Jurnal Strategi Korporasi - PT. Jacking Pile Pratama - 13410076

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT.

Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM


(Quantitative Strategic Planning Matrix)

PERANCANGAN STRATEGI KORPORASI


PT. JACKING PILE PRATAMA DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)
Handri Winata 13410076
Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
JL. Taman Sari No. 64, Bandung 40116, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected]

ABSTRACT
This study aimed to design corporate strategies PT. Jacking Pile Pratama engaged in piling services industry. This study
will be conducted by analysis of strengths, weaknesses, opportunities, and threats to determine the company's competitive
position and direction in accordance with external factors (opportunities and threats) and internal factors (strengths and
weaknesses). Competitive position and direction of the company will be used as the basis for formulating alternatives
strategies and will be formulated using the best strategy company QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
In this study, a systematic design strategy consists of an evaluation vision and mission, objectives, policies, and strategies
of existing company; identification of issues and key success factors of piling services industry in Indonesia; analysis of
the internal and external factors; alternative design strategies using a variety of analytical techniques; and determining
the best strategy and the design of alternative implementation strategies.
Chosen strategy of designing the strategy is expected to win the competition and become the leader in industry-piling
services by leveraging the power and opportunity to the optimum or overcome threats and weaknesses as well as possible.
Keywords: corporation strategy, QSPM, industry-piling service

PENDAHULUAN
Industri jasa konstruksi di Indonesia mempunyai
peranan yang strategis dalam perekonomian nasional. Hal
ini dikarenakan industri jasa tersebut menghasilkan produk
akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya (prasarana
maupun sarana) yang berfungsi untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan berbagai industri lain di
Indonesia.
Dalam perkembangan, industri jasa konstruksi
menjadi salah satu bidang usaha yang mempunyai potensi
untuk berkembang yang besar. Berdasarkan data-data yang
diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik), total nilai
pekerjaan konstruksi di Indonesia mengalami rata-rata
kenaikan tiap tahun sebesar 32.1% pada periode tahun 20042011. Perkembangan tersebut juga membuka peluang yang
sangat besar terhadap perkembangan industri jasa
pemancangan. Hal ini dikarenakan proses pemancangan
tiang pancang merupakan proses utama dari kegiatan
konstruksi yang digunakan sebagai pondasi bangunan dan
dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan konstruksi, seperti

Bandung, 18 Juni 2014

PT. Wijaya Karya Tbk (Persero), PT. Kaliabang Jaya, PT.


Pembangunan Perumahan (Persero), dan lainnya.
Namun, terjadi banyak perubahan yang dihadapi
oleh para pemain industri jasa pemancangan dalam
menghadapi tahun 2014, seperti meningkatnya persaingan
diantara perusahaan jasa pemancangan, perubahan kondisi
ekonomi global, kebutuhan konsumen, serta ketidakstabilan
harga material dan mesin. Dalam kondisi yang tidak stabil
tersebut, banyak perusahaan jasa pemancangan baru
bermunculan, tetapi banyak pula yang mengalami
kebangkrutan.
Berkaitan dengan perubahan yang semakin
kompleks tersebut, dibutuhkan perencanaan strategi
perusahaan yang efektif. Telah terbukti bahwa perusahaan
yang berhasil menghadapi perubahan yang tidak stabil
adalah perusahaan-perusahaan yang menggunakan
pendekatan strategi dengan tepat dan sesuai kondisi
perusahaan, salah satunya adalah PT. Catur Pile (perusahaan
jasa pemancangan terbesar di Indonesia). Dengan

Page 1 of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)
menggunakan pendekatan strategi ini, perusahaan dapat
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal
perusahaan dengan baik untuk memanfaatkan peluang dan
kekuatan perusahaan, serta mengantisipasi ancaman dan
kelemahan yang mungkin terjadi saat ini maupun yang akan
datang.
PT. Jacking Pile Pratama sebagai salah satu
perusahaan yang bergerak dalam industri jasa pemancangan
memiliki keinginan untuk menjadi salah satu perusahaan
jasa pemancangan terbesar di Indonesia. Namun, perubahan
lingkungan yang semakin kompleks dapat mengakibatkan
perusahaan mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan.
Oleh sebab itu, diperlukan perancangan strategi korporasi
yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuan. Untuk
menjamin bahwa strategi yang digunakan perusahaan
merupakan strategi perusahaan yang terbaik dan
memberikan kentungan yang diharapkan, dilakukan
perancangan strategi korporasi dengan menggunakan
pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning
Matrix).
A. Formulasi Masalah
Dalam penelitian ini diperoleh formulasi masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana perumusan strategi korporasi PT. Jacking
Pile Pratama dengan menggunakan pendekatan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix) ?
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Merumuskan strategi korporasi PT. Jacking Pile
Pratama dengan menggunakan pendekatan QSPM
sebagai acuan dan arah bagi perusahaan untuk
menghadapi persaingan di masa depan.
C. Batasan dan Asumsi Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat pembatasan ruang lingkup
masalah yang bertujuan untuk memfokuskan penelitian
sehingga analisis dapat dilakukan secara mendalam.
Batasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini,
antara lain :
1. Tahapan dalam perancangan strategi perusahaan
Ruang lingkup penelitian dibatasi hanya pada tahap
formulasi strategi perusahaan, sedangkan tahap
implementasi dan evaluasi strategi tidak dilakukan pada
penelitian ini.
2. Objek penelitian
Ruang lingkup penelitian dibatasi oleh objek penelitian
yang dilakukan hanya pada satu perusahaan industri
jasa pemancangan, yaitu PT. Jacking Pile Pratama.
3.

4.

Data penelitian yang digunakan


Ruang lingkup penelitian dibatasi oleh data yang
digunakan hanya berasal dari berbagai literatur, laporan
historis perusahaan, data wawancara dan pengamatan
di lapangan yang dilakukan oleh penulis.
Judgement/ penilaian dari penulis
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi berdasarkan
judgement/ penilaian dari penulis, dimana penilaian
tersebut bisa saja berbeda dengan kenyataannya.

Bandung, 18 Juni 2014

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini secara garis besar dibagi dalam
beberapa tahap penelitian, yaitu :
A. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah PT. Jacking Pile
Pratama, perusahaan berskala nasional yang bergerak di industri jasa pemancangan dan didirikan pada tahun 2011 di
Jakarta. Pada tahap ini dilakukan studi pendahuluan
mengenai rencana jangka panjang perusahaan untuk menjadi perusahaan jasa pemancangan terbesar di Indonesia.
Aspek yang diteliti terkait identifikasi perusahaan dari internal dan lingkungan eksternal yang mempengaruhinya.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi
masalah
dilakukan
dengan
mengobservasi masalah-masalah yang dimiliki pada saat ini
dan juga potensi-potensi masalah yang memiliki
kemungkinan untuk terjadi pada saat yang akan datang.
Pemahaman terhadap indicator permasalahan tersebut
digunakan sebagai dasar dalam menentukan rumusan masalah yang dijawab dalam tujuan penelitian.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian adalah melakukan
perancangan strategi korporasi PT. Jacking Pile Pratama
dengan menggunakan pendekatan QSPM (Quantitative
Strategic Planning Matrix) sebagai acuan dan arah untuk
menghadapi persaingan di masa depan.
D. Pembatasan Ruang Lingkup Masalah
Dalam penelitian ini, terdapat pembatasan ruang
lingkup masalah yang bertujuan untuk memfokuskan
penelitian sehingga analisis dapat dilakukan secara mendalam. Batasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian
ini terkait tahapan dalam perancangan strategi perusahaan,
objek penelitian, data penelitian yang digunakan, dan judgement/ penilaian dari penulis.
E. Studi Literatur
Tahap studi literatur merupakan pembelajaran terhadap teori-teori terkait yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian. Beberapa sumber
studi literatur yang digunakan, diantaranya adalah textbook,
tesis, dokumen terkait, dan sumber lainnya, seperti surat kabar, internet, artikel, dan jurnal. Tahap ini dilakukan untuk
memahami konsep manajemen strategis dan berbagai
metode yang digunakan agar diperoleh suatu pengertian
mendalam dalam menunjang formulasi strategi. Teori-teori
yang dipelajari dalam studi literatur ini, diantaranya gambaran umum manajemen strategis, analisis internal dan eksternal, organisasi, analisis dan pemilihan strategi, metode
borda, serta strategi safari.
F. Pengembangan Model Analisis
Tahap pengembangan model analisis merupakan
proses pemikiran dalam menyelesaikan masalah. Model
analisis tersebut merupakan hasil studi literatur yang
dikembangkan dan dimodifikasi dari model management
strategies (David, 2011). Berikut merupakan empat tahap
perumusan model analisis yang dikembangkan dalam
penelitian.

Page 2 of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)
1.

2.

3.

4.

Tahap Analisis Awal


Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kondisi
perusahaan saat ini, yaitu profil perusahaan, data
internal perusahaan, data lingkungan operasional, dan
data lingkungan makro.
Tahap Input (Input Stage)
Tahap ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap
kondisi perusahaan saat ini. Evaluasi yang dilakukan
terdiri atas EFE (External Factor Evaluation) matrix,
IFE (Internal Factor Evaluation) matrix, dan CPM
(Competitive Profil Matrix). Hasil yang diperoleh pada
tahap ini digunakan sebagai input untuk menghasilkan
alternatif strategi pada tahap pencocokan.
Tahap Pencocokan (Matching Stage)
Tahap ini bertujuan untuk melakukan proses analisis
dan formulasi strategi. Pada tahap ini, hasil evaluasi
kondisi eksisting dari tahap input diperbandingkan satu
sama lain untuk menghasilkan alternatif strategi yang
efektif bagi perusahaan. Teknik yang digunakan dalam
tahap ini adalah SPACE matrix, IE (Internal-External)
matrix, SWOT matrix, dan Grand Strategy matrix.
Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Stage)
Tahap ini bertujuan untuk mengambil keputusan terkait
strategi yang akan dipilih untuk diimplementasikan.
Dalam tahap ini, matriks yang digunakan adalah QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix).

G. Kesimpulan dan Saran


Tahap kesimpulan dan saran merupakan tahap akhir
dari penelitian. Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan atas hasil penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu merumuskan strategi korporasi
PT. Jacking Pile Pratama dengan menggunakan pendekatan
QSPM sebagai acuan dan arah bagi perusahaan untuk
menghadapi persaingan di masa depan.
Selain itu, saran-saran perbaikan diberikan untuk perusahaan, penelitian ini, dan pengembangan penelitian selanjutnya berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap
keseluruhan penelitian ini.

HASIL PEMBAHASAN
Tahap Analisis Awal
A. Evaluasi Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan, dan Strategi
Perusahaan
a. Visi Perusahaan
PT. Jacking Pile Pratama akan menjadi perusahaan
jasa pemancangan terbaik di Indonesia dengan penekanan
pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan pembangunan
kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia,
manajemen teknologi, dan tata kelola perusahaan yang baik.
b.

Misi Perusahaan
Hasil evaluasi dan rekomendasi terhadap misi PT.
Jacking Pile Pratama adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan daya saing perusahaan di industri jasa
pemancangan dengan mengembangkan pelayanan dan
teknologi terbaik kepada konsumen dalam memenuhi
harapan pemangku kepentingan.

Bandung, 18 Juni 2014

2.

Meningkatkan pelatihan SDM untuk menghasilkan


tenaga kerja yang berkualitas dan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif, serta menyediakan
lapangan kerja yang luas.

c.

Tujuan Perusahaan
Perumusan tujuan yang dilakukan menggunakan
metode SMART adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Jangka Pendek (< 1 tahun)
Mengembangkan sistem manajemen terkait revitalisasi
internal dengan meningkatkan kualitas SDM, efisiensi,
efektifitas, dan produktivitas.
2. Tujuan Jangka Menengah (1-3 tahun)
Mengembangkan sistem pelayanan tepat waktu, serta
ekspansi bisnis perusahaan (diversifikasi, ke arah hulu,
hilir, atau pun horizontal).
3. Tujuan Jangka Panjang (3-5 tahun)
Menjadi pemimpin di industri jasa pemancangan pada
tahun
2019
dengan
meningkatkan
rata-rata
pertumbuhan penjualan tiap tahun sebesar 35%.
d.

Evaluasi Kebijakan dan Strategi Perusahaan


Evaluasi yang dilakukan berdasarkan beberapa
aspek adalah sebagai berikut.
1. Aspek Organisasi/ Manajemen
Menerapkan sistem manajemen perusahaan profesional,
dimana penempatan suatu posisi dilakukan berdasarkan
profesionalisme, tanpa memandang hubungan keluarga.
2. Aspek Pemasaran
Membentuk divisi pemasaran dan penjualan untuk
membantu direktur terkait aktivitas pemasaran.
3. Aspek Keuangan
Memberikan pelatihan akuntansi dan keuangan untuk
meningkatkan profesionalisme keuangan.
4. Aspek Produksi
Memperbaiki perencanaan terkait pemeliharaan alat
pemancang dan ketergantungan pada pihak lain.
5. Aspek Teknologi
Strategi terkait penggunaaan teknologi terbaru cukup
tepat untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
6. Aspek SDM
Sistem rekrutasi masih perlu untuk diperbaiki agar
sistem tersebut lebih profesional.
B. Identifikasi Isu Pokok Perusahaan atau Industri Jasa
Pemancangan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan
pemilik perusahaan, isu-isu pokok yang berkaitan dengan
perusahaan dan industri jasa pemancangan adalah:
1. Belum memiliki banyak pengalaman di industri jasa
pemancangan
2. Terdapat risiko yang cukup besar dalam pengembangan
bisnis jasa pemancangan
3. Brand perusahaan yang masih belum dikenal
4. Tidak mempunyai SDM yang berkompeten dan berpengalaman
5. Belum memiliki manajemen perusahaan yang efektif
6. Persaingan yang ketat diantara para perusahaan sejenis
7. Masih sangat tergantung terhadap suplai bahan baku

Page 3 of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)
C. Identifikasi dan Evaluasi Key Success Factors
Beberapa faktor yang diidentifikasi dan diurutkan
(dari yang terbesar) sebagai key success factors di dalam
industri jasa pemancangan adalah sebagai berikut.
1. Produk (alat pemancang)
2. Dana/ keuangan
3. Hubungan yang baik dengan konsumen dan penyuplai
4. Aktivitas pemasaran perusahaan
5. Brand Image perusahaan
6. Pelayanan jasa
7. Gaya manajemen pimpinan perusahaan
8. Tenaga kerja yang berpengalaman dan terampil
D. Analisis Faktor Internal Perusahaan
Analisis faktor internal ini menggunakan analisis
fungsional, model value chain dari Porter (1985) dan
didukung oleh kerangka kerja VRIO (Value-RarenessImitability-Organization) dari Barney (1997) (Kerangka
kerja VRIO hanya digunakan dalam melakukan analisis
kekuatan perusahaan). Berikut merupakan analisis kekuatan
yang telah diagregasi terhadap faktor-faktor internal
perusahaan.
1. Perusahaan mempunyai direktur perusahaan dengan
pengalaman kerja lebih dari 20 tahun (S1)
2. Reputasi perusahaan sangat baik dan memperoleh
kepercayaan dari perusahaan konstruksi besar (S2)
3. Perusahaan menguasai sebagian besar pasar dalam
negeri (S3)
4. Perusahaan memberikan pelayanan tinggi terhadap
waktu, harga, kualitas untuk mempertahankan
konsumen loyal (S4)
5. Kontinuitas produksi, serta hubungan baik dengan
penyuplai. (S5)
6. Rasio aktivitas dan profitabilitas perusahaan dalam
keadaan baik (S6)
7. Tidak mengalami kesulitan terkait modal usaha (S7)
Berikut merupakan analisis kelemahan perusahaan yang telah diagregasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan.
1. Lemahnya koordinasi dan pendelegasian dalam sistem
manajemen perusahaan (W1)
2. Perusahaan tidak mempunyai tenaga kerja yang
terampil dengan loyalitas dan semangat kerja yang
tinggi, serta sistem rekruitasi dan penggajian yang
masih konvensional (W2)
3. Tidak mempunyai visi yang disosialisasikan secara
terbuka sebagai arah tumbuh perusahaan (W3)
4. Belum menerapkan perencanaan dan pengendalian
aktivitas perusahaan secara efektif dan efisien (W4)
5. Keterbatasan pelayanan dan ketergantungan pemasaran
pada direktur perusahaan masih terlalu tinggi, serta
metode pemasaran yang masih konvensional (W5)
6. Ketergantungan yang cukup tinggi pada pembelian
bahan baku, mobilisasi alat dan pengecekan hasil
pemancangan, serta sistem akutansi perusahaan (W6)
7. Utilitas mesin belum optimal (mesin rusak) yang
dipengaruhi oleh tingkat human error yang tinggi (W7)
8. Tidak mempunyai workshop sebagai tempat perbaikan
alat pemancang yang rusak (W8)

Bandung, 18 Juni 2014

E. Analisis Faktor Eksternal Perusahaan


Analisis faktor eksternal ini menggunakan model
Porters Five Forces dari Porter (2008) dan PEST analysis
dari Kotler (2011). Berikut merupakan analisis peluang
yang telah diagregasi terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan.
1. Bargaining power pemain baru lemah (O1)
2. Jumlah permintaan jasa pemancangan melebihi
kapasitas yang ada (O2)
3. Persaingan sehat dimana tidak banyak pesaing yang
lebih besar dibandingkan perusahaan (O3)
4. Ketersediaaan dan kemudahan mendapatkan tenaga
kerja terampil, murah, dan produktif (O4)
5. Terdapat banyak alternatif penyuplai bahan baku tanpa
adanya switching cost (O5)
6. Hubungan baik dengan penyuplai memberikan peluang
terhadap kontinuitas suplai sumber daya (O6)
7. Pertumbuhan pasar jasa pemancangan yang tinggi dan
didukung oleh kebijakan pemerintah (O7)
8. Peluang pasar dalam negeri dan didukung oleh
kepercayaan konsumen (O8)
9. Terdapat customer-switching cost untuk produk
substitusi (O9)
Berikut merupakan analisis ancaman perusahaan yang telah
diagregasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan.
1. Persaingan diwarnai dengan perang harga dan
tergantung pada breakeven point alat pemancang (T1)
2. Ancaman kerja sama strategis antara penyuplai dan
pesaing (T2)
3. Bargaining power dari penyuplai tinggi (T3)
4. Ancaman forward dan backward integration (T4)
5. Tidak ada switching cost (konsumen dapat beralih ke
perusahaan lain yang lebih murah & kualitas sama) (T5)
6. Sikap selektif terhadap kualitas dan spesifikasi jasa
pemancangan (T6)
7. Ancaman dari bored pile sebagai produk substitusi (T7)
8. Kondisi politik dan ekonomi tidak terlalu mendukung
perkembangan bisnis di Indonesia (T8)
Tahap Input (Input Stage)
Tahap input terdiri atas tiga bagian, yaitu evaluasi
terhadap faktor internal (IFE matrix), faktor eksternal (EFE
matrix), dan faktor eksternal perusahaan (CPM).
A. Evaluasi Terhadap Faktor Internal Perusahaan: IFE
Matrix.
Evaluasi yang dilakukan terhadap faktor internal
perusahaan menggunakan IFE matrix. Bobot (weight)
mengindikasikan tingkat kepentingan masing-masing faktor
terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Bobot
berkisar antara 0,0 - 1.0, dimana 0.0 mengindikasikan bobot
tidak penting, dan 1.0 mengindikasikan bobot sangat
penting. Penilaian (rating) dilakukan dengan mengurutkan
nilai dari 1 sampai dengan 4, dimana angka 1
mengindikasikan major weakness, 2 mengindikasikan
minor weakness, 3 mengindikasikan minor strength, dan 4
mengindikasikan major strength. (Penentuan bobot
dilakukan berdasarkan industri jasa pemancangan,
sedangkan nilai dilakukan berdasarkan kondisi internal PT.
Jacking Pile Pratama)

Page 4 of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)
Proses pembobotan dan penilaian dilakukan
dengan menggunakan metode Borda, sedangkan
perhitungannya menggunakan Microsoft Excel 2013 untuk
memperoleh nilai bobot dan peringkat tiap faktor yang
sudah dinormalisasi. Metode Borda menggunakan lebih dari
satu responden untuk memberikan bobot dan nilai terhadap
faktor-faktor internal. Berdasarkan IFE matrix, nilai
weighted score total sebesar 2.61 mengindikasikan posisi
internal strategis di atas rata-rata (rata-rata = 2.5). Oleh
sebab itu, perlu diformulasikan strategi yang dapat
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang atau
untuk menghindari ancaman.

1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
8

Tabel 3. 1 IFE (Internal Factor Evaluation) Matrix


Faktor-Faktor Strategi Internal
Strength (S)
Weight
Rating
Weighted Score
Strength 1
0.11
4.00
0.43
Strength 2
0.08
3.33
0.21
Strength 3
0.04
3.00
0.26
Strength 4
0.08
3.33
0.09
Strength 5
0.06
4.00
0.33
Strength 6
0.02
3.50
0.07
Strength 7
0.12
4.00
0.48
Weakness (W)
Weight
Rating
Weighted Score
Weakness 1
0.07
1.83
0.05
Weakness 2
0.06
1.50
0.09
Weakness 3
0.11
1.83
0.04
Weakness 4
0.04
1.83
0.05
Weakness 5
0.09
1.33
0.11
Weakness 6
0.02
2.00
0.08
Weakness 7
0.08
1.00
0.16
Weakness 8
0.02
1.00
0.05
1.0
2.61
Weighted Score Total

B. Evaluasi Terhadap Faktor External Perusahaan: EFE


Matrix.
Evaluasi yang dilakukan terhadap faktor
lingkungan eksternal menggunakan EFE matrix. Bobot
(weight) mengindikasikan seberapa penting setiap external
critical success factors terhadap keberhasilan perusahaan
dalam industri. Bobot berkisar antara 0.0 sampai dengan 1.0,
dimana 0.0 mengindikasikan bobot tidak penting, dan 1.0
bobot sangat penting. Penilaian (rating) dilakukan dengan
mengurutkan peringkat dari 1 - 4 tersebut mengindikasikan
tingkat efektivitas strategi yang dimiliki perusahaan dalam
merespon setiap external critical success factors, dimana
angka 4 mengindikasikan respon sangat baik, angka 3
respon di atas rata-rata, angka 2 respon rata-rata, dan angka
1 respon yang buruk. (Penentuan bobot dilakukan
berdasarkan kondisi industri jasa pemancangan, sedangkan
penentuan peringkat dilakukan berdasarkan kondisi internal
PT. Jacking Pile Pratama).
Proses pembobotan dan penilaian dilakukan dengan
menggunakan metode Borda dan perhitungannya
menggunakan Microsoft Excel 2013 untuk memperoleh
nilai bobot dan peringkat tiap faktor yang sudah
dinormalisasi. Metode Borda tersebut menggunakan lebih
dari satu responden untuk memberikan bobot dan nilai
terhadap faktor-faktor eksternal. Beberapa responden di
dalam penelitian ini adalah direktur utama perusahaan,
direktur perusahaan, dan penulis. (Bobot penilaian yang
diberikan untuk direktur perusahaan diberikan sebesar 3,
bobot penilaian untuk direktur sebesar 2, dan bobot
penilaian untuk penulis sebesar 1).

Bandung, 18 Juni 2014

Berdasarkan EFE matrix, diperoleh informasi


bahwa nilai weighted score total sebesar 3.2 yang
mengindikasikan posisi eksternal strategis perusahaan
sedikit di atas rata-rata (2.5). Oleh sebab itu, perlu
diformulasikan suatu bentuk strategi untuk meningkatkan
kinerja perusahaan dengan memanfaatkan peluang dan
meminimasi pengaruh buruk dari ancaman eksternal.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8

Tabel 3. 2 EFE (External Factor Evaluation) Matrix


Faktor-Faktor Strategi Internal
Opportunity (O)
Weight
Rating
Weighted Score
Opportunity 1
0.10
4.00
0.40
Opportunity 2
0.03
3.33
0.10
Opportunity 3
0.08
3.67
0.29
Opportunity 4
0.03
2.33
0.07
Opportunity 5
0.05
2.33
0.12
Opportunity 6
0.05
2.67
0.13
Opportunity 7
0.07
3.00
0.21
Opportunity 8
0.09
4.00
0.36
Opportunity 9
0.01
3.67
0.04
Threat (T)
Weight
Rating
Weighted Score
Threat 1
0.12
3.33
0.36
Threat 2
0.04
2.33
0.11
Threat 3
0.08
3.00
0.22
Threat 4
0.10
2.33
0.22
Threat 5
0.06
2.00
0.12
Threat 6
0.08
3.67
0.29
Threat 7
0.02
3.33
0.05
Threat 8
0.12
3.33
0.08
1.0
3.20
Weighted Score Total

C. CPM (Competitive Profile Matrix)


Evaluasi posisi kompetitif perusahaan terhadap
pesaing dilakukan menggunakan CPM. Dalam menyusun
CPM, dibutuhkan data pesaing dan KSF (Key Success
Factors) perusahaan. Data pesaing utama perusahaan
(dimulai terbesar s/d pesaing terkecil) adalah PT. Indopora,
PT. Palu Mas, PT. Catur Pile, PT. JHS, dan PT. Yasa
Mandiri. Selain itu, data terkait KSF terdapat pada subbab
KSP di tahap analisis awal. KSF sangat menentukan profil
persaingan yang terjadi, dimana perusahaan yang
memanfaatkan KSF memiliki daya saing yang kuat.
Setiap KSF diberikan bobot (weight) berdasarkan
pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan dalam
industri. Bobot mengindikasikan seberapa penting KSF
terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Bobot
berkisar antara 0.0 s/d 1.0 (0.0 : bobot tidak penting, 1.0 :
bobot sangat penting. Penilaian (rating) mengindikasikan
tingkat efektivitas strategi yang dimiliki perusahaan dalam
merespon setiap KSF (4 : respon sangat baik, 3 : respon di
atas rata-rata, 2 : respon rata-rata, 1 : respon buruk).
(Penentuan bobot dilakukan berdasarkan kondisi industri,
sedangkan penentuan peringkat dilakukan berdasarkan
kondisi internal masing-masing perusahaan)
Proses pembobotan dan penilaian dilakukan dengan
menggunakan metode Borda dan lebih dari satu responden
untuk memberikan bobot dan peringkat terhadap KSF, yaitu
dua orang kepala pelaksana PT. Kaliabang Jaya (konsumen
perusahaan). (Bobot penilaian yang diberikan untuk
masing-masing kepala pelaksana adalah sama besar)
Berdasarkan hasil pengolahan data pada CPM, nilai
weighted score total PT. Kaliabang Jaya Pratama adalah
3.32, lebih kecil daripada PT. Indopora (selisih 6%), akan
tetapi nilai WST tersebut masih lebih besar daripada
perusahaan pesaing lain.

Page 5 of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)

Key Success Factors

Weight

Jumlah dan variasi alat pemancang


Hubungan dengan konsumen/ penyuplai
Dana/ keuangan
Karyawan berpengalaman dan terampil
Aktivitas pemasaran perusahaan
Brand Image Perusahaan
Pelayanan jasa
Gaya manajemen pimpinan perusahaan
Total

0.22
0.19
0.17
0.14
0.11
0.08
0.06
0.03
1

Tabel 3. 3 CPM (Competitive Profile Matrix)


PT. Jacking
PT. Catur
PT. Palu
Pile Pratama
Pile
Mas

PT. Yasa
Mandiri

W.S

Rating

W.S

Rating

W.S

Rating

W.S

Rating

W.S

Rating

W.S

3.50
3.00
4.00
3.00
3.50
4.00
2.00
1.50

0.78
0.58
0.67
0.42
0.39
0.33
0.11
0.04
3.32

4.00
1.50
3.00
3.50
1.50
1.50
3.00
1.50

0.89
0.29
0.50
0.49
0.17
0.13
0.17
0.04
2.67

4.00
3.00
2.00
4.00
2.00
3.00
3.50
4.00

0.89
0.58
0.33
0.56
0.22
0.25
0.19
0.11
3.14

1.00
3.50
1.50
1.00
3.00
1.50
1.00
2.50

0.22
0.68
0.25
0.14
0.33
0.13
0.06
0.07
1.88

4.00
3.50
4.00
1.50
4.00
4.00
4.00
3.50

0.89
0.68
0.67
0.21
0.44
0.33
0.22
0.10
3.54

1.00
2.50
2.00
1.50
1.50
1.50
2.00
1.50

0.22
0.49
0.33
0.21
0.17
0.13
0.11
0.04
1.69

Tabel 3. 4 Kelompok Daya Saing Perusahaan


Daya Saing Kuat
Daya Saing Medium Daya Saing Lemah

4. PT. Catur Pile

PT.
Indopora

Rating

Dengan menghitung persentase selisih weighted score total


masing-masing perusahaan (Lih. Tabel 3.4), dilakukan
pengelompokkan sebagai berikut.

1. PT. Indopora
2. PT. Jacking Pile
3. PT. Palu Mas

PT. JHS

5. PT. JHS
6. PT. Yasa
Mandiri

Tahap Pencocokan (Matching Stage)


Tahap ini bertujuan untuk memformulasikan
analisis yang telah dilakukan sehingga diperoleh strategi
yang efektif dan relevan terhadap permasalahan perusahaan.
A. IE (Internal & External) Matrix
Analisis ini dilakukan dengan memetakan posisi
berdasarkan kondisi internal-eksternal untuk mengetahui
implikasi strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
Dari perhitungan weighted score terhadap key
internal-external factors, diperoleh nilai total untuk IFE
matrix sebesar 2.6 dan EFE matrix sebesar 3.2. IE matrix
perusahaan ditunjukkan pada Gambar 3.1
Berdasarkan analisis IE matrix, perusahaan berada
pada sel ke II atau wilayah grow and build. Posisi ini
menunjukkan bahwa langkah strategis yang sesuai untuk
perusahaan adalah berusaha untuk mengembangkan
usahanya. Strategi yang sesuai untuk diterapkan,
diantaranya
strategi
intensif
(penetrasi
pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau
strategi integratif (backward integration, forward
integration, dan horizontal integration.

B. SPACE (Strategic Position and Action Evaluation)


Matrix
Analisis SPACE matrix ini digunakan untuk
mengindikasikan profil strategi yang paling sesuai untuk
perusahaan (strategi agresif, konservatif, defensif, atau
kompetitif).
Proses penyusunan SPACE matrix dimulai dengan
pemilihan faktor dari dimensi financial strength (FS),
competitive advantage (CA), environment stability (ES),
dan industry strength (IS). Faktor-faktor tersebut dipilih
berdasarkan faktor penyusun SPACE matrix dan hasil
analisis faktor internal dan eksternal perusahaan. Langkah
selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap faktor
penyusun menggunakan skala dari +1 (paling buruk) sampai
dengan +7 (paling baik) untuk FS/ IS dan skala dari -7
(paling buruk) sampai dengan -1 (paling baik) untuk ES/ CA.
(Pada sumbu FS dan CA dilakukan perbandingan dengan
pesaing, sedangkan pada sumbu IS dan ES dilakukan
perbandingan dengan industri lain)
Posisi profil strategi perusahaan akan diperoleh
dengan menggambarkan sebuah vektor arah yang
koordinatnya ditentukan dari penjumlahan average scores
dimensi CA-IS untuk sumbu horisontal, dan FS-ES untuk
sumbu vertikal. Average scores dihitung untuk setiap
dimensi FS, CA, IS, dan ES dengan menjumlahkan rating
yang diberikan pada faktor-faktor penyusun dari setiap
dimensi dan membaginya dengan jumlah faktor penyusun
dalam dimensi yang bersangkutan.
Dari SPACE matrix diperoleh kesimpulan bahwa
PT. Jacking Pile Pratama merupakan perusahaan dengan
kekuatan finansial (FS = +4.43) dan daya saing di atas ratarata (CA = -3.55), berada di dalam lingkungan relatif tidak
stabil (ES = -3.2) dengan daya tarik yang tinggi (IS = +5.5).
Bentuk strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan
adalah strategi agresif yang mengindikasikan bahwa
perusahaan dapat menggunakan kekuatannya untuk
memanfaatkan peluang, mengatasi kelemahan internal dan
ancaman. Strategi yang sesuai untuk digunakan adalah
strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau strategi integratif (backward
integration, forward integration, dan horizontal integration)
atau strategi diversifikasi (conglomerate diversification,
concentric diversification, dan horizontal diversification)
atau strategi kombinasi.

Gambar 3. 1 IE (Internal External) Matrix

Bandung, 18 Juni 2014

Page 6 of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)
Tabel 3. 5 SPACE Matrix

Faktor-Faktor Penyusun SPACE Matrix


Rating
Financial Strength (FS)
1 Kemudahan terkait modal usaha karena mempunyai hubungan baik dengan pihak sumber pendanaan. (F5, ***)
7
2 Net profit margin perusahaan cukup tinggi sebesar 13% (3,8 M). (meningkat 10% dari tahun sebelumnya) (F3, **)
5
3 Perputaran uang perusahaan cukup lancar (semakin meningkat dari tahun sebelumnya). (F1, ***)
6
4 Utilitas aset perusahaan semakin baik (asset turn over = 1.00, meningkat 25% dari tahun sebelumnya). (F2,***)
6
5 Kemampuan jangka pendek dalam membayar hutang jangka pendek semakin menurun (current ratio = 0.16). (F3, x)
2
6 Nilai debt ratio sebesar 80% menunjukkan hutang perusahaan cukup tinggi. (F5, xx)
3
7 Working capital perusahaan negatif. (F4, xx)
2
31
TOTAL
Competitive Advantage (CA)
1 Direktur perusahaan mempunyai pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang jasa pemancangan. (O2,***)
-1
2 Reputasi perusahaan sangat baik dan memperoleh kepercayaan dari konsumen. (O3, M2, ***)
-1
3 Kontinuitas produksi, serta hubungan baik dengan penyuplai bahan baku. (P1, P2, P3, P4, P5, R2, **)
-3
4 Perusahaan memberikan pelayanan yang tinggi terhadap waktu pengerjaan, harga, dan (M3, M5, M6,P2,*)
-4
5 Perusahaan sebagai salah satu pemimpin di industri jasa pemancangan menguasai pasar dalam negeri. (M1,M4, ***)
-2
6 Hubungan kerja sama yang baik antara perusahaan dan penyuplai bahan baku. (S3)
-3
7 Ketergantungan pada direktur perusahaan, serta metode pemasaran konvensional. (M2, M3, M4, M5, M8, xxx)
-5
8 Utilitas mesin tidak optimal yang dipengaruhi oleh tingkat human error yang tinggi. (P2, P4, xxx)
-6
9 Ketergantungan yang tinggi terhadap penyuplai. (P1, P5, F2, xxx)
-7
TOTAL
-32
Industry Strength (IS)
1 Ketersediaaan dan kemudahan mendapatkan tenaga kerja terampil, murah, dan produktif. (C5, E4, ***)
7
2 Jumlah permintaan jasa pemancangan melebihi kapasitas yang ada. (C3, **)
6
3 Terdapat banyak alternatif penyuplai bahan baku tanpa adanya switching cost. (S2, S4, **)
6
4 Peluang pasar dalam negeri sangat besar yang didukung kepercayaan konsumen. (EB2, B1, B2, B4, ***)
7
5 Pertumbuhan pasar jasa pemancangan yang tinggi dan didukung oleh kebijakan pemerintah. (E1, E3, **)
5
6 Ancaman forward integration dan backward integration. (S1, B1, x)
3
7 Persaingan diwarnai dengan perang harga dan tergantung pada breakeven point alat pemancang. (EB3, C2, C3, xx)
4
8 Bargaining power pemain baru lemah. (S2, S3, S4, S5, S7, xxx)
6
44
TOTAL
Environmental Stability (ES)
1 Fluktuasi permintaan dalam setahun cukup besar. (B3, **)
-3
2 Persaingan diwarnai dengan perang harga dan tergantung breakeven point alat pancang. (EB3, C2, C3, xx)
-4
3 Terdapat peraturan terkait legalitas dan peraturan keselamatan kerja di industri jasa pemancangan. (E2, xxx)
-5
4 Tidak adanya keunggulan biaya terhadap teknologi, akses pada bahan baku, dan lokasi geografis khusus. (EB3, xx)
-4
5 Perubahan struktur pemerintahan dan kebijakan ekonomi terkait panjangnya prosedur birokrasi. (C6, xxx)
-3
6 Naiknya harga alat tiang pancang akibat fluktuasi nilai tukar valuta asing. (S8, xx)
-3
7 Kondisi politik dan ekonomi yang tidak terlalu mendukung bisnis di Indonesia. (E1, E2, E3, E4, xx)
-4
-23
TOTAL
KESIMPULAN
Rating
AR
Rating
AR
Koordinat Vektor Arah
Financial Strength
Industry Strength
Sumbu x (CA+IS)
+31
+4.43
+44
+5.5
+ 2.0
Competitive Advantage - 32
Environmental Stability +23
Sumbu y (FS+ES) + 1.23
- 3.55
- 3.2

AR (Average Rating)
C. Grand Strategies Matrix
Analisis teknik ini bertujuan untuk menghasilkan
alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan
saat. Analisis ini dilakukan menggunakan dua dimensi
evaluasi, yaitu pertumbuhan pasar dan posisi kompetitif
perusahaan. Berdasarkan hasil analisis, PT. Jacking Pile
Pratama memiliki posisi kompetitif yang kuat dibandingkan
pesaingnya. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis CPM
(Tabel 3.3) bahwa perusahaan menempati posisi sebagai
market leader di industri jasa pemancangan. Selain itu,
posisi kompetitif yang kuat terlihat dari dari nilai CA pada
SPACE matrix (Tabel 3.5) menunjukkan bahwa daya saing
perusahaan sedikit di atas rata-rata (CA = -3.55)
dibandingkan dengan pesaing.

Bandung, 18 Juni 2014

Pertumbuhan pasar jasa pemancangan dalam negeri


tergolong sangat cepat, baik secara keseluruhan industri
maupun ditinjau dari pertumbuhan pasar perusahaan. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai IS (Industry Strength) yang
memiliki daya tarik yang cukup menarik (IS = +5.5) dan nilai
EFE (External Factor Evaluation) matrix yang di atas ratarata (EFE = 3.2).
Berdasarkan kedua dimensi evaluasi tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan berada di kuadran I
atau kuadran dimana perusahaan memiliki posisi kompetitif
kuat dan pertumbuhan pasar yang cepat. Posisi perusahaan
yang dipetakan pada Grand Strategy matrix dapat dilihat
pada Gambar 3.3.

Page 7 of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.
2.
3.
4.
5.

Quadrant III
Retrenchment
Related diversification
Unrelated diversification
Divestiture
Liquidation

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Quadrant I
Market Penetration
Market Development
Product Development
Forward Integration
Backward Integration
Horizontal Integration
Concentric Diversification

Quadrant IV
1. Unrelated diversification
2. Related diversification
3. Joint ventures

STRONG COMPETITIVE POSITION

WEAK COMPETITIVE POSITION

RAPID MARKET GROWTH

Quadrant II
Market Development
Market Penetration
Product Development
Horizontal Integration
Divestiture
Liquidation

SLOW MARKET GROWTH

Gambar 3. 2 Grand Strategies Matrix

Perusahaan yang terletak dalam kuadran I


mempunyai karakteristik tingkat cash flow dan
pertumbuhan internal tinggi. Perusahaan tersebut sebaiknya
melakukan konsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar
dan pengembangan pasar), serta produk yang ada
(pengembangan produk). Apabila perusahaan memiliki
sumber daya yang berlebih, strategi forward, backward, dan
horizontal dapat menjadi strategi efektif. Selain itu, strategi
contentric diversification dapat digunakan untuk
mengurangi resiko dari strategi produk tunggal. Perusahaan

yang terletak di kuadran I memiliki sumber daya memadai


untuk memanfaatkan peluang dan dapat bertindak agresif
menghadapi resiko.
D. SWOT (Strength Weakness Opportunity - Threat)
Matrix
Analisis ini digunakan untuk menghasilkan
alternatif strategi Strengths-Opportunities (menggunakan
kekuatan dalam memanfaatkan peluang yang ada),
Weaknesses-Opportunities
(memperbaiki
kelemahan
perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada),
Strengths-Threats (menggunakan kekuatan perusahaan
untuk
mengatasi
ancaman),
Weaknesses-Threats
(mengurangi kelemahan perusahaan dan menghindari
ancaman).
Berdasarkan hasil analisis terhadap key internal
factors pada IFE matrix yang memuat kekuatan dan
kelemahan, key external factors pada EFE matrix yang
memuat peluang dan ancaman di industri jasa pemancangan,
serta bentuk-bentuk strategi yang dihasilkan dari analisis IE
matrix, SPACE matrix, dan Grand Strategy matrix,
dilakukan penyusunan alternatif strategi menggunakan
analisis SWOT matrix. Hasil penggabungan SWOT matrix
tersebut ditunjukkan dalam bentuk Tabel 3.6 dan Tabel 3.7
dan digunakan sebagai input dalam melakukan agregasi
alternatif strategi.

Tabel 3. 6 TOWS Matrix

Threat

Opportunity

Strength

Weakness

1. Penetrasi Pasar: Memperluas pangsa pasar, promosi,


meningkatkan jaringan distribusi, penjadwalan distribusi.
2. Pengembangan Pasar: Pasar baru di kota-kota potensial.
3. Pengembangan Produk: Pelayanan unik, kualitas.
4. Diversifikasi Konsentrik: Jumlah dan jenis pemancang baru,
investasi alat lainnya, bisnis bahan baku konstruksi.
5. Diversifikasi Konglomerat: Bisnis catering untuk karyawan.
6. Integrasi ke Depan: Akuisisi, mendirikan perusahaan
konstruksi, kerja sama dengan perusahaan konstruksi.
7. Integrasi ke Belakang: Kerja sama strategis, akuisisi,
mendirikan perusahaan jasa konsultasi pengecekan kualitas
dan keamanan, pabrik tiang pancang.
8. Integrasi Horisontal: Akuisisi perusahaan jasa pemancangan
lain di Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur.
9. Strategi Lainnya: Membentuk asosiasi, membentuk
perusahaan penyuplai bahan baku.

1. Penetrasi Pasar: Brand image perusahaan, membentuk divisi


pemasaran, kerja sama dengan perusahaan transportasi alat berat,
meningkatkan loyalitas konsumen.
2. Pengembangan Pasar: Mengembangkan pasar yang lebih global
melalui teknologi internet, pasar luar negeri, menyewakan alat
pemancang yang belum digunakan.
3. Pengembangan Produk: Kualitas pelayanan jasa pemancangan.
4. Integrasi ke Depan: Kerja sama strategis dengan perusahaan
konstruksi terpercaya sebagai penyuplai alat pemancang.
5. Integrasi ke Belakang: Melakukan kerja sama strategis,
mengakuisisi, mendirikan perusahaan jasa konsultasi pengecekan
kualitas dan keamanan, pabrik tiang pancang, mendirikan workshop.
6. Integrasi Horisontal: Merger dengan perusahaan besar lain.
7. Strategi Lainnya: Memperbaiki sistem manajemen perusahaan,
meningkatkan kualitas SDM, kinerja perusahaan, koordinasi antar
divisi, merekrut manajer terampil, perumusan visi dan misi, struktur
organisasi, menerapkan sistem informasi perusahaan, menentukan
umur ekonomis alat pemancang perusahaan.

1. Penetrasi Pasar: Promosi, meningkatkan jaringan distribusi.


2. Pengembangan Pasar: Pasar luar negeri.
3. Pengembangan Produk: Memelihara kualitas, sistem
manajemen, pelayanan yang unik.
4. Diversifikasi Konsentrik: Jumlah dan jenis pemancang baru.
5. Integrasi ke Depan: Akuisisi, mendirikan perusahaan
konstruksi, kerja sama dengan perusahaan konstruksi.
6. Integrasi ke Belakang: Kerja sama dengan penyuplai.
7. Integrasi Horisontal: Merger dengan perusahaan besar lain.
8. Strategi Lainnya: Menjaga hubungan baik dengan
lingkungan sekitar, perjanjian risk sharing terhadap
kerugian akibat force majure dengan pihak pembeli.

1. Penetrasi Pasar: Brand image perusahaan, Divisi pemasaran.


2. Pengembangan Produk: Mempertahankan kualitas pelayanan jasa.
3. Integrasi ke Depan: Kerja sama strategis dengan perusahaan
konstruksi.
4. Integrasi ke Belakang: Mendirikan workshop, mengadakan kerja
sama dengan penyuplai, mendirikan pabrik tiang pancang.
5. Strategi Lainnya: Menjaga produktivitas, penentuan tarif
berdasarkan HPP, kinerja perusahaan, asuransi aset perusahaan.

Bandung, 18 Juni 2014

Page 8 of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)
Tabel 3. 7 SWOT Matrix

6.
7.

Strengths
Pengalaman direktur perusahaan lebih dari 20 tahun.
Reputasi perusahaan sangat baik.
Menguasai sebagian besar pasar dalam negeri
Perusahaan memberikan pelayanan yang tinggi.
Kontinuitas produksi yang didukung oleh kapasitas alat
pemancang, serta hubungan baik dengan penyuplai.
Rasio aktivitas dan profitabilitas perusahaan yang baik.
Tidak mengalami kesulitan terkait modal usaha.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Opportunities
Bargaining power pemain baru lemah.
Permintaan jasa pemancangan melebihi kapasitas yang ada.
Pesaing yang lebih besar dibandingkan perusahaan sedikit.
Kemudahan mendapatkan karyawan terampil dan murah.
Terdapat banyak alternatif penyuplai bahan baku.
Hubungan baik dengan penyuplai.
Bargaining power pembeli yang lemah.
Peluang pasar jasa pemancangan dalam negeri yang besar.
Terdapat customer-switching cost untuk produk substitusi.

1.
2.
3.
4.
5.

E. Pengelompokkan & Penggabungan Alternatif Strategi


Dari seluruh alternatif strategi yang diperoleh (analisis IE, SPACE, Grand Strategy, dan SWOT matrix),
dilakukan pengelompokkan dan penggabungan strategi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Weaknessess
Lemahnya koordinasi dalam manajemen perusahaan.
Perusahaan tidak mempunyai tenaga kerja yang terampil.
Tidak mempunyai visi sebagai arah tumbuh perusahaan.
Belum menerapkan perencanaan secara efektif dan efisien.
Ketergantungan pada direktur masih terlalu tinggi.
Ketergantungan pada pihak ketiga (penyuplai).
Utilitas mesin belum optimal (banyak mesin rusak).
Tidak mempunyai workshop.
Threats
Persaingan diwarnai dengan perang harga.
Ancaman kerja sama strategis antara penyuplai & pesaing.
Bargaining Power penyuplai bahan baku sangat tinggi
Ancaman forward integration dan backward integration.
Tidak ada customer switching cost.
Sikap selektif terhadap kualitas jasa pemancangan.
Ancaman dari bored pile sebagai produk substitusi
Kondisi politik dan ekonomi tidak terlalu mendukung
perkembangan bisnis di Indonesia

sehingga menghasilkan bentuk- bentuk strategi yang dapat


mewakili masing-masing alternatif strategi yang sudah
diformulasikan pada SWOT matrix.

Tabel 3. 8 Proses Penggabungan dan Pengelompokkan Alternatif Strategi

Alternatif Strategi

Hasil Pengelompokkan
1. Strategi perluasan pasar jasa pemancangan dalam negeri PT. Jacking Pile Pratama secara
Penetrasi Pasar (S-O, W-O, S-T)
intensif.
Pengembangan Pasar (S-O, W-O, W-T)
2. Strategi perluasan pasar jasa pemancangan luar negeri secara intensif.
Pengembangan Pasar (W-O, S-T)
3. Strategi pengembangan sistem pelayanan jasa pemancangan.
Pengembangan Produk (S-O, W-O, S-T)
4. Strategi ekspansi bisnis perusahaan dengan memanfaatkan kompetensi yang dimiliki.
Diversifikasi Konsentrik (S-O, S-T)
5. Strategi ekspansi bisnis yang dapat mendukung bisnis inti perusahaan.
Diversifikasi Konglomerat (S-O)
6. Strategi ekspansi bisnis ke arah hilir sebagai salah satu saluran pemasaran perusahaan.
Integrasi ke Depan (S-O, W-O, S-T, W-T)
7. Strategi optimalisasi utilitas alat pemancang yang rusak dengan mendirikan workshop.
Integrasi ke Belakang (W-O, W-T)
8. Strategi mendirikan perusahaan layanan pengecekan kualitas pemancangan.
Integrasi ke Belakang (W-O)
Integrasi ke Belakang (S-O, W-O, S-T, W-T) 9. Strategi ekspansi bisnis ke arah hulu dengan mendirikan pabrik tiang pancang.
10. Strategi pembentukan kerja sama dengan konstituen untuk mendukung bisnis inti.
Integrasi Horizontal (S-O, S-T, W-T)
11. Strategi revitalisasi internal perusahaan (perumusan visi, misi, struktur, manajemen perusahaan, kualitas SDM, serta masalah efisiensi.
12. Strategi manajemen aset perusahaan yang terdiri atas penentuan umur ekonomis, asuransi aset, dan tarif jasa pemancangan.

Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Stage)


Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap
terakhir dalam perancangan strategi korporasi. Pada tahap
ini akan dilakukan analisis menggunakan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix). Teknik QSPM
membutuhkan informasi-informasi yang diperoleh dari
IFE matrix, EFE matrix, dan CPM yang telah dilakukan
sebelumnya untuk mengevaluasi alternatif strategi yang
dihasilkan oleh IE matrix, SPACE matrix, Grand Strategy
matrix, dan SWOT matrix. Alternatif-alternatif strategi
yang akan digunakan di dalam analsisi QSPM ditunjukkan
pada Tabel 3.8.
AS (Attractive Scores) merupakan nilai numerik
yang mengindikasikan relative attractiveness dari tiap
alternatif strategi untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari key internal factors dan key external factors

Bandung, 18 Juni 2014

perusahaan melalui pertanyaan Apakah key internal


factors dan key external factors memiliki pengaruh
terhadap pemilihan alternatif strategi tersebut? Jika
faktor-faktor tersebut mempengaruhi alternatif strategi,
nilai AS akan diberikan untuk menunjukkan seberapa
besar relative attractiveness strategi tersebut terhadap
alternatif strategi lain. Jika faktor-faktor tersebut tidak
mempengaruhi alternatif strategi, nilai AS tidak diberikan
karena alternatif strategi tersebut tidak didukung dan
dipengaruhi oleh critical success factors yang dimiliki
perusahaan. Nilai AS berkisar antara nilai 1 sampai dengan
4, dimana nilai 1 = not attractive/ not acceptable, nilai 2 =
somewhat attractive/ possibly acceptable, nilai 3 =
reasonably attractive/ probably acceptable, nilai 4 =
highly attractive/ most acceptable. Hasil analisis dari
QSPM ditunjukkan pada Tabel. 3.9.

Page 9 of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Tabel 3. 9 Hasil QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) PT. Jacking Pile Pratama
ALTERNATIF STRATEGI
Kes Success Factors
Weight

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

Strategi 7

Strategi 8

Strategi 9

Strategi 10

Strategi 11

Strategi 12

0.11
0.08
0.04
0.08
0.06
0.02
0.12

AS
4
3
4
4
4
3
3

TAS
0.44
0.24
0.16
0.32
0.24
0.06
0.36

AS
1
2
2
2
4
3
3

TAS
0.11
0.16
0.08
0.16
0.24
0.06
0.36

AS
3
4
2
4
2
2
3

TAS
0.33
0.32
0.08
0.32
0.12
0.04
0.36

AS
3
3
4
3
2
4
4

TAS
0.33
0.24
0.16
0.24
0.12
0.08
0.48

AS
0
0
4
0
0
4
3

TAS
0
0
0.16
0
0
0.08
0.36

AS
1
3
3
3
4
4
4

TAS
0.11
0.24
0.12
0.24
0.24
0.08
0.48

AS
3
2
3
4
2
3
4

TAS
0.33
0.16
0.12
0.32
0.12
0.06
0.48

AS
2
3
3
3
2
4
3

TAS
0.22
0.24
0.12
0.24
0.12
0.08
0.36

AS
3
3
4
4
4
4
4

TAS
0.33
0.24
0.16
0.32
0.24
0.08
0.48

AS
4
3
3
1
3
4
2

TAS
0.44
0.24
0.12
0.08
0.18
0.08
0.24

AS
2
2
3
4
3
3
2

TAS
0.22
0.16
0.12
0.32
0.18
0.06
0.24

AS
2
2
3
4
4
3
2

TAS
0.22
0.16
0.12
0.32
0.24
0.06
0.24

Weakness 1
Weakness 2
Weakness 3
Weakness 4
Weakness 5
Weakness 6
Weakness 7
Weakness 8

0.07
0.06
0.11
0.04
0.09
0.02
0.08
0.02

2
2
1
2
2
1
1
1

0.14
0.12
0.11
0.08
0.18
0.02
0.08
0.02

1
1
1
1
2
1
1
1

0.07
0.06
0.11
0.04
0.18
0.02
0.08
0.02

2
2
1
3
3
3
1
1

0.14
0.12
0.11
0.12
0.27
0.06
0.08
0.02

1
2
1
1
2
1
1
1

0.07
0.12
0.11
0.04
0.18
0.02
0.08
0.02

1
3
1
1
2
0
0
0

0.07
0.18
0.11
0.04
0.18
0
0
0

1
3
1
1
2
1
1
1

0.07
0.18
0.11
0.04
0.18
0.02
0.08
0.02

1
1
1
1
0
0
4
4

0.07
0.06
0.11
0.04
0
0
0.32
0.08

1
1
1
1
2
3
1
1

0.07
0.06
0.11
0.04
0.18
0.06
0.08
0.02

1
3
1
1
2
4
1
1

0.07
0.18
0.11
0.04
0.18
0.08
0.08
0.02

1
1
1
1
1
3
2
0

0.07
0.06
0.11
0.04
0.09
0.06
0.16
0

4
3
3
3
2
1
2
1

0.28
0.18
0.33
0.12
0.18
0.02
0.16
0.02

1
1
1
2
2
1
4
1

0.07
0.06
0.11
0.08
0.18
0.02
0.32
0.02

OPPORTUNITY (O)
1 Opportunity 1
2 Opportunity 2
3 Opportunity 3
4 Opportunity 4
5 Opportunity 5
6 Opportunity 6
7 Opportunity 7
8 Opportunity 8
9 Opportunity 9

Weight
0.1
0.03
0.08
0.03
0.05
0.05
0.07
0.09
0.01

AS
4
4
4
3
4
4
3
4
2

TAS
0.4
0.12
0.32
0.09
0.2
0.2
0.21
0.36
0.02

AS
0
1
2
3
4
4
0
0
2

TAS
0
0.03
0.16
0.09
0.2
0.2
0
0
0.02

AS
3
2
4
2
3
3
2
2
0

TAS
0.3
0.06
0.32
0.06
0.15
0.15
0.14
0.18
0

AS
3
4
4
3
0
0
4
4
0

TAS
0.3
0.12
0.32
0.09
0
0
0.28
0.36
0

AS
3
4
2
3
0
0
4
4
0

TAS
0.3
0.12
0.16
0.09
0
0
0.28
0.36
0

AS
3
3
3
4
3
3
2
3
1

TAS
0.3
0.09
0.24
0.12
0.15
0.15
0.14
0.27
0.01

AS
2
3
4
4
2
2
3
3
3

TAS
0.2
0.09
0.32
0.12
0.1
0.1
0.21
0.27
0.03

AS
3
4
2
3
0
3
3
3
1

TAS
0.3
0.12
0.16
0.09
0
0.15
0.21
0.27
0.01

AS
3
4
4
4
3
3
4
4
2

TAS
0.3
0.12
0.32
0.12
0.15
0.15
0.28
0.36
0.02

AS
2
3
3
1
0
0
3
3
1

TAS
0.2
0.09
0.24
0.03
0
0
0.21
0.27
0.01

AS
2
3
4
3
1
1
4
3
0

TAS
0.2
0.09
0.32
0.09
0.05
0.05
0.28
0.27
0

AS
2
4
4
1
1
0
3
2
4

TAS
0.2
0.12
0.32
0.03
0.05
0
0.21
0.18
0.04

0.12
0.04
0.08
0.1
0.06
0.08
0.02
0.12
1.00

3
1
1
1
1
2
0
1

0.36
0.04
0.08
0.1
0.06
0.16
0
0.12
5.41

3
1
1
1
2
4
1
3

0.36
0.04
0.08
0.1
0.12
0.32
0.02
0.36
5.25

3
1
1
2
2
2
1
2

0.36
0.04
0.08
0.2
0.12
0.16
0.02
0.24
4.98

1
0
0
0
0
0
0
3

0.12
0
0
0
0
0
0
0.36
2.97

3
3
1
4
1
2
1
2

0.36
0.12
0.08
0.4
0.06
0.16
0.02
0.24
5.12

3
1
2
3
0
4
0
2

0.36
0.04
0.16
0.3
0
0.32
0
0.24
5.13

1
2
3
3
1
4
0
1

0.12
0.08
0.24
0.3
0.06
0.32
0
0.12
4.55

4
3
4
4
1
4
0
3

0.48
0.12
0.32
0.4
0.06
0.32
0
0.36
6.49

2
1
3
1
3
3
0
3

0.24
0.04
0.24
0.1
0.18
0.24
0
0.36
4.42

3
2
2
0
3
4
0
4

0.36
0.08
0.16
0
0.18
0.32
0
0.48
5.52

3
2
2
1
2
1
0
3

0.36
0.08
0.16
0.1
0.12
0.08
0
0.36
4.63

STRENGTHS (S)
1 Strength 1
2 Strength 2
3 Strength 3
4 Strength 4
5 Strength 5
6 Strength 6
7 Strength 7
WEAKNESSES (W)
1
2
3
4
5
6
7
8

THREATS (T)
1
2
3
4
5
6
7
8

Threat 1
Threat 2
Threat 3
Threat 4
Threat 5
Threat 6
Threat 7
Threat 8
TOTAL

Bandung, 18 Juni 2014

0
0
1
1
1
1
0
0
0

0
0.04
0.08
0.1
0.06
0
0
0
2.73

Page 10 of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)
Berdasarkan hasil analisis pengambilan keputusan
menggunakan QSPM, diperoleh alternatif strategi yang
paling menarik dan sesuai dengan kondisi perusahaan.
Berikut merupakan alternatif strategi perusahaan (dari nilai
terbesar sesuai dengan besarnya nilai TAS (Total
Attractiveness Score).
1. Strategi ekspansi bisnis perusahaan ke arah hulu
dengan mendirikan pabrik tiang pancang (bahan baku).
(nilai TAS = 6.49)
2. Strategi revitalisasi internal perusahaan yang terdiri
atas perumusan visi, misi, dan struktur organisasi,
sistem manajemen perusahaan, peningkatan kualitas
SDM, serta masalah efisiensi, efektifitas, dan
produktivitas. (nilai TAS = 5.52)
3. Strategi perluasan pasar jasa pemancangan dalam
negeri PT. Jacking Pile Pratama secara intensif. (nilai
TAS = 5.41)
4. Strategi pengembangan sistem pelayanan jasa
pemancangan. (nilai TAS = 5.25)
5. Strategi optimalisasi utilitas alat pemancang yang rusak
dengan mendirikan workshop. (nilai TAS = 5.13)
6. Strategi ekspansi bisnis perusahaan ke arah hilir yang
dapat berfungsi sebagai salah satu saluran pemasaran
PT. Jacking Pile Pratama. (nilai TAS = 5.12)
7. Strategi ekspansi bisnis perusahaan dengan
memanfaatkan kompetensi yang dimiliki PT. Jacking
Pile Pratama. (nilai TAS = 4.98)
8. Strategi manajemen aset perusahaan yang terdiri atas
penentuan umur ekonomis, asuransi aset, dan tarif jasa
pemancangan. (nilai TAS = 4.63)
9. Strategi ekspansi bisnis perusahaan ke arah hulu
dengan mendirikan perusahaan layanan pengecekan
kualitas pemancangan. (nilai TAS = 4.55)
10. Strategi pembentukan kerja sama dengan konstituen
untuk mendukung bisnis inti PT. Jacking Pile Pratama.
(nilai TAS = 4.42)
11. Strategi ekspansi bisnis perusahaan yang dapat
mendukung bisnis inti PT. Jacking Pile Pratama. (nilai
TAS = 2.97)
12. Strategi perluasan pasar jasa pemancangan luar negeri
PT. Jacking Pile Pratama secara intensif. (nilai TAS =
2.73)
Berdasarkan hasil diskusi dengan direktur
perusahaan terkait pertimbangan kemampuan dan
keterbatasan PT. Jacking Pile Pratama untuk menjalankan
seluruh alternatif strategi, dilakukan pembatasan terhadap
terhadap jumlah alternatif strategi yang direkomendasikan
untuk diimplementasikan. Selain itu, pembatasan terhadap
jumlah alternatif strategi tersebut dilakukan agar perusahaan
lebih fokus dalam mengimplementasikan strategi tersebut.
Dari 12 alternatif strategi tersebut, dilakukan
pengambilan keputusan terhadap 3 strategi dengan prioritas
tertinggi (nilai TAS terbesar) yang memiliki daya tarik yang
besar dan mendapat persetujuan dari pihak perusahaan.
Ketiga alternatif strategi yang dipilih tersebut, diantaranya :
1. Strategi ekspansi bisnis perusahaan ke arah hulu
dengan mendirikan pabrik tiang pancang (bahan baku).
(nilai TAS = 6.49)

Bandung, 18 Juni 2014

2.

3.

Strategi revitalisasi internal perusahaan yang terdiri


atas perumusan visi, misi, dan struktur organisasi,
sistem manajemen perusahaan, peningkatan kualitas
SDM, serta masalah efisiensi, efektifitas, dan
produktivitas. (nilai TAS = 5.52)
Strategi perluasan pasar jasa pemancangan dalam
negeri PT. Jacking Pile Pratama secara intensif. (nilai
TAS = 5.41)

KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian yang diperoleh dari hasil analisis penelitian alternatif strategi perusahaan ditunjukkan sebagai berikut.
1.

Berdasarkan tujuan penelitian terkait analisis internal,


kekuatan utama perusahaan adalah: (1) Direktur dengan
pengalaman kerja lebih dari 20 tahun, (2) Reputasi perusahaan sangat baik, (3) Menguasai pasar dalam negeri,
(4) Pelayanan tinggi, (5) Kontinuitas produksi dan hubungan baik dengan penyuplai, (6) Rasio aktivitas dan
profitabilitas, (7) Kemudahan terkait modal usaha.
Selain itu, kelemahan utama yang dimiliki perusahaan
adalah: (1) Lemahnya koordinasi dan manajemen perusahaan, (2) Tidak mempunyai tenaga kerja yang
terampil, (3) Tidak mempunyai visi, (4) Perencanaan
belum efektif dan efisien, (5) Ketergantungan terhadap
direktur, (6) Ketergantungan terhadap pihak outsourcing, (7) Utilitas mesin belum optimal, (8) Tidak
mempunyai workshop.

2.

Berdasarkan tujuan penelitian terkait analisis eksternal,


peluang utama perusahaan adalah: (1) Bargaining
power pemain baru lemah, (2) Permintaan jasa pemancangan melebihi kapasitas, (3) Persaingan sehat, (4)
Kemudahan mendapatkan tenaga kerja terampil, (5)
Banyak alternatif penyuplai bahan baku, (6) Hubungan
baik dengan penyuplai, (7) Pertumbuhan pasar tinggi
dan didukung pemerintah, (8) Peluang pasar dalam
negeri sangat besar, (9) Terdapat customer-switching
cost untuk produk substitusi. Selain itu, ancaman utama
yang dimiliki perusahaan adalah: (1) Persaingan diwarnai perang harga, (2) Kerja sama strategis antara
penyuplai dan pesaing, (3) Bargaining Power dari
penyuplai tinggi, (4) Ancaman forward & backward integration, (5) Tidak ada product switching cost, (6) Sikap selektif terhadap kualitas jasa, (7) Ancaman produk
substitusi, (8) Kondisi politik dan ekonomi tidak mendukung perkembangan bisnis di Indonesia.

3.

Perusahaan mempunyai kekuatan internal dan eksternal


di atas rata-rata (grow and build), kekuatan finansial
dan daya saing di atas rata-rata, serta posisi kompetitif
yang kuat di lingkungan yang tidak stabil dengan daya
tarik dan pertumbuhan pasar tinggi.

4.

Alternatif strategi yang dilakukan menggunakan pendekatan QSPM berdasarkan prioritas adalah:
a. Strategi ekspansi bisnis ke arah hulu dengan
mendirikan pabrik tiang pancang. (nilai TAS =
6.49)

Page 11 of 12

Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix)
b.

Strategi revitalisasi internal perusahaan (perumusan visi, misi, dan struktur organisasi, manajemen, peningkatan kualitas SDM, serta masalah
efisiensi, efektifitas, dan produktivitas). (nilai
TAS = 5.52)
c. Strategi perluasan pasar dalam negeri PT. Jacking Pile Pratama secara intensif. (nilai TAS =
5.41)
Perancangan strategi ini membawa perspektif baru, dimana strategi yang dibentuk dengan menggunakan
aspek desain (SWOT matrix), visi yang intuitif (visi
dan misi perusahaan), pembelajaran (diskusi dengan
pemilik perusahaan), transformasi, dengan melibatkan
kognitif individu dan interaksi sosial, serta respon permintaan lingkungan (identifikasi peluang).

[6]Ferguson, C. R. & Dickinson, R. 1982. Critical Success


Factors For Directors In The Eighties. Business
Horizons.
[7]Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Prenhalindo.

SARAN
Berikut merupakan saran untuk penelitian
selanjutnya dari perancangan strategi korporasi.

[11]Parasuraman, A., Zeithami, V., & Berry, L. (1988).


SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for
Measuring Consumer Perceptions of Service
Quality. Journal of Retailing.

5.

1.

2.

Pada tahap analisis awal penelitian digunakan


metode Value Chain dan VRIO. Penelitian
selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode
lain, seperti metode Balance Score Card untuk
mengevaluasi hasil kinerja dari strategi dan
kebijakan eksisting perusahaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan strategi Fred
R. David dan Michael E. Porter. Untuk penelitian
selanjutnya, diharapkan menggunakan pendekatan
lain, diantaranya pendekatan Generic Competitive
Strategies dari Michael E. Porter, dan sebagainya
untuk memperdalam analisis dari strategi yang
diberikan.

[8]Lubis, Hari S.B. & Huesini, M. 2003. Teori Organisasi.


Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu- Ilmu Sosial
Universitas Indonesia.
[9]Maciariello, J.A. dan Kirby, C.J. 1994. Management
Control Systems: Using Adaptive Systems To
Attain Control. New Jersey: Prentice Hall.
[10]Newnan, D. G. 1988. Engineering Economic Analysis.
California: Engineering Press, Inc.

[12]Pembangunan Perumahan. Peresmian Pabrik PP Precast


di Cilegon, Bojonegara Banten. Diunduh dari
http://www.pt-pp.com/?m=news&id=113,
diakses tanggal 20 Desember 2013.
[13]Robbins, S. P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT
Indeks Kelompok Gramedia.
[14]Solihin. 2012. Manajemen Stratejik. Jakarta: Erlangga.

DAFTAR PUSTAKA
[1]Alfred, D. Chandler, Jr. 2003. Strategy and Structure:
Chapters in The History of The industrial
Enterprise. Cambridge Mass: MIT Press.
[2]Badan Pusat Statistik. Jumlah Perusahaan Konstruksi
Menurut Provinsi, 2004-2011. Diunduh dari
http://www.bps.go.id, diakses tanggal 19
Desember 2013.
[3]Badan

Pusat Statistik. Nilai Konstruksi Yang


Diselesaikan Menurut Jenis Pekerjaan, 20042011. Diunduh dari http://www.bps.go.id, diakses
tanggal 19 Desember 2013.

[4]Barney, J. B. & Hesterly, W.S. 2010. VRIO Framework


In Strategic Management and Competitive
Advantage. New Jersey: Pearson.
[5]David, F. R. 2011. Strategic Management. New Jersey:
Prentice Hall.

Bandung, 18 Juni 2014

Page 12 of 12

You might also like