Kajian Penghidupan Berkelanjutan: Desa Jantho Baru Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam
Kajian Penghidupan Berkelanjutan: Desa Jantho Baru Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam
Kajian Penghidupan Berkelanjutan: Desa Jantho Baru Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam
PENGHIDUPAN
BERKELANJUTAN
DESA JANTHO BARU KABUPATEN ACEH
BESAR, NANGGROE ACEH DARUSSALAM
MARET 2006
This publication was produced by Development Alternatives, Inc. for the
United States Agency for International Development under Contract No.
497-M-00-05-00005-00
Kredit foto: ESP NAD.
John Pontius
Luas Desa Jantho Baru adalah 900 Ha, dengan luas perkarangan total
87.5 Ha, dan lahan yang digunakan untuk pertanian/perladangan seluas
700 Ha. Secara administrasi, Desa Jantho Baru termasuk ke dalam
wilayah Kecamatan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Kota Jantho
2. Sebelah Selatan : Bukit Barisan
Desa Jantho Baru terdiri dari 3 dusun, dimana setiap dusun membawahi
3 Rukun Tetangga (RT). Ketiga dusun tersebut yaitu:
1. Dusun Suka Maju
2. Dusun Suka Damai
3. Dusun Suka Karya
Secara histori, Desa Jantho Baru dibuka pada tahun 1986 oleh
pemerintah sebagai lokasi transmigrasi, dengan nama Unit Pemukiman
Transmigrasi (UPT) Jantho Baru. Para transmigran berasal dari beberapa
provinsi di pulau Jawa yaitu Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah,
ditambah dengan transmigran lokal. Sebelum tahun 1986, sekitar 70%
lahan merupakan padang alang-alang, 30% lainnya berupa hutan dan
semak belukar, terutama yang terletak di lereng bukit barisan. Setelah
pembukaan lahan pada tahun 1986, pemanfaatan lahan berubah 100%,
dimana seluruh lahan tersebut berubah fungsi menjadi pemukiman
penduduk, fasilitas umum, lahan pekarangan masyarakat, perkebunan
dan lahan pertanian. Kondisi lahan sebelum dan setelah tahun 1986
dapat dilihat pada Gambar 1, yang digambarkan oleh masyarakat secara
partisipatif. Dari Gambar ini dapat dikatakan bahwa Desa Jantho Baru
merupakan sebuah desa yang terencana dengan baik dalam tata
ruangnya, pemanfaatan lahan, dan manajemen internalnya
Pada tahun 1992, UPT Jantho Baru diserahkan Pihak Transmigrasi kepada
Pemerintah Daerah Istimewa Aceh, dan berkembang menjadi sebuah
desa. Tokoh-tokoh masyarakat pada masa itu mempunyai 2 pilihan nama
sebagai pengganti UPT, yaitu: Desa Jantho Baru atau Desa
Seunongleubok. Namun pada akhirnya masyarakat memilih nama Jantho
Baru sebagai nama desa. Informasi lain dari masyarakat juga mengatakan
bahwa nama desa tersebut berasal dari nama Jantho I, yang merupakan
singkatan dari Jawa Transmigrasi Indonesia.
Pada masa konflik di Aceh (1998-2005), sebanyak 5 warga Desa Jantho
Baru telah menjadi korban dan 94 rumah dibakar. Akibatnya, banyak
masyarakat yang kembali ke tanah kelahirannya di Pulau Jawa, sehingga
jumlah penduduk Desa ini berkurang dari 350 KK pada tahun 1986 dan
414 KK pada tahun 2000 (sebelum eksodus) menjadi 95 KK pada tahun
2000 (sesudah eksodus akibat konflik). Pada saat dilakukan SLA pada
Bulan Februari 2006, akibat pengaruh kondisi keamanan yang membaik,
jumlah penduduk Desa Jantho Baru mulai
KAJIAN PENGHIDUPAN BERLANJUT
DESA JANTHO BARU KAB. ACEH BESAR, PROPINSI NAD
Dalam hal akses, secara umum dapat dikatakan bahwa kondinya sudah
baik. Perjalanan ke Desa Jantho Baru dapat dilakukan dengan kenderaan
roda dua atau empat, dari Banda Aceh ke arah Medan melalui Pasar Jantho
yang berjarak sekitar 60 km dari Banda Aceh. Dari Pasar Jantho,
perjalanan dilanjutkan sekitar 3 km ke Desa Jantho Baru.
2.1. KOMPOSISI
PENDUDUK
BERDASARKAN USIA
Desa Jantho Baru tidak termasuk daerah yang terkena bencana Tsunami.
Seperti telah disebutkan, pada masa konflik lebih setengah penduduk
desa tersebut eksodus ke kampung halaman mereka di Pulau Jawa,
sehingga sekarang jumlah penduduk desa ini tinggal 183 KK. Berdasarkan
usia, kelompok penduduk diatas umur 10 tahun digolongkan ke dalam
kelompok tenaga kerja produktif. Hal ini sangat disayangkan mengingat
sebagian dari mereka masih merupakan anak-anak. Untungnya di Desa
Jantho Baru tidak ada golongan pekerja anak- anak yang berusia antara
10-14 tahun. Mayoritas tenaga kerja berusia antara 41-56 tahun dan 27-
40 tahun (Tabel 1). Umumnya mereka berprofesi sebagai petani.
Berdasarkan informasi warga, para pemuda atau anak- anak yang tidak
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pada umumnya
disebabkan oleh faktor jarak dan biaya. Karena itu kebanyakan mereka
lebih memilih membantu orang tua untuk meningkatkan taraf ekonomi
keluarga.
Tabel 5 Kerajinan yang Pernah Ada di Desa Jantho Baru Sebelum Konflik.
Sistem
No Jenis kerajinan Tujuan pasar pemasaran
1 Sapu ijuk Lambaro. Aceh Besar order
2 Tampah Banda Aceh order
3 Kipas Banda Aceh order
4 Bakul Banda Aceh order
5 Alat pemukul kasur Banda Aceh order
Selanjutnya ketika tim ESP mengajukan tiga pilihan alternatif untuk maju:
1. Jika ada bantuan fisik
2. Jika ada bantuan dana usaha
3. Jika ada bantuan peningkatan skill
3.1. HUTAN
Desa Jantho Baru berbatasan langsung dengan kawasan Hutan Lindung
Jantho. Didalamnya antara lain mengalir sungai Krueng Brok. Pada
tahun 1989, Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum membangun
sebuah bendungan irigasi yang dapat mengairi sawah-sawah disekitar
Jantho. Bagi masyarakat, selain untuk mengairi sawah, air dari sungai
tersebut juga digunakan untuk budidaya ikan, air minum dan kebutuhan
sehari-hari lainnya.
3.2. AIR
Berdasarkan informasi masyarakat terdapat empat sungai disekitar desa
mereka yaitu :
1. Krueng Kalo
2. Krueng Cut
3. Krueng Brok
4. Krueng Brok Khep
Dari keempat sungai tersebut, Krueng Brok dan Krueng Brok Khep yang
terletak di hutan lindung Jantho, adalah sungai yang melintasi desa
Jantho Baro. Seperti telah disebutkan, masyarakat Jantho Baru
memanfaatkan air dari saluran irigasi yang melintasi desa mereka
sebagai sumber utama air untuk keperluan pertanian, peternakan
hingga rumah tangga.
Sumber air lainnya di Desa Jantho Baru adalah sumur galian dan tadah
hujan. Diduga, sumur galian tidak memiliki mata air, tetapi air berasal
dari resapan (infiltrasi) saluran irigasi. Hal ini dapat dilihat dari warna air
yang berubah menjadi keruh pada musim hujan karena sangat
tergantung pada kondisi air saluran irigasi yang juga berwarna keruh,
sebaliknya tak jarang sumur-sumur masyarakat menjadi kering pada
musim kemarau.
3.3. LAHAN
Setiap warga Jantho Baru memiliki lahan seluas 2 Ha, yang terdiri atas
lahan pekarangan 2500 m2, lahan usaha I 10.000 m2 dan lahan usaha II
7500 m2. Dengan alasan agar masyarakat dapat saling bersosialisasi,
maka pemerintah mengatur lokasi lahan usaha masyarakat letaknya
berjauhan dari lokasi rumah. Misalnya seseorang yang tinggal di Dusun A,
maka lahan usahanya bisa jadi terletak di dusun yang lain, demikian pula
sebaliknya. Bahkan ada sebagian lahan usaha masyarakat Desa Jantho
Baru yang berada di Desa Bheung.
Secara umum lahan usaha masyarakat Desa Jantho Baru terbagai atas
tiga bagian yaitu: ladang, sawah dan kolam ikan air tawar. Ladang
umumnya ditanami dengan tanaman keras, seperti rambutan, jengkol,
kemiri, kapas dan tanaman pertanian seperti kacang tanah, jagung, ubi
kayu, cabe, dan tanaman palawija lainnya. Sementara usaha kolam ikan
yang dilakukan umumnya adalah budidaya ikan mas.
No Aktivitas Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A Iklim
1 Hujan
2 Kemarau
3 Angin besar
B Pertanian
Tanam padi sawah
1 (Irigasi)
2 Tanam padi ladang
3 Panen rambutan
4 Panen jengkol
5 Panen kapas
6 Panen kemiri
7 Panen kelapa
8 Tanam cabe (di ladang)
9 Tanam ubi kayu
10 Tanam jagung
11 Tanam kacang tanah
12 Ikan mas
13 Rambah hutan
14 Cari kayu alim
15 Hama babi
16 Hama landak
17 Hama kalong
18 Hama tikus
19 Hama burung pipit
20 Hama wereng
C Lain-lain
1 Penyakit gatal-gatal
2 Pesta (kawin)
3 Anak masuk sekolah
Catatan:
- Penaburan bibit padi sebaiknya dilakukan sebelum tanggal tanggal
20 Desember, karena diatas tanggal ini nantinya serangan hama
akan meningkat.
- Sebaiknya ada keseragaman waktu dalam menanam padi
Untuk tanaman pilihan utama lainnya yaitu kacang tanah dan cabe
kecil terlihat lebih baik karena berdasarkan pengalaman mereka
tingkat keberhasilan panen kedua jenis tanaman tersebut hampir
100%. Sedangkan cabe merah tingkat keberhasilannya lebih rendah
yaitu sekitar 70%.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID 11
KAJIAN PENGHIDUPAN BERLANJUT
DESA JANTHO BARU KAB. ACEH BESAR, PROPINSI NAD
4. FISIK
Dalam hal irigasi, ketiga dusun dalam Desa Jantho Baru memiliki sumber
air yang sama, yaitu dari bendungan Jantho yang bersumber dari Krueng
Broek dan Krueng Broek Khep. Bendungan ini terletak pada elevasi 221 m
dpl. Air yang berasal dari bendungan ini dialiri kedesa melalui saluran
irigasi yang terdapat di sepanjang tepi jalan. Jarak dari bendungan ke
lokasi pemukiman penduduk yaitu sekitar 3 Km, yang dapat ditempuh
baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Bendungan ini
dibangun pada tahun 1989 dengan kapasitas untuk mengaliri sawah
seluas 400 Ha.
4.3. SANITASI
Warga Desa Jantho Baru umumnya menggunakan jenis WC jongkok. Total WC
warga adalah 172 unit, 10 buah diantaranya telah dilengkapi dengan septic
tank. Sedangkan sisanya yaitu
162 unit berupa WC cemplung darurat (Tabel 14) Jika dilihat dari jumlah
KK yang ada (183 KK), maka tampak bahwa ada sekitar 11 KK yang
tidak memiliki kakus pribadi.
4.4. DRAINASE
Pengaliran air melalui drainase umumnya berjalan dengan baik karena
Desa Jantho Baru memiliki topografi berbukit. Air drainase ini melewati
desa. Sebagian dialirkan masyarakat ke kolam-kolam ikan air tawar yang
terdapat di pekarangan rumah warga serta ke lahan-lahan pertanian
penduduk, akhirnya air tersebut bermuara ke sungai yang terdapat di
wilayah Desa Jantho.
Namun demikian, pada saat hujan besar saluran drainase yang ada tidak
mampu menampung air hujan yang ada. Hal ini karena ukuran drainase
yang ada tidak begitu besar, namun mencukupi untuk kondisi normal.
Sementara itu pada saat hujan lebat, drainase tersebut harus
menampung air yang sekaligus berasal dari lokasi sekitar desa dan juga
dari pegunungan di atasnya. Akibatnya, bencana alam banjir kerap terjadi
di Desa Jantho Baru, terutama pada masyarakat yang tinggal di kompleks
cendana.
4.5. SAMPAH
Desa Jantho Baru tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPS). Pada umumnya masyarakat membuang sampah di
pekarangan rumahnya, kemudian dibakar dan selanjutnya suatu saat
ditimbun dengan tanah.
4.6. PERMASALAHAN
Berikut beberapa permasalahan yang terungkap dalam diskusi dengan
masyarakat yang terkait dengan aspek fisik di Desa Janho Baru:
1. Kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan saluran irigasi masih rendah.
2. Terdapatnya kerusakan saluran irigasi di tiga titik yang berjarak sekitar
200m dari bendungan yang mengakibatkan debit air yang sampai ke
pemukiman masyarakat menjadi kecil.
5. ASPEK FINANSIAL
1. Petani Padi
Sekitar satu rantai (20 kg) bibit padi dapat menghasilkan 1,2 ton beras
per kali panen. Bila dijual dengan harga Rp.2000/kg, maka total
dapataan petani padi per kali panen berkisar Rp.2.400.000 atau Rp
4.800.000 dalam setahun (untuk petani sawah 2 kali panen pertahun).
3. Arisan Lembu
Arisan lembu dikelola oleh Bapak-bapak. Dananya diperuntukkan
untuk simpan pinjam khusus bagi para anggotanya, yang saat ini
berjumlah 20 orang. Setiap bulan (tanggal 5) ditarik iuran wajib
sebesar Rp.10.000. Pengembalian pinjaman dikenakan bunga sebesar
5% setiap bulannya. Maksimal pinjaman tergantung ketersediaan kas,
namun sampai saat ini maksimal pinjaman yang pernah dikeluarkan
sebesar Rp. 1,2 juta.
6. ASPEK SOSIAL
Jumlah rumah di Desa Jantho Baru ada sebanyak 367 unit, namun jumlah
yang dihuni hanya 261 unit rumah. Banyaknya rumah yang tidak dihuni
karena sebagian besar warga eksodus ketika konflik Aceh dan hingga saat
ini baru sebagian yang telah kembali ke Desa Jantho Baru. Akibat
banyaknya rumah yang kosong, maka ada sebagian rumah yang
ditempati oleh pengungsi tsunami dengan sistem hak pakai (bukan hak
milik).
Khusus untuk kalangan ibu-ibu, mereka juga terlibat aktif di dalam upaya
menunjang kehidupan rumah tangga. Bahkan waktu produktivitas kaum
wanita lebih tinggi dibandingkan kaum pria. Para kaum wanita juga aktif
dalam kegiatan-kegiatan positif seperti penataran, pengajian, arisan,
kursus hingga usaha tani. Keaktifan kaum ibu-ibu dapat dilihat dari
aktifnya program PKK di desa ini.
Remaja
LKMD
Mesjid
MASYARAKAT
Kelompo Perangk
k at
Ternak Desa
Pos Kelompok
Tambak
Kamling Tuha Peut Ikan
Puskesmas Olahraga
DEPSOS
Dinas
Care
Pengairan
Dinas ESP
MASYARAKAT
Pertanian USAID
Dinas
Trans- UNICEF
migrasi
PPNSI
Selain itu ada juga hubungan masyarakat dengan organisasi luar yang
terjalin akibat ekses dari tsunami, dimana banyak masyarakat dari
daerah lain yang mengungsi ke Desa Jantho Baru. Sebagian bantuan
tsunami dari organisasi luar ini dirasakan dengan baik manfaatnya oleh
masyarakat, namun ada juga organisai yang telah membantu namun
tidak begitu dikenal oleh masyarakat.
Yang menarik adalah ESP USAID, seperti pada daerah lain yang telah
dilakukan SLA oleh tim ESP, masyarakat selalu merasakan kedekatannya
dengan ESP. Padahal belum banyak yang dilakukan ESP kepada
masyarakat, baru dalam taraf assessment saja. Hal ini sekali lagi
membuktikan bahwa pendekatan yang dilakukan ESP selama ini berkenan
di hati masyarakat. Selain itu, SLA ini sendiri oleh masyarakat dianggap
sebagai salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan ESP kepada
masyarakat, dimana masyarakat difasilitasi untuk menggali potensi
mereka, potensi desa mereka, serta memahami berbagai permasalahan
yang mereka hadapi, serta tantangan atau visi kedepan.
7. ANALISIS
Analisis akan difokuskan pada pembahasan, kira-kira jenis program apa
yang bisa dilakukan oleh ESP di Desa Jantho Baru. Untuk memudahkan
analisis tersebut, pertama-tama akan dilakukan analisis terhadap Tabel
sejarah kecendrungan umum dan watsan Desa Jantho Baru.
Masa (Waktu)
Thema
No Umum Tahun Tahun Tahun Tahun Keterangan
1986 1995 2000 2006
A Pertanian
1 Padi sawah - 3,5 ton/ha 3,5 ton/ha 1 ton/ha 2000: harga
beras
Rp
2000/bambu,
2006: harga
beras
Rp
4000/bambu
2006:
2 Padi ladang 3,5 ton/ha 3,5 ton/ha 3,5 ton/ha Tidak ada penduduk
belum berani
penggarap ke
gunung
Konsumsi Harga jual: 3
3 Rambutan - Mulai ditanam pibadi ikat
(belum
berbuah) 1 bambu
beras
Harga jual: 3 Harga jual: 3
4 Kemiri - Mulai ditanam kg kg
(belum
berbuah) 1 bambu 1 bambu
beras beras
Harga jual: 1 Harga jual: 1
5 Coklat - Mulai ditanam kg kg
(belum
berbuah) 3 bambu 2 bambu
beras beras
Masa (Waktu)
Thema
No Umum Tahun Tahun Tahun Tahun Keterangan
1986 1995 2000 2006
6 Pupuk padi - Urea: 2 sak, Urea: 2 sak, Urea : 3,5 sak, 1 sak = 50 kg
sawah (per TSP : 1 sak, TSP : 1 sak, TSP : 1 sak,
ha) KCL:10-25 kg KCL: 10-25 kg KCl : 10-25 kg
Tidak
7 Pupuk padi - - - - dilakukan
ladang (per pemupukan
ha)
Penyemprot 3
8 a - 2 kali 2 kali kali
n padi
sawah
Lahan/Ala
B m
Jenis 70%
1 Vegetasi Ilalang, Tanaman Tanaman Tanaman
30% pertanian pertanian pertanian
hutan/sem
a
k
2 Kedalaman 12-13 6-8 cincin (3-4 6-8 cincin (3-4 6-8 cincin (3-4 Efek
m) sudah ada m) sudah ada m) sudah ada
sumur cincin (6-7 air air air pembangunan
m) baru
ada irigasi tahun
air 1989
Mulai
3 Banjir Jarang meningkat Meningkat Meningkat
banjir
4 Ilegal loging - Ada, untuk Banyak Mulai berhenti Pada masa
(sudah
keperluan kurang) konflik
(terutama
sendiri 2003-
2005) illegal
logging besar-
besaran,
masyarakat
tidak
berani
melarang
C Lain-lain
1 Jumlah KK 350 KK 375 KK Sebelum 183 KK,
ditambah 78
eksodus 414 KK
KK, pengungsi
Eksodus (10-5- tsunami dari
2000): tinggal Pulau Aceh
95 KK
Sebelum
2 Komposisi 90%: 10% 88% : 12% konflik 40 % : 60%
Penduduk (85% : 15%),
(Jawa: Aceh) Pasca konflik
(35% : 65%)
Sebelum Mayoritas
3 Tingkat 60% SD, Tidak ada konflik tamat
SMP
pendidikan 25% SMP, informasi ada 10 orang ,
10% SMU, yang 4 org Sarjana,
5% buta berpendidikan 10 org D3,
aksara sarjana 0.5% buta
aksara
2. Lahan/Alam
Hal yang menarik adalah adanya perubahan 1). kondisi vegetasi di
Desa Jantho Baru dari 70% alang-alang dan 30% hutan/semak
sebelum tahun 1986 menjadi lahan pertanian. 2). Adanya
pembangunan drainase/irigasi pada tahun 1989. Kedua faktor ini
diduga sangat mempengaruhi iklim mikro di Desa Jantho Baru, dari
daerah savana menjadi daerah yang lebih hijau dan lembab.
Terutama akibat pembangunan irigasi diduga sangat
mempengaruhi kedalaman air tanah di Desa ini. Sebagai contoh,
sebelum adanya irigasi kedalaman sumur bisa mencapai 6-7 m
untuk mendapatkan air, tetapi sekarang hanya perlu digali 3-4 m
saja sudah ada airnya. Diduga naiknya permukaan air sumur ini
rembesan air irigasi yang mengalir di seluruh Desa ke dalam tanah.
Adanya hubungan antara air sumur dan air irigasi juga dapat dilihat
dari kondisi air ketika hujan, dimana baik air saluran irigasi dan
sumur keduanya menjadi keruh.
Bila meningkatnya air permukaan sumur dianggap suatu perubahan
yang positif, sebaliknya intensitas terjadinya banjir yang juga
meningkat dianggap sebagai perubahan yang negatif. Dalam diskusi
dengan masyarakat terlihat bahwa masyarakat cukup baik
pengetahuannya terhadap lingkungan/hutan dan banjir. Mereka
berpendapat illegal logginglah sebagai penyebab utama banjir ini.
Menurut masyarakat, illegal logging banyak terjadi dalam masa konflik
bahkan sampai dengan masa darurat militer. Pada saat itu masyarakat
tidak berani melarang pelaku illegal logging karena mereka
mempunyai senjata. Saat ini bila ada yang melakukan illegal logging
mereka
3. Lain-lain
Jumlah KK, komposisi dan pendidikan penduduk menunjukkan
suatu perubahan, dan terutama sangat dipengaruhi oleh eksodus
warga pada masa konflik Aceh. Jumlah KK awalnya meningkat,
menurun ketika eksodus, dan sekarang mulai memperlihatkan
kenaikan kembali karena kondisi Aceh yang mulai aman, serta
adanya pengungsi tsunami. Komposisi penduduk bergeser dari
mayoritas Jawa menjadi perimbangan dalam jumlah yang hampir
sama. Sementara itu, akibat eksodus, Desa Jantho Baru banyak
kehilangan SDMnya yang berkualitas, terutama mereka yang
mempunyai pendidikan tinggi.
7. Community Nursery
Untuk mendukung keberhasilan program rehabilitasi di atas dan
mengingat luasnya lahan marginal di sekitar Desa Jantho Baru, maka
perlu dikembangkan nursery di yang berbasiskan masyarakat
10. Awareness
Untuk mencapai keberhasilan kegiatan diatas, perlu disertai dengan
program awareness yang tepat.
11. dll.
Masa (Waktu)
No Thema Watsan
Tahun 1986 Tahun 1995 Tahun 2000 Tahun 2006
1 Suply air bersih ada meningkat meningkat meningkat
2 Drainase Tidak ada ada ada ada
(saluran Irigasi)
3 Sampah
- - -
- Daun/plastik Dibakar/ditanam Dibakar/ditanam Dibakar/ditanam - Dibakar/ditanam
- Tempat
sampah - Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada
4 WC
- Cemplung
- Pribadi - Cemplung - Cemplung - Cemplung (darurat),
(darurat) (darurat) (darurat) WC Septik Tank
- Umum - Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada - Tidak ada
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID 30
KAJIAN PENGHIDUPAN BERLANJUT
DESA JANTHO BARU KAB. ACEH BESAR, PROPINSI NAD
Air Bersih
Masyarakat Desa Jantho Baru mempunyai beberapa sumber air, yaitu:
sumur dan irigasi. Air sungai tidak digunakan sebagai sumber air bersih.
Demikian juga dengan instalasi PDAM belum menjangkau masyarakat
Desa Jantho Baru. Dari Tabel 16 terlihat bahwa suply air bersih warga
meningkat, hal ini dimaksudkan bahwa debit air sumur sebagai sumber air
bersih warga, seperti telah dijelaskan, meningkat sejak tahun 1989
sebagai dampak dari pembangunan irigasi. Namun dari Tabel 12 dapat
dilihat bahwa sebagian besar sumur masyarakat keruh dikala hujan.
Drainase
Seperti telah dijelaskan bahwa pemerintah telah membangun saluran
irigasi/drainase di Desa Jantho Baru sejak tahun 1989. Beberapa
permasalah telah dijelaskan dalam Bab Fisik, seperti hal-hal yang terkait
dengan rendahnya kesadaran dalam pemeliharaan, beberapa
kerusakan/kebocoran saluran, kecilnya ukuran drainase, kaitannya
dengan illegal logging, kualitas air yang keruh pada musim hujan dll.
Penanganan Sampah
Penanganan sampah masih dilakukan secara sangat konvensional, seperti
dengan cara pembakaran. Hingga sekarang tidak ditemukan adanya
perubahan dalam hal trend penanganan sampah, bahkan tempat sampah
pun umumnya hingga sekarang tidak banyak tersedia.
WC
Dalam hal WC umum, dari dulu hingga sekarang tidak tersedia di Desa
Jantho Baru. Sebaliknya dalam hal WC pribadi, ada sedikit perubahan
perilaku penduduk pada tahun-tahun akhir ini yang sudah mulai
menggunakan WC yang ada septik tank nya (10 unit) selain dari WC
cemplung darurat (162 unit). Namun demikian, masih ditemukan 11 KK
yang belum mempunyai WC.
8. KESIMPULAN
1. Seperti kegiatan SLA di tempat lain, kegiatan di Desa Jantho Baru
secara umum juga dinilai sukses. Apresiasi masyarakat kepada ESP
terlihat dari Diagram Venn, dimana walaupun baru kenal, masyarakat
merasakan hubungan yang sangat dekat dengan ESP. Hal ini menjadi
indikator bahwa pendekatan yang dilakukan ESP diterima baik oleh
masyarakat. Selain itu, SLA ini sendiri oleh masyarakat dianggap
sebagai salah satu bentuk pembinaan, dimana masyarakat difasilitasi
untuk menggali potensi mereka, potensi desa mereka, serta
memahami berbagai permasalahan yang mereka hadapi, serta
tantangan dan visi kedepan.
3. Dalam hal mata pencaharian, saat ini 90% masyarakat bekerja sebagai
petani, 5,7% sebagai penambak ikan air tawar, sisanya yang lain-lain
(pedagang, tukang, petugas kesehatan, bengkel). Meskipun tingkat
pendidikan warga bisa digolongkan masih rendah, tapi skill yang
dimiliki warga relatif baik. Hal ini karena masyarakat pernah mengikuti
training/pelatihan-pelatihan, yang umumnya diselenggarakan oleh
instansi pemerintah
9. REKOMENDASI
Pelaksanaan kegiatan di Desa Jantho Baru harus dilakukan secara
terpadu antara semua komponen ESP dengan pelibatan masyarakat
secara aktif. Adapun jenis kegiatan yang dinilai tepat untuk
dilaksanakan di Desa ini:
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
FOTO-FOTO KEGIATAN SLA
LAMPIRAN 2
EVALUASI KEGIATAN SLA
LAMPIRAN 1 FOTO-
FOTO KEGIATAN SLA
ACARA PEMBUKAAN
KELENDER HARIAN
KELENDER MUSIM
DIAGRAM VENN
POTENSI MASYARAKAT
KECENDERUNGAN-MASYARAKAT
LAMPIRAN 2
EVALUASI KEGIATAN
SLA
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID 50
KAJIAN PENGHIDUPAN BERLANJUT
DESA JANTHO BARU KAB. ACEH BESAR, PROPINSI NAD
1. Kalender Tahunan
Masyarakat awalnya masih belum memahami tujuan dan manfaat
dari kelender tahunan
Karena adanya sistem bertani yang individual menyebabkan
terjadinya konflik antar petani
Ada salah satu peserta yang mencoba untuk mendominasi dalam
kegiatan ini
2. Potensi Pertanian
Adanya usulan masyarakat untuk menanam jenis tanaman yang
belum pernah ada di desa mereka
Masyarakat belum bisa memilahkan bagaimana tanaman tahunan
dengan tanaman yang lainnya
Tidak adanya suatu peraturan tentang pengembangan ternak dan
pagar listrik menjadi suatu kendala
3. Potensi Tanaman Reboisasi
Masyarakat belum mengenal kondisi desanya sendiri
Masyarakat tidak memahami nama latin dalam penamaan jenis
tanaman
Kurangnya informasi tanaman yang ada di desa Jantho Baru
sehingga tim mengalami kesulitan dalam mengarahkan masyarakat
tentang jenis tanaman yang akan diusulkan
4. Peta Lahan
Sertifikat sah dari pemerintah sudah ada,tetapi masyarakat
sebagian tidak mengetahui letak tanah dimana yang sesuai dengan
sertifikatnya
Pemerintah menjanjikan lahan di lokasi yang mempunyai vegetasi
hutan, akan tetapi pada kenyataannya lahan tersebut berada di
tanah yang gersang dan vegetasi alang-alang
Sebagian masyarakat mendapat lahan jauh dari tempat tinggal
Masih simpang siur informasi data mengenai kepemilikan lahan dan
lokasinya
Belum adanya batas yang jelas antara lahan masyarakat dengan lahan
milik pemerintah
5. Peta Demografi
Data yang ada masih kurang,mesti adanya penggalian lagi
6. Untuk peta sosial, kelender harian,kecendrungan umum pada kegiatan
ini tidak ada suatu kendala kegiatan yang berarti.
ENVIRONMENTAL SERVICES PROGRAM WWW.ESP.OR.ID 51
KAJIAN PENGHIDUPAN BERLANJUT
DESA JANTHO BARU KAB. ACEH BESAR, PROPINSI NAD
1. Kalender Tahunan
Penyampaian yang sederhana dan sistematis dari fasilitator
sehingga masyarakat mengerti tujuan dan manfaat kelender
tahunan.
Untuk menghindari konflik maka perlu adanya pembinaan kelompok
tani dan organisasi lainnya.
Walaupun ada peserta yang mendominasi tetapi tetap harus
dicermati aspirasinya dan dilakukan cross-check aspirasi tersebut
bersama-sama masyarakat lainnya sehingga data menjadi valid dan
tetap dalam koridor partisipatif.
2. Potensi Pertanian
Fasilitator terlebih dahulu menggali informasi tentang jenis tanaman
yang ada di lokasi sekaligus pengecekan tanaman di lapangan.
Mensosialisasi tentang tanaman dan pengembangan yang sesuai
untuk kondisi daerah tersebut
Mencoba menanggapi tentang usulan jenis-jenis yang di kenal
Membuat informasi tambahan /mendokumentasi cacatan tentang
tanaman secara mendetail
Menjelaskan tentang identifikasi tanaman pertanian dan
kehutanan,sehingga pada saat pengklasifikasian tanaman tidak
mengalami tumpang tindih antara kedua tanaman tersebut
Sebaiknya dimulai bersamaan antara tanaman pertanian dan
tanaman reboisasi dengan masyarakat
Kombinasi tanaman agroforestry dengan tanaman tumpang sari,
misalnya langsat dengan tanaman jangka pendek
Kajian khusus tentang pagar listrik
Tel. +62-21-720-9594
Fax. +62-21-720-4546
www.esp.or.id