Naskah Drama Proklamasi
Naskah Drama Proklamasi
Naskah Drama Proklamasi
SEJARAH PEMINATAN
MATERI :
SIDANG BPUPKI
SIDANG PPKI
PERTEMUAN DALAT
RENGASDENGKLOK
PROKLAMASI
KELAS : XI IIS 1
Daftar pemeran :
Jauh sebelum kedatangan Jepang, Soekarno dan Fatmawati hidup rukun setiap harinya.
Mereka menikah pada 24 Maret 1923. Ketika bersama Inggit lah Bung Karno merintis
jalan politiknya. Di Bandung, beliau mendirikan Partai Nasional Indonesia dan menjadi
singa podium yang berjuang untuk kemerdekan Indonesia.
Jika Bung Karno diibaratkan nyala api, maka Inggit Ganarsih adalah kayu bakarnya.
Inggit menghapus keringat ketika Soekarno kelelahan, Inggit menghibur ketika
Soekarno kesepian atau membutuhkan dorongan darinya.
Inggit mengatakan, "Setiap kelelahan, ia memerlukan hati yang lembut, tetapi sekaligus
memerlukan dorongan lagi yang besar yang mencambuknya, membesarkan hatinya.
"Waktu sampai rumah aku harus menyediakan minuman asam untuk mengembalikan
suara Kusno (Bung Karno) yang sudah parau itu. Ia seduh air jeruk atau asam kawak.
Ketika Bung Karno ditangkap dan dipenjara di Banceuy Bandung, Inggit tetap setia. Ia
rajin mengunjungi dan mengirim makanan untuk suaminya di penjara. Untuk
mendapatkan uang, ia membuat bedak, menjadi agen sabun cuci, membuat dan menjual
rokok hingga menjahit pakaian dan kutang.
Inggit : Sesungguhnya aku harus senang pula karena dengan menempuh jalan yang
bukan bertabur bunga, aku telah menghantarkan seseorang sampai di
gerbang yang amat berharga," kata Inggit.
SIDANG BPUPKI
Pada akhir tahun 1944 kedudukan Jepang pada perang Asia makin terdesak. Dalam
menyikapi kondisi seperti itu, pada 9 September Perdana Menteri Jepang Koiso
mengeluarkan janji kemerdekaan pada Bangsa Indonesia.
Jend. Koiso : Konichiwa Bangsa Indonesia. Saya Jendral Koiso akan menjanjikan
kemerdekaan kepada kalian secepatnya.
Jend. Kumaciki : Konichiwa Bangsa Indonesia untuk memenuhi janji Jendral Koiso,
saya akan membentuk Dookurisu Joonbi Coosakai. Ariggato.
Pada tanggal 29 April 1945 BPUPKI terbentuk yang diketuai oleh Dr. Radjiman
Widyodiningrat dan wakilnya Ichibangase dan Suroso. Tanggal 29 Mei diadakan sidang
yang pertama sekali atas usulan Dr. Radjiman Widyodiningrat untuk membahas dasar
negara.
Dr. Radjiman : Saudara-saudara inilah pertama kali kita mengadakan sidang yang
membahas dasar negara. Kepada saudara-saudara diminta
partisipasinya untuk menyongsong kemerdekaan negara kita ini
dengan menyampaikan usulan-usulan mengenai dasar negara.
Hari pertama tepatnya tanggal 29 Mei 1945 Moh. Yamin mengeluarkan pendapatnya
mengenai dasar negara.
Moh. Yamin : Baiklah saudara-saudara, saya selaku anggota perumusan dasar negara ingin
menyampaikan pendapat berupa lima asas dasar negara yang meliputi :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusian
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Peri Kesejahteraan Rakyat
Hari kedua tepatnya tanggal 31 Mei 1945, prof. Dr. Soepomo membuat rumusan.
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir Dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
Radjiman : Terima kasih atas usulan anda, apakah ada pendapat lagi? Jika
tidak ada, rapat ini dianggap selesai
Sidang BPUPKI dilanjutkan pada hari ketiga tepatnya tanggal 1 Juni 1945, Soekarno
mengeluarkan rumusan
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme Atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat Atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Radjiman : Terima kasih atas usulannya, dengan ini saya menyatakan sidang
pertama BPUPKI selesai.
Pada sidang itu pula dibentuknya Panitia Kecil dengan Ir. Soekarno sebagai ketua yang
beranggotakan Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr. Ahmad soebardjo, Mr. A. A
Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wachid Hasyim, H. Agus Salim, Abikusno Tjokrosujoso.
Dalam persidangan yang dilakukan panitia sembilan menghasilkan rumusan :
Rumusan tersebut disebut dengan piagam Jakarta. Pada tanggal 10 Juli 1945 diadakan
sidang BPUPKI yang kedua, hingga tanggal 16 Juli 1945.
Radjiman : Jadi, kesimpulan sidang kita kali ini adalah bentuk Negara Indonesia
adalah Republik dan wilayah Indonesia yakni seluruh wilayah
kepulauan Indonesia. Selanjutnya saya persilahkan kepada
perwakilan dari Panitia Perancang UUD untuk melaporkan hasil
sidangnya.
Soepomo : Terima kasih, saya akan membacakan hasil sidang yang telah kami
lakukan
Dengan keberhasilan dari panitia perancang UU menyusun rancangan UUD, maka tugas
BPUPKI dinyatakan SELESAI dan DIBUBARKAN
Setelah BPUPKI dibubarkan, dan diganti dengan PPKI, dengan alasan tugas BPUPKI
telah selesai. Tanggal l 9 Agustus 1945, Jepang kembali dijatuhi bom atom oleh sekutu,
tepatnya di kota Nagasaki. Hal ini membuat Jepang kewalahan. Setelah peristiwa
pengeboman, tiga tokoh Indonesia, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Rajiman
Wedyodiningrat dipanggil oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Di Dalat, Vietnam,
Jenderal Terauchi memberikan tiga keputusan, yaitu, disetujuinya pembentukan PPKI,
pengangkatan Ir. Soekarno sebagai ketua PPKI dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil PPKI
serta untuk mendiskusikan keputusab Jepang.
Ir. Soekarno membicarakan undangan Terauchi kepada Bung Hatta dan Radjiman
Esok harinya Ir. Soekarno, Bung Hatta dan Radjiman sudah sampai di Dalath Vietnam.
Mereka dijemput oleh Terauchi. Pagi hari setelah menginap di hotel, Soekarno,Hatta
dan Radjiman bertemu Terauchi. Dan melakukan perbincangan.
Bung Hatta : Apakah wilayah Indonesia akan meliputi seluruh wilayah Hindia
Belanda?
(Soekarno, Hatta, Radjiman, berdiri dan berpamitan dengan Terauchi, lalu bergegas
meninggalkan kantor dari Marsekal Terauchi)
RENGASDENGKLOK
Pada tanggal 14 Agustus 1945, para pemuda mengadakan rapat di Jakarta. Yang hadir
dalam rapat itu antara lain, Chaerul Shaleh, Sutan Syahrir, Sukarni, Singgih, dan
Suhud, dan lain sebagainya.
Sukarni : Itu merupakan kabar yang sangat menggembirakan bagi kita semua.
Tapi yang saya bingungkan maksut tuan berbicara masalah
kekosongan kekuasaan itu apa?
Syahrir : Maksud saya Jepang tidak lagi berkuasa terhadap negeri kita,
karena menyerah kepada sekutu, sedangkan sekutu belum
sepenuhnya menguasai Indonesia.
Sukarni : Oh ya, saya mengerti maksud tuan, terimakasih atas penjelasannya
tuan.
Chaerul Saleh : Lalu sekarang bagaimana cara kita mengisi kekuasaan ini?
Chaerul Saleh : Saya setuju usul anda tuan, karena waktu inilah yang tepat bagi kita
semua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Mendengar yang dibicarakan Chairul, para pemuda ricuh. Mereka begitu gembiranya
mendengar Indonesia akan memproklamasikan kemerdekaannya. Sepertinya mereka
tidak sabar untuk membicarakan keinginan rakyat ini bersama Soekarno dan Moch.
Hatta. Chaerul Saleh yang melihat sikap para pemuda tersebut kemudian mencoba
untuk menenangkan mereka.
Chaerul Saleh : kalau kalian sudah setuju, besok kita akan mendatangi
rumah Soekarno dan kita bicarakan maksud dan keinginan
kita semua. Baiklah, sebaiknya rapat ini kita cukupkan
sampai disini, sekian terimakasih.
Rapatpun akhirnya selesai, para pemuda kembali pulang dan kembali kerumah mereka
masing-masing. Keesokan harinya pada tanggal 15 Agustus 1945, para pemuda
mendatangi rumah Soekarno, dengan maksut memberitahukan Soekarno tentang
keinginan para pemuda itu.
Syahrir : Assalaualaikum
Fatmawati : Waalaikumsallam
Syahrir : Maaf Bu, apakah Bung Karno ada di dalam?
Fatmawati : Ya, Kangmas ada di dalam, memang urusan ada apa
yah mencari Kangmas?
Chairul : Ada hal penting yang harus saya sampaikan pada Bung Karno
Fatmawati : Oh, baiklah kalau begitu. Ayo-ayo pak silahkan masuk, saya
panggilkan Kangmas sebentar.
Soekarno : Saya dengar dari istri saya, katanya ada hal penting yang
ingin kalian sampaikan.
Soekarno : Apa kalian tidak memikirkan bahaya yang bisa terjadi jika
kita tetap nekad memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia?
Soekarno : Ini terlalu tergesa-gesa. Kita juga harus cek berita itu dari
pihak resminya.
Syahrir : Jadi usulan kami belum bisa disetujui? Baiklah, tapi kami
yakin berita itu benar adanya.
Malam harinya, para pemuda mengadakan rapat lagi tepatnya ja 20.00 WIB untuk
membahas mengenai sikap Soekarno yang kurang mendukung keinginan para pemuda.
Hatta : Assalamualaikum.
Soekarno : Waalaikumsalam.
Hatta : Ada apa ini? Para pemuda berkumpul disini?
Soekarno : Ah, tidak apa-apa, saya senang sekali Bung datang kesini, kami
sedang membicarakan keinginan para pemuda-pemuda ini.
Hatta : Saya dengar keinginan para pemuda ini adalah ingin
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?
Soekarno : Ya, benar, tapi saya belum menyetujui karna saya tidak bisa
mengambil keputusan sendiri.
Hatta : Bagaimana jika kita rundingkan dulu dengan para tokoh tua?
Soekarno : Baiklah, biarkan mereka menunggu di serambi belakang.
Akhirnya semua pemuda keluar dan menunggu diserambi belakang, dan menunggu hasil
dari perundingan para tokoh tua.
Lalu Bung Hatta, Bung Karno, dan para tokoh tua lainnya beranjak keluar untuk
menemui para pemuda.
Para pemuda pun memutar otak dan terus mencari cara bagaimana cara
memproklamasikan kemerdekaan secepatnya.
Darwis : Sekarang apa yang harus kita lakukan jika Bung Hatta dan
Bung Karno tetap bersikeras tidak menyetujui usul kita?
Wikana : Begini saja, saya mengusulkan agar Bung Karno dan Bung
Hatta kita asinngkan saja!
Sukarni, Yusuf, : Setuju!!
Syahrir : Tapi yang saya bingungkan adalah kemana kita harus
membawa dua tokoh nasionalis itu?
Yusuf : Kita serahkan saja tugas ini pada Latief dan Singgih, karena
mereka kan anggota PETA.
Latief : Baiklah, saya pikirkan dulu.
Merekapun mulai menjalankan rencana, Latief, Singgih, dan Suhud pun mendatangi
kediaman Bung Karno
Singgih : Assalamualaikum
Fatmawati : Waalaikumsallam, ada apa ini malam-malam bertamu?
Latief : Maaf Bu, bukan bermaksud untuk mengganggu istirahahat
Ibu, tetapi ada hal penting yang harus kita bicarakan dengan
Bung Karno.
Fatmawati : Oh, begitu. Baiklah silahkan masuk, saya panggilkan Bapak
dulu, oiya, Bung Hatta juga menginap disini, karena ingin
membahas tentang keinginan para pemuda.
Bung Karno pun beranjak dari kursinya dan berpamitan pada Fatmawati
Soekarno : Bu, Kangmas pergi dulu ya, aku harus pergi dengan
pemuda-pemuda itu.
Fatmawati : Kemana? Bolehkah saya ikut?
Soekarno : Ya, cepat!
Singgih : Maaf Bung, apakah sudah selesai berbicaranya? Kita harus
segera berangkat.
Soekarno : Baiklah, ayo berangkat.
Latief : Bung Karno, tunggu apalagi! Inilah saat yang tepat untuk
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Singgih : Iya, sebaiknya Bung setuju pada usul kita ini.
Soekarno : Maaf, tapi saya tidak bisa.
Sedangkan disisi lain, Ahmad Soebardjo yang mengetahui dimana keberadaan Bung
Karno, dan Bung Hatta terus meyakinkan para pemuda itu untuk membawa kembali
Bung Karno dan Bung Hatta ke Jakarta.
Akhirnya para pemuda itu menjemput Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta.
Ketika mereka sampai di Jakarta, mereka segera mencari hotel sebagai tempat untuk
melaksanakan proklamasi.
Tetapi semua hotel penuh, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk meminta izin
pada Laksamana Maeda untuk menjadikan rumahnya sebagai tempat untuk membuat
naskah proklamasi. dan Sayuti Melik sebagai penulis naskah proklamasi.
PROKLAMASI
(Di dapur)
Pada saat yang sama, Soekarno dan ibu Fatmawati sampai dikediaman mereka dan
berbincang sejenak.
Soekarno : Alhadulillah ya, bu. Akhirnya persiapan kemerdekaan bangsa kita sudah
seleseai.
Fatmawati : Iya, Kang Mas, apakah kalian sudah merencakan bagaimana proklamasi
besok akan berlangsung?
Soekarno : Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera dirumah kita dan akan
diiringi lagu Indonesia raya karya bung Supratman.
Fatmawati : Bukankah kita belum punya bendera? Lantas bagaimana?
Soekarno : Yaampun Kang Mas sampai lupa bu. Kalau begitu bagaimana jika ibu
saja yang menjahitkan bendera.
Fatmawati : Baiklah, Kang Mas. Dan, ibu punya ide bagaimana kita namakan saja
benderanya sang saka merah putih. Bagaimana?
Soekarno : Ide yang bagus, ya, bendera pusaka. Sang saka dan warna merah putih
menjadi sang saka merah putih.
Fatmawati : Yasudah, sebaiknya Kang Mas bersiap sana, Menyusun pidato yang
nanti akan bapak bacakan.
Selama Bung Karno menyusun Pidato, Fatmawati menyiapkan Sang saka merah putih,
Beliau mengambil sprai di kasurnya yang berwarna putih untuk bendera namun saat
mencari kain berwarna merah beliau tidak menemukannya akhirnya Bu Fatmawati
mencari keluar rumahnya dan beliau melihat tetangganya sedang membeli Soto
Setelah itu, bu Fatmawati kembali kerumahnya dan beliau menjahit kain tersebut
dengan kedua tanggannya, dan jadilah sang saka merah putih.
Sementara Bung Karno menunggu kehadiran Bung Hatta, di kediaman Bung Hatta
beliau sedang gundah gulana memikirkan apa yang terjadi nanti saat proklamasi nanti.
Setelah Rahmi meyakinkan Bung Hatta, Bung Hatta langsung berangkat ke kediaman
Bung Karno. 5 menit sebelum acara dimulai Muhammad Hatta datang dan langsung
menuju ke kamar Bung Karno. Kemudian keduanya menuju tempat upacara.
Sesaat sebelum upacara dimulai Soekarno meminta S.K Trimurti untuk mengibarkan
bendera merah putih tetapi Trimurti tidak mau melakukannya akhirnya dipilihlah
Latief Hendraningrat dan Soehoed.
Soekarno : Trimurti, tolong kibarkan bendera merah putih ini sebagai tanda
awal kemerdekaan bangsa ini.
Trimurti : Maaf, tapi menurut saya sebaiknya yang mengibarkan bendera
merah putih adalah seorang prajurit.
Soekarno : Tapi, kita sudah tidak punya waktu untuk mencari orang lain.
Trimurti : Baiklah, saya akan menyuruh anak didik saya untuk
mengibarkannya. (Memanggil Soehoed dan Latief)
Trimurti : Hei, kalian ! jaga baik-baik bendera ini, ini adalah kehormatan
Latief,Soehoed : Siap! Kami tidak akan mengecewakan anda.
*****
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal hal
yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan
cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus
1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.
Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu
ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita
menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka,
kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu
merdekaaaaaa......!!!!!!
(Semua yang hadir di situ menjawab)
Merdeka!!!!!!!! (Secara serentak)
Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih . Soekarno dan Hatta maju
beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka, lebih kurang dua
meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk mengibarkan bendera,
dia menolak: lebih baik seorang prajurit , katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief
Hendraningrat yang berseragam PETA berwarna hijau dekil maju ke dekat tiang
bendera. S. Suhud mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan
mengikatnya pada tali dibantu oleh Latief Hendraningrat. Bendera dinaikkan perlahan-
lahan. Tanpa ada yang memimpin, para hadirin dengan spontan menyanyikan lagu
Indonesia Raya . Bendera dikerek dengan lambat sekali, untuk menyesuaikan dengan
irama lagu Indonesia Raya yang cukup panjang.
(Pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh Latief Hendraningrat dan S.Suhud diiringi
lagu Indonesia Raya oleh 4 Orang Sebagai Paduan Suara.)
Peristiwa yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia ini berlangsung sekitar satu jam.
Meski sederhana namun upacara itu dilakukan denan hikmat. Indonesia merdeka,
bangsa baru telah lahir.
TERIMAKASIH