metodologi Riset (Cetakan
DAFTAR PUSTAKA Kelima, Nopember 1991). Bagian
Anindita, R. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas
Penerbit Papyrus, Surabaya Islam Indonesia, Yogyakarta
Badan Pusat Statistik. 2014. Kecamatan Pijoto, S. 2004. Budidaya Tanaman Kentang. PT.
Plaosan Dalam Angka, Magetan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Baladina, N. 2012. Pemasaran Hasil Pertanian: Rekyani, I.P. 2001. Struktur, Perilaku dan
Marjin dan Biaya Pemasaran. ....... Penampilan Pasar Pada Saluran Pemasaran
ubdistanceleraning. Lab. Ekonomi Mangga di Kecamatan Dolopo, Kabupaten
Pertanian, Fakultas Pertanian. ..Universitas Madiun. Tesis Pada Program Pasca Sarjana.
Brawijaya. Malang Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Respati E. dkk. 2013. Buletin Konsumsi Pangan.
Yogyakarta. 2004. Teknologi Budidaya Volume 4 No. 1, Tahun 2013. Pusat Data
.Kentang Industri Di Lahan Sawah Dataran dan Sistem Informasi Pertanian. Jakarta.
Medium Kabupaten Sleman .D.I.Yogyakarta. Sihombing, L. 2005. Analisis Tataniaga
Rekomendasi Teknologi Pertanian 2004, Kentang di Propinsi Sumatera Utara. Jurnal
Yogyakarta. Ilmiah Pertanian KULTURA Vol. 40 No. 2.
Hastuti, D.R. dan Rahim, A. 2007. dalam Universitas ...Sumatera Utara. Medan.
Downey dan Erickson. 1992. .Manajemen Soekartawi. 1991. Agribisnis Teori dan
Agribisnis (Edisi Kedua) (Terjemahan : Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada.
Alfonsus Sirait). Erlangga, Jakarta. Jakarta.
Hidayati, Y. 1997. Analisa Efisiensi Pemasaran
Buncis (Phaseolus vulgaris L. )Pada
Beberapa Saluran Pemasaran. S.P.
Universitas Muhammadiyah Malang,
Malang.

52 AGRI-TEK, Volume 17 Nomor 1 Maret 2016

You might also like