Uji Fisis Papan Partikel Akar Alang-Alang Sesuai Standar Sni 03-2105-2006

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

UJI FISIS PAPAN PARTIKEL AKAR ALANG-ALANG SESUAI STANDAR SNI

03-2105-2006

Yusup Hendronursito
Balai Pengolahan Mineral Lampung- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Jl. Ir Sutami Km 15, Tanjung Bintang, Lampung Selatan
Telp : (0721) 350053, Fax : (0721) 350056
Email: [email protected]

ABSTRACT
Indonesia has grasslands 8.5 million Ha or approximately 4,47% of land area. Grasslands
will be growing over the opening of the forest becomes vacant due to logging or forest fires. Reeds
only utilized by the public as the roof or forage. This research examines the potential of reeds to be
made into particle board with a simple and inexpensive method. Reed Root already cleaned then
dried up to a maximum of 10% moisture content and then the reed root are cut to size with 1.7 mm.
Reed Root then press using a heat press machine with pressure 10 kg/cm2 to 15 kg/cm2. Particle
board from the root of the reeds do physical test standard SNI 03-2105-2006 i.e. test dimensions,
the density of the test, a test of water content, and test development. Physical properties
characterization results of particle board-sample showed the value of density, water content, and
3
thickness swelling measurement were 0,87 g/cm , 10% and 85% respectively. To know the
distribution of the root fiber reeds in particle board conducted observations using SEM (Scanning
Electron Microscopy). From these results it can be concluded that the particle board root reed
meets the requirements of the physical test SNI 03-2105-2006.

Keywords : particle board, rood reet, SNI 03-2105-2006 standard, physical test

INTISARI
Indonesia memiliki luas ladang alang-alang 8,5 juta ha atau sekitar 4,47% dari luas
daratan. Luas ladang alang-alang akan semakin bertambah seiring terbukanya hutan menjadi
lahan kosong karena penebangan maupun kebakaran hutan. Alang-alang baru dimanfaatkan
secara tradisional oleh masyarakat Indonesia sebagai atap maupun makanan ternak pemakan
rumput. Penelitian ini menggali potensi alang-alang untuk dibuat menjadi papan partikel dengan
cara yang mudah. Akar alang-alang yang sudah dibersihkan kemudian dijemur sampai kadar air
maksimal 10% kemudian akar alang-alang dipotong sampai dengan ukuran 1,7 mm. Akar alang-
2
alang kemudian dipress menggunakan mesin heat press dengan tekanan 10 kg/cm hingga 15
2
kg/cm . Papan partikel akar alang-alang dilakukan uji fisis sesuai standar SNI 03-2105-2006 yaitu
uji dimensi, uji kerapatan, uji kadar air, dan uji pengembangan tebal. Berdasarkan uji fisis papan
3
partikel diperoleh nilai uji kerapatan 0,87 g/cm , uji kadar air 10%, dan uji pengembangan tebal 8,5
%. Untuk mengetahui distribusi serat akar alang-alang dalam papan partikel dilakukan pengamatan
menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
papan partikel akar alang-alang memenuhi persyaratan uji fisis SNI 03-2105-2006.

Katakunci : Papan Partikel, Akar Alang-Alang, SNI 03-2105-2006, Uji fisis

PENDAHULUAN penelitian mengenai papan partikel yang


Tingkat degradasi hutan menjelang berbahan baku serat alami. Pada umumnya
tahun 2000-an mengalami eskalasi yang serat alami yang dipakai berupa serat
sangat tinggi, sehingga kondisi hutan selama bambu, serat rotan, serat batang pisang,
lima belas tahun terakhir sangat serbuk kayu, sabut kelapa, serat nenas, dan
.
memprihatinkan (Suharjito dan Didik, 2014) serat alam yang lain yang masih bisa
Pada masa kini luas hutan yang terlantar dimanfaatkan.
karena ditinggalkan perusahaan (tidak aktif) Penelitian pernah dilakukan oleh
adalah 14,7 juta Ha. Untuk memenuhi Ghalehno dkk (2010), dengan pembuatan
kebutuhan kayu dengan tetap berupaya papan partikel tiga lapis yang terbuat dari
dalam pelestarian hutan maka dilakukan daun alang-alang sebagai lapisan
berbagai upaya untuk mencari material permukaan dan partikel kayu sebagai lapisan
pengganti kayu, diantaranya dengan tengah. Penelitian ini mencampurkan alang-

Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 1, Juni 2015, 37-43 37


alang dengan serbuk kayu dengan dari berat PVAc) (Widyantara, 2010).
perbandingan 20:80, 30:70, dan 40:60 pada Kemudian akar alang-alang ditimbang
o
temperatur pengepresan 165 dan 185 C. sebanyak 400 g dan dimasukkan ke dalam
Hasil penelitian dengan 40% alang-alang baskom dan dicampurkan dengan PVAc
dengan 12% resin pada suhu pengepresan yang telah diencerkan dengan parafin
o
185 C merupakan papan partikel yang sebesar 4% dari berat PVAc yang
paling optimum. De Melo dkk (2014) yang ditambahkan secara perlahan ke dalam akar
melakukan pengujian sifat fisis dan mekanik alang-alang (400 g) dan diaduk hingga
dari papan partikel yang terbuat dari serbuk tercampur homogen. Penambahan parafin ini
kayu, bambu, dan sekam padi. Dalam bertujuan untuk meningkatkan stabilitas
penelitiannya, mereka membuat papan dimensi dan meningkatkan resistensi
partikel dengan komposisi 100% kayu; 100% kompresi. Setelah tercampur homogen,
bambu; 100% sekam padi; 50% kayu dan adonan dituang ke dalam cetakan berukuran
50% bambu; 50% kayu dan 50% sekam padi. 200 mm x 100 mm x 50 mm dan diratakan
Papan partikel yang terbuat dari bambu permukaannya secara manual dengan
memperlihatkan kualitas yang lebih baik menggunakan tangan. Setelah adonan rata,
dibandingkan material lainnya. maka dikempa dingin dengan tekanan antara
2 2
Penelitian ini bertujuan untuk menggali 10 kg/cm hingga 15 kg/cm selama 10 menit
potensi bahan baku papan partikel yang dan dilanjutkan dengan pengempaan panas
berasal dari bahan alam Indonesia sebagai menggunakan mesin heat press antara
2 2
pengganti kayu. Pada penelitian ini 10kg/cm hingga 15 kg/cm selama 15 menit
o
menggunakan bahan akar alang-alang yang dengan suhu 110 C. Pada mesin heat press
mudah didapat, murah, dan belum pernah ini selain tekanan kompresi juga dapat diatur
dibuat sebagai papan partikel. Menurut suhunya dengan memutar tombol pengatur
Brown dkk (2005), luas ladang alang-alang di suhu. Papan partikel yang telah terbentuk
Indonesia mencapai 8,5 juta ha atau sekitar kemudian dijemur di bawah terik sinar
4,47% dari luas wilayah Indonesia. Papan matahari selama 2 hari agar perekatan
partikel dari alang-alang dibuat dengan antara partikel-pertikel dengan perekat
pengepresan panas selanjutnya sampel terbentuk sempurna. Papan partikel dibiarkan
dilakukan uji fisis sesuai dengan persyaratan dalam ruangan selama 7 hari untuk
SNI 03-2105-2006 yaitu uji dimensi, uji kadar menghilangkan tegangan-tegangan pada
air, dan uji kerapatan. papan.
Sebagai pembanding, dibuat juga papan
METODE PENELITIAN partikel dari serbuk sabut kelapa dan serbuk
Bahan yang dipergunakan dalam kayu dengan perlakuan yang sama, dimana
pembuatan papan partikel ini berasal dari telah dilakukan penelitian-penelitian
akar alang-alang, Cocodust, dan serbuk sebelumnya. Oroh dkk (2013) melakukan
kayu. Tahapan pertama, akar alang-alang Analisis Sifat Mekanik Material Komposit Dari
dipisahkan dari batang dan daun dengan Serat Sabut Kelapa. Irwan Y (2013)
cara dipotong kemudian dicuci untuk membuat dan menguji papan komposit serat
membersihkannya dari kotoran tanah. kelapa, Romels dkk (2011) melakukan
Kemudian akar alang-alang dijemur di bawah penelitian komposit hybrid polyester
terik sinar matahari selama 3 hari hingga berpenguat serbuk batang dan serat sabut
kadar air 10% diukur dengan Alat Ukur Kadar kelapa, dan Hanif (2010) yang memadukan
Air MC-7825G. Setelah itu akar alang-alang sabut kelapa dengan styrofoam sebagai
digiling dengan blender dan disaring untuk matrix. Hasil dari penelitian-penelitian
mendapatkan ukuran partikel 1,7 mm, lihat membuktikan bahwa sabut kelapa dan
Gambar 1(a). Ukuran/ grain size ini serbuk kayu dapat dibuat menjadi papan
berdasarkan penelitian terhadap pengaruh partikel.
pengukuran sifat fisis terhadap ukuran butir Pengujian Fisis papan partikel dianggap
yang dilakukan oleh Berli dkk (2013). paling penting karena merupakan sifat dasar
Bahan perekat Propan Impra Bond dari sebuah papan partikel yang
(Polivinil Acetat/ PVAc) disiapkan dengan dipersyaratkan sebelum dilakukan uji yang
memasukkan 130 g ke dalam wadah lain. Pengujian Fisis meliputi uji dimensi, uji
stainless steel dan diencerkan dengan kadar air, uji kerapatan, dan uji
menambahkan air sebanyak 20 ml (15% pengembangan tebal. Persyaratan papan

38 Hendronursito, Uji Fisis Papan Partikel Akar Alang-Alang Sesuai Standar SNI 03-2105-2006
partikel dinyatakan lulus uji fisis dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Standar nilai Uji Fisis Papan Partikel SNI 03-2105-2006
SNI 03-2105-2006

Uji Kerapatan (g/cm3) 0,40 0,90

Uji Kadar Air (%) 14 maks

Uji Pengembangan Tebal (%) 12 maks *


25 maks

*bila papan tebalnya 12,7 mm, maksimum 25% dan bila tebalnya > 12,7 mm, maksimum
20%.

Kadar air papan partikel tergantung SNI 03-2105-2006 kerapatan partikel antara
pada kondisi udara disekelilingnya, karena 0,40 0,90 g/cm.
papan partikel terdiri atas bahan-bahan yang
mengandung lignoselulosa sehingga bersifat 3
Kerapatan (g/cm ) = (2)
higroskopis. Menurut Sutigno (2002) metode
uji kadar air papan partikel ditetapkan
dengan cara yang sama pada semua dimana B adalah berat contoh uji dalam gram
3
standar, yaitu metode oven (metode dan I adalah isi dalam cm yaitu panjang x
pengurangan berat). Kadar air papan partikel lebar x tebal, dengan ketelitian hingga 0,01
3
tidak diperkenankan lebih dari 14%. g/cm .

kadar air (%) = (1) Pengembangan tebal setelah direndam


air merupakan salah satu sifat fisis yang
akan menentukan suatu papan partikel yang
dimana Ba adalah berat awal dalam gram digunakan untuk keperluan interior dan
dan Bk adalah berat kering mutlak dalam eksterior. Tipe papan partikel dan batas
gram. pengembangan tebal menurut SNI 03-2105-
Kerapatan papan partikel merupakan 2006 papan partikel dibagi menjadi empat
perbandingan berat papan partikel dengan kelompok, dapat dilihat pada Tabel 2.
volume dari papan partikel tersebut. Menurut

Tabel 2. Persyaratan Pengembangan Tebal Maksimum Papan Partikel menurut SNI 03-2105-2006
Tipe Papan Partikel Tebal Pengembangan Tebal
SNI 03-2105-2006 Papan Partikel Maksimum
24 10 12, 7 mm 25 %
> 12, 7 mm 20 %
17,5 10, 5 12, 7 mm 25 %
> 12, 7 mm 20
8 Tanpa syarat Tanpa syarat
Tipe lain Tanpa syarat 12 %

Peng. tebal (%) = (3) tebal sebelum direndam air dalam mm. Uji
pengembangan tebal dapat dilihat pada
Gambar 1(c).
dimana T2 merupakan tebal setelah
direndam air dalam mm dan T1 merupakan

Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 1, Juni 2015, 37-43 39


Gambar 1, (a). Penimbangan bahan akar alang-alang, (b). Hasil pembuatan papan partikel,
(c). Perendaman bahan uji untuk uji pengembangan tebal.

Selain pengujian fisis sesuai SNI 03- Analisa SEM menggunakan JIB-4601F
2105-2006 papan partikel juga dilakukan dengan perbesaran 100x, 500x, dan 1000x.
pengamatan melalui SEM untuk mengetahui HASIL DAN PEMBAHASAN
distribusi serat papan partikel. Sebelum Hasil dari pengujian sample papan
dilakukan pengamatan menggunakan SEM, partikel dari akar alang-alang dibandingkan
sampel papan partikel dilapisi dengan dengan persyaratan standar SNI 03-2105-
material emas agar bersifat konduktif. 2006 ditampilkan ke dalam Gambar 2.

Gambar 2. Grafik hasil Uji Fisis Papan Partikel dibandingkan dengan Standar SNI 03-2105-2006

Berdasarkan pada hasil uji fisis papan rendah dari papan partikel Cocodust namun
partikel akar alang-alang yang diperoleh, relatif sama dengan papan partikel yang
menunjukkan bahwa papan partikel akar terbuat dari serbuk kayu. Menurut Iswanto
alang-alang memenuhi persyaratan uji fisis (2008) stabilitas dimensi yang rendah
papan partikel sesuai SNI 03-2105-2006 ditandai dengan ketebalan papan partikel
yang meliputi uji Kerapatan, uji kadar air dan yang terus bertambah dan tidak kembali lagi
uji pengembangan tebal. Pada uji kerapatan pada keadaan kering udara. Panambahan
ditemukan 1 sampel yang melewati batas tebal papan partikel terjadi karena adanya
3
maksimum 0,92 g/cm . Jika dilihat dari foto usaha papan partikel untuk membebaskan
SEM menunjukkan ada beberapa material tegangan yang tersisa didalamnya yang
yang tidak homogen sehingga diakibatkan oleh pemberian tekanan berupa
mempengaruhi kerapatan partikel pada saat pengempaan panas pada saat pembuatan
dilakukan pengepresan. Kerapatan papan papan maupun setelah proses pengeringan
partikel dipengaruhi oleh kerapatan awal, pada oven pada pengujian pengembangan
kandungan perekat serta bahan aditif yang tebal. Uji kerapatan papan partikel yang
digunakan. terbuat dari alang-alang rata-rata adalah 0,87
3
Hasil uji kerapatan menunjukkan g/cm , dimana nilai ini masih di batas
stabilitas dimensi akar alang-alang lebih kerapatan yang dipersyaratkan oleh SNI 03-

40 Hendronursito, Uji Fisis Papan Partikel Akar Alang-Alang Sesuai Standar SNI 03-2105-2006
3
2105-2006 yaitu antara 0,40 0,90 g/cm . papan partikel sehingga ikatan antar partikel
Hasil ini sedikit berbeda dengan hasil akan semakin kuat dan air sukar untuk
penelitian sebelumnya yang menggunakan masuk ke dalam papan partikel (Mujtahid
perbandingan pencampuran daun alang- 2010). Selain itu penambahan prosentase
alang dengan serbuk kayu 20:80, 30:70, parafin perlu dipertimbangkan untuk
40:60 dimana dalam penelitian tersebut memperoleh keseimbangan dimensi karena
diperoleh harga uji kerapatan dengan nilai berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
3 3
yang sama yaitu 0,64 g/cm . Guimaraes et all (2013), pemberian parafin
Kadar air papan partikel yang terbuat akan meningkatkan stabilitas dimensi dan
dari akar alang-alang masih lebih tinggi dari meningkatkan compression resistance papan
kadar air yang terbuat dari bambu dimana partikel.
pada penelitian yang dilakukan oleh De Melo pengembangan tebal, papan partikel
dkk (2014), kadar air papan partikel yang dari bahan akar alang-alang memiliki nilai
terbuat dari bambu sebesar 4, 12%. Untuk yang relatif sama dengan Cocodust maupun
memperoleh kadar air papan partikel dari serbuk kayu yaitu berkisar antara 10 - 12%
akar alang-alang yang rendah dapat dari tebal awal papan partikel. Hasil ini lebih
dilakukan dengan meningkatkan suhu dan baik dibandingkan dengan material bambu
memperbanyak prosentase pemakaian yang mencapai pengembangan tebal 35%
perekat yang digunakan ke dalam campuran pada 24 jam setelah perendaman.

Gambar 3, Morfologi Papan Partikel Akar Alang-Alang dengan dengan SEM. (a).
Perbesaran 100x, dan (b). dengan Perbesaran 1000x

Pada pengujian morfologi dengan SEM Pada Gambar 3 (b), hasil analisa SEM
(Gambar 3.(a)), terlihat adanya rongga yang perbesaran 1000x menunjukkan perekat
lebar dan dalam atau sering disebut porosity. bahwa perekat PVAc yang digunakan
Rongga ini menyebabkan kurangnya mampu mengikat seluruh bagian partikel.
kemampuan partikel akar alang-alang untuk serbuk dan akar alang-alang yang tercampur
mengisi ruang-ruang kosong dalam papan menjadi suatu ikatan merupakan material
partikel pada saat pengepresan (Mawardi akar alang-alang yang berukuran lebih kecil
2010). Terbukti pada pengujian kerapatan dari hasil pencacahan akar alang-alang.
dimana papan partikel alang-alang masih Perekat yang menutupi partikel saling
didaerah batas maksimal yang diijinkan SNI mengikat satu sama lain sehingga partikel
3
03-2105-2006 yaitu 0,87 g/cm masih jauh dapat bersatu membentuk suatu ikatan
dibandingkan papan partikel cocodust yanbg yaitu papan.
3
memiliki nilai sekitar 0,66 g/cm .

Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 1, Juni 2015, 37-43 41


Gambar 4, Hasil analisa SEM papan partikel perbesaran 100x dari (a). Serbuk kayu,
(b). Cocodust

Dari hasil analisa SEM terhadap papan pembuat papan partikel. Papan partikel yang
partikel yang terbuat dari serbuk kayu dan terbuat dari bahan baku akar alang-alang
cocodust (Gambar 4 (a) (b)) dapat dilihat memiliki sifat fisis yang sama baiknya bila
bahwa persebaran partikel serbuk kayu tidak dibandingkan dengan papan partikel yang
terdapat rongga yang besar. Hal ini terbuat dari Cocodust dan serbuk kayu, dan
membuktikan bahwa struktur material dapat digunakan sebagai papan partikel
papan partikel serbuk kayu lebih padat sesuai dengan standar SNI 03-2105-2006
dibandingkan akar alang-alang dan dengan rekomendasi dilakukan pengujian
Cocodust, selaras dengan hasil uji kerapatan mekanis .
dimana kerapatan akar alang-alang lebih DAFTAR PUSTAKA
besar dibandingkan cocodust namun lebih Berli A. U., Darvina Y., Yulkifli ., Pengaruh
kecil dibandingkan serbuk kayu. Pengukuran Sifat Fisis Dan Sifat
Pencampuran perekat dengan partikel Mekanis Papan Partikel Sampah Daun
harus diperhatikan agar tidak terjadi Kering Berdasarkan Ukuran Butir. Jurnal
konsentrasi perekat pada satu titik sehingga Berkala Ilmiah Fisika.1 : 2013. Hal. 85
pencampuran perekat yang merata dapat 89.
meningkatkan kekuatan tarik dari papan De Melo R. R., Stangerlin D., Campomanes
partikel tersebut. Untuk menghasilkan R. R., Santana, and Pedrosa T. D.,
pencampuran perekat dengan partikel yang Physical and mechanical properties of
merata dapat dipergunakan mesin pengaduk particleboard manufactured from wood,
(Oroh dkk 2013). bamboo and rice husk. Material
Hasil pengujian fisis ini dapat Research. Sao Carlos: UFSCar - Dep.
direkomendasikan untuk dilakukan pengujian de Engenharia de Materiais. Vol. 17.
mekanis guna mengetahui sifat mekanis 2014. No. 3
papan partikel akar alang-alang sesuai Ghalehno M. D., Madhoushi M., Tabarsa T.,
dengan persyaratan SNI 03-2105-2006. Nazerian M., The manufacture of
Pengujian mekanis yang dipersyaratkan oleh particleboards using mixture of reed
SNI 03-2105-2006 meliputi uji ketegangan (surface layer) and commercial species
lentur (kering dan basah), Keteguhan tarik (middle layer). Eur. J. Wood Prod. 2010.
tegak lurus permukaan, keteguhan cabut Vol. 69. Page 341344.
sekrup, dan keteguhan pukul. Guimaraes Junior, J. B., Mendes, L. M.,
KESIMPULAN Mendes, R, F., Guimaraes, B. M. R.,
Papan partikel yang terbuat dari bahan Melo, R. R. De. The Physical-
akar alang-alang dengan penambahan Mechanical Properties Of
perekat berupa PVAc dengan dilakukan Particleboards. Journal : Cincia da
pengujian fisis yang dipersyaratkan oleh SNI Madeira. 2013. Vol. 4 Page. 71-82.
03-2105-2006 memenuhi persyaratan uji Hanif., 2010. Serat Pendek Sabut Kelapa
fisis untuk digunakan sebagai bahan Sebagai Penguat Papan Komposit

42 Hendronursito, Uji Fisis Papan Partikel Akar Alang-Alang Sesuai Standar SNI 03-2105-2006
Dengan Styrofoam Sebagai Matriks. Dari Serat Sabut Kelapa. Fakultas
Tesis, Jurusan Teknik Mesin. Aceh: Teknik. Universitas Sam Ratulangi
Politeknik Negeri Lhokseumawe. Manado.
Irwan Y., 2013. Pembuatan Dan Uji Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2105-
Karakteristik Akustik Komposit papan 2006, 2006. Papan Partikel. Badan
Serat Sabut Kelapa. Institute Teknologi Standarisasi Nasional. ICS 79.060.20.
.
Nasional. Bandung Suharjito dan Didik, 2014. Devolusi
Iswanto A H., 2008. Pengujian Siklis Papan Pengelolaan Hutan Dan Pembangunan
partikel. Fakultas Pertanian. Universitas Masyarakat Pedesaan. Scientific Oration
Sumatra Utara. Sumatra. on Forestry. Bogor Agricultural
Lumintan R C A., Soenoko R., Wahyudi S. University (IPB). Bogor
Komposit Hibrid Polyester Berpenguat Sutigno, P. 2002, Mutu Produk Papan
Serbuk Batang dan Serat Sabut Kelapa. Partikel.(http://www.dephut.go.id/halama
Jurnal Rekayasa Mesin Vol. 2 Tahun n/standarisasi & Lingkungan
2011: 145-153. Kehutanan/Info VI02/IV VI02.html,
Mujtahid. 2010. Pengaruh Ukuran Serbuk diakses 02 januari 2015).
Aren Terhadap Kekuatan Bending, Widyantara B E., 2010. Pengaruh Jenis
Densitas Dan Hambatan Panas Kertas, Komposisi Sekam dan Jumlah
Komposit Semen-Serbuk Aren(Arenga Oerekat PVAc Terhadap Kekuatan
Pinnata). Fakultas Teknik. Surakarta: Impact Komposit Core Berkemampuan
Universitas Sebelas Maret. Serap Bunyi Berbahan Dasar Kertas-
Oroh J., Sapupu F. P., Lumintang R., 2013. Sekam. Fakultas Teknik. Universitas
Analisis Sifat Mekanik Material Komposit Sebelas Maret. Surakarta

Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 1, Juni 2015, 37-43 43

You might also like