Tugas 01 KL 3103 Pengumpulan Dan Data Analisis Lapangan: Irsan Soemantri B. PH.D
Tugas 01 KL 3103 Pengumpulan Dan Data Analisis Lapangan: Irsan Soemantri B. PH.D
15515018
2017
Quest no 1
As we know that the uses of hydrographic data are divided into two, there is general and spesific
uses:
General:
migration and habitat studies of fish and marine mammals
delineation of bottom features for commercial fishermen
earthquake and fault studies
sediment and pollutant studies
studies of storm surge and tsunami effects
oil, gas and mineral exploration
coastal planning and ecosystem evaluations
color imaging and animation (fly-by)
Specific:
NOS survey data were provided to produce electronic charting technology for the
fishing industry (not navigational use). Real time ocean bottom graphics are displayed
via a computer screen during vessel transits. Development of this technology would not
be possible without the NOS data.
NOS survey data were used to generate 3-D images of the bathymetry in Boston
Harbor/Massachusetts Bay to show potential site locations for gathering ocean bottom
samples.
NOS survey data were supplied for the purpose of finding potential oil deposits.
NOS hydrographic survey data were supplied for the Skagway Harbor area in Alaska.
Data will be used to produce a plot of the Skagway Harbor before a landslide occurred
in 1994, showing a historical "before" picture of the event.
NOS data were provided to populate a Geographic Information System (GIS) for the
San Francisco Bay area. The NOS data will serve a critical function as part of their
database system. Without the bathymetry data there would be a significant gap in
coverage.
NOS data are used in producing high resolution color relief image for coastal areas,
along with other data sources. Click on the image below to see a more detailed image,
or go to NCEI coastal DEMs.
NOS survey data were contoured for Lake Michigan and Western Lake Erie. Contours
were digitally scanned and images created for both of these lakes.
And the function of local expert(pilot) also known as a marine pilot or harbor pilot and
sometimes simply called a pilot, is a sailor who manoeuvres ships through dangerous or
congested waters, such as harbors or river mouths. He or she is normally an ex ship captain and
a highly experienced shiphandler who possesses detailed knowledge of the particular
waterway, e.g. actual depth, direction and strength of the wind, current and tide at any time of
the day. The pilot is a navigational expert for the port of call.
So, Why Ship need the pilot even thought they already has the hydrograph data?
Maritime pilotage, where a local navigational expert boards arriving and departing vessels in
bays, harbors, rivers, and canals around the world, has been in existence since water borne
commerce and travel began, centuries ago. Often, the earliest pilots were local fishermen who
knew the shifting sandbars and where the channel openings were that would allow ocean-going
vessels to enter and depart the port.
Maritime pilotage has evolved into a modern safety system to provide for safe and efficient
passage of ocean-going vessels in and out of the worlds busy ports, often located inside bays,
harbors and rivers, as well as for transits through the worlds great canals such as Panama and
Suez. Ship captains are usually knowledgeable about their ship and ocean navigation, but they
do not have the local knowledge, and the ship-handling training and experience for restricted
waters, narrow channels, shallow waters, and in most cases, docking and undocking
maneuvers, that pilots possess. Even ship captains who call regularly at the same port, never
come close to matching the level of experience and local knowledge of the local pilots serving
the port.
Harobor Pilots protect, to the fullest extent possible, the waters, harbors, and ports of the State,
the environment, life, and property, with safety as the primary objective. Jamaica2Law usually
mandates the requirement for pilots who navigate oceangoing vessels in and out of ports.This
is the case in the state of Florida where the law states that pilotage is compulsory for the purpose
of the protection to the fullest extent possible, of the waters, harbors, and ports of the State, the
environment, life, and property, with safety as the primary objective. Pilots are independent
contractors and are not employees of the state, shipping companies, or port authorities which
means they are able to assess safety conditions without any economic pressures. This
independence is an additional reason why maritime pilotage systems provide such a high
degree of safety.
There are some ship owners and shipping companies who are critics of the maritime pilotage
system from the perspective of saving costs and maintaining full control over their vessels.
The following is a list of common criticisms of maritime pilots and the response as to why
these criticisms are unfounded and would be detrimental to maritime safety.
Quest no 2
Before I explain about the instruments of oceanography survey we have to know what for all
the equipments.
Ofcourse the equipment use for photograph the data under the sea as we called hydrography
data.
The hydrography is one of the branch of geodesy in marine field. According to International
Hydrographic Organization (IHO) hydrography is defined as the science of measuring and
drawing the parameters necessary to explain the properties and configuration of the seabed
properly, its geographical relationship with the land, as well as the characteristics and dynamics
of the oceans.
Etymologically, Hydrography comes from the Greek word "hydro" which means water and
"graphy" which means writing, Hydrography means the description of the surface of the earth
that is inundated with water.
After understanding a bit about the hydrographic survey definition and its kind let's move on
to the discussion of hydrographic survey tools.
SIDESCAN SONAR
SUB-BOTTOM PROFILING
SINGLE-BEAM ECHOSOUNDER
MULTI-BEAM ECHOSOUNDER
This instrument has the same function as single beam echosounder the different is it is multiple
instrument. Multi-Beam Echosounder is a tool to determine the depth of water with wide
coverage of the seabed area.
Multi-Beam Echosounder can produce bathymetry data with high resolution (0.1 m vertical
accuracy and less than 1 m horizontal accuracy).
Lampiran
Original Site
https://naninewfreawika.wordpress.com/2014/06/09/mengenal-beberapa-alat-survey-
hidrografi/
Hidrografi merupakan salah satu cabang ilmu geodesi di bidang kelautan. Survey hidrografi sendiri
secara umum dapat dikenali dengan satu kata kunci yaitu pemetaan kawasan laut dan pesisir pantai.
Menurut International Hydrographic Organization (IHO) hidrografi didefinisikan sebagai ilmu tentang
pengukuran dan penggambaran parameter-parameter yang diperlukan untuk menjelaskan sifat-sifat dan
konfigurasi dasar laut secara tepat, hubungan geografisnya dengan daratan, serta karakteristik-
karakteristik dan dinamika-dinamika lautan.
Secara etimilogi, Hidrografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata hidro yang berarti air
dan grafi yang berarti menulis, Hidrografi artinya Gambaran permukaan bumi yang digenangi air.
Survey hidrografi di bagi berdasarkan aspek lingkup yang cukup luas diantaranya : Survey tepi pantai,
survey perairan pantai dan survey lepas pantai.
Survey tepi pantai hanya dilakukan berdasarkan lingkup lokasi di tepi pantai saja, fokus di tepian pantai
dan beberapa komponen tepi pantai yang mengandung karakter sedimen sedimen dan area yang berada
di tepian pantai yang masih dipengaruhi oleh sifat pantai.
Survey perairan pantai melingkupi survei semua aspek yang melibatkan kawasan pantai secara
keseluruhan termasuk tepian pantai.
Survey lepas pantai atau sering juga disebut sebagai offshore yaitu survey di lautan mencakup seluruh
area laut dan sedikit perairan pantai, namun lebih banyak menjorok ke kawasan laut.
Jadi yang membedakan antara survei tepi pantai, survey perairan pantai dan survey lepas pantai adalah
lokasi/tempat dimana pekerjaan survey dil;akukan.
Setelah memahami sedikit tentang defini si survey hidrografi dan jenisnya mari kita beralih ke bahasan
alat alat survey hidrografi.
SIDESCAN SONAR
Sonar merupakan teknik yang menggunakan perambatan gelombang suara di bawah air digunakan
untuk penunjuk arah, komunikasi atau mendeteksi kapal-kapal laut. Sistem sonar dapat diartikan
sebagai penentuan posisi dengan metode akustik (acoustic location).
Penggunaan posisi dengan metode akustik telah digunakan jauh sebelum adnya teknologi radar.
Sidescan sonar merupakan alat untuk mendapatkan gambaran permukaan dasar perairan dengan
menggunakan gelombang bunyi. Sistem sidescan mengirimkan pulsa akustik pada suatu sisi dari
receiver dan merekam amplitude energi balikan dari pulsa yang dipancarkan oleh sensor. Tiap pancaran
pulsa, satu lajur kecil (sekitar 100 sampai 200 m ke tiap sisi) dari dasar laut dipetakan.
Tiap pergerakn kapal, lajur ke lajur dipetakan. Pada dasar laut yang datar sempurna semua energi
dipantulkan dari sesor sonar dan tidak ada sinyal yang terekam. Dalam faktanya, dasar laut tidak rata
sempurna. Ketidakteraturan seperti bebatuan dan riak-riak air karena pantulan (backscatter) dari energi
akustik, dan sistem dapat menyediakan informasi secara kasar keadaan dasar laut.
SUB-BOTTOM PROFILING
Merupakan suatu sistem pengidentifikasi dan pegukur variasi dari lapisan-lapisan sedimen yang ada di
bawah permukaan air. Sistem akustik yang digunakan dalam penentuan sub-bottom profiling hampir
sama dengan alat pada echosounder. Sumber suara memancarkan sinyal secara vertikal ke bawah
menelusuri air dan reciever memonitor sinyal balikan yang telah dipantulkan dasar laut. Batasan antara
dua lapisan memiliki perbedaan ciri akustik (acoustic impedance = rintangan akustik).
Rintangan akustik berhubungan dengan tingkat kekentalan atau berat jenis (densitas) dari kandungan
material dan tingkat kecepatan suara menelusuri material. Ketika terjadi perubahan rintangan akustik,
seperti tampilan muka sedimen bawah air, bagian suara yang diteruskan kemudian dipantulkan kembali.
Dari pancaran gelombang suara yang terhalang akan dikembalikan/dipantulkan kembali ke receiver
berupa data yang menunjukkan profil dari permukaan dasar laut/penghalang tesebut mengingat
permukaan dasar laut tidak rata. Dari beberapa energi suara yang menembus sampai batas dan kedalam
lapisan sedimen. Energi ini dipantulkan ketika menembus batas antara lapisan sedimen yang lebih
dalam yang memiliki rintangan akustik yang berbeda-beda. Sistem ini menggunakan energi yang
dipantulkan oleh lapisan-lapisan untuk membentuk penampang daribagian sub-bottom lapisan-lapisan
sedimen. Beberapa parameter-parameter dari sonar (tenaga keluaran, frekuensi dari sinyal, dan panjang
gelombang pulsa yang dipancarkan) mempengaruhi performa dari alat yang digunakan.
SINGLE-BEAMECHOSOUNDER
Single-beam echo sounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal
sebagai pengirim dan penerima sinyal gelombang suara.
Sistem batimetri dengan menggunakan single beam secara umum mempunyai susunan : transciever
(tranducer/reciever) yang terpasang pada lambung kapal atau sisi bantalan pada kapal. Sistem ini
mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan
Transciever yang terpasang pada lambung kapal mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi
yang terkandung dalam beam (gelombang suara) secara langsung menyusuri bawah kolom air. Energi
akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh tranciever.
Transciever terdiri dari sebuah transmitter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang
gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang
diberikan. Transmitter ini menerima secara berulang-ulang dlam kecepatan yang tinggi, sampai pada
orde kecepatan milisekon. Perekaman kedalaman air secara berkesinambungan dari bawah kapal
menghasilkan ukuran kedalamn beresolusi tinggi sepanjang lajur yang disurvei. Informasi tambahan
seperti heave (gerakan naik-turunnya kapal yang disebabkan oleh gaya pengaruh air laut), pitch
(gerakan kapal ke arah depan (mengangguk) berpusat di titik tengah kapal), dan roll (gerakan kapal ke
arah sisi-sisinya (lambung kapal) atau pada sumbu memanjang) dari sebuah kapal dapat diukur oleh
sebuah alat dengan nama Motion Reference Unit (MRU), yang juga digunakan untuk koreksi posisi
pengukuran kedalaman selam proses berlangsung.
Range frekuensi yang dipakai pada sistem ini menurut WHSC Sea-floor Mapping Group
mengoperasikan range frekuensi dari 3.5 kHz sampai 200 kHz.
Single-beam echosounders relatif mudah untuk digunakan, tetapi alat ini hanya menyediakan informasi
kedalaman sepanjang garis trak yang dilalui oleh kapal. Jadi, ada feature yang tidak terekam antara lajur
per lajur sebagai garis traking perekaman, yang mana ada ruang sekitar 10 sampai 100 meter yang tidak
terlihat oleh sistem ini.
MULTI-BEAM ECHOSOUNDER
Multi-Beam Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan area dasar
laut yang luas. Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran pulsa yang
dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setalah itu energi akustik dipantulkan kembali dari
dasar laut (sea bed), bebrapa pancaran suara (beam) secara elektronis terbentuk menggunakan teknik
pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut beam. Dua arah waktu penjalaran antara pengiriman dan
penerimaan dihitung dengan algoritma pendeteksian terhadap dasar laut tersebut. Dengan
mengaplikasikan penjejakan sinar, sistem ini dapat menentukan kedalaman dan jarak transveral
terhadap pusat area liputan.
Multi-Beam Echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi ( 0,1 m akurasi
vertikal dan kurang dari 1 m akurasi horisontalnya)
Survey hirografi
Survei Geo-Hidrografi merupakan kombinasi dari survei geofisika dan survei hidrografi. Survei ini
bertujuan untuk menggambarkan permukaan laut dan mengidentifikasi struktur geologi di bawah dasar
laut menggunakan metoda geofisika.
Keseluruhan survei ini digunakan untuk mendapatkan hasil analisis Geologi, Geofisika, survei, mesin
dan listrik.
Marine Seismik 2D bertujuan untuk mendapatkan data geofisika pada eksplorasi minyak dan gas bumi.
Data ini digunakan untuk mengidentifikasi prospek suatu reservoar minyak atau gas di lokasi survei.
Marine Survei Seismik 2D Resolusi Tinggi merupakan survei yang paling spesifik untuk
mengidentifikasi adanya gas dangkal atau sesuatu yang berbhaya pada operasi pengeboran.