Fastfood Obese
Fastfood Obese
Fastfood Obese
The objective of this research was to identify senior high school students
consumption fast food habit between the overweight/obese and normal nutritional
status. Cross sectional study design was applied in this research and sample
were drawn by purposive sampling. The total sample of 60 students, consist of 30
students with overweight/obese nutritional status and 30 students sample with
normal nutritional status. Primary data consisted of characteristic sample,
consumption fast food habit, food consumption recall (2x24 hours), nutrition
knowledge of sample, physical activity recall (2x24 hours), and anthropometry
data (weight and height). Secondary data were included data of Kartini Senior
High School. Data collected using a questionnaire and also with observasional.
Result showed that there was significantly (p<0.05) differences in nutrition
knowledge, food consumption and physical activity, there was no significantly
(p>0.05) differences between pocket money and consumption fast food habit.
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
Disetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Diketahui,
Ketua Departemen Gizi Masyarakat
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Halaman
DAFTAR TABEL.......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................. 1
Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
Tujuan Umum ............................................................................. 3
Tujuan Khusus ............................................................................ 3
Hipotesis ..................................................................................... 4
Kegunaan ......................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian fast food ......................................................................... 5
Remaja ............................................................................................. 6
Kebiasaan Makan Remaja ................................................................ 7
Pengetahuan Gizi ............................................................................. 9
Konsumsi Pangan ............................................................................ 9
Kebutuhan dan Kecukupan Gizi Remaja........................................... 10
Status Gizi Remaja ........................................................................... 12
Overweight dan Obesitas Pada Remaja ........................................... 13
Aktivitas Fisik .................................................................................... 15
KERANGKA PEMIKIRAN............................................................................ 16
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ............................................. 18
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh ................................................. 18
Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................................. 18
Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 21
Defenisi Operasional......................................................................... 24
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi Penelitian ................................................... 25
Karakteristik Contoh.......................................................................... 26
Jenis Kelamin.............................................................................. 26
Umur........................................................................................... 26
Uang Saku .................................................................................. 27
Pengetahuan Gizi ............................................................................. 28
i
Kebiasaan Mengkonsumsi Fast Food ............................................... 29
Jenis Fast Food Yang Paling Disukai.......................................... 29
Jenis Fast Food Yang Paling Tidak Disukai ................................ 30
Cara Pengolahan Fast Food ....................................................... 31
Restoran yang Paling Sering Dikunjungi ..................................... 31
Alasan Mengkonsumsi Fast Food ............................................... 32
Waktu yang Paling Sering Dipilih Untuk Mengkonsumsi Fast Food 33
Orang yang Paling Sering Diajak Untuk Mengkonsumsi Fast Food 34
Frekuensi Mengkonsumsi Fast Food .......................................... 35
Konsumsi Energi dan Zat Gizi........................................................... 38
Rata-rata Konsumsi Energi dan Zat Gizi ..................................... 38
Konsumsi Energi dan Zat Gizi Pada Hari Sekolah dan Hari Libur 39
Kontribusi Energi Fast Food Terhadap Total Energi ................... 40
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi ................................................... 40
Kecukupan Energi dan Zat Gizi................................................... 42
Aktivitas Fisik .................................................................................... 43
Hubungan Antara Uang Saku dan Pengetahuan Gizi dengan Frekuensi
Fast Food ......................................................................................... 46
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 47
Kesimpulan ...................................................................................... 47
Saran................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 48
LAMPIRAN .................................................................................................. 52
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kecukupan energi dan protein yang dianjurkan per orang per
hari.
12
2. Kategori status gizi pada remaja menurut WHO 2007. 14
3. Variabel, jenis data, cara pengumpulan data, dan alat
pengumpul data 20
4. Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan status gizi. 26
5. Sebaran contoh berdasarkan umur dan status gizi... 27
6. Sebaran contoh berdasarkan uang saku dan status gizi.. 27
7. Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan gizi 28
8. Sebaran contoh berdasarkan jenis fast food yang disukai dan
status gizi... 29
9. Sebaran contoh berdasarkan jenis fast food yang tidak disukai
dan status gizi 30
10. Sebaran contoh berdasarkan cara pengolahan fast food yang
paling disukai dan status gizi.. 31
11. Sebaran contoh berdasarkan restoran fast food yang paling
sering dikunjungi dan status gizi 31
12. Sebaran contoh berdasarkan alasan mengkonsumsi fast food 33
13. Waktu yang paling sering dipilih untuk mengkonsumsi fast food
dan status gizi. 33
14. Sebaran contoh berdasarkan orang yang paling sering diajak
untuk mengkonsumsi fast food dan status gizi 34
15. Sebaran contoh berdasarkan frekuensi konsumsi fast food
dan status gizi... 35
16. Sebaran contoh berdasarkan frekuensi konsumsi jenis fast
food yang paling banyak dikonsumsi dan status gizi 37
17. Sebaran rata-rata konsumsi energi dan zat gizi berdasarkan
status gizi. 38
18. Sebaran contoh berdasarkan konsumsi energi dan zat gizi
pada hari sekolah dan hari libur. 39
19. Sebaran contoh berdasarkan kontribusi energi fast food
terhadap total energi contoh pada hari sekolah dan hari libur.. 40
iii
20. Sebaran selang kebutuhan rata-rata energi dan selang zat gizi
berdasarkan status gizi......... 41
21. Sebaran rata-rata kebutuhan energi dan zat gizi berdasarkan
status gizi... 41
22. Sebaran rata-rata konsumsi dengan kecukupan energi dan
protein berdasarkan status gizi.... 42
23. Sebaran rata-rata konsumsi dengan kebutuhan dan
kecukupan energi dan protein berdasarkan status gizi ... 43
24. Sebaran contoh berdasarkan kategori faktor aktivitas pada hari
sekolah dan status gizi 44
25. Sebaran contoh berdasarkan kategori faktor aktivitas pada hari
libur dan status gizi.. 45
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
v
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi dan kemajuan teknologi di
bidang informasi serta teknologi pangan menyebabkan sebagian penduduk
Indonesia mengalami peningkatan kemakmuran terutama masyarakat di daerah
perkotaan, sehingga terjadi perubahan gaya hidup dalam pemilihan makanan
yang serba praktis yaitu makanan cepat saji (fast food) yang kandungan gizinya
tidak seimbang.
Fast food merupakan jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan,
praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Fast food biasanya berupa lauk
pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, dan corn flakes. Di kalangan remaja
Indonesia terutama perkotaan istilah burger, pizza, fried chicken, french fries
yang biasanya disajikan di restoran fast food tampaknya sudah tidak asing lagi
(Anonim 2010).
Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain penyajian yang cepat
sehingga tidak menghabiskan waktu lama dan dapat dihidangkan kapan dan
dimana saja, higienis dan dianggap sebagai makanan bergengsi. Seperti yang
dinyatakan Suryaalamsyah (2009), saat ini fast food telah menjadi bagian dari
perilaku konsumsi sebagian remaja di luar rumah di berbagai kota dan
diperkirakan cenderung akan semakin meningkat.
Banyak faktor yang membuat para remaja lebih memilih mengkonsumsi
fast food antara lain kesibukan orang tua khususnya ibu yang tidak sempat
menyiapkan makanan di rumah sehingga remaja lebih memilih membeli
makanan diluar, lingkungan sosial dan kondisi ekonomi yang mendukung dalam
hal besarnya uang saku remaja. Selain itu, penyajian fast food yang cepat dan
praktis tidak membutuhkan waktu lama, rasanya enak, sesuai selera dan
seringnya mengkonsumsi fast food dapat menaikkan status sosial remaja,
menaikkan gengsi dan tidak ketinggalan globalitas.
Memasuki era globalisasi, sebagai akibat perubahan gaya hidup dan pola
makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Salah satu masalah gizi
ganda yaitu gizi lebih mulai tampak, terutama di kota-kota besar. Soekirman
(1993) diacu dalam Susanti (1999) menyatakan bahwa, terdapat hubungan yang
erat antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi di daerah kota, perubahan pola
konsumsi pangan, dan meningkatnya penyakit degeneratif. Kehidupan yang
modern di lingkungan kota, kemajuan teknologi, sarana yang serba otomatis,
2
remaja yang tinggi terhadap makanan jenis fast food dapat mempengaruhi
peningkatan berat badan yang tidak ideal yang meningkatkan kejadian gizi lebih.
Dewasa ini remaja disibukkan pada jadwal pelajaran yang padat
disekolah, ditambah lagi banyak diantara remaja yang mengambil les tambahan
di luar jam sekolah. Pada hari libur remaja cenderung mengalokasikan waktu
dengan menonton televisi atau jalan-jalan ke mall dan memilih mengkonsumsi
fast food. Hal ini merupakan fenomena yang berkembang pada remaja saat ini
khususnya yang tinggal di perkotaan.
Kota Batam merupakan kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau yang
terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional. Kota ini
memiliki jarak yang dekat dengan Singapura dan Malaysia. Kota Batam juga
merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat ditandai dengan semakin
banyaknya didirikannya mall di Kota Batam yang banyak menjual berbagai jenis
fast food. Hal ini dikhawatirkan akan banyaknya siswa yang cenderung memilih
mengkonsumsi fast food. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik
meneliti tentang kebiasaan konsumsi fast food pada siswa yang berstatus gizi
lebih di SMA Kartini Batam.
Tujuan
Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
kebiasaan konsumsi fast food pada siswa yang berstatus gizi lebih dan normal di
SMA Kartini Batam.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik contoh yang berstatus gizi lebih dan normal
(jenis kelamin, umur, dan uang saku).
2. Mengidentifikasi kebiasaan konsumsi fast food contoh berstatus gizi lebih
dan normal.
3. Mempelajari frekuensi konsumsi fast food contoh berstatus gizi lebih dan
normal.
4. Mengidentifikasi pengetahuan gizi contoh berstatus gizi lebih dan normal.
5. Menganalisis kebutuhan dan aktivitas fisik contoh berstatus gizi lebih dan
normal.
4
Hipotesis
1. Terdapat perbedaan kebiasaan konsumsi fast food pada contoh berstatus
gizi lebih dan normal.
2. Terdapat hubungan kebiasaan konsumsi fast food dengan karakteristik
dan status gizi pada contoh berstatus gizi lebih dan normal.
Kegunaan
TINJAUAN PUSTAKA
zat gizi dalam tubuh dapat terjadi jika fast food dijadikan sebagai pola makan
setiap hari. Kelebihan kalori, lemak, dan natrium akan terakumulasi dalam tubuh
seseorang dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif (tekanan darah
tinggi, ateroksklerosis, jantung koroner, dan diabetes mellitus, serta obesitas)
(Novitasari 2005).
Kecenderungan kalangan remaja (ABG) dan anak-anak mengkonsumsi
fast food belakangan ini semakin meningkat seiring meningkatnya dan makin
ramainya outlet-outlet yang menyediakan makanan sejenis. Terdapat
kecenderungan bahwa konsumsi fast food telah menjadi makanan utama tanpa
divariasikan dengan makanan lain, sehingga dikhawatirkan kebiasaan ini
mengganggu kesehatan (Suryono 2000).
Remaja
Remaja atau dalam bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh menuju
kematangan adalah salah satu tahap kehidupan manusia yang merupakan tahap
perkembangan antara masa anak-anak dan dewasa. Pada masa ini dicirikan
dengan berbagai revolusi perubahan fisik, psikologi dan emosional dengan
implikasi hubungan kehidupan sosial yang unik (Hayati, 2000).
Masa remaja adalah masa pertumbuhan. Pertumbuhan terjadi baik
secara fisik, yang ditandai dengan berkembangnya jaringan-jaringan dan organ
tubuh yang membuatnya lebih berisi maupun secara kejiwaan, yaitu kelabilan
emosi karena merupakan masa transisi dari jiwa kanak-kanak menuju dewasa
(Garwati dan Wijayati 2010). Selanjutnya menurut Arisman (2002) mengatakan
bahwa masa remaja merupakan jalan panjang yang menjembatani periode
kehidupan anak dan dewasa, yang berawal pada usia 9-10 tahun dan berakhir di
usia 18 tahun. Masa ini merupakan sebuah dunia yang lengang dan rentan
dalam artian fisik, psikis, social, dan gizi. Pertumbuhan yang disertai dengan
perubahan fisik, memicu berbagai kebingungan.
Masa remaja adalah periode yang kritis dalam perjalanan kehidupan
manusia, karena pada saat itulah individu mulai mengembangkan sikap mental
dan identitas dirinya. Monks, Knoers dan hadianoto (1994) diacu dalam Siswanti
(2007) menyatakan bahwa remaja sebenarnya tidak memiliki tempat yang jelas.
Remaja tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi tidak juga termasuk golongan
orang dewasa atau orang tua. Remaja berada diantara masa kanak-kanak dan
dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik
7
Pengetahuan Gizi
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dimana sebagian besar dari
pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui indera mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting bagi
terbentuknya suatu tindakan. Tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoadmojo
1993).
Pengetahuan gizi seseorang dapat diperoleh melalui pendidikan formal
maupun informal. Pendidikan formal ialah melalui kurikulum yang diterapkan di
sekolah, dicirikan dengan adanya tingkatan kronologis yang ketat untuk tingkat
usia sasaran. Sementara pendidikan informal tidak terorganisasi secara
structural dan tidak mengenal tingkatan kronologis, keterampilan, dan
pengetahuan, tetapi terselenggara setiap saat di lingkungan sekitar manusia
(Hayati, 2000).
Pengetahuan diperoleh oleh seseorang melalui pendidikan formal,
informal dan nonformal. Tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku seseorang karena berhubungan dengan daya nalar, pengalaman dan
kejelasan mengenai objek tertentu (Sukandar 2009).
Menurut Sanjur yang diacu dalam Sukandar (2009), pengaruh
pengetahuan gizi terhadap konsumsi makanan tidak selalu linier, artinya semakin
tinggi tingkat pengetahuan gizi, belum tentu konsumsi makanan menjadi baik.
Konsumsi makanan jarang dipengaruhi oleh pengetahuan gizi secara tersendiri,
tetapi merupakan interaksi dengan sikap dan keterampilan gizi. Semakin tinggi
tingkat pengetahuan seseorang akan cenderung memilih makanan yang murah
dengan nilai gizi yang lebih tinggi, sesuai dengan jenis pangan yang tersedia dan
kebiasaan makan dan minum sejak kecil sehingga kebutuhan zat gizi dapat
terpenuhi.
Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah pangan
yang di konsumsi atau dimakan seseorang atau kelompok orang pada waktu
tertentu. Berdasarkan defenisi ini hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan
konsumsi adalah jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi (Hardinsyah & Dodik
1994).
10
(BMR) dan aktifitas fisik. AMB dipengaruhi oleh umur, gender, berat badan, dan
tinggi badan. Berikut rumus perhitungan AMB menurut Harris Benedict (1919)
diacu dalam Almatsier (2002).
AMB = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 X TB) (4,7 x U) (wanita)
= 66,5 + (13,7x BB) + ( 5,0X TB) ( 6,8x U) (pria)
Keterangan :
AMB = Angka Metabolisme Basal (kkal)
BB = Berat badan (kg)
TB = Tinggi badan (cm)
U = Umur (tahun)
Perhitungan kecukupan gizi seseorang dapat mengacu pada Daftar
Kecukupan Gizi, yaitu daftar yang memuat angka-angka kecukupan zat gizi rata-
rata per orang per hari bagi orang sehat Indonesia. Angka Kecukupan Gizi
tersebut sudah memperhitungkan variasi kebutuhan rata-rata ditambah jumlah
tertentu untuk mencapai tingkat aman (Hardinsyah & Briawan 1994). Berikut
adalah tabel kecukupan energi dan protein yang dianjurkan per orang per hari
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kecukupan energi dan protein yang dianjurkan per orang per hari (Widya
Pangan dan Gizi 2004)
Berat Tinggi Laki-laki Berat Tinggi Perempuan
Umur
Badan Badan Energi Protein Badan Badan Energi Protein
13-15 48 155 2400 60 49 152 2350 57
16-18 55 160 2600 65 50 155 2200 55
Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi diluar
metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan
tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh
dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan
bergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa
berat pekerjaan yang dilakukan (Almatsier 2002).
Salah satu faktor penyebab obesitas adalah kurangnya kegiatan fisik,
yang memberikan kesempatan naiknya berat badan. Kegiatan fisik akan lebih
efektif dapat mempertahankan berat badan normal atau menurunkan berat
badan yang berlebihan jika diikuti dengan pembatasan masukan energi
(Soemardjan 1986).
Wirakusumah (1994) menyatakan bahwa gaya hidup yang kurang
menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap kondisi seseorang.
Aktivitas fisik diperlukan pemasukan energi berlebih untuk membakar energi
dalam tubuh. Bila pemasukan energi berlebihan dan tidak diimbangi dengan
aktivitas fisik yang seimbang akan memudahkan seseorang untuk menjadi
gemuk. Satato (1994) menyatakan bahwa kemakmuran dan kemudahan hidup
menimbulkan gaya hidup yang sedentaris, yang sangat menurunkan kerja atau
aktivitas fisik dan memberikan kesempatan yang luas untuk makan banyak.
Kemajuan teknologi di perkotaan merupakan faktor pemicu gaya hidup
sedentary yang berkontribusi pada meningkatnya kegemukan. Tersedianya
fasilitas yang menggunakan teknologi tinggi (lift, escalator) mempersempit
peluang untuk melakukan gerak fisik yang optimal. Akibatnya, energi yang masuk
dari makanan tidak digunakan secara optimal, sehingga akan menyebabkan
timbunan lemak dalam tubuh yang menimbulkan kegemukan (Muchtadi 1996).
16
KERANGKA PEMIKIRAN
Fast food merupakan salah satu jenis makanan yang sedang menjadi
trend saat ini. Umumnya fast food disukai oleh anak-anak, remaja sampai orang
dewasa. Fast food merupakan makanan cepat saji yang mengandung energi
tinggi. Saat ini fast food telah menjadi bagian dari perilaku konsumsi sebagian
anak dan remaja di luar rumah di berbagai kota dan cenderung akan semakin
meningkat.
Pengetahuan gizi yang baik pada remaja diharapkan mempengaruhi
konsumsi makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula.
Pengetahuan gizi yang baik gizi juga mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembentukan kebiasaan makan seseorang.
Kebiasaan mengkonsumsi fast food terdiri dari jenis fast food yang paling
disukai, jenis fast food yang paling tidak disukai, restoran yang paling sering
dikunjungi, alasan yang paling mewakili dalam mengkonsumsi fast food, waktu
yang paling sering dipilih untuk mengkonsumsi fast food, orang yang paling
sering diajak untuk mengkonsumsi fast food dan frekuensi dan ukuran konsumsi
fast food.
Remaja cenderung mengkonsumsi berbagai makanan tanpa
memperhatikan kandungan gizi makanan karena terbatasnya pengetahuan gizi
tersebut, sehingga berpengaruh terhadap kebiasaan mengkonsumsi fast food.
Fast food yang mengandung energi tinggi jika dikonsumsi secara berlebihan
dapat mempengaruhi asupan energi yang menimbulkan terjadinya gizi lebih pada
remaja.
Gizi lebih adalah suatu keadaan dimana berat badan seseorang lebih dari
berat badan normal, sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan tinggi badan. Gizi
lebih timbul karena energi yang berasal dari pada energi yang diperlukan tubuh.
Gizi lebih juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, Aktivitas remaja tentunya berbeda
antara hari sekolah dan hari libur. Status gizi dari orang tua yang memiliki status
gizi lebih berpeluang lebih bagi anak untuk menjadi gemuk. Keadaan ini semakin
nyata jika didukung oleh konsumsi energi yang berlebihan dan kurangnya
melakukan aktivitas fisik. Sehingga terjadi kelebihan berat badan dan peimbunan
lemak tubuh yang mengakibatkan obesitas pada remaja, dan penyakit-penyakit
degeneratif lainnya.
17
Karakteristik Contoh
- Jenis kelamin
- Usia Pengetahuan Gizi
- Uang saku
Kebutuhan Energi
Konsumsi Pangan
dan Zat Gizi
METODE PENELITIAN
fast food , alasan mengkonsumsi fast food, ukuran jenis fast food serta frekuensi
konsumsi fast food. Data frekuensi fast food selama 1 bulan terakhir dikumpulkan
menggunakan Food Frequency Questionnairre (FFQ). Frekuensi konsumsi fast
food dikelompokkan menjadi tidak pernah, 1-3x/bulan, 1-2x/minggu, 3-5x/minggu,
dan 6-7x/minggu. Data ukuran dikelompokkan menjadi kecil, sedang, dan besar.
Data konsumsi pangan dikumpulkan melalui survei dengan metode 24-hour
recall selama 2 hari yang meliputi hari libur dan hari sekolah.
Data pengetahuan gizi contoh diperoleh dengan cara wawancara
langsung kepada contoh berdasarkan kuesioner. Kuesioner pengetahuan gizi
berisi 20 buah pertanyaan pilihan berganda dengan memilih jawaban yang paling
benar. Pertanyaan pengetahuan gizi yang diberikan mencakup gizi secara
umum (8 soal), fast food (6 soal), dan obesitas (6 soal). Skor jawaban siswa
setiap satu pertanyaan diberi nilai satu (1) bila memilih jawaban benar dan skor
nol (0) bila memilih jawaban yang salah atau tidak memilih jawaban. Pertanyaan
mengacu pada Novitasari (2005) dan Sarasvati (2010).
Data aktivitas fisik diperoleh melalui metode recall 1x24 jam yang
dilakukan dua kali pada hari yang berbeda yaitu pada hari sekolah dan hari libur.
Data aktivitas fisik yang dikumpulkan berupa jenis aktivitas yang dilakukan dan
durasi waktu melakukan aktivitas dalam sehari. Data tersebut diperoleh dengan
menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh contoh setelah mendapat
penjelasan dari peneliti. Data mengenai keadaan umum sekolah diperoleh
melalui informasi baik lisan maupun tulisan dari pihak Tata Usaha sekolah.
Variabel data, jenis data, cara pengumpulan data dan alat pengumpulan data
secara jelas dapat dilihat pada Tabel 3.
20
Tabel 3. Variabel data, jenis data, cara pengumpulan data, dan alat
pengumpulan data
No Variabel data Jenis data Cara pengumpulan data Alat
pengumpul
data
1. Karakteristik contoh Primer Wawancara Kuesioner,
- Nama timbangan
- Alamat injak digital
- Umur (bathscale),
- Jenis kelamin Microtoise
- Berat badan
- Tinggi badan
Data uang saku dikategorikan menjadi 3 yaitu terdiri dari rendah (10000-
14999), sedang (15000-20000), dan tinggi (20001-25000).
Kebiasaan mengkonsumsi fast food ditabulasi dan dianalisis secara
deskriptif. Analisis statistik yang digunakan dalam pada penelitian ini antara lain
uji beda t (Independent sample t-test) untuk menganalisis perbedaan uang saku,
pengetahuan gizi, frekuensi konsumsi fast food, konsumsi dan aktivitas fisik
contoh. Hubungan antara pengetahuan gizi, uang saku dengan frekuensi fast
food remaja SMA yang berstatus gizi lebih dan normal digunakan uji Korelasi
Spearman. Uji Pearson digunakan untuk melihat hubungan uang saku,
pengetahuan gizi, frekuensi konsumsi fast food, dan aktivitas fisik dengan status
gizi contoh. Uji Chi-Square digunakan untuk melihat hubungan jenis kelamin
dengan status gizi.
Data pengetahuan gizi contoh diberi skor jika jawaban benar dan skor 0
jika jawaban salah, sehingga skor total 20. Pengetahuan gizi contoh
dikategorikan menjadi rendah jika kurang dari 60% jawaban benar, sedang jika
antara 60-80% jawaban benar dan tinggi jika lebih dari 80% jawaban benar
(Khomsan 2000).
Data aktivitas fisik diketahui dari metode recall 1x24 jam yang dilakukan dua
kali pada hari yang berbeda yaitu pada hari sekolah dan hari libur. Aktifitas fisik
yang dilakukan contoh dikelompokkan berdasarkan jenis kegiatan dan untuk
22
setiap kegiatan dihitung alokasi waktu yang digunakan. Alokasi waktu dari
aktivitas fisik selama dua hari kemudian dihitung rata-rata. Rata-rata alokasi
waktu tersebut dikalikan dengan pengeluaran energi menurut jenis kegiatan
kemudian dibagi 24 jam.
Menurut Almatsier (2002), komponen utama yang menentukan pengeluaran
energi adalah Angka Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate dan
aktivitas fisik. Total energi aktivitas pada hari sekolah dan hari libur digunakan
untuk mengetahui rata-rata pengeluaran energy contoh. Nilai AMB contoh
dihitung dengan menggunakan standar Harris-Benedict (1919) dalam Almatsier
(2002). Cara perhitungan AMB adalah sebagai berikut :
Keterangan :
AMB = Angka Metabolisme Basal (kkal)
BB = Berat badan (kg)
TB = Tinggi badan (cm)
U = Umur (tahun)
Kebutuhan energi contoh dihitung dengan rumus Kebutuhan Energi Total,
yaitu:
Keterangan :
AMB = Angka Metabolisme Basal (kkal)
FA = Faktor Aktivitas (Berdasarkan FAO 2001, pada lampiran 4)
Keterangan : Gij = zat gizi yang dikonsumsi dari pangan atau makanan j
BPj = berat pangan atau makanan j yang dikonsumsi (gram)
Bddj = bagian yang dapat dimakan (dalam persen atau gram dari
100 gram pangan atau makanan j)
Kgij = kandungan zat gizi tertentu (i) dar pangan (j) atau makanan
yang dikonsumsi sesuai dengan satuannya
Data konsumsi pangan dapat yang didapat dalam ukuran rumah tangga
(URT), dikonversikan dalam bentuk gram yang kemudian diolah untuk
mengetahui konsumsi energi, protein, lemak, dan karbohidrat.
24
Definisi Operasional
Contoh adalah siswa-siswi yang duduk di kelas XI SMA dan memiliki status gizi
lebih (+1 SD z +2 SD dan z > +2 SD) dan normal (-2 SD z +1 SD)
(WHO 2007).
Karakteristik contoh adalah identitas contoh yang meliputi jenis kelamin, umur,
BB, TB dan uang saku.
Fast food adalah makanan yang cepat saji dan praktis (ayam goreng, kentang
goreng, burger, pizza, spaghetti dan lainnya) yang berasal dari restoran-
restoran fast food : McDonalds, Kentucky Fried Chicken (KFC), JCo, dll.
Pengetahuan Gizi adalah kemampuan kognitif serta pemahaman siswa-siwi
tentang gizi. Pengetahuan diukur dengan kemampuan siswa-siswi
dengan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan gizi, fast food
dan obesitas.
Kebiasaan mengkonsumsi fast food adalah jenis fast food yang paling disukai,
jenis fast food yang paling tidak disukai, cara pengolahan fast food,
restoran yang paling sering dikunjungi untuk mengkonsumsi fast food ,
alasan mengkonsumsi fast food, waktu yang paling sering dipilih untuk
mengkonsumsi fast food, Orang yang paling sering diajak mengkonsumsi
fast food, serta frekuensi dan ukuran menkonsumsi fast food pada
remaja.
Frekuensi konsumsi fast food adalah seberapa sering contoh gizi lebih dan
normal mengkonsumsi fast food selama 1 bulan terakhir yang di beli di
restoran fast food.
Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi remaja
gizi lebih dan normal dalam satu hari dengan cara recall 2 x 24 jam pada
satu hari sekolah dan satu hari libur.
Gizi lebih adalah keadaan contoh dimana memiliki berat badan lebih dari normal
berdasarkan kategori WHO 2007 yaitu obese (nilai IMT/U zscore > +2
SD), overweight (+1 SD zscore +2 SD).
Uang saku adalah jumlah uang yang diperoleh remaja dari orang tua setiap hari.
Aktifitas fisik adalah jenis kegiatan fisik yang dilakukan oleh contoh dalam
sehari yang berupa jenis dan durasi waktu melakukan aktivitas.
25
Karakteristik Contoh
Jenis Kelamin
Siswa SMA Kartini Batam berjumlah 358 orang, terdiri dari 192 siswa
perempuan dan 166 siswa laki-laki. Tiap tingkat memiliki jumlah kelas yang
berbeda beda, Kelas X memiliki 3 kelas, kelas XI memiliki 4 kelas dan kelas XII
memiliki 4 kelas. Jumlah siswa kelas XI yaitu 129 siswa terdiri atas 58 siswa laki-
laki dan 71 siswa perempuan. Tabel 4 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan
jenis kelamin dan status gizi khususnya kelas XI SMA Kartini Batam.
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan status gizi
Umur
Masa remaja umumnya disebut pancaroba atau masa peralihan dari
masa anak-anak menuju arah kedewasaan. Menurut Marat (2009) batasan usia
remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12-21 tahun. Rentang
waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu usia 12-15 tahun masa
remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan usia 18-21 tahun
merupakan masa remaja akhir. Umur contoh pada penelitian ini berkisar antara
15-17 tahun. Sebagian besar contoh baik yang berstatus gizi lebih maupun
normal berusia 16 tahun. Sebaran contoh berdasarkan umur dan status gizi
dapat dilihat pada Tabel 5.
27
Uang saku
Menurut Napitu (1994), uang saku merupakan bagian dari pengalokasian
pendapatan keluarga yang diberikan kepada anak dalam jangka waktu tertentu.
Uang saku contoh dalam penelitian ini merupaka uang saku per hari yang
digunakan contoh untuk jajan disekolah. Uang saku tidak termasuk uang
transportasi (jemputan,bensin motor dan bensin mobil), uang buku dan uang
SPP. Sebaran contoh berdasarkan uang saku dan status gizi dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan uang saku dan status gizi
Lebih Normal Total
Uang Saku
n % n % n %
10000-14999 0 0.0 2 6.7 2 3.3
15000-20000 24 80.0 22 73.3 46 76.7
20001-25000 6 20.0 6 20.0 12 20.0
Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0
Uang saku per hari contoh dibagi menjadi tiga kategori yaitu Rp 10000-
14999, Rp 15000-20000, dan Rp 20001-25000. Tabel 6 menunjukkan bahwa
lebih dari separuh contoh yang berstatus gizi lebih yaitu 80% dan contoh
berstatus gizi normal yaitu 73.3% mendapatkan uang saku antara Rp 15000-
20000 per hari. Uang saku contoh Rp 10000-14999, hanya terdapat pada contoh
berstatus gizi normal yaitu 6.7%. Sedangkan uang saku Rp 20001-25000 pada
contoh berstatus gizi lebih dan normal yaitu 20%. Hal ini dikarenakan contoh
berasal dari keluarga dengan keadaan sosial ekonomi menengah ke atas,
sehingga mempengaruhi besarnya uang saku anak. Uang saku yang semakin
besar membuat seorang anak lebih leluasa dalam memilih dan mengkonsumsi
makanan yang beragam. Tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05) besar
uang saku yang diperoleh anak yang berstatus gizi lebih dan normal. Hasil
analisis Korelasi Pearson menunjukkan tidak adanya hubungan (p>0.05) antara
besar uang saku dengan status gizi contoh.
28
Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi adalah kemampuan kognitif serta pemahaman contoh
tentang gizi. Pengetahuan gizi diukur dari kemampuan contoh dalam menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan gizi secara umum, fast food, dan obesitas.
Terdapat 20 pertanyaan pilihan berganda dengan memilih jawaban yang paling
benar (Correct-Answer Multiple Choice). Pertanyaan yang diberikan mencakup
gizi secara umum (8 soal), fast food (6 soal) dan obesitas (6 soal).
Berdasarkan Khomsan (2000), tingkat pengetahuan gizi contoh
dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu tingkat pengetahuan rendah (< 60%),
sedang (60-80%) dan tinggi (80% ). Tabel 7 menunjukkan hasil sebaran contoh
berdasarkan tingkat pengetahuan gizi dan status gizi.
Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi dan status gizi
Lebih Normal Total
Pengetahuan Gizi
n % n % n %
Kurang (<60) 2 6.67 2 6.67 4 6.67
Sedang (60-80) 24 80.0 19 63.3 43 71.66
Baik (>80) 4 13.3 9 30.0 13 21.67
Dipilihnya fried chicken sebagai jenis fast food yang paling sering
dikonsumsi kemungkinan disebabkan oleh bahan baku dan proses
pengolahannya. Jenis fast food ini diolah dengan cara digoreng ini akan lebih
banyak menyerap minyak, dengan penambahan tepung terigu dan bumbu-
bumbu membuat cita rasa yang lebih gurih dan renyah. Kalori dari fried chicken
(KFC) yaitu 460 kkal dan lemak 43.9 g, sedangkan fried chicken (McD) yaitu 369
kkal dan lemak 15.2 g.
Tabel 11 Sebaran contoh restoran yang paling sering dikunjungi dan status gizi
Tempat yang paling sering dikunjungi Lebih Normal Total
n % n % n %
KFC 21 70.0 19 63.3 40 66.7
MCD 7 23.3 10 33.3 17 28.3
PIZZAHUT 1 3.3 1 3.3 2 3.3
JCO 1 3.3 0 0.0 1 1.7
Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0
memilih rasa enak sebagai alasan mengkonsumsi fast food. Sebaran contoh
berdasarkan alasan mengkonsumsi fast food dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Sebaran contoh alasan mengkonsumsi fast food dan status gizi
Alasan Yang Paling Mewakili Dalam Lebih Normal Total
Mengkonsumsi Fast Food
n % n % n %
Dari Tabel 12 diketahui alasan yang paling banyak dipilih kedua contoh
dalam mengkonsumsi fast food adalah rasanya enak. Sebanyak 73.3% contoh
berstatus gizi lebih dan sebanyak 53.3% contoh berstatus gizi normal memilih
rasa enak sebagai alasan mengkonsumsi fast food. Sama halnya dengan
penelitian Suryaalamsyah (2009) yaitu alasan contoh memilih makan di restoran
fast food karena cita rasa makanannya.
Dalam penelitian ini jenis fast food yang diteliti meliputi fried chicken,
french fries, donat, hamburger, pizza, dan spaghetti. Pada Tabel 16 dapat
diketahui bahwa fast food dengan jenis French fries adalah jenis fast food
terbanyak yang pernah dikonsumsi satu bulan yang lalu oleh contoh. Seluruh
contoh yang berstatus gizi lebih dan 93.3% contoh berstatus gizi normal pernah
mengkonsumsi french fries dalam satu bulan terakhir. Frekuensi konsumsi
terbanyak 1-3x/bulan pada status gizi lebih yaitu 76.7% dan 60.0% contoh
berstatus gizi normal. French fries dikonsumsi contoh berstatus gizi lebih
sebanyak 40% dan contoh berstatus gizi normal sebanyak 33.3% dengan ukuran
sedang.
Fried chicken merupakan jenis fast food kedua terbanyak yang
dikonsumsi satu bulan terakhir oleh contoh berstatus gizi lebih dan normal.
Seluruh contoh yaitu contoh berstatus gizi lebih dan normal pernah
mengkonsumsi fried chicken dalam waktu sebulan terakhir. Sebanyak 46.7%
contoh yang berstatus gizi lebih mengkonsumsi fried chicken 1-2 kali seminggu
sedangkan sebanyak 63.3% contoh dengan status gizi normal mengkonsumsi
fried chicken 1-3 kali sebulan. Sebanyak 6.7% contoh dengan status gizi lebih
dan 3.3% contoh berstatus gizi normal mengkonsumsi fried chicken 3-5 kali
seminggu. Kandungan energi dan lemak fried chicken per porsi pada bagian
dada bermerek Kentucky Fried Chicken (KFC), masing-masing sebesar 346 kkal
dan 22.97 gram (Khomsan et al. 1998). Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kandungan energi dan lemak yang disumbangkan fried chicken bagian
dada per porsi yaitu dengan frekuensi 1-3 x per bulan yaitu 346-1038 Kkal dan
22.87-68.91 gram. Frekuensi fast food selama 1 bulan terakhir dapat dilihat pada
Tabel 16.
37
Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi konsumsi jenis fast food yang
paling banyak dikonsumsi dan status gizi
Status Gizi
Lebih Normal Total
Kategori
n % n % n %
Fried Chicken Tidak pernah 2 6.7 2 6.7 4 6.7
1-3x/bulan 12 40.0 19 63.3 31 51.7
1-2x/minggu 14 46.7 8 26.7 22 36.7
3-5x/minggu 2 6.7 1 3.3 3 5.0
6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0
French Fries Tidak pernah 0 0.0 2 6.7 2 3.3
1-3x/bulan 23 76.7 18 60.0 41 68.3
1-2x/minggu 7 23.3 10 33.3 17 28.3
3-5x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0
Donat Tidak pernah 7 23.3 10 33.3 17 28.3
1-3x/bulan 20 66.7 18 60.0 38 63.3
1-2x/minggu 3 10.0 2 6.7 5 8.3
3-5x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Total 30 100.0 30 100,0 60 100.0
Hamburger Tidak pernah 10 33.3 15 50.0 25 41.7
1-3x/bulan 17 56.7 13 43.3 30 50.0
1-2x/minggu 3 10.0 2 6.7 5 8.3
3-5x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0
Pizza Tidak pernah 20 66.7 20 66.7 40 66.7
1-3x/bulan 10 33.3 8 26.6 18 20.0
1-2x/minggu 0 0.0 2 6.7 2 3.3
3-5x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0
Spagheti Tidak pernah 15 50.0 22 73.3 37 61.7
1-3x/bulan 15 50.0 8 26.7 23 38.3
1-2x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
3-5x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0
Sebanyak 23.3% contoh berstatus gizi lebih dan 33.3% contoh berstatus
gizi normal tidak pernah mengkonsumsi donut serta 1-3x/bulan sebanyak 63.3%
contoh mengkonsumsi donut dengan ukuran sedang. Sebanyak 33.3% contoh
berstatus gizi lebih dan 50.0% contoh berstatus gizi normal tidak pernah
mengkonsumsi hamburger serta 1-3x/bulan sebanyak 50.0% contoh
mengkonsumsi hamburger dengan ukuran sedang. Sebanyak 61.7% contoh
berstatus gizi lebih dan normal tidak pernah mengkonsumsi spaghetti serta 1-
3x/bulan sebanyak 38.3% contoh mengkonsumsi spaghetti dengan ukuran
38
sedang. Sebanyak 66.7% contoh berstatus gizi lebih dan normal tidak pernah
mengkonsumsi pizza, serta 1-3x/bulan sebanyak 20.0% contoh mengkonsumsi
pizza dengan ukuran sedang.
Berdasarkan hasil uji statistik (Independent Sample t-Test), dapat
diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara frekuensi
konsumsi fast food contoh yang berstatus gizi lebih dan normal. Hasil analisis
Korelasi Pearson menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara
frekuensi fast food dengan status gizi contoh (p>0.05).
Konsumsi Energi dan Zat Gizi Pada Hari Sekolah dan Hari Libur
Konsumsi energi dan zat gizi contoh pada penelitian ini, dibedakan pada
hari sekolah dan hari libur. Berdasarkan hasil recall konsumsi pangan selama 2
hari, terdapat kecenderungan konsumsi pada hari libur lebih banyak
dibandingkan hari sekolah. Konsumsi pada hari libur tidak sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan contoh pada hari libur. Dapat dilihat pada Tabel 18
bahwa rata-rata konsumsi hari libur lebih banyak dibandingkan hari sekolah.
Konsumsi energi dan zat gizi pada contoh berstatus gizi lebih pada hari sekolah
yaitu 2533224.3 kkal energi, 416.8139.2 g karbohidrat, 83.816.2 g protein,
dan 79.225.6 g lemak. Sedangkan pada hari libur yaitu 2560225.9 kkal energi,
436.7187.9 g karbohidrat, 75.724.4 g protein, dan 87.632.6 g lemak.
Konsumsi energi dan zat gizi pada contoh berstatus gizi normal pada hari
sekolah yaitu 2167210.4 kkal energi, 348.488.8 g karbohidrat, 63.126.1 g
protein, dan 60.213.9 g lemak. Sedangkan pada hari libur yaitu 2227188.2 kkal
energi, 328.947.2 g karbohidrat, 59.717.8 g protein, dan 72.326.5 g lemak.
Tabel 18 Konsumsi energi dan zat gizi pada hari sekolah dan hari libur
Status Gizi
Zat Gizi Lebih Normal
Hari Sekolah Hari Libur Hari Sekolah Hari Libur
Energi (kkal) 2533.0224.3 2560.0225.9 2167.0210.4 2227.0188.2
Karbohidrat (g) 416.8139.2 436.7187.9 348.488.8 328.947.2
Protein (g) 83.816.2 75.724.4 63.126.1 59.717.8
Lemak (g) 79.225.6 87.632.6 60.213.9 72.326.5
Energi dari fast food yang dikonsumsi oleh contoh yang berstatus gizi
lebih dan normal dapat mempengaruhi total konsumsi energinya. Tabel 19 di
bawah ini menunjukkan persentase kontribusi energi fast food terhadap total
konsumsi energi.
Tabel 19 Kontribusi energi fast food terhadap total konsumsi energi contoh pada
hari sekolah dan hari libur
Status Gizi
Lebih Normal
Variabel
Hari Sekolah Hari Libur Hari Hari
Sekolah Libur
Total Konsumsi energi (kkal) 2533.0 2560.0 2167.0 2227.0
Total Energi fast food (kkal) 254.0 138.0 123.0 83.0
Kontribusi Energi fast food (%) 10.0 5.4 5.7 3.7
Dari hasil penelitian kontribusi energi fast food terhadap total konsumsi
energi pada kedua contoh pada sangat kecil. Kontribusi fast food contoh yang
berstatus gizi lebih (10%) dan normal (5.7%) pada hari sekolah, sedangkan
pada hari libur kontribusi konsumsi fast food lebih kecil yaitu sebesar 5.4% pada
contoh yang berstatus gizi lebih dan 3.7% pada contoh yang berstatus gizi
normal. Hal ini disebabkan waktu recall yang dilakukan untuk konsumsi 2 x 24
jam. Sehingga tidak semua contoh yang mengkonsumsi fast food pada hari
sebelum dilakukan wawancara.
Pada contoh berstatus gizi lebih dan normal kecenderungan konsumsi
fast food fried chicken sangat tinggi. Konsumsi fast food ini tidak disertai dengan
konsumsi sayur dan buah. Pada penelitian ini semua contoh mengkonsumsi fast
food tidak disertai dengan salad. Mereka lebih menyukai mengkonsumsi fried
chicken bersama kentang atau nasi saja.
Tabel 20 Sebaran selang kebutuhan energi dan selang zat gizi berdasarkan
status gizi
Kebutuhan energi dan zat Status Gizi
gizi Lebih Normal
Energi (kkal) 2112.0 2377.0
Protein (g) 52.8-79.2 59.4-89.1
Lemak (g) 58.7-82.1 66.0-92.4
Karbohidrat (g) 264.0-314.8 297.1-356.6
aktivitas fisik. Semakin aktif seseorang melakukan aktivitas fisik, energi yang
dibutuhkan semakin banyak. Pola aktivitas remaja dapat dilihat dari bagaimana
cara remaja mengalokasikan waktunya selama 24 jam dalam kehidupan sehari-
hari untuk melakukan suatu jenis kegiatan secara rutin dan berulang-ulang.
(FAO/WHO/UNU 2001).
Aktivitas yang dilakukan contoh pada hari sekolah sebagian besar adalah
belajar. Contoh belajar di sekolah dari hari Senin dimulai dari jam 07.00 sampai
jam 14.00 atau 15.00. Selain belajar di sekolah contoh juga melakukan aktivitas
sehari-hari di rumah. Kegiatan yang biasa dilakukan contoh antara lain kegiatan
rumah tangga, menonton TV, olahraga, bermain/hangout. Kegiatan contoh
lainnya yaitu tidur, mandi, dan makan.
Rata-rata faktor aktivitas fisik pada hari sekolah yang dilakukan contoh
berstatus gizi lebih yaitu 1.34 dan contoh berstatus gizi normal yaitu 1.53.
Sebanyak 93.3% contoh berstatus gizi lebih memiliki rata-rata faktor aktivitas
1.25-1.45. Sedangkan sebanyak 53.3% contoh berstatus gizi normal memiliki
rata-rata faktor aktivitas 1.25-1.45 dan sebanyak 33.3% contoh berstatus gizi
normal memiliki rata-rata faktor aktivitas 1.67-1.87. Tabel 24 di bawah ini
menunjukkan sebaran contoh berdasarkan kategori faktor aktivitas pada hari
sekolah dan status gizi.
Tabel 24 Sebaran contoh berdasarkan kategori faktor aktivitas pada hari sekolah
dan status gizi
Kategori Faktor Aktivitas Lebih Normal
n % n %
1.25-1.45 28 93.3 16 53.3
1.46- 1.66 2 6.7 3 10.0
1.67- 1.87 0 0.0 10 33.3
1.88- 1.92 0 0.0 1 0.33
Total 30 100.0 30 100.0
Faktor aktivitas contoh pada hari libur disajikan pada Tabel 25. Rata-rata
faktor aktivitas fisik pada hari sekolah yang dilakukan contoh berstatus gizi lebih
(1.50) dan normal (1.67). Sebanyak 63.3% contoh berstatus gizi lebih dan 56.7%
contoh berstatus gizi normal memiliki rata-rata faktor aktivitas 1.47 -1.67.
45
Tabel 25 Sebaran contoh berdasarkan kategori faktor aktivitas pada hari libur
dan status gizi
Lebih Normal
Kategori Faktor Aktivitas
n % n %
1.25-1.46 9 30.0 0 0.0
1.47- 1.67 19 63.3 17 56.7
1.68- 1.88 2 6.7 10 33.3
1.89- 1.94 0 0.0 3 10.0
Total 30 100.0 30 100.0
untuk beraktivitas karena bobot tubuhnya yang besar, sehingga mereka lebih
suka melakukan aktivitas yang sedikit menggunakan energi. Kegiatan yang
biasanya dilakukan pada contoh berstatus gizi lebih yaitu tidur dan menonton tv
pada waktu yang cukup lama, sedangkan aktivitas olahraga sangat jarang
dilakukan.
Kesimpulan
1. Sebagian besar contoh berstatus gizi lebih adalah laki-laki dan normal
adalah perempuan. Sebanyak 80% contoh memiliki besar uang saku
berkisar antara Rp. 15.000-Rp. 20.000 per hari.
2. Sebagian besar contoh berstatus gizi lebih dan normal menyukai jenis fast
food fried chicken. Sebanyak 45% menyatakan jenis fast food pizza paling
tidak disukai. Hampir seluruh contoh berstatus gizi lebih dan normal
menyukai pengolahan fast food dengan cara digoreng. Restoran fast food
yang paling sering dikunjungi oleh kedua contoh yaitu KFC. Sebagian
besar contoh gizi lebih dan normal mengkonsumsi fast food karena
rasanya enak. Hampir seluruh contoh mengkonsumsi fast food pada waktu
yang tidak tentu. Sebagian besar contoh berstatus gizi lebih menkonsumsi
fast food bersama teman dekat dan contoh normal bersama keluarga.
3. Sebanyak 46.7% contoh berstatus gizi lebih dan sebanyak 63.3% normal
mengkonsumsi fast food dengan frekuensi 1-3 kali sebulan. Sedangkan,
sebanyak 33.3% contoh berstatus gizi lebih dan sebanyak 23.3% berstatus
gizi normal mengkonsumsi fast food frekuensi 1-2 kali seminggu. Frekuensi
3-5 kali seminggu dikonsumsi contoh sebanyak 20.0% contoh berstatus
gizi lebih dan sebanyak 13.3% contoh berstatus gizi normal.
4. Contoh yang berstatus gizi lebih dan normal memiliki tingkat pengetahuan
gizi sedang. Secara keseluruhan tingkat pengetahuan contoh yaitu 6.67%
memiliki tingkat pengetahuan kurang, 71.66% memiliki tingkat pengetahuan
sedang dan 21.67% memiliki tingkat pengetahuan tinggi.
5. Rata-rata kebutuhan energi contoh berstatus gizi lebih sebanyak 2112
kkal/hari, protein sebanyak 52.8-79.2 g/hari, lemak sebanyak 58.7-82.1
g/hari, dan karbohidrat 264-314.8 g/hari. Sedangkan rata-rata contoh
berstatus gizi normal sebanyak 2377 kkal/hari, protein sebanyak 59.4-89.1
gr, lemak sebanyak 66-92.4 g/hari, dan karbohidrat sebanyak 297.1-356.6
g/hari. Rata-rata faktor aktivitas fisik pada hari sekolah yang dilakukan
contoh berstatus gizi lebih (1.34) dan normal (1.53). Rata-rata faktor
aktivitas fisik pada hari libur yang dilakukan contoh berstatus gizi lebih
(1.50) dan normal (1.67). Rata-rata faktor aktivitas fisik pada hari sekolah
dan hari libur pada contoh berstatus gizi lebih (1.42) dan normal (1.60).
48
6. Besar uang saku yang diperoleh contoh yang berstatus gizi lebih dan
normal tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05). Tingkat
pengetahuan gizi contoh yang berstatus gizi lebih dan normal pada
penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05). Frekuensi
konsumsi fast food contoh yang berstatus gizi lebih dan normal tidak
terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05). Rata-rata konsumsi energi
contoh dengan status gizi lebih dan normal terdapat perbedaan yang nyata
(p<0.05). Pada aktivitas fisik dapat diketahui terdapat perbedaan yang
signifikan (p<0.05) antara faktor aktivitas fisik contoh yang berstatus gizi
lebih dan normal pada hari sekolah dan hari libur.
7. Jenis kelamin dengan status gizi contoh tidak terdapat hubungan yang
signifikan yaitu p>0.05. Besar uang saku dengan status gizi contoh tidak
adanya hubungan yang signifikan (p>0.05). Pengetahuan gizi dengan
status gizi contoh terdapat hubungan yang signifikan (p<0.05). Frekuensi
fast food dengan status gizi contoh tidak adanya hubungan yang signifikan
(p>0.05). Faktor aktivitas fisik dengan status gizi contoh terdapat hubungan
yang signifikan (p<0.05).
8. Uang saku dan pengetahuan gizi pada kedua contoh pada penelitian ini
hampir homogen, sehinnga menyebabkan tidak adanya hubungan yang
nyata (p>0.05) antara uang saku dan pengetahuan gizi dengan frekuensi
konsumsi fast food.
Saran
Bagi restoran fast food hendaknya dapat menghasilkan makanan dengan
cara pengolahan tidak digoreng yaitu dipanggang, selain itu juga dapat
memasarkan produk sayuran yang menghasilkan makanan sehat. Bagi pihak
pemerintah kota hendaknya dapat memberikan sosialisasi dan promosi gizi
seimbang. Sementara itu, bagi pihak sekolah diharapkan dapat memberikan
pendidikan gizi untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai dampak
mengkonsumsi fast food. Bagi contoh diharapkan dapat melakukan peningkatan
aktivitas fisik untuk mencegah dan mengatasi status gizi lebih.
49
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Baliwati YF, A Khomsan, C Meti Dwiriani. 2004. Pengantar Pangan Dan Gizi.
Jakarta: Swadaya.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Daftar Komposisi Bahan Makanan. 2009. Jakarta:
Elex Media Computindo.
Deni. 2009. Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik, Konsumsi Snack dan Pangan
Lainnya Pada Murid SD Bina Insani Bogor yang Berstatus Gizi Normal
dan Gemuk. [skripsi]. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Khomsan A. 2002. Pangan dan Gizi Kesehatan. Bogor : Jurusan Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
__________. 2004. Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. Jakarta:
Gramedia Widiasarana.
Lucas BL. 2004. Food, Nutrition, & Diet Therapy. USA: Elseviers Health
Sciences Rights.
Muchtadi D. 1996. Pencegahan gizi lebih dan penyakit kronis melalui perbaikan
pola konsumsi pangan. Orasi ilmiah guru besar tetap ilmu metabolisme zat
gizi. Bogor : Fakultas Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Mustafa D. 2008. Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Remaja
Kelas II Di SLTP Negeri 34 Daya Kota Makassar.
http://joeharno.blogspot.com. [25 Mei 2010].
Novitasari. 2005. Kebiasaan mengkonsumsi western fast food pada remaja SMU
yang berstatus gizi normal dan obese di Kota Bogor. [skripsi]. Bogor :
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Risma KD. 2005. Keragaan keseimbangan energi pada remaja. [skripsi]. xBogor :
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
51
Sarasvati. 2010. Cara Holistik & Praktis Atasi Obesitas. Jakarta : Bhuana Ilmu
Populer.
Slamet Y. 1993. Analisis Kuantitatif Untuk Data Sosial. Solo : Dabara Publisher.
Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor : Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gizi, Institut Pertanian Bogor.
_______, Kusharto CM. 1988. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Bogor : Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Sukandar D. 2009. Studi Sosial Ekonomi, Aspek Pangan, Gizi, dan Sanitasi.
Bogor : Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Supariasa IDN, B Bakri & I Fajar 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran ECG.
Steward dan Mann 2007. Essential of Human Nutrition. Third Edition. University
Press Oxford.
WHO. 2007. Growth Reference 5-19 Years. www. Who. Int [Agustus 2010].
Wirakusumah ES. 1994. Cara Aman Dan Efektif Menurunkan Berat Badan.
Jakarta : Gramedia.
52
LAMPIRAN
53
AS036 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS037 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS038 -2 SD z +1 SD
Laki-laki 15 Normal
AS039 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS040 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS041 -2 SD z +1 SD
Perempuan 17 Normal
AS042 -2 SD z +1 SD
Laki-laki 16 Normal
AS043 -2 SD z +1 SD
Laki-laki 17 Normal
AS044 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS045 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS046 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS047 -2 SD z +1 SD
Laki-laki 16 Normal
AS048 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS049 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS050 -2 SD z +1 SD
Laki-laki 16 Normal
AS051 -2 SD z +1 SD
Laki-laki 16 Normal
AS052 -2 SD z +1 SD
Laki-laki 16 Normal
AS053 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS054 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS055 -2 SD z +1 SD
Laki-laki 16 Normal
AS056 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS057 -2 SD z +1 SD
Perempuan 16 Normal
AS058 -2 SD z +1 SD
Laki-laki 16 Normal
AS059 -2 SD z +1 SD
Perempuan 15 Normal
AS060 -2 SD z +1 SD
Laki-laki 16 Normal
55
Status Gizi
Lebih Normal Total
Kategori
n % n % n %
Fried Chicken Tidak pernah 2 6.7 2 6.7 4 6.7
1-3x/bulan 12 40 19 63.3 31 51.7
1-2x/minggu 14 46.7 8 26.7 22 36.7
3-5x/minggu 2 6.7 1 3.3 3 5
6-7x/minggu 0 0 0 0 0 0
Total 30 100 30 100 60 100
French Fries Tidak pernah 0 0 2 6.7 2 3.3
1-3x/bulan 23 76.7 18 60 41 68.3
1-2x/minggu 7 23.3 10 33.3 17 28.3
3-5x/minggu 0 0 0 0 0 0
6-7x/minggu 0 0 0 0 0 0
Total 30 100 30 100 60 100
Ukuran Kecil 18 60 20 66.7 38 63.3
Sedang 12 40 10 33.3 22 36.7
Besar 0 0 0 0 0 0
Total 30 100 30 100 60 100
Donat Tidak pernah 7 23.3 10 33.3 17 28.3
1-3x/bulan 20 66.7 18 60 38 63.3
1-2x/minggu 3 10 2 6.7 5 8.3
3-5x/minggu 0 0 0 0 0 0
6-7x/minggu 0 0 0 0 0 0
Total 30 100 30 100 60 100
Ukuran Kecil 0 0 0 0 0 0
Sedang 23 100 20 100 43 100
Besar 0 0 0 0 0 0
Total 23 100 20 100 43 100
Hamburger Tidak pernah 10 33.3 15 50 25 41.7
1-3x/bulan 17 56.7 13 43.3 30 50
1-2x/minggu 3 10 2 6.7 5 8.3
3-5x/minggu 0 0 0 0 0 0
6-7x/minggu 0 0 0 0 0 0
Total 30 100 30 100 60 100
Ukuran Kecil 0 0 0 0 0 0
Sedang 20 100 15 100 35 100
Besar 0 0 0 0 0 0
Total 20 100 15 100 35 100
57
Status Gizi
Lebih Normal Total
Kategori
n % n % n %
Pizza Tidak pernah 20 66.7 20 66.7 40 66.7
1-3x/bulan 10 33.3 8 26.6 18 20
1-2x/minggu 0 0 2 6.7 2 3.33
3-5x/minggu 0 0 0 0 0 0
6-7x/minggu 0 0 0 0 0 0
Total 30 100 30 100 60 100
Ukuran Kecil 0 0 0 0 0 0
Sedang 10 100 10 100 20 100
Besar 0 0 0 0 0 0
Total 10 100 10 100 20 100
Spagheti Tidak pernah 15 50 22 73.3 37 61.7
1-3x/bulan 15 50 8 26.7 23 38.3
1-2x/minggu 0 0 0 0 0 0
3-5x/minggu 0 0 0 0 0 0
6-7x/minggu 0 0 0 0 0 0
Total 30 100 30 100 60 100
Ukuran Kecil 0 0 0 0 0 100
Sedang 15 100 8 100 23 0
Besar 0 0 0 0 0 100
Total 15 100 8 100 23 100
58
Lampiran 4. Jumlah energy yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per satuan
waktu tertentu (Physical Activity Rate) (FAO/WHO/UNU 2001)