Artikel 1

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Seminar Nasional dan Call for Paper (Sancall 2014): ISBN: 978-602-70429-1-9

RESEARCH METHODS AND ORGANIZATIONAL STUDIES Hlm. 418-425

KETERANDALAN DAN KETEPATWAKTUAN PELAPORAN


KEUANGAN DAERAH DITINJAU DARI SUMBER DAYA
MANUSIA, PENGENDALIAN INTERNAL DAN PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI

Shinta Permata Sari 1 dan Banu Witono2


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan A. Yani, Tromol Pos 1, Surakarta-57102, Telp. (0271) 717417
Shinta.Sari@ums.ac.id 1
banu_witono@ums.ac.id 2

Abstract
In order to create governmental accountability, the local government has to present the financial
statement that reliable and timeliness, as being ruled in PP No. 71/2010. To achive reliability and
timeliness characteristics on local government financial reporting, its need highly quality human
resources, appropriate internal control and information technology utilization. This research
purposes to test the effect of human resources, internal control and information technology
utilization to local government financial reporting reliability and timeliness. A survey was
conducted to local government (Kabupaten or Kota) in Eks Karesidenan Surakarta Region
through Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD). Collected data
analized with multiple regression analysis. The results of this research show that human
resources, internal control and information technology utilization tend to have effect on local
government financial reporting reliability and timeliness.

Keywords: human resources, internal control, information technology utilization, local


government financial reporting, reliability, timeliness.

Abstrak
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas organisasi pemerintah, pemerintahan daerah
diharapkan mampu menyajikan laporan keuangan yang andal dan tepat waktu, seperti yang telah
digariskan dalam PP Nomor 71 Tahun 2010. Pelaporan keuangan daerah yang memenuhi
karakteristik keterandalan dan ketepatwaktuan membutuhkan dukungan sumber daya manusia
yang berkualitas, pengendalian internal yang tepat dan pemanfaatan teknologi informasi secara
optimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sumber daya manusia,
pengendalian internal dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap keterandalan dan
ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah. Penelitian dilakukan pada Pemerintah Daerah
Kabupaten dan Kota di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta melalui Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD). Data terkumpul dianalisis dengan analisis
regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia, pengendalian
internal dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap keterandalan maupun
ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah.

Kata kunci: sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, pengendalian internal,
pelaporan keuangan daerah, keterandalan, ketepatwaktuan.

1. Latar Belakang Masalah pemerintah, masih banyak disajikan data yang tidak
Pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia sesuai yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa
merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji, Keuangan. Untuk menegakkan akuntabilitas khususnya
mengingat semakin menguatnya tuntutan akuntabilitas pada kinerja finansial di daerah, pemerintah daerah
atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun bertanggung jawab untuk mempublikasikan laporan
daerah. Kenyataannya di dalam laporan keuangan keuangan kepada pemangku kepentingannya. Telah

418
Shinta Permata Sari dan Banu Witono

diketahui bahwa ada banyak pihak yang akan daerah, sehingga dapat menghasilkan laporan keungan
mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang yang baik dan berkualitas. Selain itu diperlukan
dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar pengendalian internal yang efektif dan efisien. Apabila
untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi keuangan tersebut tidak disajikan secara andal
informasi tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai dan tepat waktu, akan menyebabkan informasi
(Mustafa et al 2010). kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas
Kebermanfaatan informasi merupakan suatu keputusan (Amey et al 2005 dalam Rosalin et al 2011).
karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan, menguji pengaruh sumber daya manusia, pengendalian
pemakai dan keyakinan pemakai terhadap informasi. internal dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap
Kriteria ini disebut karakteristik kualitatif (qualitative keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan
characteristics) atau kualitas informasi (Winidyaning- daerah.
rum et al 2010).
Peraturan Pemerintah (PP) No. 71/2010 tentang 2. Tinjauan Pustaka dan Pengembangan
Standar Akuntansi Pemerintahan bagian Kerangka Hipotesis
Konseptual Akuntansi Pemerintah (KKAP, Lampiran I: 2.1. Pelaporan Keuangan Daerah
par. 35-40) menjelaskan bahwa agar laporan keuangan Suwardjono (2012:101) menyatakan bahwa
dapat memenuhi tujuannya diperlukan karakteristik pelaporan keuangan adalah struktur dan proses yang
kualitas laporan keuangan, yaitu: relevan, andal, dapat menggambarkan bagaimana informasi keuangan
dibandingkan, dan dapat dipahami. Laporan keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan
dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di pelaporan keuangan yang pada gilirannya akan
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna membantu pencapaian tujuan ekonomik dan sosial
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa negara. Dalam PP No.71/2010 tentang Standar
lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta Akuntansi Pemerintahan (SAP) Bagian KKAP paragraf
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di 24 disebutkan laporan keuangan disusun untuk
masa lalu. Agar relevansi ini dapat tercapai, maka menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
laporan keuangan harus disajikan tepat waktu keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh
(timeliness). Laporan keuangan memenuhi harakteristik suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.
andal apabila informasi dalam laporan keuangan bebas Laporan keuangan terutama digunakan untuk
dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang
material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional
dapat diverifikasi. Laporan keuangan pemerintah daerah pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
harus disajikan melalui proses yang memberikan efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan
jaminan keterandalan dan ketepatwaktuan penyajiannya membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
agar berguna dalam pengambilan keputusan. perundang-undangan.
Demi terselenggaranya keterandalan dan ketepat- Pemerintah Daerah sebagai entitas pelayanan
waktuan pelaporan keuangan yang baik, maka harus ada publik, juga perlu mempertanggungjawabkan anggaran
sumber daya manusia yang berkualitas, pemanfaatan dan kinerjanya. Bentuk utama dari pertanggungjawaban
teknologi yang baik dalam penggunaan sistem pelaporan tersebut adalah penyajian laporan keuangan daerah.
keuangan dan pengendalian internal. Kualitas Informasi Selanjutnya pada KKAP paragraf 60 disebutkan bahwa
dalam pembuatan laporan keuangan sangat dipengaruhi laporan keuangan pemerintah terdiri dari Laporan
oleh kualitas sumber daya manusia yang bekerja dengan Pelaksanaan Anggaran (budgetary reports), Laporan
baik dalam penyusunan laporan keuangan. Sumber daya Finansial dan Catatan atas Laporan Keuangan.
manusia adalah orang yang siap, mau dan mampu Untuk memenuhi tujuan penyajian laporan
memberikan sumbangan dalam usaha pencapaian tujuan keuangan, maka laporan keuangan pemerintah daerah
organisasional (Hullah et al 2012). harus disusun dengan memenuhi karakteristik kualitatif
Teknologi informasi selain teknologi komputer laporan keuangan sebagai ukuran normatif yang perlu
untuk pemrosesan dan penyimpangan informasi, juga diwujudkan dalam informasi akuntansi pemerintah.
berfungsi sebagai teknologi komunikasi untuk penye- Karakteristik normatif yang diperlukan agar laporan
baran informasi (Indriasari et al 2008). Keseluruhan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
aktivitas organisasi pemerintah akan terlaksana, apabila dikehendaki dijelaskan dalam SAP Bagian KKAP
dilakukan secara integral dengan pengendalian sesuai Lampiran I (35-40), antara lain: relevan, andal, dapat
peraturan yang berlaku. Berdasarkan PP No. 60/2008 dibandingkan dan dapat dipahami. Laporan keuangan
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
Sistem Pengendalian Intern harus diselenggarakan dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna
secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
pemerintah daerah agar tujuan organisasi tercapai. lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta
Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di
ditambah pemanfaatan teknologi informasi yang tepat masa lalu. Agar relevansi ini dapat tercapai, maka
diharapkan dapat membantu dan memperlancar proses laporan keuangan harus disajikan tepat waktu
keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan (timeliness). Laporan keuangan memenuhi harakteristik

419
KETERANDALAN DAN KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN DAERAH

andal apabila informasi dalam laporan keuangan bebas pelaporan keuangan daerah ini akan semakin
dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan meningkatkan relevansinya dalam pengambilan
material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta keputusan. Dengan mempertimbangkan temuan tersebut,
dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi maka diajukan hipotesis:
jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan H2a: Sumber daya manusia berpengaruh terhadap
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah
dapat menyesatkan. Oleh karena itu laporan keuangan
pemerintah daerah harus disajikan melalui proses yang
memberikan jaminan keterandalan dan ketepatwaktuan 2.3. Pemanfaatan Teknologi Informasi
penyajiannya. Hal ini dilakukan agar akuntabilitas dan Pemanfaatan teknologi informasi merupakan
transparansi pelaksanaan pemerintahan daerah dapat tingkat integrasi teknologi informasi pada pelaksanaan
tercapai (KKAP paragraf 22). tugas-tugas akuntansi (Jurnali et al 2002). Mustafa et al
(2010) secara umum menjelaskan bahwa pemanfaatan
2.2. Sumber Daya Manusia teknologi informasi dapat ditinjau dari: (a) pemanfaatan
Terjadinya perubahan perundang-undangan perangkat (kelengkapan yang mendukung terlaksananya
maupun peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi meliputi perangkat
pengelolaan keuangan daerah bukan hanya berdampak lunak, keras dan sistem jaringan); (b) pemrosesan dan
terhadap basis akuntansi yang digunakan maupun penyimpanan (pemanfaatan teknologi informasi untuk
struktur APBD, akan tetapi juga berdampak terhadap pengelolaan data keuangan serta sistematis dan
teknis operasional penatausahaan keuangan daerah. menyeluruh); dan (c) perawatan (adanya jadwal
Perubahan itu sudah sampai pada teknik akuntansinya pemeliharaan peralatan perangkat teknologi informasi
yang meliputi perubahan dalam pendekatan sistem secara teratur guna mendukung kelancaran pekerjaan).
akuntansi dan prosedur pencatatan, dokumen dan Perlu optimalisasi pemanfaatan kemajuan
formulir yang digunakan, fungsi-fungsi otorisasi, teknologi informasi untuk membangun jaringan sistem
laporan serta pengawasan. Oleh karena itu, dibutuhkan informasi manajemen dan proses kerja yang
dukungan teknologi dan sumber daya manusia dengan memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu
latar belakang pendidikan akuntansi yang memadai. dengan menyederhanakan akses antar unit kerja.
Sumber daya manusia merupakan kemampuan Menurut Hamzah (2009) pemanfaatan teknologi
baik dalam tingkatan individu, organisasi atau informasi tersebut mencakup adanya, (a) pengolahan
kelembagaan, maupun sistem untuk melaksanakan data, pengolahan informasi, sistem manajemen dan
fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai proses kerja secara elektronik; dan (b) pemanfaatan
tujuannya secara efektif dan efisien (GTZ dan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik
USAID/CLEAN Urban, 2001 dalam Indriasari et al dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat
2008). Hullah et al (2012) menjelaskan bahwa sumber diseluruh wilayah negeri ini (dalam Winidyaningrum et
daya manusia adalah orang yang siap, mau dan mampu al 2010). Pemanfaatan teknologi informasi akan
memberikan sumbangan dalam usaha pencapaian tujuan meminimalisasi berbagai kesalahan, karena semua
organisasional. Keterandalan pelaporan keuangan daerah aktivitas pengelolaan keuangan akan tercatat secara
dapat tercapai apabila sumber daya manusianya lebih sistematis dan pada akhirnya akan mampu
berkualitas dan kualitas tersebut diukur dari kemampuan menyajikan laporan keuangan daerah yang andal.
pengetahuannya (knowledge) (Susilo, 2002 dalam Penelitian Indriasari et al (2008), Winidya-
Aritonang et al 2009), terutama untuk memberi ningrum et al (2010), Mustafa et al (2010), Rosalin et al
keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. (2011) dan Hullah et al (2012) menunjukkan bahwa
Penelitian mengenai kesiapan sumber daya pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap
manusia, terutama dalam pengelolaan akuntansi keterandalan pelaporan keuangan daerah. Oleh sebab itu
pemerintah daerah dalam kaitannya dengan pelaporan diajukan hipotesis penelitian:
keuangan daerah pernah dilakukan Winidyaningrum et H1b: Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
al (2010), Adriani (2010) dan Hullah et al (2012). terhadap keterandalan pelaporan keuangan daerah.
Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa
sumber daya manusia berpengaruh terhadap keteran- Pemanfaatan Teknologi Informasi akan sangat
dalan pelaporan keuangan daerah. Oleh karena itu membantu mempercepat proses pengelolaan data
diajukan hipotesis: transaksi dan penyajian laporan keuangan pemerintah
H1a: Sumber daya manusia berpengaruh terhadap sehingga laporan keuangan tersebut tidak kehilangan
keterandalan pelaporan keuangan daerah nilai informasi yaitu ketepatwaktuan (Winidyaningrum
Winidyaningrum et al (2010) menyatakan bahwa et al 2010). Penelitian Indriasari et al (2008), Wini-
sumber daya manusia akan sangat membantu memper- dyaningrum et al (2010), Mustafa et al (2010) dan
cepat penyajian laporan keuangan daerah sehingga Rosalin et al (2011) menunjukkan bahwa pemanfaatan
laporan keuangan tersebut menjadi tepat waktu. teknologi informasi berpengaruh positif terhadap
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sumber daya ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian
manusia berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan tersebut, maka diajukan hipotesis:
pelaporan keuangan daerah, yaitu penelitin Indriasari et
al (2008), dan Mustafa et al (2010). Ketepatwaktuan

420
Shinta Permata Sari dan Banu Witono

H2b: Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh merupakan dinas daerah yang menyelenggarakan urusan
terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintahan dan pelayanan umum berkaitan dengan
daerah. pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset pemerintah
kabupaten/kota, termasuk pelaporan keuangan peme-
rintah daerah. Sampel dalam penelitian ini adalah
2.4. Pengendalian Internal pegawai DPPKAD di wilayah Eks Karesidenan
Berdasarkan PP No. 60/2008 Pasal 1 (1) tentang Surakarta terutama pegawai bidang akuntansi, anggaran
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan aset sejumlah 290 karyawan. Teknik pengambilan
disebutkan bahwa Sistem Pengendalian Intern adalah sampel dilakukan dengan convinience sampling.
proses yang intregal pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan 3.1. Definisi Operasional Variabel
seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang data primer berupa jawaban responden atas pernyataan
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, yang disajikan dalam kuestioner. Definisi operasional
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini
peraturan perundang-undangan. adalah:
Menurut Noviyanti (2004 dalam Winidyaningr-
um et al 2010), pengendalian intern yang lemah 3.1.1. Variabel Dependen
menyebabkan tidak dapat terdeteksinya kecurangan atau Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
ketidak-akuratan proses akuntansi sehingga bukti audit keterandalan pelaporan keuangan daerah (ANDL) dan
yang diperoleh dari data akuntansi menjadi tidak ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah (TPT).
kompeten. Selain itu menurut Indriasari et al (2008), Keterandalan pelaporan keuangan menurut PP No.
pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metoda 71/2010 (Lampiran I: par. 38) merupakan kemampuan
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan yang menyesatkan dan kesalahan yang material,
data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya menyajikan setiap fakta secara jujur serta dapat
kebijakan pimpinan. diverifikasi. Selain itu dijelaskan juga pada paragraf 34,
Sistem pengendalian internal menekankan pada bahwa pelaporan keuangan dikatakan relevan jika
tindakan pencegahan untuk mengurangi kekeliruan memenuhi unsur ketepatwaktuan. Pelaporan keuangan
(tidak sengaja) dan ketidakberesan (sengaja), sehingga yang disajikan tepat waktu dapat menghasilkan
pelaporan keuangan daerah dapat memenuhi nilai informasi yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
keterandalan karena Laporan Keuangan yang dihasilkan Instrumen keterandalan (tujuh item) dan ketepatwaktuan
benar dan valid. Penelitian Indriasari et al (2008) dan (tiga item) pelaporan keuangan daerah diukur dengan
Rosalin et al (2011) menyimpulkan bahwa pengendalian instrumen yang disesuaikan dengan PP No. 71/2010
internal berpengaruh positif terhadap keterandalan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan
pelaporan keuangan daerah. Oleh karena itu, diajukan dikembangkan dalam penelitian Indriasari et al (2008).
hipotesis:
H1c: Pengendalian internal berpengaruh terhadap 3.1.2. Variabel Independen
keterandalan pelaporan keuangan daerah. 3.1.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Keterlambatan penyajian laporan keuangan Sumber daya manusia merupakan kemampuan
berarti bahwa laporan keuangan belum atau tidak baik dalam tingkatan individu, organisasi/kelembagaan,
memenuhi nilai informasi yang disyaratkan, yaitu maupun sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau
ketepatwaktuan. Ketidak-tepatan penyajian laporan kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara
keuangan juga berkaitan dengan kurang ditaatinya efektif dan efisien (GTZ dan USAID/CLEAN Urban,
pengendalian internal yang diterapkan. Penelitian 2001 dalam Indriasari et al 2008). Variabel sumber daya
Mirnayanti (2013) menunjukkan pengendalian internal manusia diukur dengan instrumen yang dikembangkan
berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan Indiasari et al (2008) berdasarkan penelitian GTZ dan
keuangan pemerintah daerah. Hal inilah yang mendasari USAID/CLEAN Urban (2001), dengan 10 item
diajukannya hipotesis: pernyataan.
H2c: Pengendalian internal berpengaruh terhadap
ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah. 3.1.2.2. Pemanfaatan Teknologi Informasi (PTI)
Pemanfaatan teknologi informasi merupakan
3. Metode Penelitian tingkat integrasi teknologi informasi pada pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan dengan survei kepada tugas-tugas akuntansi (Jurnali et al 2002). Variabel
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan
Daerah (DPPKAD) di Wilayah Eks Karesidenan instrumen yang dikembangkan oleh Indriasari et al
Surakarta, yang terdiri dari Pemerintah Kabupaten (2008) berdasarkan penelitian Jurnali et al (2002),
Sragen, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar, dengan 8 item pernyataan.
Kabupaten Klaten, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten
Sukoharjo dan Pemerintahan Kota Surakarta. DPPKAD
dipilih karena sesuai PP No. 41/2007, DPPKAD

421
KETERANDALAN DAN KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN DAERAH

3.1.2.3. Pengendalian Internal (PI) adalah 198 kuestioner (68,28%) dan 166 kuestioner
PP No. 60/2008 Pasal (1) tentang SPIP yang dapat diolah (57,24%).
menjelaskan bahwa sistem Pengendalian Intern adalah
proses yang intregal pada tindakan dan kegiatan yang 4.1.1. Hasil Uji Validitas
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan Hasil uji validitas untuk setiap item pernyataan
seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai dari kelima instrumen untuk variabel dalam penelitian
atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang ini dapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasil uji validitas
efektif dan efisien, keterandalan pelaporan keuangan, diketahui bahwa semua item pernyataan untuk lima
pengamatan aset Negara, dan ketaatan terhadap instrumen variabel adalah valid. Rentang nilai korelasi
peraturan perundang-undangan. Variabel ini diukur item yang valid adalah antara 0,482 0,765 dan nilai
dengan menggunakan instrumen yang disusun probabilitas lebih kecil dari 0,05.
berdasarkan PP No. 60/2008 tentang SPIP.
Seluruh pernyataan diukur dengan skala likert lima poin, Tabel 1. Hasil uji validitas
mulai (1) Sangat Tidak Setuju sampai (5) Sangat Setuju.
Jumlah Rentang Keterangan
Variabel Item rxy
3.2. Pengujian Instrumen
Instrumen akan diuji validitas dan reliabilitasnya. SDM 10 0,482 0,627 Seluruh Item Valid
Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi pearsons PTI 8 0,602 0,728 Seluruh Item Valid
product moment (rxy) (Santoso 2000:243) untuk setiap PI 9 0,504 0,680 Seluruh Item Valid
skor item dengan skor totalnya. Suatu item dinyatakan ANDL 7 0,580 0,765 Seluruh Item Valid
valid jika nilai signifikansi rxy < 0,05. Uji reliabilitas TPT 3 0,582 0,751 Seluruh Item Valid
dilakukan dengan Cronbach Alpha. Suatu variabel dapat Sumber: data primer diolah
dinyatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,70
(Ghozali 2011:49). 4.1.2. Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas untuk seluruh instrumen dari
3.3. Pengujian Asumsi Klasik lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini
Pengujian asumsi klasik dilakukan guna meme- terlihat pada Tabel 2 dan menunjukkan bahwa kelima
nuhi asumsi regresi linear berganda yang digunakan instrumen tersebut reliabel dengan nilai cronbachs
untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Uji alpha > 0,7.
normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
(Ghozali 2011:58). Masalah multikolinearitas diuji Tabel 2. Hasil uji reliabilitas
dengan melihat tolerance value (kurang dari 0,1) atau
nilai variance inflation factor (VIF, lebih dari 10) Variabel Cronbachs Alpha Keterangan
(Ghozali 2011:106). Uji heteroskedastisitas dilakukan SDM 0,738 Reliabel
dengan uji Glejser, dengan meregresikan nilai absolut PTI 0,826 Reliabel
residual dari variabel independen (Ghozali, 2011:142). PI 0,847 Reliabel
ANDL 0,789 Reliabel
3.4. Pengujian Hipotesis TPT 0,770 Reliabel
Uji regresi linear berganda digunakan untuk Sumber: data primer diolah
menguji hipotesis dalam penelitian ini. Model
persamaan regresi yang digunakan adalah: 4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik
ANDL = a + b1SDM + b2PTI + b3PI + e (1) 4.2.1. Uji Normalitas
TPT = a + b1SDM + b2PTI + b3PI + e (2) Hasil pengujian normalitas dengan Kolmogorov-
Keterangan: Smirnov pada Tabel 3 menunjukkan nilai probabilitas
a : Konstanta (p-value) dari kedua persamaan dalam penelitian ini,
b1-b3 : Koefisien regresi ternyata lebih besar dari = 0,05, sehingga data yang
ANDL : Keterandalan Pelaporan Keuangan Daerah digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal.
TPT : Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Daerah
SDM : Sumber Daya Manusia Tabel 3. Hasil uji normalitas
PTI : Pemanfaatan Teknologi Informasi
PI : Pengendalian Internal Keterangan Kolmogorov p-value Keterangan
e : eror -Sminov Z
Persamaan 1 digunakan untuk menguji hipotesis Persamaan 1 0,804 0,538 Data terdistribisi normal
1a, 1b dan 1c, sedangkan persamaan 2 digunakan untuk Persamaan 2 0,934 0,348 Data terdistribisi normal
menguji hipotesis 2a, 2b dan 2c. Sumber: data primer diolah
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Hasil Uji Kualitas Data 4.2.2. Uji Multikolinearitas
Jumlah kuestioner yang didistribusikan Hasil uji multikolinearitas pada Tabel 4
seluruhnya 290 kuestioner, yang diterima kembali menunjukkan bahwa semua variabel independen dalam
penelitian ini memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan
nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa

422
Shinta Permata Sari dan Banu Witono

tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam kedua Hasil uji hipotesis 1a (H1a) menunjukkan bahwa
persamaan regresi dari penelitian ini. variabel sumber daya manusia memiliki thitung = 2,743
dengan signifikansi = 0,007 (< 0,05), maka H0 ditolak
Tabel 4. Hasil uji multikolinieritas dan hipotesis 1a (H1a) terdukung secara statistik. Artinya
sumber daya manusia berpengaruh terhadap
Persamaan 1 keterandalan pelaporan keuangan daerah. Hasil ini
Variabel Tolerance VIF Keterangan menunjukkan bahwa sumber daya manusia ternyata
SDM 0,527 1,899 Tidak terjadi multikolinieritas menentukan keterandalan pelaporan keuangan daerah.
PTI 0,475 2,105 Tidak terjadi multikolineritas Dinamika perubahan perundang-undangan atau
PI 0,401 2,494 Tidak terjadi multikolineritas peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan
Persamaan 2 pelaporan keuangan daerah ternyata mampu diantisipasi
Variabel Tolerance VIF Keterangan oleh pemerintah Kabupaten dan Kota di Wilayah Eks
SDM 0,527 1,899 Tidak Terjadi Multikolinieritas Karesidenan Surakarta. Kemampuan ini terjadi karena
PTI 0,475 2,105 Tidak Terjadi Multikolinieritas sumber daya manusia, terutama pada DPPKAD, telah
PI 0,401 2,494 Tidak Terjadi Multikolinieritas siap untuk mendukung pengelolaan pelaporan keuangan
Sumber: data primer diolah daerah secara andal. Kondisi tersebut bukan hanya
berdampak terhadap basis akuntansi yang digunakan
maupun struktur APBD, akan tetapi juga berdampak
4.2.3. Uji Heteroskedastisitas
terhadap teknis operasional penatausahaan keuangan
Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji
daerah. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
glesjer pada Tabel 5 menunjukkan tidak terjadi masalah
penelitian sebelumnya yang dilakukan Indriasari et al
heteroskedastisitas pada kedua persamaan regresi,
(2008) dan Mustafa et al (2010).
karena taraf signifikansi nilai thitung lebih besar dari 5%
Hasil uji hipotesis 1b (H1b) menunjukkan bahwa
(p > 0,05).
variabel pemanfaatan teknologi informasi memiliki thitung
= 4,913 dengan signifikansi = 0,000 (< 0,05), maka H0
Tabel 5. Hasil uji heteroskedastisitas
ditolak dan hipotesis 1b (H1b) terdukung secara statistik.
Artinya pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
Persamaan 1 terhadap keterandalan pelaporan keuangan daerah. Hasil
Variabel thitung Signifikansi Keterangan
SDM 0,398 0,691 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi
PTI -0,090 0,928 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas informasi ternyata menentukan keterandalan pelaporan
PI -0,108 0,914 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas keuangan daerah. Pemerintah Kabupaten dan Kota di
Persamaan 2 Wilayah Eks Karesidenan Surakarta ternyata telah
Variabel thitung Signifikansi Keterangan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan tugas-
SDM - 0,283 0,778 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas tugas akuntansi secara baik. Agar laporan keuangan
PTI -0,526 0,599 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
PI -0,112 0,911 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
daerah tetap andal, perlu optimalisasi pemanfaatan
Sumber: data primer diolah kemajuan teknologi informasi untuk membangun
jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja
yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara
terpadu dengan menyederhanakan akses antar unit kerja.
4.3. Hasil Uji Hipotesis
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
4.3.1. Keterandalan Pelaporan Keuangan sebelumnya yang dilakukan Indriasari et al (2008),
Daerah Winidyaningrum et al (2010), Mustafa et al (2010),
Tinjauan tentang keterandalan pelaporan Rosalin et al (2011) dan Hullah et al (2012).
keuangan daerah dilakukan dengan menggunakan Hasil uji hipotesis 1c (H1c) menunjukkan bahwa
persamaan 1. Hasil uji hipotesis dengan analisis regresi variabel pengendalian internal memiliki thitung = 3,368
berganda secara lengkap disampaikan pada Tabel 6. dengan signifikansi = 0,000 (< 0,05), maka H0 ditolak
Persamaan 1 dalam penelitian ini merupakan model dan hipotesis 1c (H1c) terdukung secara statistik. Artinya
yang fit, karena nilai signifikansi dari uji F yaitu 0,000 pengendalian internal berpengaruh terhadap
lebih kecil dari 0,05, dengan nilai koefisien determinasi keterandalan pelaporan keuangan daerah. Hasil ini
(Adjusted R2) 0,566. menunjukkan bahwa pengendalian internal ternyata
menentukan keterandalan pelaporan keuangan daerah.
Tabel 6. Hasil uji hipotesis keterandalan pelaporan Pada kenyataannya Pemerintah Kabupaten dan Kota di
keuangan daerah Wilayah Eks Karesidenan Surakarta mampu
menjalankan kegiatan pengendalian sesuai yang
Variabel thitung Signifikansi Keterangan
digariskan oleh peraturan pemerintah. Hal ini
Sumber Daya Manusia 2,743 0,007 H0 Ditolak
Pemanfaatan Teknologi Informasi 4,913 0,000 H0 Ditolak
dikarenakan pengendalian internal pada setiap DPPKAD
Pengendalian Internal 3,668 0,000 H0 Ditolak mampu dilaksanakan secara efektif. PP No. 60/2008
F statistic 72,707 0,000 tentang SPIP telah menjelaskan bahwa Sistem
Adjusted R2 0,566 Pengendalian Intern adalah proses yang integral, yang
Sumber: data primer diolah salah satunya adalah untuk memberikan keyakinan
memadai atas keandalan pelaporan keuangan. Hasil

423
KETERANDALAN DAN KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN DAERAH

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian untuk perangkat teknologi informasi yang dimiliki. Hasil
sebelumnya yang dilakukan oleh Indriasari et al (2008) penelitian ini konsisten dengan Indriasari et al (2008),
dan Rosalin et al (2011). Winidyaningrum et al (2010), Mustafa et al (2010) dan
4.3.2. Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Rosalin et al (2011).
Daerah Hasil uji hipotesis 2c (H2c) menunjukkan bahwa
Tinjauan tentang ketepatwaktuan pelaporan variabel pengendalian internal memiliki thitung = 4,487
keuangan daerah dilakukan dengan menggunakan dengan signifikansi = 0,000 (< 0,05), maka H0 ditolak
Persamaan 2. Hasil uji hipotesis dengan analisis regresi dan hipotesis 2c (H2c) terdukung secara statistik. Artinya
berganda secara lengkap disampaikan pada Tabel 7. pengendalian internal berpengaruh terhadap
Persamaan 2 dalam penelitian ini merupakan model ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah. Hasil ini
yang fit, karena nilai signifikansi dari uji F menunjukkan menunjukkan bahwa pengendalian internal ternyata
nilai 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien menentukan ketepatwaktuan pelaporan keuangan
determinasi (Adjusted R2) dari persamaan 2 adalah daerah. Pemerintah Kabupaten dan Kota di Wilayah Eks
sebesar 0,503. Karesidenan Surakarta ternyata mampu menjalankan
kegiatan pengendalian sesuai SPIP yang ditetapkan
Tabel 7. Hasil uji hipotesis ketepatwaktuan pelaporan melalui PP Nomor 60/2008, agar ketepatwaktuan
keuangan daerah pelaporan keuangan daerah dapat tercapai secara efektif.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah
Variabel thitung Signifikansi Keterangan melalui DPPKAD telah mampu mengintegrasikan
Sumber Daya Manusia 1,995 0,048 H0 Ditolak semua komponen organisasi secara terus menerus agar
Pemanfaatan Teknologi nilai ketepatwaktuan informasi yang disyaratkan dapat
3,290 0,001 H0 Ditolak
Informasi
Pengendalian Internal 4,487 0,000 H0 Ditolak
tercapai. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
F statistik 56,645 0,000
penelitian Mirnayanti (2013).
Adjusted R2 0,503
Sumber: data primer diolah
5. Kesimpulan dan Saran
Hasil uji hipotesis 2a (H2a) menunjukkan bahwa 5.1. Kesimpulan
variabel sumber daya manusia memiliki thitung = 1,995 Dari hasil analisis data yang telah dilakukan
dengan signifikansi = 0,048 (< 0,05), maka H0 ditolak dalam penelitian ini menunjukkan dukungan pada
dan hipotesis 2a (H2a) terdukung secara statistik. Artinya keseluruhan hipotesis yang diajukan, artinya sumber
sumber daya manusia berpengaruh terhadap daya manusia, pengendalian internal dan pemanfaatan
ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah. Hasil ini teknologi informasi berpengaruh terhadap keterandalan
menunjukkan bahwa sumber daya manusia ternyata maupun ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah.
menentukan ketepatwaktuan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah saat ini harus menghadapi peraturan
daerah. Berubahnya peraturan tentang pengelolaan lanjutan dari PP No. 71/2010, yaitu Peraturan Menteri
pelaporan keuangan daerah ternyata mampu diantisipasi Dalam Negeri No. 64/2013 tentang Penerapan Standar
oleh pemerintah Kabupaten dan Kota di Wilayah Eks Akuntansi Akrual pada Pemerintah Daerah. Hal ini
Karesidenan Surakarta dengan tetap melakukan semakin memicu pemerintah daerah untuk semakin
pelaporan keuangan secara tepat waktu dengan meningkatkan semua kemampuannya guna menghadapi
dukungan sumber daya manusia-nya. Hasil penelitian ini perubahan yang dinamis, agar pelaporan keuangan
konsisten dengan hasil penelitian Winidyaningrum et al daerah juga semakin berkualitas dan memenuhi
(2010), Adriani (2010) dan Hullah et al (2012). karakteristik kualitatifnya. Pemerintah daerah juga harus
Hasil uji hipotesis 2b (H2b) menunjukkan bahwa menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki
variabel pemanfaatan teknologi informasi memiliki thitung pengetahuan dan pemahaman akuntansi yang cukup
= 3,290 dengan signifikansi = 0,001 (< 0,05), maka H0 untuk menghadapi penerapan basis akuntansi yang
ditolak dan hipotesis 2b (H2b) terdukung secara statistik. berubah dari basis kas modifikasian ke basis akrual.
Artinya pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah.
Hasil ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi 5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran
informasi ternyata menentukan ketepatwaktuan Dalam penelitian ini masih terdapat beberapa
pelaporan keuangan daerah. Pemerintah Kabupaten dan keterbatasan, antara lain: pertama, penelitian ini baru
Kota di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta ternyata dilakukan pada tiga bidang dalam DPPKAD Kabupaten
mampu mengintegrasikan teknologi informasi pada dan Kota di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta. Kedua,
pelaksanaan tugas-tugas akuntansi-nya, agar laporan penelitian ini dilakukan dengan metode survei melalui
keuangan daerah tidak sampai kehilangan nilai kuestioner, sehingga kemungkinan karakteristik dan
ketepatwaktuan. Pemerintah daerah melalui DPPKAD pendapat responden tidak tertangkap secara nyata. Oleh
mampu memanfaatkan perangkat komputer untuk karena itu, untuk penelitian mendatang dapat
pemrosesan dan penyimpanan data keuangan, sekaligus memperluas cakupan wilayah penelitian yang lebih luas
menggunakan teknologi komunikasi untuk dan dikembangkan dengan menggunakan metode
penyebarannya (salah satunya melalui internet). eksperimen atau metode kualitatif. Penelitian
Disamping itu, juga dilakukan perawatan secara teratur selanjutnya juga harus mempertimbangkan perubahan

424
Shinta Permata Sari dan Banu Witono

peraturan-peraturan yang berlaku, terutama yang dan Ketepatwaktun Pelaporan Keungan Pada
berkaitan dengan pelaporan keuangan daerah dan SKPD Pemerintah Daerah Kota Kendari. Jurnal
mempertimbangkan tinjauan tentang pentingnya Akuntansi. Diunduh dari
pemahaman akuntansi bagi aparatur pemerintah daerah http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/
yang melakukan pengelolaan keuangan daerah. 123456789/32830/2.pdf. Diunduh tanggal 30
September 2013.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Daftar Pustaka Organisasi Perangkat Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Adriani, W. 2010. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Sistem Pengendalian Intern.
Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Rosalin, F. & Kawedar, W. 2011. Faktor-Faktor yang
pada Pemerintah Daerah Kab. Pesisir Selatan). Mempengaruhi Keandalan dan Timeliness
Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol 5, No.1: Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum
pp. 69-80. (Studi pada BLU di Kota Semarang).
Aritonang, A. S. & Syarif, F. 2009. Faktor-Faktor Undergraduate Thesis, Universitas Diponegoro.
Pendukung Keberhasilan Penerapan Peraturan Diunduh dari http://eprints.
Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Pada undip.ac.id/29439/1/jurnal.pdf. Diunduh tanggal
Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu. Jurnal 7 Oktober 2013.
Akuntansi, Vol. 12. Diunduh dari Santoso, S. 2000. SPSS. Statistik Parametrik. Jakarta:
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/ PT. Elex Media Komputindo.
123456789/9738/ 1/10E00271.pdf). Suwardjono. 2012. Teori Akuntansi: Perekayasaan
Ghozali, I. 2011. Analisis Multivariate dengan SPSS. Pelaporan Keuangan, Edisi Ketiga. Yogyakarta:
Semarang: BP UNDIP. BPFE
Hullah, A. R., Pangemanan, S., Tangkuman, S. & Winidyaningrum & Rahmawati. 2010. Pengaruh Sumber
Budiarso, N. 2012. Pengaruh Sumber Daya Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi
Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Informasi Terhadap Keterandalan dan
terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pada Ketepatwaktuan pelaporan keuangan Pemerintah
Pemerintahan Sulawesi Utara. Jurnal Riset Daerah Dengan Variabel Interverning
Akuntansi, Vol 3 No 2: pp. 9-21. Pengendalian Intern Akuntansi (Studi Empiris di
Indriasari, D. & Nahartyo, E. 2008. Pengaruh Kapasitas Pemda Subosukawonosraten). Kumpulan
Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Makalah Simposium Nasional Akuntansi XIII
Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi di Purwokerto.
Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kota
Palembang dan Kabupaten Ogan Illir).
Kumpulan Simposium Nasional Akuntansi XI
di Pontianak, 23-24 Juli.
Jurnali, T. & Supomo, B. 2002. Pengaruh Faktor BIOGRAFI
Kesesuaian Tugas-Teknologi dan Pemanfaatan PENULIS
TI Terhadap Kinerja Akuntan Publik. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Volume 5, No.2: pp. Penulis Pertama adalah dosen di Program Studi
214-228. Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Muhammadiyah Surakarta. Fokus pengajaran dan
Yogyakarta: Andi. penelitiannya adalah pada akuntansi keperilakuan, sistem
Mirnayanti. 2013. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya informasi dan akuntansi sektor publik. Untuk informasi
Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, lebih lanjut, beliau dapat dihubungi melalui
dan Pengendalian Intern Terhadap Nilai Shinta.Sari@ums.ac.id.
Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Penulis Kedua adalah dosen di Program Studi
Majene Sulawesi Barat). Skripsi, Fakultas Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Ekonomi, Universitas Hasanudin.Diunduh dari Muhammadiyah Surakarta. Fokus pengajaran dan
http://repository.unhas.ac.id/ penelitiannya adalah pada akuntansi sektor publik dan
handle/123456789/5648. Diunduh tanggal 1 berpengalaman melakukan pendampingan pengelolaan
Oktober 2013. keuangan daerah pada pemerintah daerah provinsi,
kabupaten dan kota di berbagai wilayah di Indonesia.
Mustafa, S., Sutrisno & Rosidi. 2010. Analisis Faktor Untuk informasi lebih lanjut, beliau dapat dihubungi
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keterandalan melalui banu_witono@ums.ac.id.

425

You might also like