225 471 1 PB
225 471 1 PB
225 471 1 PB
* Laboratorium
ABSTRACT
Calcium diet has an important role in energy metabolism regulation especially intracellular Ca2+ which is the key to
arrange the metabolism of adiposity fat and triasilgliserol save. When intracellular Ca2+ increase it makes the stimulation
of gen lipogenic and lipogenesis also forcing of lipolysis and finally increasing the fat fitting and increasing adiposity. The
low level of calcium absorbtion increases the production of calsitirol which could stimulate adiposity Ca2+ influx and the
concequance is the increase of adiposity, so it needs high calcium diet to delay lipogenesis increase of lipolysis, lipid
oksidaxion, to reduce fat adiposity and weight. The research used pretest postest control group design. Trial animal
were male rat of Rattus novergicus strain wistar. The research consisted of 2 phases. The first phase was increasing the
rat weight by giving normal diet with calcium of 0,4% for all kinds of rats for 4 weeks. The second phase by giving calcium
diet with different doses that is group A as control group (0,4% Ca as normal diet), group B 0,8% Ca (Ca as normal diet +
0,4% Ca as CaCO3), group C 1,2% Ca (Ca as normal diet + 0,8% Ca as CaCO3) and group D 1,6% Ca(Ca as normal
diet + 1,2% Ca as CaCO3) for 4 weeks. To find out the difference of calcium diet it used statistical test Oneway Anova,
and to find out where the difference Tukey HSD was used.The result of the research in the treatment by using calcium
diet with different calcium content showed the average of weight of the rats. The lowest was in the group with more
calcium as 1,6% (D group) with 30,95 gr, followed by C group with 1,2% calcium as 42,57gr, B group with calcium 0,8%
as 61,2 gr and the highest average of rat weight in A group as control with calcium diet 0,4% as 70,97 gr. Statiscal
analysis by using Oneway Anova shows some different results on the rats weight average growth progress on each
treatment (p = 0,000). Tukey HRD showed that the different result on the rats weight average growth progress on all
treatment. While the energy intake seems not so significant (p= 0,978). This matter indicates that high calcium diet on at
rats decreases rat's weight.
Keywords: Calcium, vitamin D, adiposity, body weight
PENDAHULUAN
Kegemukan atau obesitas terjadi karena konsumsi
makanan yang melebihi kebutuhan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) perhari. Bila kelebihan ini terjadi dalam jangka waktu
lama, dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang cukup
untuk membakar kelebihan energi, lambat laun kelebihan
energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di
dalam sel lemak dibawah kulit (1).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
obesitas sebagai penyebab kematian kedua didunia setelah
merokok. Lebih dari 1,7 miliar penduduk di dunia mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Bahkan saat ini
prevalensi penderitanya meningkat tiap tahunnya (2).
Hasil survey Indeks Massa Tubuh (IMT) tahun 1995
1997 di 27 ibukota propinsi menunjukkan bahwa
Diet
Diet
Diet
Diet
Normal Normal Normal
Normal
+
+
+
0,4% Ca 0,8% Ca 1,2% Ca
10,5
10,5
10,5
10,5
19,5
19,5
19,5
19,5
0,3
0,6
0,9
40
40
40
40
Definisi Operasional
Hewan coba adalah tikus Rattus novergicus galur
wistar jantan dengan umur 6 8 minggu yang berwarna
putih yang diberi perlakuan dengan pemberian pakan diet
normal dan ditambahkan kalsium dari CaCO3 pada masingmasing kelompok perlakuan.
Diet normal adalah pakan dengan campuran PAR-S
dan tepung terigu dengan komposisi karbohidrat 77,97%;
protein 15,68%, lemak 6,33% dan kalsium 0,4%, dimana
1 gr pakan mengandung energi sebesar 3,57 kkal.
Kalsium karbonat adalah suplemen kalsium dengan
kandungan kalsium sebesar 40% dan karbonat sebesar
60%.
Diet tinggi kalsium adalah perlakuan terhadap tikus
Rattus novergicus galur wistar jantan yang diberi diet
kalsium dengan kandungan kalsium sebesar 0,4% untuk
kelompok A yang berasal dari diet normal; kelompok B
dengan kandungan kalsium sebesar 0,8% (Kalsium diet
normal + 0,4% Ca dari CaCO3); Kelompok C dengan
kandungan kalsium sebesar 1,2% (Kalsium diet normal +
8% Ca dari CaCO3) dan Kelompok D dengan kandungan
Analisa Data
Data diolah dan dianalisa dengan menggunakan
sistem komputerisasi dengan program SPSS 11.00. Utuk
mengetahui perbedaan terhadap perlakuan yang diberikan
dilakukan uji statistik one way anova, jika ada perbedaan
dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey untuk mengetahui
perbedaan dari tiap kelompok perlakuan. Masing-masing uji
statistik dengan tingkat kepercayaan 99% ( = 1%).
HASIL PENELITIAN
Asupan Energi
Asupan energi pada tikus selama perlakuan dihitung
dengan cara menimbang sisa pakan yang ada kemudian
dibandingkan dengan jumlah pakan yang diberikan per hari
lalu dikalikan dengan nilai energi dari pakan standar.
Pemberian diet normal dengan kandungan kalsium
yang sama yaitu kandungan kalsium sesuai dengan
kebutuhan tikus dilakukan selama 4 minggu pada masingmasing kelompok tikus. Komposisi diet terdiri dari pakan
PAR-S 35% dan tepung terigu 65% sebanyak 30 gr yang
mengandung energi sebesar 107,1 kkal (per 1 gr = 3,57
kkal); protein 6,27 gr; lemak 1,90 gr; karbohidrat 23,40 gr
dan kalsium 0,4% Ca. Hasil perlakuan rata-rata Asupan
energi tikus pada masing-masing kelompok A, B, C dan D
secara berturut-turut adalah 69,42 7,43 kkal; 62,63 4,92
kkal; 63,47 2,01 kkal; dan 62,83 6,21 kkal. Uji statistik
Oneway Anova menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan terhadap Asupan energi pada peningkatan
berat badan tikus dari masing-masing kelompok perlakukan
tersebut (p = 0,137).
Selanjutnya perlakuan pada diet kalsium dengan
kandungan kalsium yang berbeda yaitu tikus kelompok A
kalsium sebesar 0,4% sebagai kontrol; kelompok B dengan
kandungan 0,8% (penambahan kalsium 0,4% dari CaCO3);
kelompok C diet kalsium sebesar 1,2% (penambahan
kalsium 0,8% dari CaCO3) dan kelompok D diet kalsium
sebesar 1,6% (penambahan kalsium 1,2% dari CaCO3)
yang diberikan selama 4 minggu. Dari hasil penelitan
menunjukkan bahwa rata-rata Asupan energi pada masingmasing kelompok A, B, C dan D secara berturut-turut
adalah 69,39 3,66 kkal; 69,00 3,08 kkal; 69,28 3,07
kkal; dan 68,64 3,13 kkal. Perkembangan Asupan energi
pada masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada
Gambar 2. Hasil uji statistik Oneway Anova menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap
Asupan energi pada komposisi diet dengan kandungan
kalsium yang berbeda dari masing-masing kelompok
perlakukan tersebut (p=0,978) terlihat pada Gambar 1.
100,00
80,00
60,00
19,45
17,54
17,78
17,60
62,63
63,47
62,83
40,00
20,00
0,00
Rata-rata Intake Pakan
(gr)
90,0
Berat Badan
Penimbangan awal dilakukan pada saat pemilihan
sampel tikus. Rata-rata berat badan tikus masing-masing
kelompok A, B, C dan D diketahui secara berturut-turut yaitu
136,35 5,30 gr; 134,82 7,81 gr; 130,45 3,99; dan
134,48 4,99 gr. Uji statistik Oneway Anova menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap berat badan
awal pemilihan sampel pada masing-masing kelompok
perlakukan tersebut (p = 0,346).
Perubahan berat badan tikus diketahui dengan
penimbangan berat badan yang dilakukan setiap satu
minggu sekali, untuk mengetahui perubahan berat badan
maka dihitung dengan cara berat badan akhir dikurangi
dengan berat badan awal.
Pada pemberian diet kalsium normal pada semua
kelompok perlakuan selama 4 minggu diketahui rata-rata
kenaikan berat badan tikus masing-masing kelompok A, B,
C dan D secara berturut-turut yaitu 95,23 5,81 gr; 86,72
12,50 gr; 82,35 8,15 gr dan 82,93 17,63 gr. Uji statistik
Oneway Anova menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan terhadap kenaikan berat badan pada pemberian
diet kalsium dengan kandungan yang sama atau sesuai
dengan kebutuhannya pada masing-masing kelompok
perlakukan (p = 0,247).
Selanjutnya perlakuan dengan memberikan diet
kalsium dengan kandungan kalsium yang berbeda pada
setiap kelompok selama 4 minggu diketahui bahwa rata-rata
kenaikan berat badan tikus terendah pada kelompok
dengan kandungan diet kalsium yang lebih tinggi yaitu 1,6%
(kelompok D) sebesar 30,95 2,05 gr, diikuti kelompok C
(diet kalsium dengan kandungan 1,2%) sebesar 42,57
2,97 gr, kelompok B (diet kalsium dengan kandungan 0,8%)
sebesar 61,52 4,75 gr sedangkan rata-rata kenaikan
50,0
80,0
70,0
60,0
40,0
30,0
20,0
c
d
10,0
0,0
Kenaikan Rata-rata
BB (gr)
Kontrol
0,4% Ca
0,8% Ca
1,2% Ca
76,4
51,2
31,5
17,6
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Hadi H. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Online.
2004, www.gizi.net.pdf, [accesssed 12 October 2005].
2. PDPERSI. Diet, Cara yang Efektif dan Aman untuk Menurunkan Berat Badan. 2005. Online. 2005,
http://www.pdpersi.co.id/pdpersi/news/artikel_dalam.php3, [accesssed 12 October 2005].
3. Padmiari IAE, dan Hadi. Prevalensi Obesitas dan Konsumsi Fast Food sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas
pada Anak SD di Kota Denpasar, Provinsi Bali. (Online). 2002, http://digilib.litbang.depkes.go.id, [accesssed 12
October 2005].
4. Saragih B. Peranan Mineral untuk Menurunkan Kolesterol. 2005. Kompas, Online. (http://kompas.com/kompascetak/0506/20/utama/Peranan Mineral untuk Menurunkan Kolesterol-Senin, 20 Juni 2005.htm, [accesssed 12 October
2005].
5. Zemel MB, dkk. Regulation of Adiposity and Obesity Risk by Dietary Calcium: Mechanisms and Implications. 2005.
Journal of the American of Nutrition. Online, Vol.21, No.2, http://www.jacn.org, [accesssed 11 October 2005].
6. Schrager S. Dietary Calcium Intake and Obesity. 2005. Online, http://www.jabfp.org, [accesssed 11 October 2005].
7. Arief M. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: CSGF (The Community of Self Help Group
Forum); 2004.
8. Sastrosupadi A. Rancangan Percobaan Praktis Untuk Bidang Pertanian. Jakarta: Kanisius (Anggota Ikapi); 1995.
9. Hanafiah KA. Rancangan Percobaan Aplikatif. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2005.
10. Whitney E, dan Rolfes SH. Understanding Nutrition 10th. United States of America ; Thomson Learning , 2005.
11. Papakonstantinou E, dkk. High Dietary Calcium Reuces Body Fat Content, Digestibility of Fat, and Serum Vitamin D in
Rats. Obesity Research, 2003. Online, Vol.11, No.3, http://www.jacn.org, [accesssed 11 October 2005].
12. Price K. Calcium An element in Weight Management. 2003. Online (www.bellinstitute.com/calcium, [accesssed 12
October 2005].
13. Sastroasmoro S, Sofyan Ismael. Dasar-dasar metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Bina Rupa Aksara ;1995.