Buletin PSP A
Buletin PSP A
Buletin PSP A
TERAKREDITAS}
Volume XII. No 2. Oktober 2003
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
et
'0
d
rs
d
:1.
's
n
It
li
;i
n
a
11'
Bulem PSP. Volume Xli. No.2. Oktober 2003
PENDUGAAN PERTUMBUHAN BERSIH STOK IKAN
PELAGIS di LAUT JAWA dan SEKITARNYA
(The Estimation ofthe Fisl. Stock's Net Gruwth in the Java Sea and
Its Surrounding Water.s)
Oleh:
Suherman Banon. Atmaja\ John. Haluan
2
dan Akhmad Fauzi ~
ABSTRACT
The development f/ the exploitation of smaIl pehzgic resources became ojfs1wre
extending their fishing ground toward the eastern part of the lava Sea to the Mokassar
Slmit related to dynamic ofits fishery which represented through largerfish Iwld capacity,
enlargement ofthe fishing tueIIS, rapid changes ofthe fishing straI.egy. The results showed
that the extension fishing ground and the change offishing strategy hare proportionally
resulted to the increasing biomass f/tlbout 2 times higher than the prior period and the
rate ofnumber ofpopuhztion growth from 54.800 tons in the 1985 - 1990 to 69.900 tons
in the 1991 - 2001. The period of 1985 - 1990 indicated that the levels of production
had exceeded MSY. In the 1991 2001 periods, the production is still occurred at the
left from MSY, but production a bit more than sustainable growth curve. The indication
ofthe amount offishing effort hasfully exploited.
Keywords: net growths, stodcs, pehzgicfish, lava Sea
ABSTRAK
Eksploitasi perikanan pukat cincin terhadap populasi ibn pelagis keeil
telah berkembang ke lepas pantai Laut Jawa hingga Selat Makassar sejalan
dengan dinamika perikanan yang dicirikan oleh perubahan kapasitas palka,
perluasan daerah dan perubahan strategi penangkapan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perluasan daerah penangkapan dan strategi penangkapan
telah menghasilkan nilai biomasa yang berbeda. Pada periode 1985 1990,
perkiraan nilai biomasa sebesar 120.000 ton dengan laju perumbuhan populasi
J ) Peneliti pada Bahzi Riset PerlY.anan lmd DKP
2) Staf Pengajar Departemen Pemanfoatan Sumberdaya Perikanan, FPIK- IPB
3) StafPengajarDepartemenSosial Ekonomi Perikanan, FPIK- IPB
Pendugaan Pertumbuhan Bersih Stoic Ikan PeIagis ... 5
Buletin PSP. Volume XlI. No.2. OklolJer 2003
ikan pelagis (MSY) sebesar 54.800 ton. Sedangbn analisis berdasarkan data
pada periode 1991 2001, nilai biomasa mencapai dua kali lebih besar dari pada
periode sebelumnya dengan laju pertumbuhan populasi ikan pelagis (MSY)
sebesar 6 9 . ~ ton Pada periode 1985 -1990 menunjukkan produksi perikanan
pukat cincin teIah melampaui MSY, sedangkan pada periode 1991 2001
memperlihatkan produksi masih berada di sebelah kiri dari MSY, tetapi
produksi sedikit lebih tinggi dari pada kurva pertumbuhan bersih. Hal ini
menunjukkan jumIah upaya penangkapan telah jenuh.
Kata-kala kunci : pertumbuhan bersih, stok. ikan pelagis, Laut Jawa
1. PENDAHULUAN
Sumber daya ibn pelagis kecil di Laut Jawa dan sek.ilamya terdiri
dati komunitas ibnpelagis pantai (Sarmnella spp., RnstTelliger brachysoma,
Dusumieria acuta, Selar spp.), ikan pelagis neritik dan oseanik (Decapterus
rosselli, Selar crumerwphfhtdmus, RnstTeUiger kanagurta, Decapterus
macrosoma, Amblygaster sinn) (Potier, 1988). Lima species utama hasil
tangkapan kapal pukat cindn, yaitu: ibn layang (Decapterus russeUi and
Decapterus macrosoma), bentong (Selar crumenophthtdmus), banyar
(RnstTelliger kanagurta), siro (Amblygaster sinn). Ke1ima spesies tersebut
memberi kontribusi lebih dati ~ It, kecuali di zona penangkapan Utara
Jawa Tengah sampai Kep. Karimunjawa kurang dati 70 ~ (Atmaja dan
Sadhotomo, am).
Informasi biologi dan dinamika populasi dati lima spesies ikan
di atas telah banyak dipublikasikan (Sujastani, 1974; Sadhotomo et al.,
1983; Widodo, 1988; N u r ~ 1995; Sadhotomo,1998 dan Potier, 1988).
Mereka telah menerapkan model analitik Beverton dan Holt analisis
kelompok umur (Colwrt Analysis). Hasil penelitian lebih menonjolkan
kekhawatiran terhadap tekanan sumber daya, .yaitu rata-rata umur ikan
lebih mudalah yang banyak tertangkap. Hasil penelitian mengarah pada
merancang peraturan kebijakan /I pelestarian sumber daya ibn" mela1ui
reguIasi ukuran mata jaring. Widodo (1989) mengkhawatirkan upaya
peningkatan laju eksploitasi akan menimbulkan "recruitment aoerfishing'
berhubung ukuran pertama kali tertangkap (Lc) lebih besar dati ukuran
pertama kali matang gonad (Lm). Pada model analitik, umunmya
rekrutmen tidak diketahui, dinyatakan .. dalam Yield per Recruitment
(y/ R). Model tidak mendeteksi secara kuat pengaruh dinamika
Pendugaan Pertumbuhan Bersih Stoic llum PeiJlgis...
18
Buletin PSP. Volume XU. No.2 OktOOer 2003
perikanan, yaitu eksploitasi terhadap populasi ikan pelagis
rerkembang ke lepas pantai [aut Jawa bingga Selat Makassar, sejalan
dengan dinamika perikanan yang dieirikan oleh perubahan kapasitas
tampung basil tangkapan, perluasan daerah dan perubahan strategi
penangkapan. Ikan Mum dewasa mendominasi basil tangkapan pukat
cincin dan penetapan spesifik daerah pemijahan dati hasil tangkapan
pukat einein masih sulit dilaksanakan (Atmaja, el aI., 1995). Spesies ikan
pelagis mempunyai karakteristik biologi relatif sarna, sebagaimana
ditunjukkan oleh nilai rata-rata indeks empiris <II (Pauly dan Munro,
1984) dan koefisien pertumbuhan von Bertalanffy. MSY sebagai titik
sasaran acuan pengelolaan banya dapat digunakan dalam jangka pendek.
Jika direrlakukan untuk jangka panjang tanpa mempertimbangkan
dinamika perikanan akan menghasilkan Ii a false summit" dati dugaan
besaran basil tangkapan lestari ikan (Cunningham, 1981; Hilborn dan
Waters, 1992). Suatu alasan yang pantas, model produksi surplus
Schaefer diaplikasikan untuk menjelaskan perubahan besaran stok ikan
akibat pengaruh dinamika perikanan pukat eincin.
Pada biomasa yang tidak dieksploitasi, stok ikan eenderung
meningkat dengan berbagai kecepatan tergantung besarannya dan akan
tumbuh menuju rerat maksimum (keseimbangan alami). Faktor abiotik
dan biotik yang mempengaruhi pertumbuhan stok ikan dianggap
konstan. Tiga komponen dalam kecepatan pertumbuhan stok ibn, yaitu
rekrutmen (ibn berukuran memasuki stok), pertambahan individu
(individu ikan dalam stok siap tumbuh menjadi besar), kematian alami
(rerat biomasa ikan rerkurang sehubungan kematian alami dan
pemangsaan). Dalam model produksi surplus Schaefer mengasumsikan
bahwa kenaikan rersih biomasa adalah fungsi dati resarnya populasi.
Penelitian ini rertujuan untuk meuentukan pertumbuhan bersih
stok ikan pelagis di [aut Jawa dan sekitarnya berdasarkan kesesuaian
model produksi surplus Scbaefer dengan perkembangan produksi
perikanan pukat eincin selama kurun waktu tahun 1 g?6 - 2001.
2. BAHAN DAN METODE PENELfTIAN
2.1 Data Produksi dan Upaya Penangkapan
PertumbuJum Bersih Stoic lkan PelIlgis... 19
_L_
Bu1etin PSP. Volume XlI. No.2 01ctci1er 2003
Bahan untuk tulisan ini berdasarkan serial data produksi seluruh
spesies dan upaya penangkapan pukat cincin yang berasal dari PPN
Pekalongan, Jawa Tengah selama periode tahun 1976 - 2001. Aplikasi
model produksi surplus Schaefer berdasarkan spesies dapat
menyebabkan hasil yang tidak menentu. Hal ini sering ditemukan dalam
"other mixed species" perikanan tropis (Pauly, 1979 diacu dalam Hilborn
dan Waters, 1992). Kita memperlakukan tingkat upaya penangkapan
sarna (Et) yang digunakan untuk spesies maupun untuk gabungan
seluruh spesies ikan. Salah satu altematif mengaplikasikan model
produksi surplus pada perikanan "multi-species" adalah konsep sistem
unit tunggal sebagai landasan dengan beberapa penyesuaian dan
tambahan asumsi pada model. Dengan asumsi bahwa stok sebagai
sistem unit tunggal dari gabungan dari beberapa spesies (Martosubroto,
1982; Fauzi, 1999).
2.2 Analisis Data
Sebelum data produksi dan upaya penangkapan dianalisis lebih
lanjul# data dikoreksi dengan data produksi dan upaya penangkapan dari
kapal yang beroperasi di Laut Cina Selatan. Potier (1998) mengusulkan
bahwa indeks upaya penangkapan terbaik adalah hari operasi
penangkapan, karena kena.ikan upaya penangkapan tidak linier dan
adanya variasi yang berkaitan dengan fluktuasi lingkungan. Penggunaan
lampu sorot sebagai alat bantu utama mengumpulkan ikan tidak serta
. merta mengubah efisiensi kapal. Indeks kelimbahan stok berkaitan
dengan besamya kawanan ikan yang berada di sekitar kapal, tekanan
penangkapan dan perubahan kondisi lingkungan sebagai faktor utama
yangmenentukan fiuktuasi stok.
2.2.1 Analisis trend
Analisis trend terhadap hasil tangkapan per upaya penangkapan
(CPUE) dilakukan untuk seleksi data yang akan digunakan dalam
pendugaan parameter model biologi "Schaefer". Trend mempakan
adanya arah tertentu dalam jangka waktu yang cuk.up lama. Trend
digambarkan oleh garis lurns dari persamaan regresi dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil (ordinary least squares, OLS).
Pendugaan Pertumbuhan Bersih Stok IkJm PelJzgis ...
20
Bu1etin PSP. Volume XH. No.2 OktOOer 2003
Y=
dimana: (1)
Y=CPUEi
Xi =Kode tahun ke i
i =0,1,2......... n
=galat
2.2.2 Pendugaan parameter pertumbuhan populasi
Pendekatan model produksi surplus Schaefer (1957)
menggunakan model Waters dan Hilborn (1976) diacu dalam Fauzi (1999)
untuk menduga parameter fungsi produksi (r=laju pertumbuhan
populasi ibn, q = kemampuan tangkap dan K=besaran biomasa pada
daya dukung lingkungan). Kriteria keputusan untuk menentukan model
yang tepat berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) dan uji analisis
ragam (uji F, nyata pada taraf uji O.ffi), serta kesesuaian nilai r dan q pada
model tersebut
Postulasi Schaefer model diasumsikan mempunyai fungsi
pertumbuhan kuadratik, persamaan fungsi populasi (aX / at) sebagai
berikut
ax I at =F (X) =rX (1- X I K). (2)
dimana: r adalah laju pertumbuhan intrinsik
Apabila stok sumber daya tersebut dieksploitasi maka besamya
hasil tangkapan (et) akan tergantung pada (X), tingkat upaya
penangkapan (E) dan koefisien kemampuan tangkap (q) (Schaefer, 1957
diacu dn1am Clark, 1985) sebagai berikut .
Ct=q E
t
X
t
Xt= CI(qEJ
Perubahan stok ikan per waktu sete1ah dilakukan penangkapan
adalah selisih antara laju pertumbuhan stok dikurangi dengan hasil
tangkapan.
j
Pendugaan PertumbuJum Bersih Stok IIam Pelagis... 21
m L
.1
Bu1etin PSP. Volume XH. No.2 Oktober 2003
axlat=rXt(1-Xt/K)-C
t
(5)
Penggabungan persamaan (5) dengan persamaan (3) diperoleh:
aXI at = r Ct (1-Xt/K) -q EtXt (6)
Waters dan Hilborn menggunakan model pertumbuhan deferensi ke
depan pertama (disckret). Elseth dan Baumgardner (1981) menyatakan
hubungan yang tidak linier antara Xt+l dengan Xt menunjukkan tidak
adanya tumpang tindih generasi, sebagai berikut
Xt.1-Xt= r Xt (1 -Xt/K)-q EXt atau (7)
Xt+1 = Xt + r Xt (1 - Xt IK) - q EXt
Xt.11Xt= (1 + r - qEJ - (rlK) Xt (8)
Substitusi persamaan (4) ke dalam persamaan (8) diperoleh:
(Ctt1 1 Et+1)/ (Ctl E
t
) = 1+ r- qEt-(r/K) (Ct/qEt) (9)
(CPUEttl CPUEt) - 1 = r - qE
t
- (r/qK) CPUEt atau
(Ut+11 UJ - 1 = r - r/q K U
t
- q Et
dimana : U
t
= CPUE pada tahun t (10)
E
t
= upaya penangkapan pada tahun t
Pendugaan Pertumbuhan Bersih Stok Iktm Pelagis..
r
22
~ . ~ d _______________________________
Buletin PSP. Volume XH. No.2 Okrober 2003
3. BASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Trend
Sejak alat tangkap pukat cincin diperkenalk.an tahun 197O-an, alat
Jnl berkembang terus dengan pesat tanpa adanya pengaturan
pembatasan yang je1as, baik kapasilas penangkapan (ukuran kapal dan
termasuk kekuatan mesinnya), maupun perluasan daerah penangkapan
dan peningkatan efisiensi penangkapan melalui penggunaan cahaya
sebagai alat bantu pengumpuI ikan menggantikan peranan rumpon yang
ditanam di taut (Atmaja dan Sadhotomo, 1985; Potier dan Sadhotomo,
1995). Perkembangan hasil tangkapan dan upaya penangkapan pukat
cincin selama 1976 - 2001 (Gambar 1.) dapat disimpuIkan bahwa periode
1976 - 1988 merupakan aktivilas perluasan daerah penangkapan dan
periode 1 ~ - 2001 merupakan inovasi melalui perubahan strategi
penangkapan dati rumpon menjadi lampu sorot sebagai alat bantu utama
pengumpuIan ikan, pada tahun 1997 penentu posisi (Gps) danfishfinder
dan pada pertengahan tahun 1 ~ , informasi posisi lintang - bujur
daerah lumbung ikan dati hasil analisis data salelit dipetkena1kan oleb
BPPT. Luas perairan yang dieksploitasi dari tahun 1973 -1995 (Potier,
1998), sebagai berikut 1973 - 1980 (78.000 km2), 1981 (103.700 km2), 1982
1984 (131.300 km2 ), 1985 (150.500 kJn2), 1986-19'}) (173.600 km
2
).
Berdasarkan uraian di alas, data dapat dikelompokan menjadi
empat periode tahun, yaitu data periode tahun 1976 - 2001, periode
tabun 1985 - 1 ~ , periode tahun 1985 - 2001 dan periode tahun 1991
2001. Dati data periode tahun 1976 - 2001 menunjukkan bahwa nilai
CPUE pukat cincin mempunyai trend positif, sedangkan CPUE periode
tahun 1985 -1990, periode tahun 1985 - 2001 dan periode tahun 1991
2001 menunjukkan trend negatif (Gambar 2).
Pada periode tahun 1985 - 1 ~ mewakili data yang berasal dari
sebagian besar strategi penangkapan masih menggunakan rumpon yang
ditanam di Laut sebagai alat bantu utama pengumpuIan ikan. Periode
tahun 1991 - 2001 mewakili data dati strategi penangkapan yang
menggunakan lampu sorot (cahaya) sebagai alat bantu utama
pengumpuIan ikan, yaitu rumpon yang diletakkan di samping sisi kapal
berfungsi untuk menjaga kawanan ikan tidak mudah terpencar pada saat
Pendugrum Pert,lmbuhan Bersih Stoic IkIm Pe1agis... 23
~ . ~
Buletin PSP. Volume XlI. No.2 0IddJer 2003
koefisien determinasi sebesar 30 % - 34 %menunjukkan keragaman total
peubah (Ut+t! U
t
) - 1 yang dapat dijelaskan oleh ni1ai peubah CPUE dan
upaya penangkapan hanya sebesar 30 % - 34 %, sedangkan 66 % -70 %
keragaman merupakan pengaruh faktor-faktor lain.
1,60
o
o
1,20
i
g, 0,80
w
::::l
0.
-75-01
o
0,410
- ... 85-01
-91-01
-"'-85-90
000 0
o
1979 1983 1975 1987 1991 1995 1999 2003
Tahun
Gambar 2 Trend ni1ai CPUE se1ama periode tahun 1976 - 2001 dan garis
regresi linier dati data periode tahun 1976 - 2001, periode
tahun 1985 - 2001 dan periode tahun 1991 - 2001.
Pada Tabel1 menunjukkan niIai r dan q pada periode 1985 - 1990
lebih besar dati pada periode 1991 - 2001 dan periode 1985 - 2001,
sedangkan nilai K meningkat dati 12(xx) ton (periode 1985 - 1990)
menjadi 24.000 ton (periode 1991 -1990) dan pada periode 1985 - 2001
mencapai 3 ka1i lipat dtbandingkan periode 1991 - 2001. Dari basil
penelitian ini perlu diperhatikan adalah nilai kofisien kemampuan
tangkap (q) setelah menggunakan lampu sorot lebih kedl dibandingkan
pada saat masih menggunakan rumpon. Hasil berlawanan dengan
pendapat bahwa ikan yang terkonsentrasi dan bergerombol bersifat
"luminescent'" pada malam hari umumnya lebih mudah tertangkap dati
pada gelombolan ikan pada siang hari (perno dan Olsen, 19(4). Hal ini
dapat dijelaskan bahwa niIai koefisien q lebih berkaitan dengan
penurunan dan kenaikan upaya penangkapan dati pada efisiensi
Pendugwm Pertumbuhtm Bersih Stoic Iktm Pe1agis... 25
Buletin PSP. Volume XH. No.2 Ol.tOOer 2003
penangkapan Pada Gambar 1 memperlihatkan jumlah trip dan jumlah
hari operasi penangkapan yang mengalami penurunan pada periode
tahun 1985 - 1990, sedangkan pada periode tahun 1991 - 2001
menunjukkan jumlah trip relatif stabil, jumlah hari operasi cenderung
meningkat Dengan demikian, penurunan nilai q pada periode tahun
1991 - 2001 lebm disebabkan oleh peningkatan jumlah upaya
penangkapan dan adanya kompetisi di antara upaya penangkapan yang
mengeksploitasi sumber daya ikan pelagis di Laut Jawa dan sekitamya
Tabel1. ParameIl'!r fungsi produksi model Schaefer
I Data periode
tahun
(30 r !Jl =r/qK !J2=q
K
(fon)
Koefisien
detenninasi
(R2)
UjiF
1976-2001 0,()788351 -0,3948266 0,1lXlOO75 - 24"
..
1985-1990 1,800261 -0,5941972 -O,(1(XX)25 120.000
32"
..
1991-2001 1,163062 -0,5762442 240.000
F34"
..
1985-2001 0,63709 -OA5&12
-O,()00002 710.000
30"
..
..
Keterangan: .. nyata pada ta.raf UJ1 0.05, r -laJU pertumbuhan pop.dasi ikan.
q=kemampuan tangkap dan K'" besaran biomasa pada daya dukung
lingkunwm
3.2 Petumbuhan DelSih Stok Ikan
Berdasarkan nilai parameter fungsi produksi (r = indeks 1aju
K= daya dukung dari lingkungan) dari data tiga periode
(periode tahun 1985 -1990, periode tahun 1985 - 2001 dan periode tahun
1991 - 2001) dapat digambarkan bubungan anlara laju pertumbuhan
bersih dengan biomasa (Gambar 3). Perubahan besaran stok ikan dari
tahun ke tahun sebagai akibat kembali ke difinisi
persamaan (3) yang (C=qEX) menunjukkan bahwa basil tangkapan tidak
hanya tergantung pada besarnya stok ibn, tetapi juga jum1ah upaya
penangkapan Sedangkan besarnya stok ikan sendiri bervariasi
dipengaruhi oleh intensilas penangkapan. Dalam suatu stok ikan
sebenarnya, kecepatan tingkat produksi akan bervariasi dan berada pada
kisaran nilai Iaju pertumbuhan bersih stok ikan. Oleh karena gads kurva
pertumbuhan bersih adalah gads keseimbangan yang dihasilkan dari
osilasi perkembangan produksi. Pada tingkat produksi sarna dengan laju
pertumbuhan bersih akan berada disepanjang kurva 1aju pertumbuhan
bersih disebut usustainable growth curve" dan laju pertumbuhan yang
Pendugaan Perlumbuhan Bersill Stok l1am Pelagis...
26
Buletin PSP. Volume XH. No.2 Okld1er 2003
maksimum adalah posisi tingkat MSY (basil tangkapan maksimum
lestari). Pada tingkat produksi sarna dengan laju pertumbuhan bersih
tidak mempengaruhi besaran stok ikan, sedangkan tingkat produksi
lebih rendah dari garis kurva pertnmbuban bersih maka stok ikan akan
meningkat. dan tingkat produksi lebih tinggi dati gads kurva
pertumbuhan bersih maka stok akan menurun.
Pada Gambar 3a menunjukkan laju pertumbuhan maksimum dari
stok ikan pelagis di Laut Jawa dan sekitamya sebesar 54.800 ton. Pada
saat tingkat produksi di bawah garis kurva pertumbuhan bersih dapat
menjelaskan tingkat upaya penangkapan masih dalam tahap berkembang
atau adanya penurunan upaya penangkapan. Tingkat produksi
perikanan pukat cincin sangat mencolok melebihi tingkat MSY. Pada
situasi ~ stok ikan lebih banyak terlangkap dari pada kesempatan
perganlian anggota bam dan pertumbuhan ikan yang ada dalam
populasi. Dengan demkian, seharusnya kelimpahan stok ikan pelagis
te1ah mengalami penurunan secara drastis atau perikanan pukat dncin
telah lama runtuh dan ukuran ikan yang tertangkap akan semakin kecil
Tingkat produksi yang berada di atas MSY memperjelas adanya ekspansi
upaya penangkapan (perluasan daerah penangkapan dan perubahan
strategi penangkapan) dan telah terjadi keseimbangan bam (Gambar 3b).
Pada Gambar 3b menunjukkan 1aju pertumbuhan maksimum dari
stok ikan pelagis sebesar ?D.CXXl ton, dan tingkat produksi masih berada
di sebe1ah kiri dati kurva pertumbuhan bersih. Hal ini dapat diartikan
bahwa ekspansi upaya penangkapan telah meningkatkan hasil
tangkapan dan te1ah melewati kurva 1aju pertumbuhan dati stok ikan
pelagis. Pada keadaan ini akan berindikasi adanya penurunan ukuran
ikan yang tertangkap. Hasil penelitian terdahulu (Potier, 1988)
menunjukkan ukuran ikan yang tertangkap tidak menurun secara drastis,
adanya penurunan ukuran ikan lebih disebabkan oleb perubahan strategi
penangkapan dari rumpon yang ditanam di laut menjadi lampu sorot
. Pendugrum Perlumbuhtm Bersill Stok Ikmt Pelagis...
27
Bu1etin PSp. Volume XII. No.2 OkldJer 2003
Produlcsi (Xl)
o 30000 60000 90000 120000
f j j
: !
'-
\;;;
91192
,-,-93/9ot
,,'97191\
". ....'
8418} " .: ': '\.92193
911191 .-' !l6l97"; \ .'\ws
! ", \W9G
i0J01.
60000 60000
f \
=-!16199
....
116187
30000
o 30000 60000 90000 120000
B i 0 ma s a t\On)
...
+
8.
j
l
::s
Gambar 3a. Plot tumpang tindih, kurva pertumbuhan bersih stok ikan
pelagis di Laut Jawa dan seldtamya dari periode tahun 1985
-1990, dan perkembangan produksi pukat cinan dati tahun
1976-2001
Pendugamr Pertumbulrtm Bersih Srok IJcan Pdlzgis..
28
Bu1etin PSP. Volume XU. No.2 Oktther 2003
Produksi (Xl)
o 60000 120000 18ODOO 240000
90000 I I 90000
91192
l7i9.S
, -\
\92193
.. "9419<-
9019
:: ..",
6OODO
c 60000
i! illS; .
I'll
.
.c
:::J 98/99 +
.0
g
E -
82183 /: ,J
...."
'
Q)
e
1
1IIV89,
:::J
"t:J
:::J
c..
e
8118%
30000 c..
30000
, 0
o 6DOOO 120000 180000
B i 0 mas a (on)
Gambar 3b. Plot tumpang tindih, kurva pertumbuhan bersih stok ikan
pelagis di Laut Jawa dan sekitamya dari periode tahun
1991 - 2001, dan perkernbangan produksi pukat dncin dati
tahun 1976-2D01
Pada Gambar 3<: menunjukkan laju pertumbuhan maksimum dati
stok ikan pelagis di Laut Jawa dan sekitamya sebesar 113'(Xx) ton, dan
seluruh tingkat produksi selama periode 1976 - 2001 berada di luar garis
pertumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan bersih
lebih rendah dari pada tingkat produksi. Dengan demikia.n.
penggabungan strategi penangkapan tid.ak menggambarkan
Pendugrum Pertumbuhan Bersih Stok I1am "Pelagis... 29
Buletin PSP. Volume XU. No.2 OktdJer 2003
ketidaksesuaian model surplus produksi Schaefer dengan perkembangan
produksi.
Produlei (}(I)
o 240000 ..aoooo 720000
1 ~ + - - - - - - - - - ~ ~ - - - - - - - - ~ - - - - - - - - - - + 1 ~
90000 90000
....
c::
!
...
-
+
.B
E
g
~ 60000 60000
<II ~
Q. :2
"0
:2
2
~
Q.
30000 30000
O ~ - - - - - - - - ~ - - - - - - - - - - ~ - - - - - - - - ~ O
o 240000 ..aoooo . 720000
Biomasa(ton)
pelagis di Laut Jawa dan sekitamya dati periode tahun 1985
2001, dan perkembangan produksi purse seine dati tahun 1 W6
-2001
Tingkat produksi lebih besar dati laju pertumbuhan bersih stok
ikan pe1agis dapat terjadL selain disebabkan oleh intensitas penangkapan,
juga karena adanya variasi temporal dalam produktivitas sehubungan
Pendugaan Pertumbuban: Hersih Stoic l1am Pdagit; ...
30
~ ......-----------------------
BuJetin PSP. Volume XH. No.2. Oktober 2003
pengaruh anomali lingkungan. Sehingga adanya peningkatan atau
penurunan jumlah produksi dati tahun sebelunmya. Pada kondisi
lingkungan yang cocok, laju pertumbuhan bersih akan semakin besar dan
akan menambah jumlah populasi ikan yang masuk ke dalam populasi.
sehingga meningkatkan hasil tangkapan (produksi) me1ebihi garis kurva
pertumbuhan bersih.
Fluktuasi klimatologis berpengamh terhadap ke1impahan stok
ikan neritik dan oseanik. Kemungkinan mempengaruhi beberapa aspek
daur bidup dati ikan pe1agis. Perubahan lingkungan, terutama anomali
lingkungan se1ain akan mempengaruhi proses biologi. juga akan
menyebabkan runLuhnya perikanan akibat kegagalan rekrutmen, terutama
pada ke1ompok ikan Oupeidae (Anchovy di perairan Peru, sardine di
beberapa perairan.. herring) (Cushing diaat dalam King, 1998). Raja (1973)
diacu daJ.am Longhust dan Pauly (1987) menyatakan bahwa ikan Sardinella
longicep di perairan Te1uk Bengala, pada curah hujan kurang dati 10 mm di
bulan Juni akan menyebabkan ovarium ikan tersebut kegagalan
berkembang (atresia). Se1ain itu, penurunan stok juga dapat disebabkan
suatu ke1as umur tertentu (umur < 1 tahun) mengalami tingkat mortalitas
yang besar akl"bat intensitas penangkapan yang tinggi, sehingga
berkurangnya cadang induk untuk tahun berikutnya Potier (1998)
menyatakan bahwa stok ikan pe1agis di Laut Jawa sangat peka terhadap
perubahan lingkungan, terutama penyebaran salinitas secara spasial
yang dibangkitkan oleh dua angin muson barat taut dan tenggara. Pada
tahun basah (curah hujan di alas normal) akan mengurangi penetrasi
i.ka&ikan yang bersifat oseanik ke Laut Jawa
4. KESIMPULAN
Dati basil pene1itian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan:
Nilai kofisien kemampuan tangkap (q) seteiah menggunakan
lampu sorot lebih kecil dibandingkan pada saat masih menggunakan
rumpon menunjukkan bahwa nilai koefisien q lebih berkaitan dengan
penurunan dan kenaikan upaya penangkapan dati pada efisiensi
kemampuan tangkapan. Penurunan nilai q pada periode 1991 - 2001
lebih disebabkan oleh peningkatan jumlah upaya penangkapan dan
Pendugaan PertumbuJum Bersih StokIlam Pelagis... 31
Bu1etin PSP. Volume XH. No.2 Oktober 2003
adanya kompetisi di antara upaya penangkapan yang mengeksploitasi
sumber daya ikan pelagis di Laut Jawa dan sek:itamya.
Perluasan daerah penangkapan dan perubahan strategi
penangkapan telah menghasilkan nilai biomasa yang berbeda Pada
periode tahun 1985 - 1990, nilai biomasa sebesar 120.000 ton dengan laju
pertumbuhan populasi ikan pelagis sebesar 54.800 ton. Sedangkan pada
periode tahun 1991- 2001, peningkatan nilai biomasa mencapai dua kali
lebm besar dari periode sebelumnya, dengan laju petumbuhan sebesar
69.900 ton.
Tingkat produksi masih berada produksi sedikit lebih tinggi dari
pada kurva pertumbuhan bersih menunjukkan jumlah upaya
penangkapan yang mengeksploitasi sumber daya ikan pelagis di Laut
Jawa dan sekitamya te1ah tinggi.
DAFrAR PUSTAKA
Atmaja, S.B., B. Sadhotomo and Suwarso. 1995. Reproduction of main
small pelagic species in Java Sea Di daIam: Potier and S.
Nurhakim, editor: Biodynex. Seminar Biology, Dynamics and
Exploitation of small pelagic in Java Sea. Jakarta, 21 - 25 March
1994. EEC/ AARD/ORSIOM.69-84.
Atmaja, S.B. dan B. Sadhotomo. 2000. Variasi geografis hasil tangkapan
pukat cincin di bagian selatan Paparan Sunda Prosiding Seminar
Keanekaragaman Hayati lkan. Pu.sat Studi Bmu Hayati IPB- Pusat
Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPL 221-218
Oark, C.W. 1985. Bioeconomic modeling and fisheries management John
Wiley & Sons, New York. 300 p
Cunningham, S. 1981. The evolution of objectives of fisheries
management during the 1970'S. Ocean Management Vol (6): 251
-278.
Pendugaan Pertumbuhan Bersih Stok IIam Pelilgis... . 32
-.
Buletin PSP. Volume XH. No.2 Oldober 2003
...
Elseth, G.D. and KD. Baumgardner, 1981. Population Biology: The
Coevolution of Population Dynamics and Behavior. D. Van
Nortrand Company. New York. 623p
Fauzi, A., 1999. An econometric analysis of the surplus production model
and its application for Tropical Fisheries. Working paper.
Institute Fisheries Analysis, Simon Fraser University. British
Columbia,. Canada. 19P
Ferno, A &: S. Olsen 1994. Marine Fish Behaviour in Capture and
Abundance Estimation. Fishing News Books. England. 221 P
Gulland, J.A. 1991. Fish Stock Assessment A manual of Basic Metodes.
John Wiley &: Sons. Chichester- New York-Brisbane-Toronto
Singapure. 223 P
Hilborn, R and c.J. Waters. 1992 Quantitative Fisheries Stock
Assessment Cloice, Dynamics and Uncertainty. Clapman and
Hall New York, London. 570 p
King, M. 1 ~ . Fisheries Biology, Assessment and Management Fishing
New Books. England 338 P
Laevastu, T., 1993. Marine climate weathers and fisheries. Fishing New
Books. England. 205 P
Longhust, A.R and D. Pauly. 19987. Ecology of tropical oceans.
Academic Press Inc. New York. 407 p
Martosubroto, P. 1982 Fishery dynamics of the demersal resources of the
Java Sea. Phd Dessertation, Dalhousie University, Canada 238p
Nurhakim, S. 1995. Population dynamicS of ikan banyar. Di dalam: Potier
and S. Nurhakim, editor: Biodynex. Seminar Biology, Dynamics
and Exploitation of small pelagic in Java Sea. Jakarta, 21 - 25
March 1994. EECI AARD/ORSTOM. 109 -123
Pauly, D. and J.L. Munro, 1984. Once more on the comparison of growth
in fish and invertebrates. Fishbyte 2(1):21
Potier, M. and B, Sadhotomo 1995. ExplOitation of the large and medium
seiners fisheries. In : Potier and Nurhakim (Eds.): Biology,
Pendugaan Pertumbuhan Bersih Stoic IkRn Pelagis...
33
Buletin PSP. Volume XlI. No.2. Okfober 2003
Dynamic and Exploitation (BIODYNEX). AARD/ORS1DM. lq)
214
Potier, M., 1998. Plkherie de layang et senneurs semi industriels Javanais:
Perspective historique et approche systeme. Phd Thesis,
Universite de Montpe1lier IL 280p
Sadhotomo, B; S. B. Atmaja; S. Nurha1.dm, 1983. Pendugaan parameter
pertumbuhan, indeks kematian dan yield per rekruit ikan layang,
Decapterus maruadsi (fenuninck, Schlegel) di [aut Jawa. Jawa
Lap. Pen. Per. [aut Zl: 1-9
Sadhotomo, B. 1998. Bioecologie des principales especes pelagiques
exploitees en mer de Java Phd Thesis, Universite de Montpellier
II,. 364 p
Sujastani, T. 1974. Dinamika populasi ikan kembung di Laut Jawa. LPPL
(1): 30-64.
Widodo,J. 1988. Population Dynamics and Management of'Ikan
Layang", Scad Mackerel, Dealpferus spp. (Pisces Carangidae) in the
Jaua Sea. Ph.D. dissertation School of Fisheries, University of
Washington, Seattle. 150 pp
Widodo,J. 1989. Pendugaan prelinier pengaruh berbagai perubahan atas
bawah ukuran ikan dan intensitas penangkapan terhadap
perikanan peIagis kecil di Laut Jawa. Jur. Pen. Per. Laut 51: 67
78
Pendugaan Pertumbuhan Bersih Stoic. Iktm Pe1agis...
. -iii If
34