Pengendali Kipas Sirkulasi Udara Melalui Deteksi Suhu Udara Dan Kadar Karbondioksida Berlebih Nindi Meliyanto, Bambang Eka
Pengendali Kipas Sirkulasi Udara Melalui Deteksi Suhu Udara Dan Kadar Karbondioksida Berlebih Nindi Meliyanto, Bambang Eka
Pengendali Kipas Sirkulasi Udara Melalui Deteksi Suhu Udara Dan Kadar Karbondioksida Berlebih Nindi Meliyanto, Bambang Eka
ABSTRACT
The temperature in a room and air cleanliness level is very berpebgaruh on comfort those who are in it, one
way to overcome this is to use the air circulation fan. But at this time there are still many fans who work in
the conventional and still needed manpower to control the tool. It is considered less profitable, and often
people forget to turn off the switch at the time of use, even though the fan is not in use. So will lead to
wastage of electrical energy. If this continues to happen then it could be considered less effective and
efficient. Research methods used in this research is descriptive method. Overall this tool is divided into
blocks of circuit, input circuit, unit processes, output circuit. Input consists of a temperature sensor and a
carbon dioxide sensor that is as giving orders to the unit to be processed and the process continues to block
output. And which acts as the unit is a microcontroller atmega16 process. Output block that fan will rotate
according parameter settings and the LCD as a viewer. The control system of air circulation is expected to
be more efficient and to facilitate human work.
Keyword : Automatic, Temperature Sensors, Carbon dioxide Sensors, ATmega16
Halaman-1
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014 ISSN : 1693-590x
Halaman-2
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014 ISSN : 1693-590x
rumah kaca yang penting karena ia menyerap bebas. Konsentrasi yang lebih besar dari 1.000
gelombang inframerah dengan kuat. ppm akan menyebabkan ketidaknyamanan
Karbondioksida dihasilkan oleh semua hewan, terhadap 20% penghuni dan ketidaknyamanan
tumbuh-tumbuhan, fungi dan microorganisme ini akan meningkat seiring dengan
pada proses respirasi dan digunakan oleh meningkatnya konsentrasi CO2.
tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh Ketidaknyamanan ini diakibatkan oleh gas-
karena itu, karbon dioksida merupakan gas yang dikeluarkan sewaktu pernapasan dan
komponen penting dalam siklus karbon. keringat manusia, bukan oleh CO2. Pada
Keberadaan karbondioksida di perairan dapat konsentrasi 2.000 ppm, mayoritas penghuni
dalam bentuk gas karbon dioksida bebas akan merasakan ketidaknyamanan yang
(CO2), ion bikabornat (HCO3), ion karbonat signifikan dan banyak yang akan mual-mual
(CO32), dan asam karbonat ( H2CO3). (Cole, dan sakit kepala. Konsentrasi CO2 antara 300
1988 ). ppm sampai dengan 2.500 ppm digunakan
Emisi CO2 dari waktu ke waktu terus sebagai indikator kualitas udara dalam
meningkat baik pada tingkat global, regional, ruangan.
nasional pada suatu negara maupun lokal Karbon dioksida bersifat tidak dapat
untuk suatu kawasan. Hal ini terjadi karena bereaksi dengan material bangunan, memiliki
semakin besarnya penggunaan energi dari berat jenis yang lebih tinggi dari udara
bahan organik (fosil), perubahan tataguna sehingga terakumulasi di tempat-tempat yang
lahan dan kebakaran hutan, serta peningkatan lebih rendah. CO2 dalam ruangan tertutup
kegiatan antropogenik (Slamet S., 2008). bersumber dari hasil pernapasan manusia.
Konsentrasi gas karbon dioksida (CO2), Pada ruangan yang menggunakan sistem
metana (CH4), Nitrogen oksida (N2O), dan pengatur udara, udara yang dihasilkan dari
aerosol mulai meningkat sejak tahun 1750, penghuni tidak dapat keluar sehingga secara
ketika dimulainya revolusi industri terutama langsung penghuni menghirup kembali CO2.
dinegara-negara Eropa. Peningkatan gas CO2 Pada udara dalam ruangan khususnya ruangan
terutama disebabkan karena pembakaran yang menggunakan sistem sirkulasi udara
energi fosil dan perubahan tataguna lahan. terpusat, keberadaan CO2 semakin meningkat,
Penyebab utama peningkatan konsentrasi gas sementara keberadaan O2 semakin menurun,
metana dan Nitrogen oksida adalah dampak hal ini karena manusia pada proses respirasi
dari pembangunan pertanian (Buddemeier et. membutuhkan oksigen dan mengeluarkan
al., 2004; Salim, 2007). karbondioksida (Fardiaz, 1992).
Udara dimana didalamnya terkandung
sejumlah oksigen, merupakan komponen III. METODE PENELITIAN
esensial bagi kehidupan, baik manusia 3.1. Alat dan Bahan
maupun makhluk hidup lainnya. Udara a. Alat yang digunakan antara lain :
merupakan campuran dari gas, yang terdiri multitester, Soldir, USBasp.
dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen; b. Bahan yang digunakan : Kipas Exhaust,
0,93% Argon; 0,03 % Karbon dioksida (CO2) PCB, Komponen Elektronika yang berupa
dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium Resistor, Kapasitor, Trafo, IC) 7805, LCD
(He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara 3.2. Diagram Blok
dikatakan "Normal" dan dapat mendukung
kehidupan manusia apabila komposisinya Power
seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila Suplly
terjadi penambahan gas-gas lain yang Sensor
menimbulkan gangguan serta perubahan Suhu
LM-35
komposisi tersebut, maka dikatakan udara
sudah tercemar-terpolusi. (Indah Kastiyowati, DT- Mikrokon- Driver Motor
2001). Gambaran-gambaran ini berlaku untuk Sensor troler Motor AC
Gas ATmega 16 AC
karbon dioksida murni. Dalam ruangan MG811
tertutup yang dipenuhi orang, konsentrasi Switch LCD
karbondioksida akan mencapai tingkat yang Push On
lebih tinggi daripada konsentrasi di udara
Gambar.1 Diagram Blok Rangkaian
Halaman-3
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014 ISSN : 1693-590x
Berdasarkan gambar 3.1 maka dapat diuraikan dalam melakukan reset counter. Dan yang
fungsi dari masing-masing blok yaitu: terakhir adalah switch ( - ) yang berfungsi
a. Power Supply sebagai tombol pengurang pada penyetingan
Rangkaian Power Supply digunakan parameter sensor
untuk memberi tegangan kedalam mikro- f. Driver Motor AC
kontroler yang stabil dan mempunyai arus Rangkaian ini berguna sebagai
yang cukup kedalam mikrokontroler sehingga penerima perintah dari mikrokontroler dan
tidak terjadi tegangan turun saat dioperasikan. kemudian akan diteruskan ke motor AC yang
Mikrokontroler ATmega16 membutuhkan akan memerintahkan pergerakan kipas
sebuah tegangan tunggal sebesar +4,5 sampai berputar ataupun berhenti.
+5 Volt dan. IC 7805 digunakan untuk g. Motor AC
menstabilkan tegangan tersebut menjadi Motor AC dalam rangkaian ini
tegangan 5 Volt yang selanjutnya digunakan digunakan sebagai output pada alat ini.
untuk mencatu rangkaian. Dimana saat suhu udara maupun kadar
b. Mikrokontroler ATmega16 karbondioksida mencapai batas maksimal
Mikrokontroler bekerja sebagai otak yang ditentukan maka kipas akan berputar,
dari sistem, data input dari pengguna dan dan akan berhenti apabila sudah mencapai
sensor diproses oleh mikrokontroler yang batas minimal yang telah di tentukan.
hasilnya outputnya akan diumpankan ke h. LCD
driver motor AC dan LCD. LCD pada rangkaian ini berfungsi
c. Sensor Suhu LM35 sebagai output yang akan menampilkan kadar
Sensor LM-35 dalam rangkaian ini karbondioksida dan suhu udara yang di
yang akan berfungsi sebagai pendeteksi kadar deteksi oleh masing masing sensor. Dan
suhu udara. Sensor akan memberikan data sebagai tampilan dalam melakukan
berupa perubahan tegangan ke mikrokontroler penyetingan parameter-parameter sensor.
ATmega16 yang selanjutnya diolah dan
3.3. Rangkaian Sensor Karbondioksida
ditampilkan pada LCD dan juga ke Driver
Sensor yang digunakan pada
motor AC untuk menggerakan kipas.
rangkaian ini adalah Sensor MG811. Adapun
Tegangan ideal yang keluar dari LM35
skema dari rangkaian modul sensor MG811
mempunyai perbandingan 100C setara
dapat dilihat pada gambar 3.6 dibawah ini.
dengan 1 volt.
Karena pada Eagle Software Desain PCB
d. DT Sensor MG-811
tidak ada simbol modul gas, maka modul
DT sensor MG-811 merupakan modul
didesain sebagai berikut.
sensor gas yang digunakan untuk menentukan
kadar karbon dioksida dengan range 350 -
10000 ppm yang terdapat pada udara. Sensor
akan memberikan data berupa perubahan
tegangan ke mikrokontroler ATmega16 yang
selanjutnya diolah dan ditampilkan pada LCD
dan juga ke Driver motor AC untuk
menggerakan kipas,
e. Switch Push ON
Switch yang digunakan adalah mini
switch yang terdiri dari tiga macam switch
yang dibedakan menurut masing-masing
fungsinya dan di hubungkan dengan LCD
sebagai tampilannya. Switch yang pertama
adalah switch menu sebagai switch pengganti
tampilan menu pada LCD dari tampilan awal Gambar 2. Skema Rangkaian Modul
sampai dengan tampilan akhir yang berjumlah Sensor Karbondioksida
5 menu. Switch yang kedua adalahswitch ( + )
yang berfungsi sebagai tombol penambah
pada penyetingan parameter sensor maupun
Halaman-4
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014 ISSN : 1693-590x
Halaman-5
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014 ISSN : 1693-590x
Halaman-6
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014 ISSN : 1693-590x
DAFTAR PUSTAKA
Halaman-7
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014 ISSN : 1693-590x
Blocher, Richard, 2004, Dasar Elektronika. Ricko, Nyoman. 2014. Skripsi: Deteksi Asap
Penerbit Andi, Yogyakarta Rokok Dan penetralisir Asap Berbasis
Buddemeier, R.W, Macfarlane P. A., and Mikrokontroler ATmega16
Misgna G, 2004, Aquifer Types and Salim E. 2007. Perubahan Iklim Dalam
Terminology. Atlas. Seminar Nasional Pemanasan Global
Budiarto, Widodo. 2005. Perancangan dan Perubahan Global.LAPAN.
Sistem dan Aplikasi Bandung
Mikrokontroler. PT.Elex Media Soedomo M. 2001. Pencemaran
Komputindo, Jakarta Udara.ITB, Bandung
Cole, G. A. 1988. Textbook of Limnologi. Sutrisno. 1986. Seri Fisika Dasar. Penerbit
Third Edition. Waverland Press Inc, ITB, Bandung
New York ISA. Thomas, Sri Widodo. 2002. Elektronika
Fardiaz. 1992. Polusi Air dan Udara. Dasar. Salemba Teknika, Jakarta
Penerbit Kanisius, Yogyakarta United State Environmental Protection
Gunawan, Sony. 2012. Skripsi: Kipas Angin Agency (US-EPA). 1998. Indoor Air
Otomatis Dengan Sensor Suhu Fact No.4 (Revised): Sick Building
Berbasis Mikrokontroler ATmega Syndrome (SBS). United States
8535 Environmental Protection Agency,
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research . Washington.
Andi Offset, Yogyakarta Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroler AVR
Heryanto M.A. dan Adi W.P. 2008. ATMega8/32/16/8535 dan
Pemrograman Bahasa C untuk Pemrograman dengan Bahasa C pada
Mikrokontroler ATMEGA 8535. WinAVR.Bandung:Informatika.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
Heryuni, S. 1993.Kualitas Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Standardnya.
Majalah Hiperkes dan Keselamatan
Kerja. Departemen Tenaga Kerja RI
http://elektronika-
dasar.web.id/komponen/optoisolator-
moc30/. (Diakses pada 9 Juli 2015 17:
45 WIB)
http://elektronika-
dasar.web.id/komponen/regulator-
tegangan-positif-78xx/. (Diakses 27
Juli 2015 22:32 WIB)
http://saosasa.com/microcontroler/contoh-
program-mikrokontroler/.(Diakses
pada 17 Mei 2015 18: 14)
Kastiyowati, Indah. 2001.Dampak Dan
Upaya Penanggulangan Pencemaran
Udara. Staf Puslitbang Tek
Balitbang Dephan, Jakarta
Mukono. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan
Lingkungan. Edisi Kedua. University
Press, Surabaya.
Halaman-8