Gerbang Logika2 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR 1
Gerbang Logika
Cece Solihin
(1147030012)

February 28, 2016

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015

1
Abstract

Basic electronics lab work has been done on Operational -Amplifier


aimed so that the learners were able to describe the flow of a series
of inverting and non - inverting , as well as being able to analyze the
working system of the circuit adder , subtractor , integrator , and
differensiator . The circuit schematic of the experiment is assembled
on Multisim software in order to obtain the results of the experiment
in the form of a wave with the output voltage varies . Operational
Amplifier or abbreviated Op-Amp is one of the popular analog com-
ponents are used in various applications of electronic circuits . In the
Op-Amp has two series of feedback. The feedback are negative feed-
back and positive feedback where negative feedback to the op-amp
plays an important role . In general , the positive feedback will re-
sult in negative feedback oscillation while the reinforcement that can
be measured. Keyword: Operational Amplifier , adder , subtractor ,
integrator , and differensiator

Ringkasan

Telah dilakukan praktikum elektronika dasar tentang Operational


-Amplifier yang bertujuan agar praktikan mampu mendeskripsikan
alur rangkaian inverting dan non-inverting, serta mampu menganalisis
sistem kerja dari rangkaian adder, subtractor, integrator, dan differ-
ensiator. Skema rangkaian dari percobaan ini dirangkai pada software
Multisim sehingga diperoleh hasil percobaan berupa gelombang den-
gan output tegangan yang berbeda-beda. Operational Amplifier atau
disingkat Op-Amp merupakan salah satu komponen analog yang pop-
ular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Pada
Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feed-
back negatif dan feedback positif dimana Feedback negatif pada op-
amp memegang peranan penting. Secara umum, umpan balik posi-
tif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpan balik negatif meng-
hasilkan penguatan yang dapat terukur.
Kata Kunci: Operational Amplifier, adder, subtractor, integrator,
dan differensiator.

1
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Elektronika merupakan ilmu yang sangat penting bagi manusia sebab menyangkut
tentang kelistrikan yang menjadi salah satu energi terpenting dalam kehidu-
pan manusia. Sebagai bagian dari Fisika, pada elektronika juga tidak cukup
jika hanya dipelajari secara teori sehingga membutuhakan praktek untuk
membantu kita dalam memahami dan mengaplikasikannya. Berdasarkan hal
tersebut maka dilakukanlah praktikum elektronika dasar ini yakni tentang
rangkaian Penguat Operasional sekaligus untuk memenuhi persyaratan dari
mata kuliah Elektronika Dasar II. Penguat operasional adalah perangkat
yang sangat efisien dan serba guna. Contoh penggunaan penguat opera-
sional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan
pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada peng-
gunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta
pengembangan alat komunikasi. Op-Amp merupakan sebuah rangkaian in-
tegrasi ( IC ) linear yang mampu memberikan penguatan yang sangat besar
dan dapat dioperasikan pada interval tegangan yang cukup lebar. Selain
itu, aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio, pen-
gatur tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digi-
tal dan pengubah digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan,
penguat pengunci, kendali otomatik, computer analog, elektronika nuklir,
dan lain-lain. Sehingga pada praktikum kali ini, akan dilakukan beberapa
penggunaan op-amp dalam kasus sederhana yang meliputi sifat-sifat dasar
op-amp, yakni sebagai penguat membalik, penguat tidak membalik, adder,
subtractor, integrator dan differensiator.

1.2 Tujuan
Percobaan tentang Operational -Amplifier ini ialah bertujuan agar prak-
tikan mampu mendeskripsikan alur rangkaian inverting dan non-inverting,
serta mampu menganalisis sistem kerja dari rangkaian adder, subtractor, in-
tegrator, dan differensiator.

2
1.3 Dasar Teori
Penguat Operasional (Operational Amplifier) merupakan suatu jenis penguat
elektronika dengan hambatan arus searah yang memiliki bati atau faktor
penguatan yang sangat besar dengan dua masukan (input) dan satu kelu-
aran (output). Penguat Operasional pada umumnya tersedia dalam ben-
tuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah seri. Sebuah
tapis/filter merupakan sebuah jaringan yang didesain agar dapat melewatkan
isyarat pada daerah frekuensi tertentu. Daerah frekuensi dimana isyarat da-
pat diloloskan disebut pita lolos, dan daerah frekuensi dimana isyarat dito-
lak disebut pita henti. Penguat Operasional (Op-Amp) dapat pula didefin-
isikan sebagai suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan
konfigurasi penguat diferensial. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat
operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang
berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap
tanah (ground). Simbol dari penguat operasional adalah: Keuntungan dari
pemakaian penguat operasional ini adalah karakteristiknya yang mendekati
ideal sehingga dalam merancang rangkaian yang menggunakan penguat ini
lebih mudah, dan juga karena penguat ini bekerja pada tingkatan yang cukup
dekat dengan karakteristik kerjanya secara teoritis. Dari sudut sinyal,sebuah
penguat operasional mempunyai tiga terminal, yaitu dua terminal masukan
dan satu terminal keluaran. Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa ter-
minal V1 dan V2 adalah terminal masukan dan terminal V adalah terminal
keluaran. Kebanyakan penguat operasional membutuhkan catu daya DC
dengan dua polaritas untuk dapat beroperasi. Kemudian adapula yang dis-
ambungkan ke tegangan positif (+V) dan disambungkan ke tegangan negatif
(-V). Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah mem-
bandingkan nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting), apa-
bila kedua input bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan
apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan
memberikan tegangan output. Karakteristik utama sebuah penguat opera-
sional yang ideal adalah: a. Impedansi masukan tak terhingga. Penguat yang
ideal diharapkan tidak menarik arus masukan, artinya tidak ada arus yang

3
masuk kedalam terminal 1 maupun 2 (I1 = I2 = 0). b. Impedansi keluaran
sama dengan nol. Terminal 3 merupakan keluaran penguat operasional, ide-
alnya diharapkan bertindak sebagai terminal keluaran sebuah sumber sumber
tegangan ideal. Tegangan antara terminal 3 dengan ground akan selalu sama
dengan A, dimana A adalah faktor penguatan sebuah penguat operasional.
c. Penguatan loop terbuka tak terhingga. Apabila dioperasikan pada loop
terbuka (tidak ada umpan balik dari keluaran ke masukan), maka sebuah
penguat operasional ideal mempunyai gain (penguatan) yang besarnya tak
terhingga.
Fungsi atau aplikasi rangkaian Op-amp yaitu:
Penguat Membalik (inverting)
Penguat tidak Membalik (Non Inverting)
Penguat Penjumlahan (Adder)
Penguat Pengurangan (Subtractor)
Penguat Integrator
Penguat Diferensiator

4
2 Metode Praktikum
2.1 Waktu dan Tempat
Percobaan Operational- Amplifier ini telah dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 23 Februari 2016, pukul 12.40-14.20 WIB. Bertempat di Laborato-
rium Advance Physic , Fakultas Sains dan Tekhnologi, Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung.

2.2 Alat dan bahan yang digunakan antara lain:


1. laptop/notebook

2. Osiloskop

3. Resistor

4. Kabel Penghubung

5. Multimeter

6. Banana Konektor

7. Kit dasar elektronika Op-Amp

2.3 Prosedur Percobaan


2.3.1 OPERATIONAL AMPLIFIER

Langkah pertama yang harus dilakukan praktikan adalah rangkaian per-


cobaan operasional amplifier seperti rangkaian inverting dan non-inverting,
adder, subtractor, integrator, dan differensiator dirangkai terlebih dahulu
pada software Multisim. Setelah itu simulasi dijalankan dan diamati apa
yang terjadi. Kemudian disiapkan tabel pengamatan dan tabel diisi sesuai
dengan hasil eksperimen.

5
3 Diagram Alir
3.1 OPERATIONAL AMPLIFIER

Mulai

Rangkaian percobaan dirangkai terlebih dahulu pada software Multisim

Simulasi dijalankan

Diamati apa yang terjadi

Disiapkan tabel pengamatan

Tabel diisi sesuai dengan hasil eksperimen

selesai

6
4 Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Data pengamatan
4.1.1 OPERATIONAL AMPLIFIER NON-INVERTING
No Ri Rf Vin(+) Vo
1 100 ohm 100 ohm 2,5V 5V
2 100 ohm 200 Ohm 2,5V 7,5V
3 100 ohm 300 ohm 2,5V 10V

4.1.2 OPERATIONAL AMPLIFIER INVERTING


No Ri Rf Vin(-) Vo
1 100 ohm 100 ohm 3V 3V
2 100 ohm 200 Ohm 3,5V 7V
3 100 ohm 300 ohm 2,5V 10,5V

4.1.3 OPERATIONAL AMPLIFIER ADDER


No R Vin 1 Vin 2 Vo
1 100 ohm 3,75 V 1V 4,75 VV
2 100 ohm 3,75 V 1V 4,75 V

4.1.4 OPERATIONAL AMPLIFIER SUBTRACTOR


No R Vin 1 Vin 2 Vo
1 100 ohm 0,4 V 0,4 V 0
2 200 ohm 0,4 V 0,4 V 0
3 300 ohm 0,4 V 0,4 V 0

4.1.5 RANGKAIAN INTEGRATOR


No Vmula Vin R C Vo
1 0 0 200 V 100 ohm 0

7
4.1.6 RANGKAIAN DIFERENSIATOR
No Vmula Vin R C Vo
1 0 1V 200 ohm 100F 0
1 0 1V 150 ohm 100F 0

4.2 pembahasan
Operational Amplifier adalah suatu penguat yang terintegrasi dalam
sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan
sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan
untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada Op-Amp.
Pada dasarnya Op-Amp memiliki dua input dan satu output. Op-Amp
digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-macam
atau dapat pula digunakan untuk operasi-operasi tak linier dan seringkali
disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Op-Amp merupakan
komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna
dalam bentuk IC. Prinsip kerja Op-Amp adalah membandingkan nilai
kedua input, apabila kedua input bernilai sama maka output Op-Amp
tidak ada (nol). Dan apabila terdapat perbedaan nilai input
keduanya,maka output Op-Amp akan memberikan tegangan output. Pada
percobaan kali ini,kita akan menganalisis beberapa rangkaian operational
amplifier (Op-Amp) seperti rangkaian inverting dan non-inverting, adder,
subtractor, integrator, dan differensiator. a. Op-Amp Inverting Dalam
rangkaian inverting amplifier (penguat membalik), salah satu fungsi
pemasangan resistor umpan balik (feedback) dan resistor input adalah
untuk mengatur faktor penguatan inverting amplifier tersebut. Dengan
dipasangnya resistor feedback, dan resistor input maka penguatan dari
penguat membalik dapat diatur. Rangkaian penguat inverting merupakan
rangkaian dengan impedansi masukan yang sangat rendah. Rangkaian
Op-Amp inverting akan menerima arus atau tegangan dari tranducer
sangat kecil dan akan membangkitkan arus atau tegangan yang lebih besar.
Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan dimana Vin yang diterima dari
tranducer sangat kecil yaitu sebesar (3V, dan 3,5V) kemudian berubah

8
menjadi Vout yang lebih besar tergantung pada besarnya R2. Semakin
besar R2 yang digunakan maka semakin besar pula Vout yang dihasilkan.
Rangkaian dasar penguat inverting adalah rangkaian dimana sinyal
masukannya dibuat melalui input inverting. Rangkaian penguat inverting
(pembalik) menggunakan Op-Amp sebagai penguat sinyal dimana sinyal
outputnya berbalik fasa 180 derajat dari sinyal input,sehingga tanda
negatif (pada rumus) menunjukkan bahwa keluarannya adalah pembalikan
dari masukannya. Rangkaian ini mengubah arus menjadi tegangan dan
digerakkan oleh sumber tegangan bukan sumber arus. Tahanan sumber R1
bagian umpan baliknya berubah, dan beberapa sifat umpan balik juga
berubah. Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground.
Atau V+ = 0. Karena V+ dan V- nilainya adalah nol. Namun tidak
terhubung langsung ke ground, input Op-Amp V- pada rangkaian ini
dinamakan virtual ground.
b. Op-Amp Non-Inverting Kemudian pada percobaan ini dipelajari pula
fungsi dari penguat non-inverting (Op-Amp non-inverting), yaitu rangkaian
yang dapat memperkuat sinyal input dimana membalikkan sinyal output
bahkan ketika mereka menambah sinyal input bersama-sama. Dalam
percobaan ini, input sinyal masuk ke terminal positif (V+) sedangkan
terminal negatif (V-) dihubungkan dengan ground. Sinyal output yang
dihasilkan oleh penguat non-inverting adalah berbanding lurus dengan
sinyal inputannya atau dengan kata lain sinyal output sefasa dengan sinyal
inputnya. Apabila tegangan yang masuk adalah tegangan DC,maka
gelombang yang terbentuk adalah gelombang lurus (datar) sedangkan
apabila tegangan yang masuk adalah tegangan AC, maka gelombang yang
terbentuk adalah gelombang sinusoidal yang terdiri dari bukit dan lembah.
Pada saat rangkaian non-inverting diberi tegangan sebesar 2,5 V maka
tegangan outputnya adalah sebesar 5V, 7,5 V atau lebih (dapat dilihat
pada tabel pengamatan) tergantung pada besarnya R2 yang dipasang.
Karena semakin besar R2 yang dipasang,maka semakin besar pula
tegangan output yang dihasilkannya. Serta tegangan input juga
berpengaruh besar pada rangkaian penguat non-inverting. Jika dilihat pada
tabel hasil pengamatan,maka hasil Vout yang diperoleh sesuai dengan hasil

9
Vout yang dihasilkan pada simulasi. c. Op-Amp Adder Rangkaian adder
adalah rangkaian penjumlah yang dasar rangkaiannya adalah rangkaian
inverting. Pada dasarnya pengolahan tegangan akan menyerupai tegangan
pada rangkaian inverting. Dimana saat arus Ii mengalir dari Vi, lalu
menuju titik kaki Op-Amp negatif maka akan terdapat pembagi tegangan
yang diciptakan oleh masing-masing hambatan yang tersusun secara
paralel. Maka arus yang masuk tidak akan saling mengganggu antara
masing-masing Op-Amp. Berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan, diketahui bahwa hasil perhitungan secara manual dan hasil
output yang diperoleh dari simulasi (dapat dilihat pada osiloskop) adalah
sama. Pada percobaan dapat diketahui bahwa R1=R2=Rf, maka hasil
output tegangan merupakan penjumlahan tegangan dari masing-masing
input. Namun didalam teori seharusnya nilai Vout adalah negatif, akan
tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Berdasarkan hasil analisis,
tegangan bernilai negatif adalah karena input Rf berada pada kaki negatif
sehingga terdapat tanda negatif pada Vout. Fungsi dari hambatan R, baik
R1,R2,maupun Rf merupakan fungsi pembagi tegangan, hal ini dilakukan
agar arus dapat mengalir pada rangkaian sehingga rangkaian dapat bekerja
dengan baik. d. Op-Amp Subtractor Rangkaian Op-Amp subtractor
merupakan rangkaian yang dapat digunakan untuk melakukan operasi
pengurangan data-data bilangan biner. Pada rangkaian subtractor hal yang
serupa terjadi dimana hasil percobaan yang telah dilakukan, diketahui
bahwa hasil perhitungan secara manual dan hasil output yang diperoleh
dari simulasi (dapat dilihat pada osiloskop) adalah sama. Pada percobaan
dapat diketahui bahwa R1=R2=Rf=Rg. Maka hasil output tegangan
merupakan hasil pengurangan antara V2-V1. Karena pada rangkaian
terdapat dua input dan masing-masing input diteruskan kembali pada suatu
hambatan,maka pada rangkaian ini terdapat input yang terbagi kedalam
input lagi. Maksudnya ketika V1,maka arus yang mengalir terbagi lagi
kedalam arah yang berbeda, sehingga pada V1 sesungguhnya terdapat dua
V1 dan pada V2 terdapat satu V2. Hasil perhitungan teori menunjukan
bahwa tegangan input akan sama dengan tegangan output meskipun
hasilnya negatif. Pada tabel hasil pengamatan dapat dilihat bahwa Vin1

10
dan Vin2 bernilai sama yaitu sebesar 0,4V, sehingga apabila V2-V1 maka
hasilnya adalah nol. Hasil perhitungan Vout teori sesuai dengan hasil yang
terdapat pada osiloskop, dimana pada osiloskop Vout yang dihasilkan
adalah nol Volt. Prinsip dari rangkaian ini sama halnya dengan rangkaian
inverting, akan tetapi masukannya memanfaatkan non-inverting.
e. Op-Amp Integrator Op-Amp bisa juga digunakan untuk membuat
rangkaian-rangkaian dengan respons frekuensi, misalnya rangkaian penapis
(filter). Salah satu contohnya adalah rangkaian integrator. Rangkaian
dasar sebuah integrator adalah rangkaian op-amp inverting, hanya saja
rangkaian umpan baliknya (feedback) bukan resistor melainkan
menggunakan capasitor C. Prinsipnya sama dengan menganalisa op-amp
inverting. Secara matematis tegangan keluaran rangkaian ini merupakan
fungsi integral dari tegangan input. Untuk melakukan penyelesaian
persamaan integral, rangkaian integrator membutuhkan sumber tegangan
DC yang kuat dan stabil. Jika tegangan tidak stabil, kemungkinan proses
tersebut akan hilang. Dan rangkaian integrator ini berbeda dengan
rangkaian lainnya jika terkena tegangan yang tidak stabil, bisa diperkuat
dengan penguatan lingkar terbuka. Pada rangkaian integrator, arus (I)
yang melewati simbol R akan terus menuju ke C akibat tidak dibalikkan.
Sementara untuk tegangan output (Vout) pada rangkaian integrator
merupakan integral dari input tegangan (Vin). f. Op-Amp Diferensiator
Rangkaian Op-Amp diferensiator berfungsi untuk menghasilkan tegangan
yang merupakan fungsi dari tegangan input diferensial waktu. Diferensiator
sirkuit pada dasarnya adalah sebuah pass filter untuk kondensor yang
terdiri dari baris dan resistor baris. Karena reaktansi kondensor meningkat
jika frekuensi jatuh, maka sirkuit ini menghilangkan komponen frekuensi
rendah dari input. jika ada masukan tingkat diterapkan untuk diferensiator,
tegangan pada kondensor berubah dalam sekejap sehingga ada tegangan
pada resistor berkurang secara eksponensial sesuai dengan rumus. Pada
rangkaian diferensiator, komponen kapasitor C ditempatkan didepan.
Rangkaian ini secara matematis menunjukkan bahwa tegangan keluaran
Vout pada rangkaian ini adalah differensiasi dari tegangan input Vin.
Rangkaian ini mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu,

11
di mana Vin dan Vout adalah fungsi dari waktu. Bentuk rangkain
differensiator adalah mirip dengan rangkaian inverting.

4.3 Analisis Data


Percobaan mengenai Penguat Operasional (Operational Amplifier) atau
yang sering disebut Op-Amp ini telah sesuai dengan teori-teori yang telah
dipaparkan diatas. Dimana hasil perhitungan dari tegangan keluarannya
(Vout) sesuai dengan perhitungan secara manual maupun hasil yang
diperoleh dari simulasi. Akan tetapi ada pula beberapa kendala yang
dialami oleh praktikan seperti kesulitan dalam pembacaan tegangan
keluaran (Vout) nya, hal ini disebabkan karena gelombang yang dihasilkan
oleh Vout bergerak terlalu cepat, sehingga menyebabkan kesulitan bagi
praktikan untuk membaca hasil tegangannya.

12
5 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa sebuah penguat pembalik (inverting) menggunakan umpan balik
negatif untuk membalik dan menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf
melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran
tak sefase sebesar 180 derajat maka nilai keluaran tersebut secara efektif
mengurangi besar masukan. Pada rangkaian ini Vin dibuat melalui input
inverting. sedangkan pada rangkaian non-inverting, Vin dibuat melalui
input non-inverting dan keluaran sefasa (180 derajat) dengan input nya.
Pada rangkaian adder dan subtractor, ketika arus masuk melalui suatu
hambatan maka hambatan tersebut memiliki fungsi sebagai pembagi
tegangan dimana tegangan yang dihasilkan akan diteruskan menuju output.
Pada rangkaian adder atau rangkaian penjumlahan prinsip kerjanya adalah
setiap tegangan dari input akan diteruskan pada output tanpa mengganggu
tegangan input yang distabilkan,karena inputan beberapa sinyal. Untuk
rangkaian subtractor, prinsip kerjanya sama dengan adder, namun
rangkaian ini dapat mengurangi beberapa sinyal yang masuk agar input
sinyal yang dihasilkan baik. Maka ketika diberi hambatan prinsipnya tidak
membalikkan sinyal, karena memanfaatkan prinsip kerja dari rangkaian
non-inverting. Kemudian rangkaian integrator tegangan keluaran
merupakan integral dari isyarat masukan. Sedangkan rangkaian
diferensiator, mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu.

13
References
[1] Ian Robertson Sinclair, Suryawan. Panduan Belajar Elektronik Digital.
Jakarta : Elex Media Komputindo. 1993.

[2] David Bucchlah, Wayne McLahan. Applied Electronic Instrumentation


And Measurment. MacMilian Publishing Company. 1992.

[3] Hodges D. , Jacson, Nasution S. Analisa dan Desain Rangkaian Terpadu


Digital. Jakarta : Erlangga. 1987.

[4] Tokheim, R. Elektronika Digital Edisi Kedua. Jakarta :Erlangga. 1995.

[5] Sofyan H. Nasution. Analisa dan Desain Rangkaian Terpadu Digital.


Jakarta :Penerbit Erlangga. 1987.

[6] Sendra, Smith, Keneth C. Rangkaian Mikroelektronika. Penerbit Er-


langga : Jakarta. 1989.

[7] Theme E,Kisserb. 2000.Industrial Elektronik. Jakarta : Erlangga.

[8] Robert F. Coughlin Frederick F. Driscoll. 1994. Penguat Operasional


dan Rangkaian Terpadu Linear. Erlangga: Jakarta.

14
LAMPIRAN

5.0.1 OPERATIONAL AMPLIFIER INVERTING

a. pada R=100ohm, Rf=1kilo ohm


b. pada R=120ohm, Rf=2kilo ohm

15
c. pada R=150ohm, Rf=3kilo ohm

5.0.2 OPERATIONAL AMPLIFIER NON-INVERTING

a. pada R=100 ohm, Rf=1 kilo ohm


b. pada R=140 ohm, Rf=2kilo ohm
c. pada R=160 ohm, Rf=3 kilo ohm

16
5.0.3 OPERATIONAL AMPLIFIER ADDER

a. pada R=160 ohm


b. pada R=200 ohm
c. pada R=220 ohm

17
5.0.4 OPERATIONAL AMPLIFIER SUBTRACTOR

a. pada R=220 ohm dan Rf=4kilo ohm


b. pada R=260 ohm dan Rf=4kilo ohm
c. pada R=280 ohm dan Rf=4kilo ohm

18
5.0.5 RANGKAIAN INTEGRATOR

a. pada R=250kilo ohm dan C1=100nF ohm

int 1.png

1.png

19
5.0.6 RANGKAIAN DIFERENSIATOR

a. pada R=250kilo ohm dan C1=100nF ohm


b. pada R=270kilo ohm dan C1=120nF ohm

20

You might also like