0% found this document useful (0 votes)
407 views11 pages

Chipseal Application

This document discusses the reconstruction of Jalan Inspeksi Tarum Timur road using Cement Treated Recycling Base (CTRB) and chip seal layers. The existing road was in poor condition due to lack of maintenance and increasing traffic. Survey results showed the road base was irregular and unable to support existing traffic loads. The reconstruction plan proposes using CTRB to strengthen the road base by reusing existing materials, covered with a chip seal layer to protect the CTRB from weathering and traffic. This option was chosen for its ability to support traffic needs with lower cost compared to other foundation options.

Uploaded by

widyo saptoto
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
407 views11 pages

Chipseal Application

This document discusses the reconstruction of Jalan Inspeksi Tarum Timur road using Cement Treated Recycling Base (CTRB) and chip seal layers. The existing road was in poor condition due to lack of maintenance and increasing traffic. Survey results showed the road base was irregular and unable to support existing traffic loads. The reconstruction plan proposes using CTRB to strengthen the road base by reusing existing materials, covered with a chip seal layer to protect the CTRB from weathering and traffic. This option was chosen for its ability to support traffic needs with lower cost compared to other foundation options.

Uploaded by

widyo saptoto
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

Vol.02 No.

02 Desember 2016

REKONTRUKSI JALAN INSPEKSI TARUM TIMUR DENGAN LAPIS PONDA-


SI CTRB DAN CHIP SEAL
Syaeful Anwar

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Email : [email protected]

Abstract

The road is a land transport infrastructure that is essential in economic relations and facilitate the activities
of other social activities. Changes in the area around Jalan Inspection East Tarum of agriculture into the
industrial area causes a change in the function of the road that had road inspection into the access road to
the industrial area. Changes in the functions that had low traffic increased to medium traffic, so the strength
and function of the road should be adjusted to the development, where the existing road is no longer able
to serve existing traffic. It is necessary for the proper handling and efficient costs, see the existing condition
that tingga road base irregularly should be no innovations to material existing reuse recycle with construc-
tion CTRB (Cement Treated Recycling Base) so that the strength of the foundation structure increases can
serve traffic conditions is required. So that the condition CTRB stay protected from the weather and traffic
by overburden Chip Seal is the provision of a single layer of asphalt followed by administration of a single
layer of Chiping (stone of a certain size, from price comparison between construction purposes foundation
class A and Hotmix in terms of lower cost CTRB + chip Seal

Keyword: recycling, CTRB, chip seal

Abstrak

Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam memperlancar kegiatan hubungan
ekonomi dan kegiatan sosial lainnya. Perubahan kawasan di sekitar Jalan Inspeksi Tarum Timur dari perta-
nian menjadi daerah industri menyebabkan perubahan pada fungsi jalan yang tadinya jalan inspeksi men-
jadi jalan akses menuju daerah industri. Perubahan fungsi jalan yang tadinya lalu lintas rendah meningkat
menjadi lalu lintas sedang, sehingga kekuatan maupun fungsi dari jalan tersebut harus disesuaikan dengan
perkembangan, dimana jalan eksisting sudah tidak mampu lagi melayani lalu lintas yang ada. Untuk itu
perlu penanganan yang tepat dan efisien dari biaya, melihat kondisi eksisting yang tingga pondasi jalan
yang tidak beraturan perlu ada inovasi agar material eksisting dapat digunakan kembali dengan mendaur
ulang yaitu dengan konstruksi CTRB (Cement Treated Recycling Base) sehingga kekuatan struktur pondasi
meningkat dapat melayani kondisi lalu lintas yang diperlukan. Agar kondisi CTRB tetap terlindungi dari cu-
aca dan lalu lintas diberi lapisan penutup Chip Seal yaitu pemberian satu lapisan aspal yang diikuti dengan
pemberian satu lapisan Chiping (batu dengan ukuran tertentu, dari perbandingan harga antara konstuksi
pondasi klas A dan Hotmix ditinjau dari biaya lebih murah CTRB + Chip Seal

Kata Kunci: daur ulang, CTRB, chip seal

1 - 76 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.02 Desember 2016

1. PENDAHULUAN

Jalan Inspeksi Tarum Timur adalah ruas jalan lo-


kal 2 lajur dua arah dengan volume lalu lintas ren-
dah yang berada di wilayah Kabupaten Karawang,
Provinsi Jawa Barat (gambar 1). Jalan ini awalnya
hanya berfungsi sebagai jalan inspeksi dari saluran
irigasi tarum timur yang merupakan bagian dari
jaringan irigasi Waduk Jatiluhur. Seiring dengan
perkembangan kawasan industri yang diikuti den-
gan meningkatnya jumlah penduduk yang bermu-
kim di sekitar saluran, fungsi jalan tersebut menin-
gkat menjadi jalan akses untuk beberapa desa dan
kegiatan industri baik manufaktur atau pertanian di
sepanjang saluran irigasi tarum timur. Gambar 3. Kondisi Eksisting Jalan Inspeksi
Tarum Timur

Pengamatan secara visual yang dilaksanakan pada


ruas Jalan Inspeksi Tarum Timur untuk mendata dan
mengidentifikasi kondisi perkerasan jalan tersebut.
Hasil survey kondisi visual dapat dilihat pada gam-
bar 3 berikut:

Hasil survey kondisi visual pada tahun 2009 menun-


jukan bahwa kondisi perkerasan Jalan Inspeksi Ta-
rum Timur Km. 0+500 Km. 4+370 dalam keadan
rusak berat, tipe kerusakan yang terjadi merupakan
kombinasi dari berbagai macam kerusakan seperti
Gambar 1. Lokasi Jalan Inspeksi Tarum Timur
retak buaya, jalan berlubang, pelepasan butir agre-
Sumber : google earth Mei 2010
gat dan kegagalan pada lapis pondasi jalan.
Kondisi terakhir jalan pada awal tahun 2010 menun-
jukan bahwa perkerasan jalan sudah mengalami 1.2.2. Tes Pit dan Pengambilan Contoh Mate-
kerusakan yang serius. Kurangnya pemeliharaan rial
mengakibatkan kerusakan jalan yang terjadi se-
Tes pit pada perkerasan dilaksanakan untuk menge-
makin bertambah parah, sehingga warga sebagai
tahui kondisi, jenis dan ketebalan material yang me-
pengguna harus dihadapkan dengan jalan yang me-
nyusun lapis perkerasan jalan. Dari 10 lokasi tes pit
miliki tingkat pelayanan rendah, berlubang dan ter-
yang dilaksanakan pada Km. 0+835 dan Km. 2+528
genang air pada musim hujan serta berdebu pada
diperoleh data ketebalan dan jenis material seperti
musim kemarau.
terlihat pada gambar 2.
1.1. Perkerasan Eksisting
Contoh material RAP (Reclaimed asphalt pavement)
dan RAM (Reclaimed Aggregate Material) pada ked-
ua lokasi tes pit kemudian diambil dan dibawa ke
Laboratorium BBPJN IV untuk di uji dan digunakan
sebagai bahan pembuatan formula campuran ren-
cana CTRB.

1.2.3. Pengujian Dynamic Cone Penetrometer


(DCP)

Pada tabel 1 dibawah ini ditampilkan data hasil


Gambar 2. Lapis perkerasan eksisting
pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP) yang
telah dilaksanakan pada tanggal 16 juni 2008.
Perkerasan Jalan Inspeksi Tarum Timur adalah jalan
beraspal dengan lebar 5 m dengan volume lalu lin- 1.2.4. Kesimpulan Hasil Survai dan penyelidi-
tas harian < 1000 smp/hari. Adapun secara umum kan Lapangan
komposisi lapis perkerasan yang ada dapat dilihat
pada gambar 2 berikut ini. Berdasarkan pengamatan secara visual dan pengu-
jian di lapangan, alur dengan retak buaya pada la-
1.2. Survei dan Penyelidikan Lapangan pis permukaan adalah jenis kerusakan paling domi-
nan pada Jalan Inspeksi Tarum Timur Km. 0+500
1.2.1. Survei Kondisi Visual KM. 4+370. Kerusakan tipe ini disebabkan oleh
terjadinya deformasi pada lapis pondasi jalan atau

Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 77
Vol.02 No.02 Desember 2016

Tabel 1. Nilai CBR tanah dasar hasil pengujian DCP Jalan Inspeksi Tarum Timur, Karawang

Gambar 4. Opsi desain perkerasan pada Jalan Inspeksi Tarum Timur


pada lapisan tanah dasar, sehingga lapisan diatas- nakan untuk memperbaiki kerusakan Jalan Inspeksi
nya yang memiliki tingkat kekakuan (Stiffness) lebih Tarum timur. Desain rencana perbaikan tersebut
tinggi mengalami retak. Kurangnya daya dukung ta- adalah seperti ditampilkan adalam gambar 4 berikut
nah dasar dapat kita lihat dari data hasil pengujian ini:
DCP dengan nilai CBR rerata sebesar 4.75 % kurang
dari spesifikasi minimum CBR untuk tanah dasar Perbaikan dengan pelaksanaan CTRB dan Chip Seal
sebesar 6 %. dijadikan pilihan utama dengan dasar pertimbangan
berikut :
2. RENCANA PERBAIKAN
Kondisi volume lalulintas harian yang rendah dan
2.1. Desain Elevasi Permukaan Jalan didominasi kendaraan ringan sehingga tidak me-
merlukan struktur lapis permukaan dengan nilai
Pada tahap perencanaan telah diputuskan bahwa kekakuan/modulus tinggi. Pada kondisi ini lapis
elevasi muka jalan yang akan diperbaiki akan me- permukaan lebih berfungsi sebagai lapis kedap
miliki ketinggian kurang lebih sama dengan elevasi air serta memberikan kerataan dan kekesatan
awal jalan yang ada. Keputusan ini diambil dengan (skid resistance) pada permukaan jalan.
pertimbangan efisiensi biaya dan keselamatan peng-
guna jalan. Peningkatan elevasi permukaan jalan Jalan ini merupakan jalan inspeksi yang berada
akan mengakibatkan perbedaan ketinggian antara pada tanggul Saluran Irigasi Tarum Timur, se-
badan jalan dan bahu jalan bertambah. Perbedaan hingga lapisan tanah dasar dan pondasi jalan
yang cukup signifikan akan mengakibatkan faktor akan selalu terpengaruh oleh air yang mengalir
keselamatan pengguna jalan terganggu, untuk itu pada saluran dan merembes ke dalam tanggul
maka elevasi bahu jalan yang ada juga harus diting- (muka air tanah tinggi). Oleh karena itu diperlu-
katkan mengikuti elevasi muka jalan baru dan itu kan lapis pondasi yang memiliki ketahanan lebih
secara langsung akan menambah jumlah biaya yang baik terhadap pengaruh air (kondisi drainase dan
harus di keluarkan untuk item pekerjaan bahu jalan. curah hujan). Lapis pondasi yang di stabilisasi
Oleh karena itu maka rencana perbaikan diarahkan dengan semen memiliki tingkat ketahanan lebih
menggunakan metode perbaikan yang tidak me- baik dibandingkan dengan lapis pondasi granular.
nambah elevasi muka jalan secara signifikan.
Untuk lapis pondasi CTRB, agregat yang digu-
2.2. Desain Struktur Perkerasan nakan adalah sebagian besar merupakan agre-
gat lama (existing), sehingga peningkatan nilai
Desain struktur perkerasan dilakukan dengan mem- struktur yang dicapai tidak diikuti secara signifi-
pertimbangkan besarnya volume lalulintas harian, kan oleh peningkatan biaya konstruksi.
kondisi jalan eksisting, kondisi geografis, biaya dan
kemudahan pelaksanaan. Pada bagian 1 telah dise- Metode recycling juga mereduksi penggunaan
butkan dua opsi desain perkerasan yang dapat digu- material baru sehingga laju kerusakan lingkun-

1 - 78 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.02 Desember 2016

gan dapat dikurangi.

Poin-poin diatas merupakan representasi dari ke-


butuhan yang ada, sedangkan karakteristik dan
keunggulan dari material CTRB dan Chip Seal send-
iri adalah sebagai berikut:

2.3. Cement Treated Recycling Base (CTRB)

Pondasi yang baik merupakan bagian penting dari


suatu struktur, tidak terkecuali dengan perkerasan
jalan. Lapis pondasi (base) menyediakan ketebalan
(thickness) dan kekakuan (stiffness) yang diperlu-
kan untuk memikul beban lalu lintas yang melewat- Gambar 5. Mekanisme penyaluran beban dan
inya. reduksi tegangan permukaan pada tanah dasar
akibat perbedaan jenis material pondasi jalan.
CTRB adalah lapis pondasi jalan yang diperoleh dari Sumber: www.cement.org
proses daur ulang perkerasan lama yang distabil- 2.4. Chip Seal
isasi semen dengan atau tanpa penambahan agre-
gat baru. CTRB memberikan nilai struktur dan nilai Chip seal adalah pemberian satu lapisan aspal yang
ekonomis lebih tinggi dibandingkan lapis pondasi diikuti dengan pemberian satu lapisan chiping (gam-
granular karena memiliki ketahanan yang lebih baik bar 6). Pemberian aspal dan chiping ini dapat di-
terhadap pengaruh drainase dan daya dukung tanah lakukan berkali-kali dengan teknik dan ukuran chip
dasar yang buruk. Keuntungan dari penggunaan yang sesuai dengan tipe chip seal yang diinginkan.
material CTRB adalah sebagai berikut: Tujuan dari chip seal adalah untuk memberikan
suatu lapisan penutup (seal) pada lapisan pondasi
- Stabilisasi menggunakan semen akan menin- (base) dan untuk memberikan lapisan yang durable
gkatkan kekuatan dan kekakuan material lapis dengan tahanan gelincir yang memadai
pondasi. Pondasi yang lebih kaku akan mengu-
rangi lendutan yang terjadi akibat beban lalu lin-
tas, sehingga menghasilkan tegangan yang lebih
rendah di permukaan atasnya. Hal ini akan mem-
perlambat terjadinya kerusakan permukaan sep-
erti fatigue cracking dan memperpanjang umur Gambar 6. Ilustrasi dari pengertian Chip seal.
perkerasan.

- Dukungan yang kuat dan seragam diberikan oleh Untuk chip yang memiliki daya lekat (adhesi) yang
lapis pondasi CTRB sehingga mengurangi tegan- rendah ataupun untuk memperpanjang umur chip
gan permukaan yang diterima oleh lapisan tanah seal, precoating pada chip yang digunakan perlu
dasar atau subgrade. Dengan ketebalan yang dilakukan untuk meningkatkan adhesinya. Precoat-
lebih tipis, lapis pondasi CTRB memiliki kemam- ing juga berguna untuk menghindari permasalahan
puan lebih baik dalam mereduksi tegangan yang yang berkaitan dengan debu ataupun kelembaban.
di terima oleh tanah dasar dibandingkan lapis Precoating dapat dilakukan dengan menggunakan
pondasi granular dengan ketebalan lebih tinggi. aspal cair ataupun aspal emulsi yang mengandung
Sehingga kegagalan subgrade, lubang dan keti- adhesion agent 0,5 1 % terhadap kandungan bi-
dak rataan jalan berkurang. tumen. Beberapa bahan tambah yang umumnya di-
gunakan sebagai adhesion agent antara lain adalah
- Intrusi air akibat drainase lingkungan yang buruk amine, diamine, megamine ataupun lelamine (An-
merupakan musuh utama dari lapis pondasi ja- war et al, 2008).
lan. Perkerasan yang di stabilisasi dengan semen
membentuk struktur yang lebih kedap, mence- Pada umumnya semua jenis aspal dapat digunak-
gah intrusi air kedalam struktur perkerasan se- an untuk pekerjaan chip seal, akan tetapi untuk
hingga kekuatan dan kekakuan struktur tetap mendapatkan sifat adhesi yang baik antara aspal
terjaga bahkan pada kondisi jenuh air sekalipun. dengan agregat dan mengurangi kepekaan terha-
dap temperatur sebaiknya aspal yang digunakan
- Lapis CTRB dapat mengurangi kemungkinan ter- adalah aspal polimer yang memiliki sifat adhesivi-
jadinya pumping dan intermixing subgrade fines. tas dan titik lembek tinggi (diatas rata-rata tem-
peratur perkerasan). Kedua sifat tersebut sangat
Gambar 5 dibawah ini memperlihatkan bagaimana
menentukan tingkat keberhasilan chip seal dalam
perlakuan lapis pondasi jalan dalam menyalurkan
melayani beban lalu lintas. Dengan menggunak-
tegangan pada permukaan tanah dasar/subgrade.
an aspal polimer yang memiliki daya adhesi yang
tinggi, maka kemungkinan terjadinya pelepasan bu-
tiran chip (ravelling)dapat diminimalisir. Temperatur

Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 79
Vol.02 No.02 Desember 2016

rata-rata perkerasan di daerah Pantura Jawa yang 2.5. Analisis Perencanaan Lapis Perkerasan
tinggi mengakibatkan adanya kebutuhan terha-
dap aspal yang memiliki tingkat kepekaan rendah Dari penjelasan singkat mengenai lapis pondasi
terhadap perubahan temperatur dan memiliki titik CTRB dan lapis permukaan chip seal, untuk jalan
lembek (softening point) tinggi untuk menghindari dengan volume lalu lintas rendah dan memiliki
terjadinya kerusakan fatigue, dan deformasi struk- kondisi eksisting lapis perkerasan yang buruk pili-
tur (alur, bleeding, flushing). Pada lapisan chip seal han rehabilitasi dengan kedua material tersebut
angka titik lembek yang diperlukan untuk meng- dapat menjadi suatu pilihan yang tepat. Selain dili-
hindari terjadinya deformasi harus lebih tinggi jika hat dari segi teknis, biaya pelaksanaan dan penggu-
dibandingkan dengan titik lembek pada aspal yang naan material juga harus dilihat sebagai salah satu
digunakan pada hot mix, mengingat pada lapisan faktor penting dalam mendesain suatu struktur lapis
chip seal tidak digunakan material filler dan butiran perkerasan.
halus yang dapat meningkatkan stabilitas struktur
dan mencegah keluarnya aspal (bleeding, flushing) Dari gambar 4 kita dapat membandingkan secara
dari campuran seperti pada lapisan hot mix. umum biaya yang digunakan untuk memperbaiki
Jalan Inspeksi Tarum Timur dari kedua opsi yang
Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan ada. Dengan membandingkan biaya dari kedua opsi
lapis chip seal pada permukaan jalan adalah sebagai struktur perkerasan tersebut kita dapat memilih
berikut: opsi mana yang lebih efisien dari segi pembiayaan
untuk dilaksanakan.
- Mengembalikan/menambah kekesatan (skid re-
sistance) dan memberikan sifat kedap air pada Rasio perbandingan antara peningkatan kapasitas
permukaan jalan, baik untuk jalan baru atau per- struktur dan biaya yang dikeluarkan untuk berbagai
mukaan jalan lama dengan kondisi struktur yang jenis pondasi jalan dapat kita lihat pada tabel 2 beri-
relatif masih baik. kut ini

- Dapat dilaksanakan dalam waktu yang relatif Dari tabel tersebut dapat kita hitung selisih biaya
singkat, untuk kegiatan preservasi gangguan lalu pondasi antara kedua opsi perbaikan yang di jelas-
lintas akibat adanya pekerjaan perbaikan dapat kan dalam gambar 4 untuk mengetahui seberapa
diminimalisir. besar efisiensi biaya yang bisa kita dapat.

- Memberikan karakteristik tekstur dan kekesatan - Jika perkerasan dilaksanakan dengan opsi per-
permukaan yang baik. tama dimana lapis pondasi menggunakan LP A
dan LP B, maka peningkatan kapasitas struktur
- Dapat memberikan profil longitudinal dan kenya- pondasi dan biaya yang dikeluarkan adalah :
manan berkendara yang baik.
Kapasitas Struktur (SN) LP A
- Mengurangi jumlah penggunaan material agre-
gat dan aspal bila dibandingkan dengan lapis hot Kapasitas Struktur (SN) LP B
mix dan perkerasan berpori (porous)sehingga bi-
aya yang dikeluarkan untuk panjang jalan yang Rasio Biaya : LP A
sama dapat dikurangi.
LP B
- Dapat digunakan pada permukaan lapis pondasi
Total biaya untuk pekerjaan pondasi LP A dan LP B
(base) untuk jalan baru, dan overlay pada per-
adalah 1, 75
kerasan lama baik perkerasan beton atau per-
kerasan lentur. Jika Perkerasan dilaksanakan dengan Opsi ked-
-
ua dimana lapis pondasi menggunakan lapisan
Tabel 2. Rasio umur pelayanan dan biaya bahan Catatan : nilai SN dan Biaya pada tabel diatas dihitung
dengan tebal pondasi sebesar 20 cm.

1 - 80 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.02 Desember 2016

CTRB, maka peningkatan kapasitas struktur pon- Dari perhitungan desain, nilai struktur yang dihi-
dasi dan biaya yang dikeluarkan adalah : tung untuk mengakomodasi beban lalu lintas dan
memperhatikan kapasitas daya dukung tanah dasar
Kapasitas struktur (SN) CTRB adalah sebesar 5,1, sehingga dengan menggunakan
lapis pondasi CTRB struktur jalan tersebut tidak lagi
Rasio Biaya : CTRB memerlukan lapis permukaan yang memberikan
tambahan nilai struktur terhadap lapis perkerasan
Total biaya pondasi CTRB adalah 1,86
di bawahnya. Sedangkan jika menggunakan lapis
gambaran mengenai perbandingan biaya untuk pe- pondasi granular (LP A dan LP B) masih diperlukan
kerjaan chip seal dan hot mix dapat kita lihat dari tambahan nilai struktur (SN) dari lapis permukaan
persentase pengunaan material aspal dan agregat sebesar 0,4.
pada kedua tipe lapis permukaan dalam uraian dan
Dengan memberikan lapisan hot mix diatas lapis
gambar 7 berikut ini :
pondasi granular nilai struktur jalan tersebut akan
- Penggunaan aspal meningkat, tetapi jumlah biaya yang dikeluarkan
akan tidak sebanding dengan nilai struktur yang
Dengan asumsi kadar aspal 6 % untuk lapisan dibutuhkan. Jika kita melihat pada rasio biaya kon-
wearing course, maka untuk memproduksi 1 ton struksi pondasi CTRB, nilainya memang lebih tinggi
hot mix kita akan membutuhkan aspal seban- jika dibandingkan dengan nilai biaya konstruksi LP A
yak 60kg. Dengan asumsi berat jenis campuran dan LP B, tetapi nilai tersebut dikompensasi dengan
sebesar 2.4 ton/m3, maka untuk mendapatkan rasio peningkatan kapasitas struktur/nilai struk-
5 cm lapis beraspal kita memerlukan minimal 6 turnya sehingga biaya yang dibutuhkan untuk lapis
kg/m2 (5.8 liter/m2). Sedangkan jika kita meng- permukaan dapat dikurangi dengan jumlah yang
gunakan single layer chip seal dengan asumsi cukup signifikan yaitu untuk aspal dapat di hemat
penggunaan aspal sebesar 1,5 liter/m2 , maka sekitar 4,5 kg/m2 hampir tiga kali kebutuhan aspal
biaya aspal yang dapat di hemat sekitar 4,5 kg/ dan agregat sekitar 95 kg/m2 hampir 5(lima) kali
m2 hampir 3(tiga) kali kebutuhan aspal untuk kebutuhan agregat.
Chip Seal.
2.6. Desain rencana campuran material per-
- Penggunaan agregat kerasan

Jika asumsi kadar aspal pada campuran hot mix Setelah jenis struktur perkerasan yang akan dik-
adalah sebesar 6 %, maka jumlah agregat yang erjakan ditetapkan, tahap pekerjaan selanjutnya
dibutuhkan untuk 1 ton campuran adalah seban- adalah mempersiapkan desain rencana campuran
yak 940 kg. jika ketebalan hamparan hot mix untuk material struktur perkerasan baik untuk lapis
adalah 5 cm berarti setiap 1 ton hot mix dapat pondasi maupun lapis permukaan.
Tabel 3. Resume desain rencana campuran CTRB Jalan Inspeksi Tarum Timur

Desain rencana campuran CTRB dilakukan di labo-


ratorium BBPJN IV untuk mendapatkan kadar se-
men minimum, kadar air optimum dan nilai berat
isi kering pada kadar air optimum campuranyang
memenuhi nilai UCS minimal 30 kg/cm2. Resume
desain rencana campuran ditampilkan dalam tabel
Gambar 7. Perbandingan wearing course dengan 3 di bawah ini :
Chip seal
Sedangkan untuk lapisan chip seal dengan mem-
dihampar menjadi 8,3 m2 di lapangan. Dari ni- perhatikan volume lalu lintas dan temperatur per-
lai tersebut jumlah agregat yang digunakan per kerasan yang berkisar pada 60 C, maka pekerjaan
meter persegi adalah sebesar 113,3 kg/ m2. Jika single layer chip seal yang dilaksanakan adalah tipe
kita bandingkan dengan penggunaan single layer ALD 9 mm (Average least dimention), dengan peng-
chip seal dengan ukuran chip agregat 9 mm den- gunaan agregat sebesar 18 kg/m2 dan aspal polimer
gan volume pemakaian agregat sekitar 18 kg/ E-65 sebesar 1.5 lt/m2. Precoating chip agregat den-
m2, sehingga dapat kita hitung ada penghematan gan aspal emulsi dilakukan sebelum digunakan pada
agregat sekitar 95 kg/m2 hampir lima kali kebu- lapis chip seal untuk meningkatkan adhesi antara
tuhan agregat untuk Chip Seal. aspal dan chip agregat. Sedangkan untuk menin-

Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 81
Vol.02 No.02 Desember 2016

gkatkan bonding antara permukaan CTRB dan chip pada km. 4+370.
seal, pada permukaan CTRB di berikan lapis prime
coat dengan aspal emulsi. Data properties material Pelaksanaan Pekerjaan CTRB
chip agregat dan aspal polimer E-65 yang digunak-
an untuk Jalan Inspeksi Tarum Timur ditampilkan Pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi CTRB dilak-
dalam tabel 4 dan tabel 5 berikut ini : sanakan dengan metoda pencampuran dilapangan
dengan kadar semen minimum 3,8 % dan kadar air
Tabel 4. Resume hasil pengujian properties agregat ex. Crusher PT. Kadi Internasional

Tabel 5. Resume hasil pengujian properties aspal polimer E-65

Material yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan optimum 10,4 %. Adapun tahapan-tahapan pelak-
Jalan Inspeksi Tarum Timur telah melalui uji labo- sanaan pekerjaan CTRB adalah sebagai berikut:
ratorium dan dinyatakan memenuhi spesifikasi dan
layak untuk digunakan. Penyiapan permukaan jalan, termasuk pembersi-
han dan pengalihan arus lalulintas.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN PERBAIKAN JA-
LAN INSPEKSI TARUM TIMUR Penggemburan perkerasan lama dengan alat WR
2500s sesuai dengan kedalaman 30 cm sesuai
Pelaksanaan pekerjaan perbaikan Jalan Inspeksi rencana (gambar 8).
Tarum Timur mulai direalisasikan pada tanggal 20
April 2010 yang diawali dengan pekerjaan CTRB Pemadatan kembali ke elevasi awal jalan.

1 - 82 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.02 Desember 2016

Gambar 8. Penggemburan perkerasan lama.

Gambar 12. Pemadatan dengan Vibro roller

Gambar 9. Penghamparan semen.

Gambar 13. Pembentukan kemiringan dan


elevasi muka jalan.

Gambar 10. Pencampuran RAM, semen dan air.

Gambar 14. Pemadatan akhir dengan alat


penggilas roda karet.

Gambar 11. Pemadatan dengan Sheep foot roller .


Ukur kadar air RAM kemudian hamparkan semen
(PC) pada permukaan jalan sesuai dengan kadar
semen minimum pada formula campuran ren-
cana (gambar 9).

Lakukan pencampuran RAP dan RAM dengan Gambar 15. Curing dengan menggunakan
semen dan air menggunakan alat WR 2500s, water tank.

Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 83
Vol.02 No.02 Desember 2016

penambahan air sesuai dengan kadar air opti-


mum rencana dengan memperhatikan kadar air
awal RAP dan RAM (gambar 10).

Padatkan campuran CTRB dengan Sheep Foot


Roller untuk pemadatan lapisan bawah dan Vibro
Roller untuk lapis permukaan (gambar 11 dan
gambar 12)

Bentuk kemiringan dan elevasi muka jalan den-


gan menggunakan motor grader sesuai desain
rencana (gambar 13).

Pemadatan akhir lapisan CTRB dengan menggu-


nakan penggilas roda karet (gambar 14).

Lakukan Curing untuk menghindari terjadinya Gambar 18. Proses loading chip agregat ke-
retakan yang diakibatkan dari proses hidrasi se- dalam bin Syncronous chip sealer.
men (gambar 15).

3.1. Pelaksanaan Pekerjaan Chip seal

Gambar 19. Proses kalibrasi alat.

Gambar 20. Pelaksanaan Pekerjaan Chip Seal den-


Gambar 16. Syncronous Chip Sealer/Binder gan alat Syncronous chip sealer.
Chip Spreader.

Gambar 21. Pemadatan dengan Penggilas Roda


Gambar 17. Pelaksanaan Pekerjaan Prime Coat. Karet

Pelaksanaan pekerjaan single layer chip seal dilak- sehingga suhu aspal masih dalam kondisi panas ke-
sanakan dengan menggunakan alat Synchronous tika ditaburi agregat, akibatnya lekatan aspal den-
Chip Sealer/Binder-Chip Spreader (gambar 16) yang gan agregat akan menjadi lebih kuat.
mengintegrasikan aspal sprayer dengan agregat/
Untuk tahapan pelaksanaan pekerjaan chip seal,
chip spreader. Keunggulan metode pelaksanaan
lproses pengerjaannya adalah sebagai berikut :
dengan menggunakan metode ini adalah waktu an-
tara penyemprotan aspal kepermukaan jalan den- Penyiapan permukaan jalan, termasuk pembersi-
gan penaburan agregat/chiping hampir bersamaan han dan pengalihan arus lalulintas.

1 - 84 Jurnal INFRASTRUKTUR
Vol.02 No.02 Desember 2016

gujian UCS dan sand cone CTRB dapat dilihat dalam


tabel 6 dan tabel 7.

Tabel 6. Resume hasil pengujian UCS

Gambar 22. JalanInspeksi Tarum Timur den-


gan lapis pondasi CTRB dan Bitumen surface
treatment dengan single layer chip seal.

Lakukan precoating terhadap agregat/chip untuk


meningkatkan adhesivitas antara aspal dan chip
agregat, pada pekerjaan ini precoating dilaku-
kan dengan menggunakan aspal emulsi terhadap
chip agregat dengan ukuran maksimal 9 mm.

Semprotkan aspal emulsi sebagai lapisan prime


coat pada permukaan lapisan CTRB (gambar 17)
sebelum pekerjaan chip seal dilaksanakan untuk
memberikan lekatan/bonding yang kuat antara
chip seal dengan lapisan CTRB. Tabel 7. Resume hasil pengujian sand cone

Setelah pekerjaan prime coat selesai, maka pe-


kerjaan chip seal siap untuk dikerjakan. Aspal
polimer E-65 dan chip agregat dengan uku-
ran maksimum 9 mm yang sudah di precoating
dimuat ke atas tangki dan bin pada synchronous
chip sealer (gambar 18).

Lakukan kalibrasi alat (gambar 19) untuk men-


getahui besar bukaan chip spreader dan aspal
sprayer serta kecepatan laju kendaraan yang
sesuai dengan rencana pekerjaan chip seal
(agregat 18 kg/m2, aspal 1.5 lt/m2)

Setelah proses kalibrasi alat selesai, pekerjaan


chip seal siap dilaksanakan dengan kecepatan
alat 10 km/jam (gambar 20).

Setelah aspal dan agregat dihamparkan, laku-


kan pemadatan dengan menggunakan penggilas
roda karet. (gambar 21)

3.2. Pengendalian Kualitas Pekerjaan

Tingkat keberhasilan pekerjaan perbaikan Jalan In-


speksi Tarum Timur Sangat ditentukan oleh pros-
es pengendalian kualitas pekerjaan selama proses Dari kedua tabel diatas, hasil pekerjaan CTRB un-
konstruksi jalan berlangsung. Untuk mendapatkan tuk pekerjaan Jalan Inspeksi Tarum Timur dapat
kualitas yang baik, maka pengawasan dan pengu- dinyatakan baik dan layak digunakan sebagi lapis
jian yang ketat dilakukan pada setiap tahapan pe- pondasi jalan.
kerjaan, seperti pengujian kuat tekan/UCS dan sand
cone untuk pekerjaan CTRB dan proses kalibrasi alat 4. KESIMPULAN
pada pelaksanaan pekerjaan chip seal. Hasil pen-
1) Dari hasil Survay Lapangan Kondisi jalan Eksist-

Jurnal INFRASTRUKTUR 1 - 85
Vol.02 No.02 Desember 2016

ing dalam keadaan rusak berat, tipe kerusakan 2. Depertemen Pekerjaan Umum, (2007), Spesifi-
yang terjadi merupakan kombinasi dari berbagai kasi Umum Seksi 6.2, Laburan Aspal Satu La-
macam kerusakan seperti retak buaya, jalan ber- pis (Burtu) dan Laburan Aspal Dua Lapis (Burda),
lubang, pelepasan butir agregat dan kegagalan Depertemen Pekerjaan Umum, Indonesia.
pada lapis pondasi
3. Depertemen Pekerjaan Umum, (1995), Tatacara
2) Daya dukung tanah (CBR) hasil DCP antara 2,53 Pelaksanaan Laburan Aspal Satu Lapis (Burtu)
- 9,47 % rerata 4,75 % kurang dari spesifikasi untuk Perkerasan Jalan, SNI 03-3979-1995, De-
minimum CBR untuk tanah dasar sebesar 6% pertemen Pekerjaan Umum, Indonesia.

3) Hasil perhitungan desain untuk 10 (sepuluh) ta- 4. Depertemen Pekerjaan Umum, (1995), Tatacara
hun membutuhkan Struktur Number (SN) 5,1 Pelaksanaan Laburan Aspal Dua Lapis (Burda)
terhadap perkerasan eksisting yang ada. untuk Perkerasan Jalan, SNI 03-3980-1995, De-
pertemen Pekerjaan Umum, Indonesia.
4) Perbandingan pilihan konstruksi yang akan digu-
nakan pada pelaksanaan adalah sebagai berikut: 5. Depertemen Pekerjaan Umum, (2002), Spesifi-
kasi Bahan Laburan Aspal Satu Lapis (Burtu) dan
a) Opsi 1 menggunakan podasi dengan Kontrusi Laburan Aspal Dua Lapis (Burda), SNI 03-6750-
LPA tebal 15 cm dan LPB tebal 20 cm dengan 1995 Depertemen Pekerjaan Umum, Indonesia.
Struktur Number (SN) = 4,7 sementara kebu-
tuhan SN adalah 5,1 sehingga masih diperlukan 6. Depertemen Pekerjaan Umum, (1983), Petun-
lapisan Surface menggunakan Wearing Course juk Pelaksanaan Laburan Aspal Satu Lapis (Bur-
tebal 5 cm Struktur Number(SN) = 0,28 x 5 = tu), No.08/PT/B/1983, Depertemen Pekerjaan
1,4 jumlah keseluruhan SN = 6,1 Umum, Indonesia.

b) Opsi 2 menggunakan CTRB Struktur Number 7. Depertemen Pekerjaan Umum, (1983), Petun-
(SN) = 5,1 kebutuhan SN terpenuhi dan tidak juk Pelaksanaan Laburan Aspal Dua Lapis (Bur-
perlu lagi tambahan, tetapi sebagai surface da), No.14/PT/B/1983, Depertemen Pekerjaan
treatmen perlu di lapis dengan Chip Seal. Umum, Indonesia.

c) Dari dua opsi tersebut opsi 2 dengan pondasi 8. Direktorat Bina Marga, (2007), Spesifikasi Khu-
CTRB dan Surface Chip Seal masih mampu untuk sus Cement Treated Recycling Base dan Sub-
mendukung Struktur Number (SN) 5,1 Base (CTRB & CTSB) dicampur di tempat (Mix
In Place)
5) Pilihan Desain Struktur pekerasan dari ke dua
opsi ditinjau dari Rasio umur pelayanan dan bi- 9. http://www.cement.org/pavements/pv_fdr_
aya bahan lapis pondasi adalah sebagai berikut: start.asp, Cement Treated Base (CTB) (2010)

a) Opsi 1 pondasi LPA dan LPB = 1,75 dan Opsi 2


pondasi CTRB = 1,86 berarti lebih mahal opsi 2
tetapi apabila di bandingkan dengan surface nya
untuk aspal butuh 3(tiga) kali kebutuhan untuk
Chip Seal dan untuk Agregatnya butuh 5(lima)
kali kebutuhan agregat untuk Chip Seal.

b) Dari hasi perhitungan harga jauh lebih mengun-


tungkan menggunakan Opsi 2 walaupun pada
pondasi sedikit lebih mahal tetapi dari SN lebih
tinggi

6) Pilihan konstruksi untuk mengatasi kondisi ling-


kungan sekitar yaitu dengan sungai dan kondisi
tanah dasar dibawah batas spesifikasi, pilihan
opsi 2 menggunakan pondasi CTRB dan Sur-
face Chip Seal merupakan pilihan yang tepat,
ditinjau dari kebutuhan SN masih mampu untuk
mendukung lalulintas dan dari biaya pelaksanaan
ternyata lebih murah

DAFTAR PUSTAKA

1. Wirtgen, 2004, Wirtgen Cold Recycling Manual,


2th Edition, Germany.

1 - 86 Jurnal INFRASTRUKTUR

You might also like