Neonaiusi':: 3 Hours After Delivering) and Breastfeeding
Neonaiusi':: 3 Hours After Delivering) and Breastfeeding
Neonaiusi':: 3 Hours After Delivering) and Breastfeeding
Abstract. Although the importance of breastfeeding has been well known world wide, the
number of exclusively breastfeeding is still small in most of countries including Indonesia.
Therefore, this research objective is to identify the relationship exclusive breastfeeding
practicing profile and having breast milk and weaning food promotion in Nusa Tenggara Timur
This study design is cross sectional. Samples (n=638) of this study was mothers who had baby,
aged 6-12 months. Samples were chosen by simple randomisasion. Variables that were
collected were samples' identity (name, address, age), promotion factors for breast milk and
weaning food information, and other supporting factors. Chi Square test was used to compare
categorical variables which were respondents characteristic and exclusive or nonexclusive
breast feeding. The result of this study it is found a significant relationship between living place
and breast feeding practicing. A significant relationship is also found between non medical
birth attendant, and breastfed initiation
3 hours after delivering) and breastfeeding
practicing. However, age, education, job, place for getting breast milk and weaning food
information, interpersonal contact and media type for breast milk and weaning food
information are not related significantly to breast feeding practicing.
c:
PENDAHULUAN
Banyak penelitian membuktikan
pemberian ASI eksklusif, dapat menjaga
kelangsungan hidup dan kesehatan bayi.
Peningkatan praktik menyusui yang optimal
dapat menyelamatkan 1,5 juta bayi per tahun,
dengan memberikan perlindungan signifikan
kepada bayi dari diare, pneumonia, dan sepsis
neonaiusi': 2) Menyusui secara eksklusif
merupakan intervensi berbiaya-murah yang
efektif untuk menurunkan mortalitas
neonatus, selain vaksinasi tetanus toksoid.(3)
Selain bermanfaat bagi bayi, pemberian ASI pun menguntungkan ibu. Manfaat
menyusui bagi ibu antara lain mengurangi
kemungkinan perdarahan pasca-
2
2
N=
Keterangan:
N
= Besar sampel
ZI_ a = Nilai Z pada derajat kepercayaan 5% (1,96)
P
= Proporsi ASI eksklusif 10%
d
= 0,1
Dengan menggunakan estimasi proporsi ibu yang memberikan ASl eksklusif 10%,
presisi 10% dan derajat kepercayaan 95%, maka
jumlah sampel untuk setiap RW (Rukun Warga)
adalah 35 sampel. Untuk menghindari
kehilangan sampel, akibat adanya data ekstrim
atau informasi
23
HASIL PENELITIAN
24
a. Profil Sosio-demografi
Dari semua responden yang diteliti
(n=638), terdapat 8,9% yang memberikan
ASI secara eksklusif 0-6 bulan. Bila dilihat
dari profil sosio-demografi, tampak ada
hubungan yang bermakna antara wilayah
tempat tinggal dengan praktik pemberian
ASI (p<0,05). Proporsi tertinggi praktik
pemberian ASI eksklusif lebih banyak
ditemukan pada responden yang tinggal di
perdesaan atau di Kabupaten Kupang
(11,6%). Sedangkan yang tinggal di perkotaan atau yang tinggal di Kota Kupang
praktik ASI eksklusif lebih sedikit (6,3%).
Tidak ditemukan hubungan antara praktik
pemberian ASI dengan umur, pendidikan
dan pekerjaan responden maupun suaminya
(Tabel 1).
b. Faktor Promosi-Informasi tentang ASI
dan MP-ASI
Informasi tentang ASIIMP-ASI diperoleh oleh sebagian responden selama
kehamilannya. Materi ASI dan MP-ASI
yang ditanyakan adalah mencakup: 1)
anjuran pemberian ASI secara eksklusif, 2)
manfaat ASI & kolostrom, 3) anjuran
pemberian ASI 1 jam pertama setelah lahir,
dan 4) anjuran pertama kali pemberian
makanan pendamping ASI (MP-ASI) kepada bayi. Bila responden telah mendapat
informasi 2: 2 materi informasi tentang ASI
dan informasi tentang MP-ASI di atas,
maka dikatakan dia pemah memperoleh
informasi ASI dan MP-ASI. Responden
Tabel 1. Sebaran Responden Menurut Karakteristik Sosiodemografi dan Praktik Pemberian ASI di
Provinsi Nusa Tenggara Timur
ASI-E*
(n=57)
%
Non-ASIE )
(n=581
%
6,3
11,6
93,7
88,4
7,5
8,8
10,5
92,5
91,2
89,5
9,6
8,1
90,4
91,9
8,3
4,3
8,0
91,7
95,7
92,0
8,00
8,7
11,6
92,0
91,3
88,4
9,8
8,0
90,2
92,0
5,8
10,6
94,2
89,4
8,9
Jumlah
*)ASI - E=ASI eksk1usif; Non ASI - E=ASI tidak
eksk1usif
91,1
Wilayah Tinggal:
Kota
Kabupaten
Umur (tahun):
< 21
21 - 35
> 35
Pendidikan:
< SLTP
:::: SMU sederajat
Pekerjaan:
Ibu rumah tangga
Pegawai dg penghasi1an tetap
Pegawai dg penghasi1an tdk tetap
Umur Suami (tahun):
< 25
25 - 35
> 35
Pendidikan Suami:
< SLTP
:::: SMU sederajat
Pekerjaan Suami:
Pegawai dg penghasi1an tetap
Jum1ah
Sampe
1
(n=638
) 31
8
32
067
47
6
95
36
6
27
53
2
0
47
61
17
4
36
9
33
95
7
30
22
1
4
41
63
48
Basil Uji
X2
p=0,020*
p=0,78
6
p=0,51
8
p=0,22
1
p=0,57
2
p=0,42
1
p=0,33
5
2
5
<C
c:
Ql
~ ~ 60
Ql ~ 40
a.
~
20
:;:;
~
~
a.
.--
.--
80
"i:
93,2
88,9
100
III
.--
ASI-E
Non-ASI-E
11,1
~8
.---
0 +---'-_-'-_...l...-~_.L----'L...-----L-----,
fv1emperole
Tidak memperoleh
h informasi
informasi
p=0,052
Gambar 1. Sebaran Responden Menurut Status Perolehan Informasi Tentang ASIIMP-ASI dan
Praktik Pemberian ASI di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel 2. Hubungan Perolehan Informasi Terhadap Praktik Pemberian ASI di Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Profil pero1ehan informasi
Jum1ah
Sampe1
Basil Uji
(n=57)
(n=581)
(n=638)
11,4
6,8
88,6
100,0
93,2
308
8
322
p=0,753
6,7
11,2
14,5
33,3
9,5
6,4
93,3
88,8
85,5
66,7
90,5
91,1
15
205
62
3
21
332
p=0,202
6,6
8,1
9,7
93,4
91,9
90,3
91
74
473
p=0,410
89,7
90,6
89,8
91,4
91,1
87
53
49
449
638
X2
26
p=0,901
Sebanyak
51,3%
responden
(n=327) tidak pemah mendapat informasi dari
tenaga kesehatan (nakes). Tidak ditemukan
hubungan antara praktik pemberian ASI
dengan informasi yang diperoleh dari nakes
(p>0,05). Selain dari nakes, sumber informasi
tentang ASIIMP-ASI diperoleh responden
secara kontak interpersonal yaitu berasal dari
keluarga (d~ri ibu kandung/ibu mertua dan
suami). Sedangkan sumber informasi dari
nonkeluarga adalah dari tetangga, kader
posyandu dan dukun bayi. Peran keluarga dan
non-keluarga dalam kontak interpersonal
tentang informasi ASI dan MP-ASI tidak
berkaitan dengan praktik pemberian ASI
secara eksklusif (p>0,05).
Selain dari petugas kesehatan dan
orang terdekat, responden pun mendapat
informasi tentang ASI dan MP-ASI dari
media massa, baik media elektronik (TV dan
radio), maupun media cetak (koran, majalah,
buku, poster). Sebanyak 70,4% responden
(n= 449) tidak pemah mendapat informasi
dari media massa. Tidak ada hubungan jenis
media apapun yang diperoleh dengan praktik
pemberian ASI secara eksklusif (p>0,05).
c. Faktor Pendukung
Dukungan keluarga kepada responden pada saat kehamilan antara lain adalah
mendampingi responden ketika pemeriksaan
kehamilan di temp at yankes (rumah sakit,
klinik bersalin, puskesmas atau rumah bidan).
Praktik pemberian ASI tidak berbeda
bermakna antara responden yang didampingi
ketika periksa kehamilan dengan yang tidak
didampingi (p>0,05), yaitu sebagian besar
tidak memberikan ASI secara eksklusif
(91,8% dan 90,8%). Lihat Gambar 2.
Responden sebagian besar melakukan
persalinan bukan di temp at pelayanan
kesehatan (non-yankes), yaitu di rumah
sendiri (65,4%). Responden yang melahirkan
di rumah sendiri lebih banyak yang
memberikan ASI secara eksklusif (9,6%)
dibandingkan dengan yang melakukan persalinan di temp at yankes (RSU, rumah bidan,
klinik bersalin dan puskesmas). Namun, uji
statistik menunjukkan tidak ada hubungan
antara temp at bersalin dengan praktik
pemberian ASI (p>0,05) (Tabe13).
I::
ell
.;:
ell
.Q ~
E~
ell~
a.
~
~
ell
..
a.
01
100
on
80
60
OASI-E
40
20
0
.--
8,2
Didampingi
Non-ASI-E
9,2
rTidak didampingi
Status Pendampingan
p=O,302
Gambar 2. Sebaran Responden menu rut Status Pendampingan dan Praktik Pemberian ASI di
Provinsi Nusa Tenggara Timur
27
Tabel 3. Hubungan Profil Persalinan terhadap Praktik Pemberian ASI di Provinsi Nusa Tenggara
Timur
Profil Persalinan
Tempat Bersalin
Tempat yankes
Tempat non-yankes
Penolong Persalinan
Nakes
Non-nakes
Total
2
8
7,
7
9,
6
6,2
11,
28,9
92,
3
90,
4
93,
8
88,
91,1
8
Jumlah
Sampel
(n=638)
221
417
289
349
638
Hasil
Uji
X2
p=0,423
p=0,029
ii5
III
c:
'i:
Ql
.c ~
E~
Ql~
D..
.llI:
.llI:
III
..D..
01
RO?
100
80
60
40
20
9,0
o ASI-E
o Non-ASI-E
10,8
r-
.--
p=0,688
Gambar 3. Sebaran Status Pemberian Cairan Pralaktal dan Praktik Pemberian ASI di provinsi Nusa
Tenggara Timur
Tabel 4. Hubungan Pemberian Jenis Pralaktal yang diberikan dan Waktu Pemberian ASI Pertama
Kali terhadap Praktik Pemberian ASI di Provinsi Nusa Tenggra Timur
Faktor-Faktor Pendukung
Jumlah
Sampel
(n=638)
Basil Uji
X2
5,0
10,7
4,8
11,1
0,0
0,0
10,8
95,0
89,3
95,2
88,9
100,0
100,0
89,2
161
402
21
9
5
3
37
13,1
5,4
8,9
86,9
94,6
91,1
289
349
638
p=0,290
PEMBAHASAN
Dari semua responden yang diteliti
(n=638), terdapat 8,9% yang memberikan
ASI secara eksklusif 0-6 bulan (5 bulan 29
hari). Hasil ini lebih rendah dari hasil survei
demografi dan kesehatan Indonesia
p= 0,001
(SDKI 2007) yaitu 17,8% ibu yang memberikan ASI secara eksklusif sampai umur 4-5
bulan. SDKI melaporkan semakin muda usia
bayi, pemberian ASI secara eksklusif
semakin tinggi yaitu 34,4% pada usia 2-3
bulan dan 48,3% pada usia < 2
29
Sebagian
responden
(53,6%)
mengaku telah memperoleh informasi
tentang ASIIMP-ASI selama kehamilannya.
Informasi terse but sebagian besar diterima
dari tenaga kesehatan. Namun, ada pula
responden yang mendapatkan informasi
tentang ASIIMP-ASI di rumah orang tua,
saudara dan tetangga (nonyankes). Dari hasil
uji statistik tidak ditemukan hubungan
bermakna antara
30
KESIMPULAN
1. Praktik pemberian ASI eksklusif di NTT
masih rendah (8,9%), proporsi tertinggi
praktik pemberian ASI eksklusif lebih
banyak ditemukan pada ibu-ibu menyusui
yang tinggal di perdesaan dibandingkan di
perkotaan.
2. Sebagian ibu-ibu yang diteliti memperoleh
informasi tentang ASI dan MPASI, dari
tenaga kesehatan, baik di temp at
pelayanan kesehatan maupun non-yankes.
Sehingga pengetahuan tenaga kesehatan
tentang ASI dan MPASI perlu terus
ditingkatkan dengan dilengkapi berbagai
media penyuluhan
31
SARAN
Mengingat masih banyaknya ibuibu
yang tidak memberikan ASI secara eksklusif
di NTT, dibutuhkan upaya
3
2
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3
3