Tugas DDP 1

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul

Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia


ISBN : 978-602-72658-1-3

Studi Sebaran Potensi Air Tanah Di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan


Samarinda Utara Berdasarkan Resistivitas Batuan
1

Debby Khairunnisa Suryo1, Supriyanto2, dan Djayus3

Laboratorium Geofisika, Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Mulawarman


2
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Mulawarman
*Corresponding Author: [email protected]

Abstract. This study was conducted to determine the distribution of groundwater potential in Tanah
Merah north Samarinda based on subsurface rocks resistivity using the geoelectrical resistivity
method. This study was conducted on eighty (18) sounding points and it is divided into six (6)
paths. Each of the track is made into the subsurface structures model. Groundwater in the aquifer
layers can be explored by geophysical studies using the geoelectrical method. At this stage of the
measurement techniques used are geoelectric sounding technique. The field data were processed
using IP2Win software to generate earth subsurface layer model based on the resistivity values
and then processed by Surfer software to plot piezo resitivity image. Based on subsurface layer
model, the research area which have potential groundwater source can be found around 5-10
meters depth. at mermabu street, the distribution of groundwater was located in area 14, 15, 17, 18
and at the depth about 15- 40 meters the groundwater source was found. At mermabu street, the
distribution of groundwater was located in area 1,2,3,4,5,6, at girimukti street the groundwater
distribution was located in 7,8,11,12 and at serayu street the distribution was located in area
13,15,16,17.
Keywords: Water, Groundwater Potential, Geoelectric Method, Resistivity.
Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan pokok
manusia
yang
digunakan
secara
berkelanjutan. Penggunaan air sangat
penting sebagai konsumsi, kebutuhan rumah
tangga, industri dan fasilitas vital lainnya.
Kebutuhan akan air semakin meningkat
seiring
dengan
pertambahan
jumlah
penduduk yang cukup pesat. Hal tersebut
tidak di imbangi dengan kemampuan PDAM
Tirta Kencana Kota Samarinda dalam
memenuhi kebutuhan tersebut, karena belum
adanya sambungan air PDAM di tanah
merah yang memiliki jumlah penduduk 16
ribu jiwa. [1]
Salah satu alternatif untuk memenuhi
kebutuhan pasokan air
tersebut dimulai
dengan menggunakan timba yang ujungnya
diikat pada bambu kemudian berkembang
dengan menggunakan teknologi canggih
dengan cara mengebor sumur-sumur dalam
tanah. Akan tetapi persediaan air tanah
tersebut terkadang tidak dalam jumlah yang
besar, penggunaan sumur pompa juga tidak
memberikan jaminan akan kontinuitas
pasokan air. Hal tersebut disebabkan jumlah
ketersediaan yang terbatas dan tidak dapat
diprediksi dengan metode sederhana, kondisi
musim yang tidak menentu juga memberikan
pengaruh. [2]

Usaha untuk memperoleh jumlah


potensi dan ketersediaan air tanah dilakukan
dengan
menggunakan metode
survei
geolistrik. Pemanfaatan metode geolistrik
merupakan salah satu usaha untuk
mendapatkan informasi dan data mengenai
ketersediaan air tanah yang berupa lapisan
pembawa air. [3]
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui potensi air tanah pada
kedalaman 0 - 40 meter dan mengetahui
sebaran dan luasan area air tanah yang ada
di Kelurahan Tanah Merah Kota Samarinda.
Kajian teori
Air Tanah
Air tanah adalah sejumlah air di bawah
permukaan bumi yang dapat dikumpulkan
dengan sumur - sumur, atau dengan
pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang
secara alami mengalir ke permukaan tanah
melalui
pancaran
atau
rembesan.[4]
Menurut Daryanto pengertian air tanah
adalah air yang tersimpan dalam ruang antar
butir tanah yang dibatasi oleh formasi geologi
dan struktur batuan.
Pembentukan Air Tanah
Air tanah berasal dari permukaan seperti
air hujan, danau, sungai dan sebagainya,
yang meresap kedalam tanah mengisi ruang
434

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul


Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-72658-1-3
pori pada tanah dan batuan dan terakumulasi
dalam suatu cekungan air tanah. Banyaknya
air yang meresap ke dalam tanah tergantung
pada ruang, waktu dan curah hujan serta
kapasitas cekungan. [3]
Keberadaan air tanah sangat tergantung
besarnya curah hujan dan besarnya air
yang dapat meresap kedalam tanah.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah
kondisi
litologi (batuan)
dan
geologi
setempat. Kondisi tanah yang berpasir
lepas atau batuan yang permeabilitasnya
tinggi akan mempermudah infiltrasi air
hujan
kedalam
formasi
batuan. Dan
sebaliknya batuan dengan sementasi kuat
dan kompak memiliki kemampuan untuk
meresapkan air kecil, air yang meresap
kedalam tanah akan mengalir mengikuti gaya
gravitasi bumi.Lapisan yang mudah dilalui
oleh air tanah disebut lapisan permeabel
(tembus air), seperti lapisan yang terdapat
pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan
yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan
impermeabel (tak tembus air), seperti lapisan
lempung.

arus dan elektroda potensial ditambah


secara bertahap. Semakin besar spasi
elektroda maka efek penembusan arus ke
bawah semakin dalam. Nilai resistivitas yang
dihasilkan merupakan nilai tahanan semu
(apparent
resistivity).
Nilai
tersebut
didapatkan dengan cara membagi nilai beda
potensial dengan nilai arus yang diinjeksikan
serta dikalikan dengan faktor geometri (K).
Variasi
resistivitas
batuan
terhadap
kedalaman
jika
dikorelasikan
dengan
informasi geologinya akan dapat ditarik
kesimpulan
mengenai
geologi
bawah
permukaan daerah penyelidikan secara lebih
detail.
Pengukuran sounding yaitu pengukuran
bawah permukaan dengan tujuan untuk
mengetahui sebaran titik geolistrik secara
vertikal ke bawah dengan kedalaman yang
cukup dalam. Istilah sounding diambil dari
Vertical Electrical Sounding (VES). Asumsi
yang dipakai adalah tidak ada efek lateral
pada arah bentangan elektroda. Konfigurasi
elektroda yang sering digunakan dalam
pengukuran sounding, yaitu: Konfigurasi
Schlumberger memiliki jangkauan yang
paling dalam dibandingkan konfigurasi yang
lain. Prinsip konfigurasi Schlumberger
idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya,
sehingga jarak MN secara teoritis tidak
berubah.
Tetapi
karena
keterbatasan
kepekaan alat ukur maka ketika jarak AB
sudah relatif
besar maka jarak MN
hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN
hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak
AB.
Berikut skema pengukuran geolistrik
resistivitas konfigurasi Schlumberger.

Daerah Tangkapan dan Daerah Buangan


Daerah yang lebih tinggi merupakan
daerah
tangkapan
(recharge
area)
merupakan air yang masuk kedalam
permukaan bumi (tanah/batuan) yang
kebanyakan berasal dari air hujan dan
daerah yang lebih rendah
merupakan
daerah buangan (discharge area) merupakan
air yang mengalir mendekati permukaan
seperti laut dan sungai. Daerah tangkapan
didefinisikan sebagai bagian dari suatu aliran
(watershed) dimana aliran air tanah menjauhi
muka air tanah. Sedangkan daerah buangan
didefinisikan sebagai bagian dari suatu
daerah aliran (watershed) dimana aliran air
tanah menuju muka tanah. [3] Daerah
tangkapan (recharge area), pada saat hujan
turun dapat membutuhkan waktu harian,
mingguan, bulanan, tahunan, puluhan tahun,
ratusan tahun bahkan ribuan tahun tinggal
didalam akuifer sebelum muncul ke daerah
buangan (discharge area).

r
2

Metode Geolistrik
Metode geolistrik merupakan metode
yang mengukur sifat fisik lapisan batuan
yaitu sifat resistivitasnya, dengan cara
menginjeksikan arus listrik kedalam bumi
melewati sepasang elektroda arus, dan
sepasang
elektroda
potensial.
Untuk
mengetahui struktur bawah permukaan lebih
dalam maka spasi masing-masing elektroda

Gambar 1. Skema Konfigurasi Schlumberger

435

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul


Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia
ISBN : 978-602-72658-1-3

lingkungan dan situasi umum di daerah


penelitian ini merupakan permukiman yang
didominasi kebun (tanaman keras, palawija)
dan semak belukar. Diluar permukiman
sebelah barat area bekas tambang ada yang
sudah direklamasi dan ada yang masih
terbuka serta pohon yang berdiameter besar,
tidak terlalu tinggi, dengan geomorfologi
berbentuk U dengan nilai jurus dan
kemiringan lapisan batuan adalah N 125
E/80 dan N 115 E/79. Jenis batuan yang
berada di daerah penelitian antara lain
batulempung, lempung sisipan pasir (lanau),
batupasir yang teroksidasi, batubara, serta
fosil burrow dan fosil kayu yang didalamnya
terdapat resin. Dengan ini daerah penelitian
menunjukan kesesuaian dengan formasi
batuan yang terdapat pada peta geologi
lembar Samarinda yaitu formasi Balikpapan
(Tmbp) ) karena terdapat lapisan batubara
dengan tebal 40 cm dan lapisan batupasir
yang tebal didekat permukaan. Formasi ini
diperkirakan terbentuk pada kala Miosen
Akhir bagian bawah - Miosen Tengah bagian
atas dalam lingkungan pengendapan delta
[7]
atau litoral hingga laut dangkal terbuka.
Data hasil pengukuran selanjutnya di
gambarkan model cross section dengan
menggunakan perangkat lunak (software)
IP2Win dan didapatkan jumlah lapisan, dan
nilai resistivitas. Kemudian dilanjutkan
dengan menggunakan sofware Surfer untuk
mengolah persebaran berdasarkan nilai
resistivitasnya pada kedalaman tertentu.
Dengan memasukkan nilai koordinat sebagai
nilai x dan y sedangkan z berdasarkan nilai
resistivitas batuan maka akan mendapatkan
pemetaan piezo resistivitas daerah tersebut,
gambaran pemetaan ini akan menunjukkan
kedalaman lapisan akuifer.
Dari hasil pemetaan luasan area
daerah penelitian 125
. Gambaran
pemeetaan yang menunjukkan lapisan
akuifer tersebut selanjutnya dapat dihitung
luasan daerah yang terdapat air tanah
kedalam model grid (dalam bentuk luasan
perkotak). Dimana, luasan satu kotak dalam
2
grid tersebut adalah 10.000 m dengan
prinsip grid ini di kalikan dengan banyaknya
kotak berwarna biru yang di asumsikan
sebagai air, maka didapatkan luasan daerah
yang diduga terdapat air. Luasan area yang
banyak berpotensi sumber air tanah pada
kedalaman 20 meter luasannya sekitar
2
110.000 m , kedalaman 30 meter luasannya
2
sekitar 100.000 m , kedalaman 40 meter
2
luasannya sekitar 90.000 m .

(2)
dimana,

METODELOGI
Tahap awal dari penelitian ini yaitu dengan
melakukan studi literatur deareh penelitian
mengenai kondisi geologi yang telah
dilakukan peneliti terlebih dahulu.Hal ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran
umum daerah penelitian.
Menyiapkan Peralatan Penelitian
Alat yang digunakan adalah MAE
advanced geophysics instruments type
X612-EM Dan Notebook dilengkapi dengan
perangkat lunak.
Tahap Pengambilan Data
Berikut ini beberapa langkah kerja yang
dilakukan saat pengukuran, antara lain:
1. Menanam elektroda pada setiap spasi
elektroda yang telah ditentukan.
2. Menghubungkan kabel elektroda pada
lintasan tadi dan aki atau baterai dengan
MAE main unit.
3. Mengaktifkan MAE main unit.
4. Memasukkan
input
data
untuk
pengukuran secara otomatis maupun
manual sesuai perintah pada display
MAE main unit.
5. Melakukan pengukuran.
Tahap Interpretasi
Setelah data diolah oleh perangkat lunak
maka
dilakukan
interpretasi
untuk
mengidentifikasi
lapisan-lapisan
batuan
berdasarkan nilai resistivitas.
Hasil pengolahan data yang didapat
selanjutnya
di
interpretasikan
untuk
mengetahui sebaran dan luasan area air
tanah yang ada di Kelurahan Tanah Merah
Kota Samarinda.
Hasil dan pembahasan
Berdasarkan hasil survei dan observasi
lapangan,terdapat adanya rembesan air
permukaan dan beberapa sumur masyarakat
baik itu sumur galian maupun sumur bor
yang di gunakan sebagai data pendukung
hasil pengukuran geolistrik.
Dari hasil survei geologi, daerah
penelitian memiliki satuan geomorfologi
[7]
perbukitan agak landai (3-7%) . Kondisi
436

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul


Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-72658-1-3
biru dengan nilai resistivitas 1 - 100 m,
maka diperoleh hasil dibawah ini:

Untuk pemetaan resistivitas yang


diduga sebagai lapisan pembawa air yaitu
lapisan yang diinterpretasikan dengan warna

437

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul


Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia
ISBN : 978-602-72658-1-3

438

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul


Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-72658-1-3
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan
dapat diambil kesimpulan yaitu:
1.Potensi air tanah di Kelurahan Tanah
Merah Kecamatan Samarinda Utara dapat
disimpulkan pada kedalaman 0 40 meter
sebagai berikut:
a. Kedalaman 0 20 meter di jalan Merbabu,
jalan Girimukti, dan Serayu sebaran air
tanah berada di area berwarna biru dengan
nilai resistivitas 1 - 100 m.
b.Kedalaman 30 40 meter di jalan
Merbabu, jalan Girimukti, jalan Serayu
sebaran air tanah berada di area berwarna
biru dengan nilai resistivitas 1 - 100 m.
2.Sebaran dan luasan area yang banyak
berpotensi air tanah di Kelurahan Tanah
Merah Kecamatan Samarinda Utara dibagi
menjadi beberapa kedalaman sebagai
berikut:
2
a. Kedalaman 20 meter sekitar 110.000 m
2
b. Kedalaman 30 meter sekitar 100.000 m
2
c. Kedalaman 40 meter sekitar 90.000 m

Daftar pustaka
[1] Anonim.(www.tribunnews.com/2013/

02/01/dirut-pdam-tirta-kencana-putarotak-cari-pasokan-air timur).
TRIBUNNEWS.COM.2013.
[2] Hardiansyah. Aplikasi Sistem Informasi
Geografis Dalam Pemetaan Sebaran Air
Tanah Berdasarkan Inversi Data
Resistivitas. Skripsi Sarjana Sains.
Program
Studi
Fisika
FMIPA,
Universitas Mulawarman. 2007.
[3] Sadja Bayu, Asari, Tanauma Adey..
Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar
Candi Prambanan Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan
Menggunakan
Metode
Geolistrik

Tahanan Jenis. Program Studi Fisika


FMIPA
Universitas
Samratulangi,
Manado. 2012.
[4]

Kodoatie, R.J. Pengantar Hidrogeologi.


Yogyakarta: Andi. 1996.
[5] Telford et al. Applied Geophysic.
London : Cambridge University Press.
1990.
[6] Zuidam, R.A. Van. Aerial PhotoInterpretation Terrain Analysis and
Geomorphology Mapping. ITC:Smith
Publisher The Hague. 1985.
[7] Supriatna, S, dkk. Peta Geologi Lembar
Samarinda, Kalimantan, skala 1 :
250.000. Puslitbang Geologi Bandung.
1995.

Ucapan terima kasih


Ucapan terima kasih diberikan kepada
semua pihak yang terkait dalam penulisan
ini,

439

You might also like