LINEAR PROGRAMMING
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Simplex Method- An algebraic, iterative method to solve linear
programming problems.
The simplex method requires that the problem is expressed as a
standard LP problem. This implies that all the constraints are
expressed as equations by adding slack variables. (Variable yang
mewakili tingkat pengangguran atau kapasitas yang merupakan
batasan) S1 , S2, S3,Sm
The method uses Gaussian elimination (sweep out method) to
solve the linear simultaneous equations generated in the
process.
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
Slack Variables
[email protected]
Inequality constrains can be converted to equalities
by introducing slack variables
Misal:
X1+2X2+3X3+4X4 25, bisa ditulis sebagai
X1+2X2+3X3+4X4+S = 25
dengan s 0 (slack variable)
Atau:
X1+2X2+3X3+4X4 25, bisa ditulis sebagai
X1+2X2+3X3+4X4 - S = 25
dengan s 0 (slack variable)
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
Langkah penyelesaian (1)
[email protected]
1. Represent the LP problem in standard form
Objective function
Z = C1 X1 + C2 X2 + C3 X3 + C4 X4 + .............+ Cn Xn
Constraints
1). a11 X1 + a12 X2 + a13 X3 + .........+ a1n Xn b1
2). a21 X1 + a22 X2 + a23 X3 + .........+ a1n Xn b2
3). a31 X1 + a32 X2 + a33 X3 + .........+ a3n Xn b3
4). a41 X1 + a42 X2 + a43 X3 + .........+ a4n Xn b4
.
.
.
.
.
.
.
m). am1 X1 + am2 X2 + am3 X3 +.........+ amn Xn bm
Xi 0 , i = 1,2,3..n
bj 0 , j=1,2,,m
X variables; c objective parameters;
a constraints parameters;
b right hand side value of constraints
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
Langkah penyelesaian (2)
[email protected]
2. Nyatakan persamaan fungsi tujuan dalam bentuk
z c j j 0;
j
dengan z adalah nilai dari fungsi tujuan
3. Rubah semua pertidaksamaan batasan (all inequality
constrains) ke dalam bentuk persamaan batasan
(equality constrains) dengan memasukkan variable Slack
4. Susun persamaan fungsi tujuan dan persamaan batasan
ke dalam tabel simplex.
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
Langkah penyelesaian (3)
[email protected]
CONTOH : Perusahaan barang tembikar
Lankah 1.
Maximize Z=4X1+5X2
Batasan:
X1 +2X2 40
(0)
(1)
4X1 +3X2 120
(2)
Langkah 2 dan 3
Fungsi tujuan
Batasan
Z - 4X1 - 5X2
X1 +2X2 +
4X1 +3X2
Jan 4, 2016
=0
S1
+ S2
LINEAR PROGRAMMING
(0)
= 40
(1)
= 120
(2)
5
Langkah penyelesaian (4)
[email protected]Langkah 4 : Menyusun table Simplex awal
Coefficient of :
RHS
(sol)
Basic
Varia
ble
Eqt.
X1
X2
S1
S2
(0)
-4
-5
S1
(1)
40
S2
(2)
120
Basic Variable (Variable dasar) : adalah variable yang nilainya
sama dengan sisi kanan dari persamaan.
Pada persamaan (1) dan (2) bila belum ada kegiatan maka X1 = 0
dan X2 = 0, sehingga nilai S1 = 40 dan nilai S2 = 120. Pada tabel
awal diatas nilai Basic variable (S1 dan S2) pada fungsi tujuan harus
0 (nol).
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
Langkah penyelesaian (5)
[email protected]Langkah 5 : Setelah data tersusun dalam tabel simplex awal,
lakukan iterasi sehingga dihasilkan titik optimal
5.1. Menentukan entering variable :
Dicari variabel yang paling sensitif terhadap fungsi tujuan (max Z).
Dari tabel (baris Z) terlihat bahwa nilai absolut koefisien X 2 terbesar
yaitu l5l, jadi dipilih X2 sebagai entering variable. Kolom X2 disebut
pivot column (PC). Bila pada tabel sudah tidak mempunyai lagi
koeffisien yang bernilai negatif pada baris fungsi tujuan, maka
tabel ini tidak bisa lagi di optimalkan (sudah optimal).
Selanjutnya hitung nilai ratio, Nilai kolom RHS dibagi dengan nilai
pada pivot column yang berkesesuaian.
5.2. Menentukan Leaving variable:
ditentukan berdasarkan nilai ratio minimum, dipilih S1
sebagai leaving variable. Baris S1disebut Pivot Raw (PR)
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
Langkah penyelesaian
Iterati
on
Pivot Raw
Jan 4, 2016
[email protected]
Coefficient of :
RHS
(sol)
Basic
Varia
ble
Eqt.
X1
X2
S1
S2
(0)
-4
-5
S1
(1)
40
20
S2
(2)
120
40
Pivot
element
Pivot
column
LINEAR PROGRAMMING
Ratio
Ratio :
40/2 = 20
minimum
Langkah penyelesaian
[email protected]
5.3. Membuat table simplex kedua
Bagi semua element pada Pivot Raw (PR) dengan Pivot Element.
Dihasilkan element pivot raw baru.
Gantilah basic variable pada baris itu dengan Variable yang
terdapat diatas pivot column
Iterati
on
Jan 4, 2016
Basic
Variab Eqt.
le
(0)
X2
(1)
S2
(2)
Coefficient of :
Z
X1
X2
S1
S2
0,5
0,5
LINEAR PROGRAMMING
RHS
(sol)
20
Langkah penyelesaian
[email protected]
Hitung nilai element pada baris yang lain (tidak termasuk element
Pivot Raw) dengan cara :
Element baris baru = (Element baris lama) (koeffisien pada
pivot column) x (nilai element baru pivot raw)
Menghitung nilai baru element baris dari Z
Koeffisien
pada PC
Element baris lama
-4
-5
element baru pivot raw
X2
0,5
0,5
20
Element baris baru
-1,5
2,5
100
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
10
Langkah penyelesaian
[email protected]
Koeffisien
pada PC
Menghitung nilai baru element baris dari S2
Element baris lama
S2
120
element baru pivot raw
X2
0,5
0,5
20
Element baris baru
S2
2,5
-1,5
60
Dihasilkan tabel simplex 2
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
11
Langkah penyelesaian
[email protected]
Tabel Simplex 2
Iterat
ion
Basic
Variab
le
Coefficient of :
Eqt.
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
(0)
-1,5
2,5
100
X2
(1)
0,5
0,5
20
S2
(2)
2,5
-1,5
60
Pada baris fungsi tujuan masih ada koefisien berharga negatif, yaitu
koefisien variable X1.
Teruskan proses iterasi, dimulai dari langkah ke 5
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
12
Langkah penyelesaian
[email protected]
Langkah 5.1 dan 5.2
Iterati
on
Pivot Raw
Jan 4, 2016
Coefficient of :
Basic
Varia
ble
Eqt.
S1
S2
RHS
(sol)
Ratio
X1
X2
(0)
-1,5
2,5
100
X2
(1)
0,5
0,5
20
40
S2
(2)
2,5
-1,5
60
24
Pivot
element
Pivot
column
LINEAR PROGRAMMING
Ratio :
60/2,5 = 24
minimum
13
[email protected]
Langkah 5.3. Membuat table simplex ketiga
Bagi semua element pada Pivot Raw (PR) dengan Pivot Element.
Dihasilkan element pivot raw baru.
Gantilah basic variable pada baris itu dengan Variable yang
terdapat diatas pivot column
Iterati
on
Jan 4, 2016
Basic
Variab Eqt.
le
(0)
X2
(1)
X1
(2)
Coefficient of :
Z
X1
X2
S1
S2
-0,6
0,4
LINEAR PROGRAMMING
RHS
(sol)
24
14
Langkah penyelesaian
[email protected]
Hitung nilai element pada baris yang lain (tidak termasuk element
Pivot Raw) dengan cara :
Element baris baru = (Element baris lama) (koeffisien pada
pivot column) x (nilai element baru pivot raw)
Menghitung nilai baru element baris dari Z
Koeffisien
pada PC
Element baris lama
-1,5
2,5
100
element baru pivot raw
X1
-0,6
0,4
24
Element baris baru
1,6
0,6
136
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
15
Langkah penyelesaian
[email protected]
Menghitung nilai baru element baris dari X2
Koeffisien
pada PC
Element baris lama
X2
0,5
0,5
20
element baru pivot raw
X1
-0,6
0,4
24
Element baris baru
X2
0,8
-2
Dihasilkan tabel simplex 3
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
16
Langkah penyelesaian
[email protected]
Tabel Simplex 3
Iterat
ion
Coefficient of :
RHS
(sol)
Basic
Varia
ble
Eqt.
X1
X2
S1
S2
(0)
1,6
0,6
136
X2
(1)
0,8
-2
X1
(2)
-0,6
0,4
24
Pada baris fungsi tujuan tidak ada lagi koefisien berharga negatif,
Dihasilkan titik optimal pada X1 = 24 dan X2 = 8 dengan nilai
keuntungan Z = 136.
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
17
Langkah penyelesaian
SIMPLEX METHOD
Iterat
ion
2
Jan 4, 2016
[email protected]
Coefficient of :
Basic
Varia
ble
Eqt.
X1
X2
S1
S2
RHS
(Sol)
(0)
-4
-5
S1
(1)
40
S2
(2)
120
(0)
-1,5
2,5
100
X2
(1)
0,5
0,5
20
S2
(2)
2,5
-1,5
60
(0)
1,6
0,6
136
X2
(1)
0,8
-2
X1
(2)
-0,6
0,4
24
LINEAR PROGRAMMING
18
SIMPLEX METHOD
[email protected]
1. Bila ada dua atau lebih variabel non basis mempunyai koefisien
negatif terbesar yang sama, maka pemilihan entering variable
dapat dijalankan secara bebas.
Mana yang lebih cepat mencapai optimal tidak dapat diprediksi.
Contoh : Fungsi tujuan pada contoh pabrik tembikar dirubah menjadi
Maximize Z=4X1+4X2
Batasan:
X1 +2X2 40
4X1 +3X2 120
(0)
(1)
(2)
Selanjutnya disusun tabel simplex awal
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
19
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Tabel simplex awal
Basic
Variabl
e
Coefficient of :
Eqt.
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
(0)
-4
-4
S1
(1)
40
S2
(2)
120
Dari tabel simplex awal, tampak variable non basis X1 dan X2
mempunyai nilai koefisien negatif yang sama yaitu -4. Oleh karena itu
pada penyelesaian awal entering variable dapat dipilih X1 atau X2 .
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
20
SIMPLEX METHOD
[email protected]
2. Bila ada dua atau lebih variabel basis mempunyai nilai RATIO
minimum yang sama, maka pemilihan leaving variable dapat
dijalankan secara bebas.
Mana yang lebih cepat mencapai optimal tidak dapat diprediksi.
Contoh : batasan (1) pada contoh pabrik tembikar dirubah menjadi
Maximize Z=4X1+5X2
Batasan:
X1 +2X2 40
(0)
4X1 +4X2 80
(2)
(1)
Selanjutnya disusun tabel simplex awal
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
21
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Tabel simplex awal
Basic
Iterati
Variab Eqt.
on
le
Coefficient of :
Z
X1
X2
S1
S2
Ratio
(0)
-4
-5
S1
(1)
40
20
S2
(2)
80
20
Dari tabel simplex awal, tampak variable basis
S1 dan S2 mempunyai nilai ratio minimum
yang sama yaitu 20. Oleh karena itu pada
penyelesaian awal leaving variable dapat
dipilih S1 atau S2 .
Jan 4, 2016
RHS
(sol)
LINEAR PROGRAMMING
Pivot
column
Ratio
minimum
22
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Penyelesaian simplex method bagi kasus yang menyimpang dari
bentuk standard
Maximize :
z c j j
j
Subject to :
aij Xj bi (bi > 0 )
Xj 0
Diselesaikan dengan
mengintroduksi slack
variable sebagai variable
basis yang harganya sama
dengan ruas kanan
(positif)
Bila ada penyimpangan dari bentuk standard dilakukan
penyesuaian-penyesuaian di langkah awal. Setelah itu metode
simplex diselesaikan seperti sebelumnya.
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
23
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Pendekatan standard : Teknik menggunakan Variable buatan
(artificial Variable)
Memasukkan dummy variable (disebut artificial variable) ke
dalam setiap batasan (constraints) yang memerlukan.
Variable yang baru akan menjadi variable basis pada pada
penyelesaian awal bagi batasan (constaints) yang bersangkutan
Iterasi metode simplex akan membuat artificial variable menjadi
nol, sehingga akhirnya satu persatu hilang.
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
24
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Contoh : Kasus awal
Maximize
. : Z = 3 X 1 + 5 X2
Constraints :
(0)
X1 4
(1)
2 X2 12
(2)
3 X1 + 2 X2 18
(3)
1. Persamaan batasan (constraints) jenis = (sama dengan)
Misalkan pada batasan (3) dirubah menjadi jenis = (sama
dengan)
3 X1 + 2 X2 = 18
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
(3)
25
SIMPLEX METHOD
[email protected]
dihasilkan
Fungsi tujuan Z -3 X1 - 5 X2
Constraints :
X1
+S1
=0
(0)
=4
(1)
2 X2
+ S2 = 12
(2)
3 X1 + 2 X2
= 18
(3)
Pada batasan Persamaan (3) tidak terdapat variable basis.
Ditambahkan artificial variable A ( 0), hasil revisi :
Z -3 X1 - 5 X2
X1
+S1
2 X2
3 X1 + 2 X2
Jan 4, 2016
= 0(0)
+ S2
=4
(1)
= 12
(2)
+ A = 18
(3)
LINEAR PROGRAMMING
26
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Pada hasil revisi ada 3 persamaan dengan 5 variable.
Ada dua variable non basis X1 dan X2 yang pada penyelesaian layak
awal harganya = 0.
Dari persamaan (1), (2) dan (3) didapatkan nilai variable basis
S1 = 4 , S2 = 12 dan A = 18
Langkah selanjutnya memaksa nilai artificial variable A menjadi nol.
Dapat dilakukan dengan metode Teknik M / metode penalty.
Pada pendekatan ini fungsi tujuan dirubah dulu menjadi :
Z = 3 X1 + 5 X2 MA
Dengan M adalah bilangan positif yang sangat besar berhingga.
Persamaan (0) dari fungsi tujuan akan menjadi
Z - 3 X1 - 5 X2 + MA = 0
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
27
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Pada persamaan (0) yang direvisi terdapat variable basis dengan
koefisien M. Variable basis harus dihilangkan dari persamaan (0).
Baris Z yang dihasilkan (revisi) dikurangi dengan M kali setiap baris
batasan yang sesuai.
Baris Z pers (0) revisi
-M
Baris Z pers (0) baru
-3
-5
18
-2M-5
- 18M
-3M-3
Disusun tabel simplex awal. iterasi untuk mendapatkan nilai
optimal. Dihasilkan X1 = 2, X2 = 6 dan Z = 36
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
28
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Tabel simplex awal
Itera
tion
Pivot raw
Jan 4, 2016
Coefficient of
Basic
varia
ble
Eqt.
RHS
(Sol)
X1
X2
S1
S2
(0)
(-3M-3)
(-2M-5)
-18M
S1
(1)
S2
(2)
12
(3)
18
Pivot
column
X1 : entering variable
S1 : leaving variable
LINEAR PROGRAMMING
29
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Pemilihan entering variable : Koefisien variable non basis pada
persamaan tujuan mempunyai bentuk fungsi linear (aM + b)
a faktor pengganda
b faktor penambah
Karena M sangat besar, maka b selalu kecil dibandingkan terhadap aM.
Pada umumnya pemilihan entering variable didasarkan pada nilai
faktor pengganda a.
Contoh Pada tabel awal :koefisien X1 adalah (-3M-3), untuk X2 adalah (2M-5). Faktor pengganda 3 > 2, sehingga dipilih X1 sebagai entering
variable.
Bila pada koefisien tersebut nilai faktor pengganda sama, maka
pemilihan entering variable didasarkan pada faktor penambah b
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
30
SIMPLEX METHOD
Iteratio
n
Basic
varia
ble
Jan 4, 2016
[email protected]
Coefficient of
Eqt.
RHS
(Sol)
X1
X2
S1
S2
(0)
(-2M-5)
(3M+3)
-6M+12
X1
(1)
S2
(2)
12
Z
A
(0)
(3)
1
0
0
2
-9/2
-3
(M+5/2)
1
27
6
X1
(1)
S2
(2)
-1
X2
(3)
-3/2
1/2
(0)
3/2
(M+1)
36
X1
(1)
-1/3
1/3
S1
(2)
1/3
-1/3
X2
(3)
1/2
LINEAR PROGRAMMING
31
SIMPLEX METHOD
[email protected]
2. Pertidaksamaan jenis
Dirubah menjadi dengan cara mengalikan kedua ruas
pertidaksamaan dengan (-1).
Contoh :
0,6 X1 + 0,4 X2 6
menjadi
-0,6 X1 - 0,4 X2 -6
Ruas kiri ditambah slack variable
-0,6 X1 - 0,4 X2 + S = -6
Nilai slack variable S = -6 negatif, tidak memenuhi syarat.
Harus dikalikan (-1), dihasilkan :
0,6 X1 + 0,4 X2 - S = 6
Ruas kanan persamaan terakhir sudah positif, namun koefisien
slack variable tetap negatif selesaikan seperti kasus tipe =
(sama dengan). Ditambah artificial variable A.
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
32
SIMPLEX METHOD
[email protected]
0,6 X1 + 0,4 X2 S + A = 6
Artificial variable A dipakai sebagai variable basis awal (A=6).
Dengan demikian S memulai sebagai variable non basis.
Dengan mengintroduksi Artificial variable A , berarti metode
teknik M juga diperlakukan disini.
3. Meminimumkan
dirubah menjadi memaksimumkan yang equivalent
Minimize
Equivalent dengan
Maximize
Jan 4, 2016
( Z )
C j X j
j 1
n
(C j ) X j
Menyelesaikan
optimal yang
sama
j 1
LINEAR PROGRAMMING
33
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Contoh :
Minimize :
Z = 0,4 X1 + 0,5 X2
(0)
Subject to :
0,3 X1 + 0,1 X2 2,7
(1)
0,5 X1 + 0,5 X2 = 6
(2)
0,6 X1 + 0,4 X2 6
(3)
X1 0 ,
Penyelesaian :
X2 0
Minimize
Z = 0,4 X1 + 0,5 X
Maximize
(-Z) = -0,4 X1 - 0,5 X2
Masukkan artificial variable A1 dan A2 pada pers (2) dan (3), dan
terapkan metode Teknik M, maka
Minimize
Maximize
Jan 4, 2016
Z = 0,4 X1 + 0,5 X2 + MA1 + MA2
(-Z) = -0,4 X1 - 0,5 X2 - MA1 - MA2
LINEAR PROGRAMMING
34
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Sistem persamaan Maximize (-Z)
-Z + 0,4 X1 + 0,5 X2
+ MA1
+ MA2 = 0
0,3 X1 + 0,1 X2 + S1
0,5 X1 + 0,5 X2
= 2,7
+ A1
0,6 X1 + 0,4 X2
(0)
(1)
= 6(2)
- S2 + A2
= 6
(3)
S1, A1 dan A2 adalah variable basis untuk penyelesaian dasar
awal.
0,4
0,5
0
M
0
M
Baris Z, pers (0) revisi
Baris Z, pers (0) baru
Jan 4, 2016
-M
0,5
0,5
-M
0,6
0,4
-1
-1,1M+0,4
-0,9M+0,5
LINEAR PROGRAMMING
-12M
35
SIMPLEX METHOD
[email protected]
Tabel simplex awal
Iterat Basic
ion
varia
ble
Pivot
Raw
Equat
ion
(0)
-1
S1
(1)
0,3
A1
(2)
A2
(3)
Jan 4, 2016
Coefficient of
S1
A1
S2
A2
RHS
(Sol)
-12M
0,1
2,7
0,5
0,5
0,6
0,4
-1
X1
-1,1M+0,4
Pivot
column
X2
-0,9M+0,5
Entering variable : X1
Leaving variable : S1
LINEAR PROGRAMMING
36
SIMPLEX METHOD
Ite Basic
rati varia
on ble
Equat
ion
X1
(0)
-1
X1
(1)
A1
(2)
A2
(3)
Jan 4, 2016
[email protected]
Coefficient of
X2
RHS
(Sol)
S1
A1
S2
A2
11/3M+4/3
-2,1M-3,6
1/3
1/3
1,5
0,2
-1
0,6
-16/30M+11/30
LINEAR PROGRAMMING
37
Teori Dualitas dan analisa
sensitivitas
[email protected]
Contoh : Masalah Diet.
Tabel berikut memberikan gambaran jumlah mineral dan vitamin yang harus
dikonsumsi oleh pasen. Mineral dan vitamin berasal dari dua jenis makanan
daging dan sayuran.
Kandungan
Makanan
Daging
sayuran
Kebutuhan minimum
per hari
Mineral
40
Vitamin
50
Harga/unit
3
2,5
Persoalan : Menentukan jumlah pembelian daging dan sayuran
sedemikian sehingga kebutuhan min akan mineral dan vitamin
terpenuhi.
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
38
Teori Dualitas dan .
[email protected]
Formulasi model LP : Misal X1 jumlah daging dan X2 jumlah sayuran
Fungsi tujuan : Minimize
Batasan:
Z=3X1+2,5X2
(0)
2X1 +4X2 40 (1)
3X1 +2X2 50
(2)
X1 0 , X2 0
Sekarang pikirkan masalah yang berbeda yang masih berhubungan
dengan masalah yang asli (disebut primal).
Sebuah Dealer menjual Mineral dan Vitamin
Restoran setempat membeli mineral dan vitamin dari dealer dan
membuat daging dan sayuran tiruan yang mengandung mineral dan
vitamin seperti yang tertulis pada tabel
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
39
Teori Dualitas dan .
[email protected]
Persoalan bagi dealer : Menetapkan harga jual mineral dan
vitamin per unitnya yang maximum sedemikian sehingga
menghasilkan harga daging dan sayuran tiruan tidak melebihi harga
pasar yang ada.
Dealer memutuskan harga per unit Mineral Y1 dan Vitamin Y2
Kebutuhan mineral 40 harga total 40 Y1
Kebutuhan vitamin 50 harga total 50 Y2
Harga per unit daging ( mengandung 2 mineral dan 3 vitamin)
adalah 2 Y1 +3 Y2 3
Harga per unit sayuran ( mengandung 4 mineral dan 2 vitamin)
adalah 4 Y1 +2 Y2 2,5
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
40
Teori Dualitas dan .
[email protected]
Perumusan masalah dalam bentuk model LP
Fungsi tujuan :
Maximize
W =40 Y1 + 50 Y2
(0)
Batasan
2 Y 1 + 3 Y2 3
(1)
4 Y1 + 2 Y2 2,5 (2)
Y1 0 , Y2 0
Disebut bentuk Dual.
Y1 dan Y2 dinamakan variable dual
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
41
Teori Dualitas ..
[email protected]
Dualitas ?
Dalam kenyataan ternyata disetiap bentuk LP terdapat 2 bentuk
1. Bentuk I atau bentuk asli dan dinamakan PRIMAL
2. Bentuk II yang berhubungan dan dinamkan DUAL demikian
sehingga suatu solusi terhadap LP yang asli juga memberikan
solusi pada bentuk dual nya.
Asumsi dalam teori dualitas adalah bahwa masalah primal dalam
bentuk standard.
Maximize :
Constraints :
Z C j X j
j 1
aij X j bi i 1,2,3....., m
j 1
Xj 0
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
42
Teori Dualitas dan .
[email protected]Perbandingan masalah Primal dan Dual
PRIMAL
Fungsi tujuan :
Minimize
Z=3X1+2,5X2
Batasan:
2X1 +4X2 40
3X1 +2X2 50
(0)
(1)
(2)
X1 0 , X 2 0
DUAL
Fungsi tujuan :
Maximize
W =40 Y1 + 50 Y2
(0)
Batasan
2Y1 + 3 Y2 3
(1)
4 Y1 + 2 Y2 2,5
(2)
Y1 0 , Y 2 0
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
43
Teori Dualitas dan .
[email protected]
1. Koefisien fungsi tujuan masalah primal menjadi konstanta sisi
kanan masalah Dual
2. Konstanta sisi kanan primal menjadi koefisien fungsi tujuan
masalah Dual
3. Tanda pertidaksamaan dibalik
4. Tujuan diubah dari minimze (maximize) dalam primal
menjadi maximize (minimze) dalam dual
5. Setiap kolom pada primal berhubungan dengan suatu baris
(kendala) dalam dual. banyaknya kendala dalam dualsama
dengan banyaknya variable primal
6. Setiap baris kendala pada primal berhubungan dengan suatu
kolom dalam dual. ada satu variable dual untuk setiap
kendala primal
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
44
Teori Dualitas ..
Tabel Primal dual untuk LP
Maximize
Z = C1 X1 + C2 X2 + C3 X3 +.....+ Cn Xn
Constraints
1). a11 X1 + a12 X2 + a13 X3 + .........+ a1n Xn b1
2). a21 X1 + a22 X2 + a23 X3 + .........+ a1n Xn b2
.
.
.
.
.........
...
m). am1 X1 + am2 X2 + am3 X3 +.........+ amn Xn bm
DUAL
m var, n constr
Primal
n Var, m Constr
[email protected]
Jan 4, 2016
Xj 0 , j = 1,2,3..n
Minimize
W = b1 Y1 + b2 Y2 + b3 Y3 +.....+ bm Ym
Constraints
1). a11 Y1 + a21 Y2 + a31 Y3 + ........+ am1 Ym C1
2). a12 Y1 + a22 Y2 + a32 Y3 + ........+ am2 Ym C2
.
.
.
.
.........
....
n). a1n Y1 + a2n Y2 + a3n Y3 + ........+ amn Ym Cn
Yj 0 , i = 1,2,3..m
LINEAR PROGRAMMING
45
Teori Dualitas ..
[email protected]
PRIMAL
Max. :
DUAL
C j j
Min. :
j 1
W biYi
i 1
Constraints
Constraints
n
aij X j bi
aijYi C j
j 1
i 1
X j o
Yi o
untuk i 1,2,3....m
Max : Z = C X
untuk j 1,2,3....n
Min : W = Y b
Constraint
Constraint
aXb
YaC
X 0
Jan 4, 2016
Y 0
LINEAR PROGRAMMING
46
Teori Dualitas ..
[email protected]
contoh
Max. :
X
Z 3 5 1
X2
Constraints
Min. :
Constraints
1 0
0 2
3 2
4
X1
X 12
2 18
Y1
X 1 0
X 0
2
Y1
PRIMAL
Jan 4, 2016
4
W Y1 Y2 Y3 12
18
Y2 Y3
1 0
0 2
3 2
3 5
Y2 Y3 0 0 0
DUAL
LINEAR PROGRAMMING
47
Teori Dualitas ..
[email protected]
Masalah Primal dual simetris : Semua variable dibatasi non
negatif dan semua batasan berupa pertidaksamaan
Max. :
C j j
Min. :
j 1
W biYi
i 1
Constraints
Constraints
n
aij X j bi
aijYi C j
j 1
i 1
X j o
Yi o
untuk i 1,2,3....m
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
untuk j 1,2,3....n
48
Teori Dualitas ..
[email protected]
contoh
Max. :
X
Z 3 5 1
X2
Constraints
Min. :
Constraints
1 0
0 2
3 2
4
X1
X 12
2 18
Y1
X 1 0
X 0
2
Y1
PRIMAL
Jan 4, 2016
4
W Y1 Y2 Y3 12
18
Y2 Y3
1 0
0 2
3 2
3 5
Y2 Y3 0 0 0
DUAL
LINEAR PROGRAMMING
49
Teori Dualitas ..
[email protected]
TABEL PRIMAL DUAL
MASALAH PRIMAL
Jan 4, 2016
RUAS
KANAN
X1
X2
Xn
Y1
a11
a12
a13
a1n
b1
Y2
a21
a22
a23
a2n
b2
Y3
a31
a32
a33
a3n
b3
Ym
am1
am2
am3
amn
C1
C2
C3
Cn
Koefisien fungsi tujuan (max.)
LINEAR PROGRAMMING
Koeffisien fungsi
tujuan (Min.)
Koefisien dari
RUAS
KANAN
MASALAH
DUAL
Koefisien dari
bm
50
Teori Dualitas ..
[email protected]
Contoh TABEL PRIMAL DUAL
Fungsi tujuan : Minimize
Z=3X 1+2,5X2
(0)
Batasan:
2X1 +4X2 40 (1)
3X1 +2X2 50
(2)
X1 0 , X 2 0
Jan 4, 2016
X1
X2
Y1
40
Y2
50
2,5
LINEAR PROGRAMMING
51
Teori Dualitas ..
[email protected]
Soal : Kerjakan dan kumpulkan
Sebuah perusahaan memproduksi jaket dan tas kulit. Sebuah jaket memerlukan
8 meter persegi kulit, sementara sebuah tas hanya menggunakan 3 meter
persegi. Untuk menyelesaikan sebuah jaket dan tas diperlukan waktu masingmasing 12 dan 4 jam. Harga pembelian kulit adalah $ 8 per meter persegi dan
biaya tenaga kerja diperkirakan $ 15 per jam. Persediaan kulit dan jam tenaga
kerja mingguan dibatasi 1200 meter persegi dan 1800 jam. Perusahaan menjual
jaket dan tas masing-masing dengan harga $ 350 dan $120. Tujuan perusahaan
menentukan produksi mingguan jaket dan tas untuk memaksimumkan
pendapatan bersih.
1. Buat formulasi model dari kasus diatas
2. Berapa pendapatan bersih mingguan
3. Buat formulasi model dari bentuk dual kasus tersebut
4. dan buatlah tabel masalah Primal-Dual nya.
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
52
Teori Dualitas ..
[email protected]
Hubungan Primal Dual untuk semua masalah LP,
bentuk Primal masalah Maximize
Jan 4, 2016
PRIMAL
DUAL
Maximize
Minimize
ith constraint type
Dual var. Yi 0
ith constraint type
Dual var. Yi 0
ith constraint = type
Yi unrestricted
Xj 0
jth constraint type
Xj 0
jth constraint type
Xj unrestricted
jth constraint = type
LINEAR PROGRAMMING
53
Teori Dualitas ..
[email protected]
Hubungan Primal Dual untuk semua masalah LP,
bentuk Primal masalah Minimize
Jan 4, 2016
PRIMAL
DUAL
Minimize
Maximize
ith constraint type
Dual var. Yi 0
ith constraint type
Dual var. Yi 0
ith constraint = type
Yi unrestricted
Xj 0
jth constraint type
Xj 0
jth constraint type
Xj unrestricted
jth constraint = type
LINEAR PROGRAMMING
54
Teori Dualitas ..
Dual Problem :
Primal Problem:
Max z = 7x1+ 10x2 - x3
Min W = 24Y1+ 13Y2 + 5Y3 + 10Y4
subject to
5x1+ 4x2
subject to
24
5Y1 + 2Y2 + Y3
2x1 +5x2 + 3x3 = 13
x1 - 2x2 +
4Y1 + 5Y2 2Y3 + Y4 10
x3 5
3Y2 Y3 + 2Y4 = - 1
x2 + 2x3 10
x1 0, x2 0 , x3 unrestricted
Jan 4, 2016
[email protected]
Y1 0, Y2 unrestricted, Y3 0 ,Y4
LINEAR PROGRAMMING
55
Properties of Primal & Dual Problems
[email protected]
1. Dual dari dual adalah primal
2. Tabel simplex optimal yang berkaitan dengan satu masalah
(primal atau dual) secara langsung memberikan informasi
lengkap tentang pemecahan optimal untuk masalah lainnya.
3. Setiap pasangan pemecahan primal dan dual yang layak
Nilai tujuan dalam
masalah max,
<
Nilai tujuan dalam
masalah min,
4. Dalam pemecahan optimal untuk kedua masalah
Nilai tujuan dalam
masalah max, Z
Jan 4, 2016
Nilai tujuan dalam
masalah min, W
LINEAR PROGRAMMING
56
Properties of Primal & Dual ..
[email protected]
Contoh :
Fungsi tujuan : Minimize
Z= 5X 1+2 X2
(0)
Batasan:
X1 2X1PRIMAL
+3X2 5
X2 3
(1)
(2)
X1 0 , X 2 0
Pemecahan PRIMAL layak : X1 =3
dan X2 = 0
Nilai tujuan PRIMAL Minimize Z =5 x 3 + 2 x 0 = 15
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
57
Properties of Primal & Dual ..
[email protected]
DUAL
Fungsi tujuan : Maximize
W =3Y 1+5Y2
(0)
Batasan:
Y1 +2Y2 5
-Y1 +3Y2 2
(1)
(2)
Y1 0 , Y2 0
Pemecahan DUAL layak : Y1 =3
Nilai tujuan DUAL maximize
dan Y2 = 1
W =3 x 3 + 5 x 1 = 14
14 (NILAI MAX) 15 (NILAI MIN)
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
58
Properties of Primal & Dual ..
[email protected]
Pemecahan Dual optimal
Dari tabel simplex akhir primal optimal dapat dihasilkan
solusi dual optimal.
Nilai koefisien dari slack atau artificial variable pada baris
fungsi tujuan dari tabel simplex akhir primal optimal
merupakan nilai dual optimal yang berkesesuaian.
Contoh : masalah Primal
Maximize
Batasan
Z = 2X1+X2
(0)
X1+5X2 10
(1)
X1+3X2 6
(2)
2X1+2X2 8
(3)
X1 0 , X 2 0
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
59
Properties of Primal & Dual ..
[email protected]
Masalah Dual :
Minimize
W = 10 Y1 + 6 Y2 + 8 Y3
(0)
Batasan
Y1 +
Y2 + 2 Y3 2
(1)
5Y1 + 3 Y2 + 2 Y3 1
(2)
Tabel simplex awal
primal
Y1 0 , Y2 0 , Y3 0
Basic
Iterati
Variab Eqt.
on
le
0
Jan 4, 2016
RHS
(sol)
Coefficient of :
Z
X1
X2
S1
S2
S3
(0)
-2
-1
S1
(1)
10
S2
(2)
S3
(3)
0LINEAR PROGRAMMING
2
2
860
[email protected]
Tabel Simplex akhir Masalah Primal optimal
Nilai optimal Y adalah koefisien
var. S
Y1 = Y2 = 0, Y3 = 1 dengan W =
8
Iterat
ion
Basic
Varia
ble
Eqt.
X1
X2
S1
S2
S3
(0)
S3
(1)
-1/2
S2
(2)
-1/2
1/2
X1
(3)
0
1
Nilai Optimal
X
1 = 4 dan X2 = 0.
dengan fungsi tujuan Max. Z = 8
Jan 4, 2016
RHS
(sol)
Coefficient of :
LINEAR PROGRAMMING
61
Properties of Primal & Dual ..
[email protected]
Interpretasi ekonomi dalam masalah Dual
HARGA DUAL (DUAL PRICE)
PRIMAL
Max. :
DUAL
C j j
Min. :
W biYi
i 1
j 1
Constraints
Constraints
aijYi C j
a ijX j bi
i 1
Xj o
Yi unrestricted
j1
untuk i 1,2,3....m
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
untuk j 1,2,3....n
62
Properties of Primal & Dual ..
[email protected]
Cj mewakili laba marginal dari kegiatan j yang tingkat
kegiatannya xj unit.
n
C jX j
j1
a ijX j
i 1
mewakili laba dari semua kegiatan
mewakili penggunaan sumber daya
Untuk pemecahan Optimal : Z = W
n
j1
i 1
Nilai uang per unit sumber
i
C jX j bi Yi
Mewakili nilai uang
pengembalian
Jan 4, 2016
Jumlah (unit) sumber i
LINEAR PROGRAMMING
63
Properties of Primal & Dual ..
[email protected]
$ (pengembalian) (unit sumber i)($ / unit sumber i)
i 1
Variable dual Yi mewakili nilai per unit sumber i.
Disebut harga dual atau harga bayangan (shadow price)
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
64
Significance of Dual Problem
[email protected]
1. Mathematically very important
2. Computationally
One model (with fewer constraints) is easier to solve
3. Economic interpretation of the dual variable (shadow price)
Shadow price of constraint i gives the rate of change in the
objective function per unit change in the RHS value of the
constraint.
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
65
Sensitivity Analysis
Sensitivity analysis is to answer the following question:
How does the optimal solution change as a coefficient
is varied from its given value?
Why sensitivity analysis is important?
Many coefficients are estimated
Want to know the sensitivity of the optimal solution with respect to
these coefficients.
Sensitivity Analysis
There are three kinds of such analysis:
1. Objective function ranging (coefficient ranging)
2. RHS value ranging
3. Constraint coefficient ranging
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
66
Range Objective Function Coefficients
[email protected]
Case 1: Non-basic variable
What happens if the coefficient of a non-basic objective
function, cj, is changed by an amount of ?
What range of values for is the current solution remains
optimal?
Consider the following LP problem:
max z = 20x1+ 10x2
subject to
5x1+ 4x2 24
2x1+ 5x2 13
x1 , x2 0
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
67
Range Objective Function
Coefficients(Continued)
[email protected]
Initial Simplex tableau:
Basic
Variabl
e
Coefficient of :
Eqt.
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
Ratio
(0)
-20
-10
S1
(1)
24
24/5
S2
(2)
13
13/2
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
68
Range Objective Function
Coefficients(Continued)
[email protected]
Final Simplex tableau:
Basic
Variabl
e
Coefficient of :
Eqt.
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
(0)
96
X1
(1)
4/5
1/5
24/5
S2
(2)
17/5
-2/5
17/5
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
69
Range Objective Function
Coefficients (Continued)
[email protected]
If c2= 10 + , what would happen to the coefficients
in the objective function row?
Row(0) are updated from the initial tableau to :
Basic
Variabl
e
Coefficient of :
Eqt.
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
Ratio
(0)
-20
-10-
S1
(1)
24
24/5
S2
(2)
13
13/2
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
70
Range Objective Function
Coefficients (Continued)
[email protected]
It follows that the final Simplex tableau is given by
Basic
Variabl Eqt.
e
Coefficient of :
Z
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
(0)
6-
96
X1
(1)
4/5
1/5
24/5
(2)
0
0
17/5 -2/5
1
17/5
S2
Hence, the existing basic will remain optimal as long as
6 - 0 6.
In other words, the solution will remain optimal as long as c2 16.
If c2 >16, then Row(0) coefficient for x2 becomes negative and
x2 would enter the solution and s2 would become nonbasic.
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
71
Range Objective Function
Coefficients (Continued)
[email protected]
Case 2: Basic variable
What happens if the coefficient of a basic objective function,
cj, is changed by an amount of ?
If c1 = 20+, what would happen to the coefficients in the
objective function row?
Row(0) are updated from the initial tableau to :
Basic
Variabl
e
Coefficient of :
Eqt.
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
Ratio
(0)
-20-
-10
S1
(1)
24
24/5
S2
(2)
13
13/2
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
72
Range Objective Function
Coefficients (Continued)
[email protected]
The second Simplex tableau now becomes
Basic
Variabl
e
Coefficient of :
Eqt.
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
(0)
96
X1
(1)
4/5
1/5
24/5
S2
(2)
17/5
-2/5
17/5
Note that the coefficient in column x1and Row(0) should be eliminated.
This reduces to the following Simplex tableau:
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
73
Range Objective Function
Coefficients (Continued)
[email protected]
The final Simplex tableau now becomes
Coefficient of :
Basic
Variabl
e
Eqt.
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
(0)
6+(4/5)
4+ /5
96+(24/5)
X1
(1)
4/5
1/5
24/5
S2
(2)
0
0
17/5
-2/5
1
17/5
Hence, in order for the current solution to remain optimal, we need
6+(4/5) 0
4+ /5 0
It follows that
-7.5
-20
This gives -7.5 or c1 12.5.
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
74
Range RHS Value
[email protected]
What happens if bi, is changed by an amount of ?
If b1 = 24+,
Row(0) are updated from the initial tableau to :
Basic
Variabl
e
Coefficient of :
Eqt.
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
(0)
-20
-10
S1
(1)
24 +
S2
(2)
13
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
Ratio
(24+ )/5
13/2
75
Range RHS Value
[email protected]
then the final Simplex tableau now becomes :
Basic
Variabl Eqt.
e
Coefficient of :
Z
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
(0)
96+4
X1
(1)
4/5
1/5
24/5 + /5
(2)
0
17/5by the
-2/5
1 the RHS
17/5column
(2/5)
S2 is, the
That
RHS column
is0replaced
sum of
and
times the s1 column.
Now, in order for the current solution remains optimal, it must be
feasible. That is
24/5 + /5 0
17/5 (2/5) 0
Jan 4, 2016
This gives -24 8.5 or 0 b1 32.5.
LINEAR PROGRAMMING
76
Range RHS Value
[email protected]
Similarly, if b2 = 13 + , then the final Simplex tableau now
becomes :
Basic
Variabl
e
Coefficient of :
Eqt.
X1
X2
S1
S2
RHS
(sol)
(0)
96
X1
(1)
4/5
1/5
24/5
17/5
-2/5
17/5 +
S2
(2)
0
It follows that
-17/5 or b2 9.6
Jan 4, 2016
LINEAR PROGRAMMING
77
Homework problems
[email protected]
Montana Wood Products manufacturers two-high quality
products, tables and chairs. Its profit is $15 per chair and $21 per table.
Weekly production is constrained by available labor and wood. Each
chair requires 4 labor hours and 8 board feet of wood while each table
requires 3 labor hours and 12 board feet of wood. Available wood is
2400 board feet and available labor is 920 hours. Management also
requires at least 40 tables and at least 4 chairs be produced for every
table produced. To maximize profits, how many chairs and tables
should be produced?