Materi Gravitasi

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 51

Gravity Filtration

[Home]
Click here to see how to fold filter paper.
Gravity Filtration

Explanation

Step
1:

Fold filter paper as shown above.


This fluted paper offers a large surface
area for efficient filtering.
Place folded filter paper in wide
stemmed funnel. (Use of a wide stem
is particularly desirable when doing hot
gravity filtrations, since a narrow stem
will often plug up with precipitated
solids.)
Pour slowly enough to ensure that
liquid will not overflow filter.
REMINDER: Gravity filtration is
normally used to remove unwanted
solids from a desired solution. (In
contrast, to collect a solid product, the
usual choice is vacuum filtration). In
both processes the solution passing
through the filter is called the "filtrate."

Rinse out flask with one or two


portions of fresh solvent to wash the
desired (soluble) materials from the
solid.

Step
3:

The wash portion(s) is then poured


through the filter and combined
directly with the filtrate.

2001,2002 Daniel A. Straus

To return to an experiment, click the Back Button in your browser

Gravity Filters
Many industrial process liquids become contaminated with various solids, debris or swarf and
have to be removed by gravity filtration.

Dirty liquid is fed into the gravity filter through an inlet header forming a pool. Gravity and the
weight of the liquid become the driving force and create a pressure differential across the media.
Solids accumulate on the surface of the media to form a filter cake which further improves
filtrate clarity through depth filtration. The pressure differential also provides a higher filtration
rate and lower filter media consumption.
For most any application, complete system packages including tanks, pumps and controls can be
proposed.

Gravity Filters

Model LF
Model LGF

Model RGF

Model GSF

Model HGF

Model MPF

Model LGEN

Top

Alat Penyaring Minyak Type Silinder (Sistem


Gravitasi Curah)

Posted by admin on Apr 15, 2010 in Product, Virgin Coconut oil |

11 comments

Untuk menyaring minyak dari zat-zat terlarut lainnya.


Merk : BMI
Type : VCO-8e
Pompa Minyak : Inlet 1 dan Outlet 1
Kapasitas : 1000 Butir Sekali proses
Ukuran :
Panjang : 730 mm; Lebar : 500 mm
Tinggi : 1220 mm; Berat : 45 Kg
Bahan :
Rangka terbuat dari Besi Siku 40 x 40 mm dan 50 x 50 mm
Tabung penampung, Kran Inlet dan Oulet dari Stainless Steel
Saringan dari membran filter tahan karat yang bisa dicuci dan diganti
Pompa PK
Kegunaan : Untuk menyaring minyak dari zat-zat terlarut lainnya.
Analisa hasil :
Untuk membersihkan zat-zat lain yang terlarut didalam minyakl dengan membran filter.

Cara pengoperasian :
Cairan minyak dari hasil sentrifuse dan fermentasi kemudian ditampung dalam ember/bak.
Dengan bantuan pompa dibawah tabung, minyak akan terpompa keatas, dengan gaya gravitasi
akan turun. Dalam pemompaan tersebut cairan dilewatkan pada membran filter sehingga zat-zat
lain yang terlarut akan tersaring pada membran filter. Secara periodik membran filter harus
dibersihkan atau diganti bila sudah jelek.

Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan


melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan
akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana
hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau
gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya.
Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair
sebelum dibuang. Di dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai
range dari hanya sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan
dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi,
misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada
penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena varietas dari material
yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda, banyak jenis
penyaring telah dikembangkan, beberapa jenis akan dijelaskan di bawah ini.
Fluida mengalir melalui media penyaring karena perbedaan tekanan yang melalui
media tersebut. Penyaring dapat beroperasi pada:

Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring.

Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring.

Vakum pada bagian bawah.

Tekanan di atas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya gravitasi pada cairan
dalam suatu kolom, dengan menggunakan pompa atau blower, atau dengan gaya
sentrifugal. Penyaring sentrifugal didiskusikan pada seksi berikutnya pada bab ini.
Dalam suatu penyaring gravitasi media penyaring bisa jadi tidak lebih baik daripada
saringan (screen) kasar atau dengan unggun partikel kasar seperti pasir. Penyaring
gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran cairan kristal
kasar, penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair.
Kebanyakan penyaring industri adalah penyaring tekan, penyaring vakum, atau
pemisah sentrifugal. Penyaring tersebut beroperasi secara kontinyu atau
diskontinyu, tergantung apakah buangan dari padatan tersaring tunak (steady) atau
sebentar-sebentar. Sebagian besar siklus operasi dari penyaring diskontinyu, aliran
fluida melalui peralatan secara kontinu, tetapi harus dihentikan secara periodik

untuk membuang padatan terakumulasi. Dalam saringan kontinyu buangan padat


atau fluida tidak dihentikan selama peralatan beroperasi.
Penyaring dibagi ke dalam tiga golongan utama, yaitu penyaring kue
(cake), penyaring penjernihan (clarifying), dan penyaring aliran silang (crossflow).
Penyaring kue memisahkan padatan dengan jumlah relatif besar sebagai suatu kue
kristal atau lumpur, sebagaimana terlihat dalam Gb. 30.4.a. Seringkali penyaring ini
dilengkapi peralatan untuk membersihkan kue dan untuk membersihkan cairan dari
padatan sebelum dibuang. Penyaring penjernihan membersihkan sejumlah kecil
padatan dari suatu gas atau percikan cairan jernih semisal minuman. Partikel padat
terperangkap di dalam medium penyaring (Gb. 30.4.b) atau di atas permukaan
luarnya. Penyaring penjernihan berbeda dengan saringan biasa, yaitu memiliki
diameter pori medium penyaring lebih besar dari partikel yang akan disingkirkan. Di
dalam penyaring aliran silang, umpan suspensi mengalir dengan tekanan tertentu
di atas medium penyaring (Gb. 30.4.c). Lapisan tipis dari padatan dapat terbentuk
di atas medium permukaan, tetapi kecepatan cairan yang tinggi mencegah
terbentuknya lapisan. Medium penyaring adalah membran keramik, logam, atau
polimer dengan pori yang cukup kecil untuk menahan sebagian besar partikel
tersuspensi. Sebagian cairan mengalir melalui medium sebagai filtrat yang jernih,
meninggalkan suspensi pekatnya. Pembahasan selanjutnya, suatu penyaring ultra,
unit aliran silang berisi membran dengan pori yang sangat kecil, digunakan untuk
memisahkan dan memekatkan partikel koloid dan molekul besar.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Filtrasi&oldid=6196643"

Faktor faktor yang mempengaruhi Filtrasi


1.

Debit filtrasi (dimana debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak
berfungsinya filter secara efisien.)

2.

Konsentrasi (konsentrasi sangat memepengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi


air yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media ata
akan jadi clogging)

3.

Temperature (adanya perubahan suhu dari air yang akan di filtrasi,akan


menyebabkan massa jenis , viscositas akan mengalami perubahan. Selain itu juga
akan memepengaruhi daya tarik menarik dianatara partikel halus, sehingga terjaid
perbedaan dalam ukuran besar partikel yang akan disaring.

4.

Kedalaman media,ukuran dan material(pemilihan media dan ukuran merupakan


keputusan penting dalam perencanaan bangunan filter. Tebal tipisnya media akan
menentukan lamanya pengaliran dan daya saring. Media yang terlalu tebal
biasanya mempunyai daya saring yang sangat tinggi,tetapi membutuhkan waktu
pengaliran yang lama)

5.

Tinggi muka air di atas media dan kehilangan tekanan (keadaan tinggi muka air di
atas media berpengaruh terhadap besarnya debit atau laju filtrasi dalam media.
Tersedianya muka air yang cukup tinggi di atas media akan meningkatkan daya
tekan air untuk masuk ke dalam pori. Dengan muka pori yang tinggi akan
meningkatnkan laju filtrasi).

Untuk semua proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan adanya tenaga


dorong berupa beda tekanan, sebagai contoh adalah akibat gravitasi atau tenaga
putar. Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif
lebih kecil dibandingkan zat cairnya. Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat
dibedakan atas beberapa cara, yaitu:

a. Pressure Filtration
Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan.
b. Gravity Filtration
Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat.
c. Vacum Filtration
Filtrasi dengan cairan yang mengalir karena prinsip hampa udara

(penghisapan).

GRAVITY FILTER
Penyaringan secara gravitasi merupakan cara yang tertua yang dilakukan untuk
memurnikan suatu suspensi. Gambar di bawah ini secara luas telah digunakan
seperti pemurnian melalui sandfilter.

Gambar 3. Penyaringan secara gravitasi

FLATE AND FRAME FILTER


Alat ini akan bekerja berdasarkan driving force, yaitu perbedaan, tekan. Alat ini
dilengkapi dengan kain penyaring yang disebut filter cloth, yang terletak pada tiap
sisi platenya. Plate and frame filter digunakan untuk memisahkan padatan cairan
dengan media berpori yang meneruskan cairannya dan menahan padatannya.
Secara umum filtrasi, dilakukan bila jumlah padatan dalam suspense relatif kecil
dibandingkan zat cairnya.
1. Open Delivery Filter press
Saluran untuk slurry dan wash (pencuci) melalui satu saluran masuk dan tiap plate
untuk saluran cairannya.

2. Closed Delivery Filter Press


Memiliki beberapa saluran slurry dan wash water. Umpan slurry masuk melalui
lubang saluran masuk. Filter cloth terletak di setiap sisi frame. Tekanan diberikan
terhadap slurry agar melewati filter cloth untuk dapat masuk ke dalam plate and
frame filter kemudian keluar melalui lubang plate sebagai filtrat. Padatan akan
terakumulasi atau tertinggal dan menempel pada cloth. Setelah beberapa lama
maka ruang antara plate akan tertumpuk oleh slurry dan lama kelamaan umpan
akan berhenti mengalir. Jika hal ini terjadi maka cloth harus segera dicuci.
Pencucian ini dilakukan dengan menyalurkan air bersih ke dalam plate dan keluar
melalui frame. Hal ini merupakan kebaikan dari proses filtrasi (Closed
delivery).Berdasarkan kompresibilitasnya cake (slurry yang menempel pada cloth)
dibagi menjadi dua, yakni :
1. Compressible cake
Cake akan mengalami perubahan struktur apabila mengalami tekanan sehingga
ruang kosong dalam cake semakin kecil akibatnya proses penahan semakin besar
dan proses filtrasi semakin sulit.
2. Incompressible cake
Cake yang tidak mengalami perubahan jika terjadi perubahan tekanan. Pada
kenyataanya kelompok ini hampir tidak ada. Tetapi tekanan yang digunakan kecil
maka cake dapat dianggap incompressible cake. Untuk proses filtrasi umumnya
terjadi pada beda tekanan tetap. Jika medium filter primer telah dilapisi cake dan
filtrat telah jenuh maka tekanan akan bertambah sampai maksimum. Diperlukan
waktu yang optimum untuk melakukan satu kali siklus.Waktu filtrasi optimum
adalah waktu filtrasi yang diperlukan agar jumlah volume filtrat per satuan waktu
maksimum, dalam filtrasi yang disebut waktu siklus adalah waktu keseluruhan yang
diperlukan untuk melakukan proses filtrasi, yang merupakan :
ts tf t w tp
dengan:
ts = waktu siklus

tf = waktu filtrasi sesungguhnya


tw = waktu pencucian
tp = waktu bongkar pasang

Pencucian/Washing
Optimasi jumlah air pencuci yang digunakan ke dalam slurry ditambahkan zat
warna yang mempunyai sifat tidak berikatan secara permanen/kuat dengan
padatannya, sehingga mudah dihanyutkan oleh air pencuci. Kadar zat warna dalam
air cucian yang keluar dari filter dianalisa untuk mengetahui seberapa jauh operasi
pencucian dilakukan. Pencucian dihentikan jika kadar warna dalam air cucian sudah
mulai konstan. Jumlah air pencuci dicatat sebagai volume optimum.
ROTARY DISK VACUM FILTER
Rotary disk vacum filter ini digunakan operasi dalam skala besar serta proses
kontinu. Media filter dapat berupa kain (cloth), kertas, media poros dan lain-lain.
Pemiliham media filter ini didasarkan atas kemampuan untuk memisahkan padatan,
memiliki kekuatan, inert terhadap bahan kimia dan juga dari segi ekonominya.
Prinsip kerja
Slurry yang akan disaring menempati suatu tempat (basin). Leaf dicelupkan ke
slurry dan mengumpulkan cake-nya pada premukaan leaf (filtrat tidak). Filtrat
keluar melalui saluran keluar utama. Cake dibawa sampai ke bagian atas. Beberapa
jenis lainnya:
1. Horizontal rotary vacuum filter
2. Horizontal leaf filter
3. Vertical leaf filter
(Modul Praktikum LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN
TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN
2008)

Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui media
berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya ; gravitasi,
tekanan dan gaya sentrifugal. Pada beberapa proses media filter membantu balok
berpori (cake) untuk menahan partikel-partikel padatan di dalam suspensi sehingga
terbentuk lapisan berturut turut pada balok sebagai filtrat yang melewati balok dan
media tersebut.
Filtrasi biasa dilakukan pada skala laboratorium sampai slaka pilot plant/industri
baik dengan cara batch maupun kontinyu.
a)

Filtrasi Skala Laboratorium.

Filtrasi digunakan untuk memisahkan campuran heterogen zat padat yang tidak
larut dalam cairan. Penyaringan menggunakan corong gelas dan kertas saring dan
hasil saringan disebut filtrat.

Gambar 1. Filtrasi skala laboratorium


b)

Filtrasi Skala Industri

Sebelum peralatan filtrasi digunakan harus diperiksa dahulu supaya tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan pada waktu beroperasi, misalnya penyaring tidak
berfungsi secara optimum. Fluida mengalir melalui media penyaring karena adanya
perbedaan tekanan yang melalui media tersebut. penyaring dilakukan agar dapat
beroperasi pada:
1) Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring
2) Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring
3) Dan vakum pada bagian bawah
Tekanan di atas atmosfer dapat dilakukan dengan gaya gravitasi pada cairan dalam
suatu kolom, dengan menggunakan pompa atau blower,atau dengan gaya
sentrifugal. Dalam suatu penyaring gravitasi media penyaring bias jadi tidak lebih
baik daripada saringan (screen) kasar atau dengan menggunakan partikel kasar
seperti pasir.
Penyaring gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran
cairan kristal kasar,penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair. Kebanyakan
penyaring industri adalah penyaring tekan, penyaring vakum, atau pemisah
sentrifugal. Penyaring tersebut beroperasi secara kontinyu atau diskontinyu,
tergantung apakah buangan dari padatan tersaring terus-menerus (steady) atau
hanya sebagian. Sebagian besar siklus operasi dari penyaring diskontinyu, aliran
fluida melalui peralatan secara kontinyu, tetapi harus dihentikan secara periodik
untuk membuang padatan yang terakumulasi. Dalam saringan kontinyu buangan
padat atau fluida tidak dihentikan selama peralatan beroperasi.

2. Klasifikasi penyaringan
Dalam beberapa penyaringan, padatan-saring yang terbentuk merupakan medium
penyaring yang baik. Berdasarkan gaya pendorong aliran, penyaringan dapat di
klasifikasikan sebagai berikut:

1. Penyaring gaya berat (gravity filters)

gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir dengan cara
memanfaatkan energi potensial gravitasi yang dimiliki air akibat perbedaan
ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir

2. Penyaring tekanan (Pressure filters)


Suatu mesin pres bersaringan berisi satu set plat yang didesain untuk menyediakan
serangkaian ruang atau kompartemen yang didalamnya padatan dikumpulkan. Platplat tersebut dilingkupi medium penyaring seperti kanvas. Lumpur dapat mencapai
tiap-tiap kompartemen dengan tekanan tertentu; cairan melalui kanvas dan keluar
ke pipa pembuangan, meninggalkan padatan kue basah dibelakangnya.
3. Penyaring vakum (Vacuum filters)

4.Penyaring sentrifugal ( Centrifugal filters)

Padatan yang membentuk kue berpori dapat dipisahkan dari cairan dengan
penyaringan berpusing. Umpan dimasukkan ke dalam keranjang berputar yang
memiliki dinding bercelah atau berlubang yang disampuli suatu medium penyaring
seperti kanvas atau kain logam. Tekanan yang dihasilkan dari gaya sentrifugal
memaksa cairan melewati medium penyaring, meninggalkan padatannya. Jika
umpan yang masuk keranjang dihentikan dan padatan kue diputar untuk waktu
yang singkat, kebanyakan cairan residu di dalam kue mengalirkan partikel sehingga
padatan lebih kering daripada hal yang sama untuk mesin pres bersaringan (filter
press) atau penyaring vakum (vacuum filter). Ketika material yang tersaring harus
dikeringkan secara berurut dengan alat pemanas, pemakaian penyaring ini dapat
dipertimbangkan sebagai langkah ekonomis.

Berdasarkan operasinya dibagi atas :

1. Cara batch (bertahap )


2. Cara continue (berkesinambungan)
Tipe-tipe penyaring :

1) Penyaring pasir (sand filter) :

a.tangki terbuka
b.tangki tertutup

2) Penyaring tekan (filters press):

a.Pelat berongga (recessed plate)


b.Pelat dan bingkai (plate and frame)

3) Penyaring Daun ( leaf )

a. Moore
Penyaring Moore adalah penyaring daun yang orsinil. Kumpulan daun
penyaring dicelupkan dalam tangki slurry, daun penyaring dihubungkan dengan
sistim produksi vakum.
b. Kelly
Penyaring ini berbentuk persegi panjang, ditempatkan dalam bejana silinder
horizontal. Kumpulan daun penyaring ini dikeluar masukkan ke bejana dengan
bantuan rel dan roda.

c. Sweetland
Penyaring ini berbentuk lingkaran dan sama besar. Penyaringan dilakukan dalam
bejana bertekanan.
d. Niagara
Penyaring ini ditempatkan dalam tangki vertical dan horizontal.
4) Penyaring tabung ( tubular / candle filter )
5) Penyaring Teromol
a. Oliver ( Rotary drum )
b. Topfeed ( Dorco )
6) Penyaring Sabuk mendatar (horizontal belt filter)

penyaring berfungsi menahan dan menyangga partikel padatan . syarat penyaring


yang baik :
- secara mekanis kuat
- tahan korosi ( terhadap cairan yang ditangani )
- memberikan tahanan yang kecil terhadap aliran ( porosity besar )

Macam- macam filter antara lain:


a. Filter Gravitasi (Gravity Filter)

Merupakan tipe yang paling tua dan sederhana.

Filter ini tersusun atas tangki-tangki yang bagian bawahnya berlubang-lubang


dan diisi dengan pasir-pasir berpori dimana fluida mengalir secara laminer.

Filter ini dugunakan untuk proses fluida dengan kuantitas yang besar dan
mengandung sedikit padatan. Contohnya : pada pemurnian air.

Tangki biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam tetapi untuk pengolahan
air biasa digunakan beton. Saluran dibagian bawah yang berlubang
mengarah pada filtrat, saluran itu dilengkapi dengan pintu atau keran agar
memungkinkan backwashing dari dasar pasir untuk menghilangkan padatanpadatan yang terakumulasi. Bagian bawah yang berlubang tertutup oleh
batuan atau kerikil setinggi 1 ft atau lebih untuk menahan pasir. Pasir yang
biasa digunakan dalam pengolahan air sebagai media filter adalah pasir-pasir
kuarsa dalam bentuk yang seragam. Kokas yang dihancurkan biasanya
digunakan untuk menyaring asam sulfur. Batu kapur biasanya digunakan
untuk membersihkan cairan organik baik dalam filtrasi maupun adsorbsi.

Hal yang harus diperhatikan dalam filter gravitasi, bongkahan-bongkahan kasar


(batu atau kerikil) diletakkan bagian atas balok berpori (cake) untuk menahan
materi-materi kecil yang ada di atasnya (pasir, dll). Materi yang berbeda ukurannya
harus diletakkan dengan membentuk lapisan-lapisan sehingga dapat bercampur
dan ukuran untuk setiap materi harusnya sama untuk menyediakan pori-pori dan
kemampuan yang maksimal.
b. Filter Pelat dan Bingkai
Filter tekanan biasanya tersusun dari pelat-pelat dan bingkai-bingkai. Pada filter ini
pelat-pelat dan bingkai-bingkai disusun secara bergantian dengan filter kain dengan
arah berkebalikan pada tiap pelat. Pemasangannya dilakukan secara bersamaan
sebagai kesatuan gaya mekanik (oleh sekrup / secara hidrolik).
Ada beberapa macam tipe bertekanan yang menggunakan pelat dan bingkai. Yang
paling sederhana mempunyai salah satu saluran tunggal mengenali suspensi pada
pencucian dan pembukaan tunggal pada setiap pelat untuk mangalirkan cairan
(pada pengiriman terbuka). Tipe yang lain mempunyai saluran terpisah untuk
membedakan suspensi dan air pencucian tetapi ada juga yang menggunakan
saluran terpisah untuk memisahkan suspensi dan air pencucian (pada pengiriman
tertutup). Saluran ini biasanya terdapat di pojok atau di tengah atau tepat di
tengah.
Umpan suspensi masuk malalui saluran yang terbentuk dari lubang-lubang pada
pojok kanan atas antara pelat dan bingkai. Dari saluran ini, suspensi masuk ke
bingkai menuju ruang di antara pelat-pelat. Tekanan pada suspensi diumpankan
pada proses penekanan untuk menghasilkan filtrat. Filtrat tersebut menuju ruangruang diantara kain dan pelat melalui kain-kain dari kedua sisi pelat ke keluaran
yang berupa klep atau menuju saluran kedua yang dibentuk oleh lubang-lubang
pada pojok lain dari pelat dan bingkai dengan keluaran yang didukung oleh pelatpelat tidak oleh bingkai. Baik keluaran melalui saluran atau melalui keran atau klep
dan pelat dilubangi atau dibuat dengan filtrat, memasuki keluaran melalui sisi pelat.

Padatan dalam suspensi berakumulasi dalam kain pada sisi sebaliknya dari pelatpelat. Setelah beberapa waktu sebagian kecil ruang diantara pelat tersedia untuk
suspensi, dan umpan dimatikan. Jika cake dicuci, fluida pencuci di dalamnya
disalurkan ke dalam suspensi atau masukan campuran bi balik suspensi, masuk ke
cake kurang lebih dari tengah bingkai, dan lewat menuju pelat pada kedua sisi.
Setelah cake dicuci, aliran ini terhenti, gaya yang menahan pelat dilepaskan, pelat
dan bingkai terbuka seketika, dan cake dihilangkan atau dibuang ke dalam lubang
di bawah penekan. Setelah pembuangan selesai, penekan ditutup lagi dengan
memberikan gaya mekanik untuk mengunci pelat dan bingkai bersamaan, dan
sebuah siklus baru filtrasi dimulai.
Pencucian dapat dikeluarkan terpisah dari filtrat dengan menyediakan kedua
keluaran bawah melalui keran dan sebuah saluran terpisah pada pojok lainnya dari
pelat.
Pencucian sederhana adalah ketika pencucian mengalir melalui cake dengan jalan
yang sama seperti filtrat. Ekspresi trhough washing atau every other pelate
washing membutuhkan penggunaan dua tipe pelat yang berbeda. Pelat yang
bukan pencuci (satu tombol) dan pelat pencuci (tiga tombol) diisikan dalam
penekan diantara bingkai (dua tombol). Umpan memasuki bingkai seperti
sebelumnya. Pencucian memasuki setiap pelat dan melewati dua cake pada bingkai
di kedua sisi pelat, meninggalkan keran pada pelat bukan pencuci (satu tombol).
Metode ini memerlukan klep yang tertutup pada pelat-pelat (tiga tombol) ke dalam
masukan pencuci.
Semuam tipe pelat ini dapat didesain untuk mengoperasikan pada pengiriman
tertutup dengan menyediakan saluran ketiga yang dibentuk oleh lubang di sebelah
pojok kanan bawah pelat dan bingkai. Empat saluran memungkinkan untuk
mengoperasikan dengan menggunakan pengiriman tertutup dengan keluaran
terpisah untuk filtrat dan pencucian. Umpan suspensi masuk ke setiap bingkai
melalui saluran kanan atas (tidak ada pembukaan dari saluran ini ke pelat
manapun). Filtrat meninggalkan setiap pelat menuju saluran kiri bawah bingkai
penuh dengan cake. Pencucian masuk melalui saluran kiri atas ke setiap pelat
menuju cake ganda di antara bingkai pada sisi lain pelat ini dan keluar melalui
saluran kanan bawah pada pelat pengganti (satu tombol). Selama pencucian keran
pada filtrat pada keluaran dan masukan pencucian tertutup.
Penekan pelat dan bingkai sangat luas digunakan khususnya ketika cake sangat
berharga dan ukurannya sangat kecil. Filter yang kontinyu menggantikan penekan
pelat dan bingkai untuk banyak operasi berskala besar.

Gambar Filter Plat


c. Batch Leaf Filter
Filter daun mirip dengan filter pelat dan bingkai, di bagian dalamnya cake disimpan
pada setiap sisi daun dan filtrat mengalir keluar melalui saluran dari saringan
pembuangan air yang kasar pada daun di antara cake, daun-daun tersebut
dibenamkan ke dalam suspensi.
Filter daun tetap (tipe Sweetland), Filter daun berotasi (tipe Vallez) dimana cake
lebih seragam, Filter Kelly dalam posisi terbuka. Filter tertutup dan kran masukan
terbuka sehingga suspensi dapat masuk ke selongsong dengan udara yang
dipindahkan dari ventilasi ke selongsong atas bagian belakang. Ventilasi dapat
tertutup atau dibiarkan terbuka setelah selongsong penuh. Jika kran dibiarkan
terbuka, maka kran akan membatasi aliran berlebih dan akan mengembalikan
umpan yang berlebih ke tangki pengumpan sehingga dapat memberikan sirkulasi
yang lebih baik antara filter daun dan untuk menjaga partikel-partikel besar dari
pengendapan filtrasi dilanjutkan sampai ketebalan yang diinginkan tercapai atau
filtrasi rata-rata turun secara tajam.
Umpan didiamkan sebentar, saluran keluaran terbuka kemudian slurry dialirkan.
Tekanan udara rendah dialirkan ke dalam tangki untuk menambahkan solution
berlebih. Adanya perbedaan tekanan akan membantu menjaga cake di dalam
melawan filter kain. Setelah filter kosong, tutup dapat dibersihkan atau dialiri udara
berlebih untuk mengeringkan cake lebih dulu. Untuk kelebihan fluida pencuci

dikeringkan pada akhir pencucian dengan cara sama seperti pada kelebihan slurry
dan cake dialiri dengan udara. Tutup dibuka dan cake dibuang bertekanan udara.
Contoh : pembuatan Mg dari air laut.
d. Filter Press
Suatu mesin pres bersaringan berisi satu set plat yang didesain untuk
menyediakan serangkaian ruang atau kompartemen yang didalamnya padatan
dikumpulkan. Plat-plat tersebut dilingkupi medium penyaring seperti kanvas.
Lumpur dapat mencapai tiap-tiap kompartemen dengan tekanan tertentu : cairan
melalui kanvas dan keluar ke pipa pembuangan, meninggalkan padatan
dibelakangnya. Plat dari suatu mesin pres bersaringan dapat berbentuk
persegi atau lingkaran, vertikal atau horizontal. Kebanyakan kompartemen
padatan dibentuk dengan cetakan plat berbahan polipropelina. Dalam desain
lain, kompertemen tersebut dibentuk di dalam cetakan plat berbingkai (plateand-frame press), yang didalamnya terdapat plat persegi panjang yang pada satu
sisi dapat diubah-ubah. Pengoperasiannya sebagai berikut :
1. Plat dan bingkai dipasang pada posisi vertikal dalam rak logam, dengan
kain melingkupi permukaan setiap plat,dan ditekan dengan keras bersama
dengan memutar skrup hidrolik.
2. Lumpur memasuki suatu sisi akhir dari rangkaian plat dan bingkai.
3. Lumpur mengalir sepanjang jalur pada satu sudut rangkaian tersebut.
4. Jalur tambahan mengalirkan lumpur dan jalur utama ke dalam setiap
bingkai.
5.
6.

Padatan akan terendapkan di atas kain yang menutupi permukaan plat.


Cairan
menembus
kain,
menuruni
(corrugation), dan keluar dari mesin press.

jalur

pada

permukaan

plat

7. Setelah merangkai mesin press, lumpur dimasukkan dengan pompa atau


tangki bertekanan pada tekanan 3 s.d. 10 atm.

Gambar Filter Press


Perawatan filtrasi harus dirawat secara kontinu agar umur pakai peralatan menjadi
lebih panjang. Langkah-langkah perawatan sebagai berikut :

Media penyaring dibersihkan dengan diblower menggunakan udara sehingga


partikel-partikel yang ada di pori-pori penyaring tidak menempel lagi.
Kantong penyaring untuk pembersih gas juga dibersihkan adri media padatan
atau partikel.
Penyaring bercangkang dan berdaun juga dibersihkan dari debu dan karat
sehingga media penyaringan tersebut akan bekerja secara optimum.

Persamaan (rumus) dasar laju filtrasi pada proses batch.

Keterangan :
t = waktu atau lama filtrasi (detik)
V = volume filtrat m3
p = pressure drop, N/m2
A = luas filter, m2

= viskositas, Pa.s atau kg/m.s


= hambatan cake, m/kg
Rm = hambatan filter medium terhadap
aliran filtrasi, m-1

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
0 komentar:
Poskan Komentar
Social Profiles

Search

Popular
Tags

Blog Archives

Popular Posts

Serai Sebagai Hiasan Dinding Anti Nyamuk


A.
LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini masih banyak kampung
kampung yang kurang mengerti akan pentingnya kesehatan, banyak ...

MAKALAH KIMIA ORGANIK Amina

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang


Karbon,hydrogen dan
oksigen merupakan unsure yang paling lazim terdapat dalam sy...

ALAT SENTRIFUGASI
Alat sentrifugasi merupakan alat pemisah yang digunakan untuk memisahkan
campuran padat/ cair atau cair/ cair yang tidak saling larut akib...

Labels

(BKPK) Bahan Konstruksi Pabrik Kimia (2)


Agama Islam (1)

AIK (24)

atika 11-08 (1)

ATK (6)

Information (8)

Intan 09 (4)

kewarganegaraan (2)

Kewirausahaan (1)

kimia Analisa (2)

kimia organik (4)

mikrobiologi (1)

OTK (1)

praktikum Kimia Organik (12)

vacation (2)

Blog Archive

2013 (65)
o April (1)
o

Februari (56)

Januari (8)

A. KUALITAS AIR MELALUI PARAMETER BIOLOGI


Parameter biologi adalah indikator (petunjuk) biotik yang dapat
mengidentifikasi bahwa suatu perairan telah mengalami pencemaran. Unsur
biotik yang dijadikan parameter ini ialah waterborn patogen (mikroorganisme
patogen yang menetap dan berkembangbiak pada air tercemar), waterborn
patogen yang paling umum diperhatikan diantaranya :
Bakteri

; Makhluk bersel tunggal dengan ukuran tubuh antara 0,12

-ratusan mikron yang merupakan makhluk paling banyak jumlahnya dan


tersebar luas di bumi.
Virus
; parasit obligat (hanya dapat bereproduksi di dalam inangnya,
diluar itu ia akan mati) berukuran mikroskopik (sampai dengan 20 nm).
Protozoa
; mikroorganisme plankton dari golongan kingdom
Protista yang berukuran kurang dari 10 mikron.
Helmint
; mikroorganisme dari filum protozoa , kelas rhizopoda yang
bersifat parasit dengan ukuran tubuh 3-1000 mikron. Sering disebut pula
amoeba.
Untuk menganalisa

kehadiran

waterborn

patogen

tersebut

biasanya

dilakukan pengujian langsung pada air limbah sampel dengan mikroskop


(mikroskop electron / mikroskop ultraviolet) maupun pengujian langsung
secara mikrobiologi.
B. PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA BIOLOGI
1. Pengertian
Yaitu pengolahan (treatment) air limbah dengan mendayagunakan
mikroorganisme

untuk

mendekomposisi

bahan-bahan

organik

yang

terkandung dalam air limbah menjadi bahan yang kurang menimbulkan


potensi bahaya (misalnya keracunan, kematian biotik akibat penurunan DO,
maupun

kerusakan

ekosistem).

Pengolahan

secara

biologi

seringkali

merupakan pengolahan tahap kedua (secondary treatment) dalam sebuah


IPAL.
2. Prinsip Kerja
Biasanya

disediakan

media

penunjang

sebagai

tempat

hidup

mikroorganisme, baik secara melekat maupun tersuspensi sehingga mereka

dapat hidup secara optimal dan menguraikan sampah organik pada air
limbah tersebut.
3. Tujuan dan Manfaat
Secara umum tujuan serta manfaat pengolahan air limbah secara biologi
yaitu sebagai berikut :
Degradasi (penguraian) bahan organik
Transformasi zat organik menjadi zat yang kurang berbahaya
Nitrifikasi/Denitrifikasi
Menggunakan kembali zat organik dalam air limbah (misalnya gas metana).
4. Metode pengolahan
Banyak sekali jenis pengolahan air limbah secara biologi, namun yang
paling sering digunakan ialah sebagai berikut :
a) LUMPUR AKTIF [AKTIVATED SLUDGE]
Pengolahan limbah dengan sistem lumpur aktif mulai dikembangkan di
Britania Raya (Inggris) pada tahun 1914 oleh Ardern dan Lockett. Dinamakan
lumpur aktif karena prosesnya melibatkan massa mikroorganisme aktif yang
tumbuh saat prosesnya, biasanya berwarna kelabu hingga coklat-kehitaman.
Massa mikroorganisme aktif tersebut umumnya tersusun atas :

Bakteri (seperti spesies Acinetobacter, nitrosomonas, nitrobacter dan

Zoogloea ramigera)
Protozoa (seperti Aspidisca, Carchesium, Opercularia, Trachelophyllum,

Vorticella)
Amoeba (seperti Cochliopodium dan Euglypha )
Organisme lain yang ada antara lain jamur, rotifer dan nematoda.
Penyaringkasar
Proses kerja sistem pengolahan lumpur aktif dapat dijabarkan dengan

1.

flowchart dibawah ini :


Air limbah mula-mula dilewatkan pada saringan kasar (screen) untuk
memisahkan sampah berukuran besar, kemudian dipompa menuju bak
pengendap/penampung

awal untuk mengendapkan padatan tersuspensi

(suspended solid) sekitar 30-40 %. Padatan tersuspensi yang terendapkan


akan dibuang ke bak pengering lumpur. Bak pengendap/penampung ini yang
juga dilengkapi alat pengatur debit aliran.

2.

Air limpahan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi secara
gravitasi. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus udara (O 2) dengan
sebuah blower sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan
polutan organik yang ada dalam air limbah, berkembangbiak, hingga
terbentuk biomassa aktif berwarna kelabu/coklat kehitaman yang disebut

3.

lumpur aktif. Didalam bak aerasi ini unjuk kerja lumpur aktif dilaksanakan.
Dari bak aerasi, air beserta kelebihan lumpur aktif dialirkan ke bak
pengendap akhir. Di dalam bak ini sebagian lumpur aktif diendapkan dan
dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
Sementara sebagian lumpur lagi akan alirkan menuju bak pengering lumpur
setelah

dilakukan

disinfeksi

terlebih

dahulu

untuk

kedibuang/dibakar.

Pembuangan lumpur ini bertujuan untuk menjaga kestabilan jumlah lumpur


4.

aktif.
Air limpahan dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam
bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor (berupa
cairan/tablet) untuk membunuh mikroorganisme patogen. Air olahan, yakni
air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai

atau saluran umum/mengalami proses pengolahan selanjutnya.


Kelebihan & kekurangan sistem pengolahan lumpur aktif
Kelebihan :
o Dapat mengolah air limbah dengan beban BOD yang cukup besar yaitu
250-300 mg/liter
o Tidak memerlukan lahan yang luas
o Mampu membentuk gumpalan (flok) yang dapat menjerap bahan anorganik,
seperti logam berat
o Jumlah biomassa tidak akan pernah habis (melimpah).
Kekurangan :
o Perlu pengontrolan yang relatif ketat agar diperoleh perbandingan yang tepat
antara jumlah makanan dan jumlah mikroorganisme yang ada
o Sering menimbulkan bau bila jumlah lumpur terlalu banyak
o Banyak menghabiskan suplay oksigen.
Contoh aplikasi : sistem pegolahan air limbah pada rumah sakit & industri
kertas (pulp).
b) KOLAM AERASI [LAGOON AERATION]

Lagoon aeration adalah sebuah kolam yang dilengkapi dengan aerator.


Proses kerja reaktor ini ialah menampung air limbah dalam sebuah kolam
besar yang diatur supaya suasana aerobik berjalan melalui pengadukan
mekanis ataupun memasang penggelembung udara seperti gambar dibawah
ini. Biomassa yang terbentuk akan mendegradasi polutan organik. Suplay
oksigen juga terkadang mendapat bantuan dari fotosintesis alga maupun
ganggang dalam kolam tersebut.
Gambar Lagoon Aeration
Kelebihan & kekurangan sistem pengolahan lagoon aeration
Kelebihan :
o Biaya pemeliharaan rendah
o Effluent yang dihasilkan baik karena daya larut oksigen dalam air limbah lebih
besar sehingga mengoptimalkan kinerja mikroorganisme
o Dapat menampung air limbah dengan kuantitas volume yang sangat besar
o Tidak menimbulkan bau.
Kekurangan :
o Membutuhkan lahan yang luas
o Membutuhkan energi yang besar, karena disamping untuk suplai oksigen juga
untuk pengadukan secara sempurna.
Contoh aplikasi : sistem pengolahan air limbah pada industri pangan.
c) SARINGAN TETES [TRICKLING FILTER]
Merupakan wahana penyaring berbentuk silinder dengan media
berpori yang disusun secara bertumpuk. Proses kerja dari reaktor ini yakni
mendistribusikan air limbah melalui bagian atas oleh lengan yang dapat
berputar sehingga membentuk spray/tetes-tetes kecil, kemudian berkontak
dengan mikroorganisme yang menempel pada media. Tujuan pendisribusian
berputar ialah untuk menyebarkan air limbah ke permukaan seluruh media
secara merata. Media itu sendiri dapat berupa potongan potongan batu
kerikil/zeolit, silika, arang, pozzolan ataupun bahan isian dari plastik yang
berukuran antara 40 -80 mm. Permukaan batuan ini mengandung lapisan
(film) mikroorganisme biasanya, bakteri Zoogloea ramigera dan spesies
protozoa bersilia (Carchesium, Opercularia dan Vorticella). Suplai oksigen
didapat dari penghembusan oleh blower dari bagian bawah. Penghembusan

oleh blower ini juga berfungsi untuk mendistribusikan air limbah menjadi
tetesan kecil pada lengan putar.
Gambar Trickling Filter
Kelebihan & kekurangan sistem pengolahan trickling filter
Kelebihan :
o Tidak memerlukan lahan yang terlalu luas serta mudah pengoperasiannya
o Sangat ekonomis dan praktis
o Tidak membutuhkan pengawasan yang ketat
o Suplai oksigen dapat diperoleh secara alamiah melalui permukaan paling atas
media.
Kekurangan :
o Tidak bisa diisi dengan beban volume yang tinggi mengingat masa biologi
pada

filter

akan

bertambah

banyak

sehingga

bisa

menimbulkan

penyumbatan filter.
o Timbulnya bau yang tidak sedap
o Prosesnya sering terganggu oleh lalat-lalat yang datang menghampiri.
Contoh aplikasi : sistem pengolahan limbah cair domestik dan industri
obat herbal.
d) Cakram Biologis Putar [Rotating Biological Contactor]
RBC yaitu pengolahan yang terdiri atas disc /cakram melingkar yang diputar
oleh poros yang diletakkan setengah tercelup dengan kecepatan tertentu (2-3 rpm).
Cakram digerakkan oleh motor drive system yang dibenam dalam air limbah,

dibawah media. Mikroba tumbuh melekat pada permukaan media yang berputar
tersebut membentuk

suatu lapisan yang disebut biofilm (biasanya terdiri atas

bakteri, alga, protozoa, fungi).

Media film biologis ini berupa piringan (disk) dari bahan polimer
atau plastik yang ringan dan disusun dari berjajar-jajar pada suatu poros
sehingga membentuk suatu modul atau paket. Pada saat cakram tercelup
kedalam air limbah, biofilm menyerap senyawa organik yang ada dalam air
limbah dan pada saat biofilm berada di atas permuaan air, biofilm menyerap
okigen dari udara atau oksigen terlarut dalam untuk menguraikan senyawa
organik.

Pertumbuhan biofilm tersebut makin lama makin tebal, sampai


akhirnya karena gaya gravitasi sebagian akan mengelupas dari mediumnya
dan terbawa aliran air keluar. Selanjutnya, biofilm pada permukaan medium
akan tumbuh lagi dengan sedirinya hingga terjadi kesetimbangan.
GAMBAR
RBC

Proses kerja sistem RBC dapat dijabarkan dengan flowchart dibawah ini :
1.

Bak Pemisah Pasir


Air limbah dialirkan dengan tenang ke dalam bak pemisah pasir,
sehingga kotoran yang berupa pasir atau lumpur kasar dapat diendapkan.
Sedangkan kotoran yang mengambang misalnya sampah, plastik, sampah
kain dan lainnya tertahan pada saringan (screen) yang dipasang pada inlet
kolam pemisah pasir tersebut.

2.

Bak Pengendap Awal


Dari bak pemisah/pengendap pasir, air limbah dialirkan ke bak
pengedap awal. Di dalam bak pengendap awal ini lumpur atau padatan
tersuspensi sebagian besar mengendap. Waktu tinggal di dalam bak
pengedap awal adalah 2 - 4 jam, dan lumpur yang telah mengendap
dikumpulkan dan dipompa ke bak pemekat lumpur.

3.

Bak Pengatur Debit


Jika debit aliran air limbah melebihi kapasitas perencanaan, kelebihan
debit air limbah tersebut dialirkan ke bak pengatur debit untuk disimpan
sementara. Pada waktu debit aliran turun, maka air limbah yang ada di
dalam bak kontrol dipompa ke bak pengendap awal bersama-sama air
limbah yang baru sesuai dengan debit yang diinginkan.

4.

Kontaktor (reaktor) Biologis Putar

Di dalam bak kontaktor ini, media berupa piringan (disk) tipis dari
bahan polimer atau plastik dengan jumlah banyak, yang dilekatkan atau
dirakit pada suatu poros, diputar secara pelan dalam keadaan tercelup
sebagian ke dalam air limbah. Waktu tinggal di dalam bak kontaktor kira-kira
2,5 jam. Dalam kondisi demikian, mikroorganisme akan tumbuh pada
permukaan media yang berputar tersebut, membentuk suatu lapisan (film)
biologis. Biofilm yang tumbuh pada permukaan media inilah yang akan
menguraikan senaywa organik yang ada di dalam air limbah.
5.

Bak Pengendap Akhir


Air limbah yang keluar dari bak kontaktor (reaktor) selanjutnya
dialirkan ke bak pengendap akhir, dengan waktu pengendapan sekitar 3 jam.
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang berasal dari RBC
lebih mudah mengendap, karena ukurannya lebih besar dan lebih berat. Air
limpahan dari bak pengendap akhir relatif sudah jernih, selanjutnya dialirkan
ke bak khlorinasi. Sedangkan lumpur yang mengendap di dasar bak di
pompa ke bak pemekat lumpur bersama-sama dengan lumpur yang berasal
dari bak pengendap awal.

6.

Bak Khlorinasi
Air olahan atau air limpasan dari bak pengendap akhir masih
mengandung bakteri coli, bakteri patogen, atau virus yang sangat berpotensi
menginfeksi ke masyarakat sekitarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, air
limbah yang keluar dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi
untuk membunuh mikroorganisme patogen yang ada dalam air. Di dalam bak
khlorinasi, air limbah dibubuhi dengan senyawa khlorine sehingga seluruh
mikroorganisme patogennya dapat di matikan. Selanjutnya dari bak
khlorinasi air limbah sudah boleh dibuang ke badan air.

7.

Bak Pemekat Lumpur

Lumpur yang berasal dari bak pengendap awal maupun bak


pengendap akhir dikumpulkan di bak pemekat lumpur. Di dalam bak tersebut
lumpur di aduk secara pelan kemudian di pekatkan dengan cara didiamkan
sekitar 25 jam, selanjutnya air supernatant yang ada pada bagian atas
dialirkan ke bak pengendap awal, sedangkan lumpur yang telah pekat
dipompa ke bak pengering lumpur.
Kelebihan & kekurangan sistem pengolahan RBC :
Kelebihan :
o Mudah dalam pegoperasian & perawatan
o Tidak membutuhkan banyak lahan serta sangat ekonomis
o Untuk kapasitas kecil / paket, dibandingkan dengan proses lumpur aktif
konsumsi energi lebih rendah.
o Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage)
o Reaksi nitrifikasi secara biologis oleh bakteri nitrobacter & nitrosomonas lebih
mudah terjadi, sehingga efisiensi penghilangan ammonium lebih besar.
Kekurangan :
o Kerusakan pada materialnya seperti as, coupling, & motor listrik
o Sensitif terhadap perubahan temperatur
o Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut, serta kadang-kadang
timbul bau yang kurang sedap.
Contoh aplikasi : sistem pengolahan limbah cair domestik & industri
pertambangan.

Kesimpulan :
Parameter biologi sangat diperlukan sebagai acuan/tolak ukur guna
menganalisa suatu perairan yang telah tercemar.
Pengolahan air limbah secara biologi biasanya merupakan tahapan kedua
[secondary treatment] dalam sebuah IPAL, hal tersebut dikarenakan air
limbah harus diolah terlebih dahulu [primary treatment] misalnya proses
netralisasi di tahapan pertama agar pH mendekati netral namun agak asam,
supaya dapat menunjang kehidupan mikroorganisme.
Berbagai mikroorganisme yang berperan dalam mendekomposisi senyawa
organik antaralain bakteri, protozoa, amoeba, fungi, maupun nematoda,

sisanya merupakan organisme patogen yang selanjutnya akan dimusnahkan


melalui proses disinfeksi.
Pengolahan air limbah secara biologi beranekaragam, biasanya dipilih
berdasarkan tipe sumber limbah itu sendiri maupun ketersediaan ruang &
material.
Sebagian besar pengolahan air limbah secara biologi menggunakan sistem
aerob [dengan injeksi oksigen], hal itu dikarenakan proses penguraian
berjalan

lebih

cepat,

biaya

operasional

relative

murah,

serta

tidak

menimbulkan hasil sampingan yang berbahaya [misal gas hydrogen sulfida


yang merupakan hasil sampingan dari pengolahan anaerob].
Jenis Jenis Filtrasi
1. Proses filtrasi sederhana (tanpa tekanan) adalah proses penyaringan dengan media filter kertas
saring. Hal ini dilakukan dengan cara kertas saring dipotong melingkar, kemudian lipat dua,
sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga
melekat pada corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahakan, sedikit demio
sedikit. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.

2. Proses Filtrasi dengan tekanan, umumnya dengan cara divakumkan (disedot dengan pompa
vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel
padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya.

3. Proses Filtrasi dengan Membran merupakan proses saparasi dengan menggunakan membran
dengan ukuran pori 0,1 mikron. Prinsip teknik filtrasi membran ini adalah dengan menyaring
cairan sampel melewati saringan yang sangat tipis dan yang terbuat dari bahan sejenis selulosa.

Kelebihan filtrasi membran :


a) Dapat menganalisa sampel dengan volume yang besar dalam waktu yang singkat yang dibatasi
oleh kekentalan dan kekeruhan cairan sampel.
b)

Dapat menganalisa sampel dengan jumlah mikroba yang sedikit (peningkatan keakuratan
pendeteksian mikroba).

c) Inhibitor pada sampel yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba seperti antibiotik, klorin
atau zat pengawet dapat terbilas.
d) Pada umumnya cawan yang digunakan berukuran kecil (50mm) sehingga dapat menghemat
penggunaan media dan tempat pada inkubator.

e)

Praktis dalam preparasinya, dapat dilakukan berulang kali penyaringan (melipatgandakan


cabang corong) dan reprodusibel.

f)

Melalui proses pengeringan tertentu, kertas membran yang telah ditumbuhi koloni dapat
dijadikan dokumen atau data permanen demi kepentingan perekaman data.

Kekurangan filtrasi membran :


a) Kurang cocok untuk menghitung sampel dengan jumlah mikroba yang terlalu pekat walaupun
pengenceran dapat dilakukan dengan pengenceran bertingkat.
b)

Beberapa jenis mikroba yang berdiameter lebih kecil dari pori seperti Rickettsia dan
Mycoplasma mampu lolos dari pori kertas membran.
Faktor

Faktor

Yang

Mempengaruhi

Proses

Filtrasi

> Debit Filtrasi


Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien, hal ini
menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media penyaring
dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati rongga
butiran menyebabkan partikel pertikel yang terlalu halus yang tersaring akan lolos.
>

Konsentrasi

Kekeruhan

Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisien dari filtrasi. Konsentrasi kekeruhan


air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media.
> Temperatur
Perubahn suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan massa jenis
(density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan mengalami perunbahn.
Selain itu juga dipengaruhi oleh daya tarik menarik diantara partikel halus penyebab
kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuran besar partikel yang akan disaring.
>

Kedalaman

media,

Ukuran,

dan

Material

Pemilihan media dan ukuran merupakan hal yang penting dalam penyaringan. Tebal dan
tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring.
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Filtrasi
a) Luas permukaan kertas saring
b) Diameter pori pori kertas saring
c) Tebal kertas saring
d) Kepekatan larutan yang akan disaring

e) Volume larutan yang akan disaring


Tujuan Dari Filtrasi
a) Memanfaatkan air kotor atau limbah untuk bisa digunakan kembali
b) Mengurangi resiko meluapnya air kotor dan limbah
c) Mengurangi keterbatasan air bersih dengan membuat filtrasi air
d) Mengurangi penyakit yang diakibatkan oleh air kotor
e) Membantu pemerintah untuk menggalakan air bersih
Maanfaat Dari Filtrasi :
a) Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja, misalnya : sungai, rawa, telaga, sawah
dan air kotor lainnya
b) Dapat mengilangkan bau tidak sedap pada air yang keruh
c) Dapat mengubah air yang keruh menjadi lebih bening
d) Menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya agar air dapat diminum
e) Cara ini berguna berguna untuk desa yang masih jauh dari kota dan tempat terpencil

PENGENDAPAN
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagia suatu fase padat keluar dari larutan
Endapan mungkin berupa Kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan
dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Pengendapan dengan nama lain precipitation
merupakan metode pemisahan senyawa kimia dengan cara mengendapkan suatu zat dalam
campurannya. Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses
pemisahannya.
Prinsip Dasar Dalam Metode Pengendapan
a) Endapannya mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi.
b) Sifat fisik endapan sedimikian rupa, sehingga mudah dipisahkan dari larutannya dengan filtrasi,
dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran partikelnya cukup besar serta endapan dapat
diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengendapan
a) Temperatur
Kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu,jadi dengan meningkatnya suhu maka
pembentukkan endapan akan berkurang disebabkan banyak endapan yang berada pada
larutannya.

b) Sifat alami pelarut


Garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan pelarut organik seperti alkohol
atau asam asetat.Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut organik dapat dipergunakan untuk
memisahkan campuran antara dua zat.Setiap pelarut memiliki kapasitas yang bebeda dalam
melarutkan suatu zat,begitu juga dengan zat yang berbeda memiliki kelarutan yang bebeda pada
pelarut tertentu.
c) Pengaruh ion sejenis
Kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang mengandung ion sejenis
dibandingkan dalam air saja.
d) Pengaruh Ph
Kelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam lemah dipengaruhi oleh pH, hal ini
disebabkan karena penggabungan proton dengan anion endapannya.Misalnya endapan AgI akan
semakin larut dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan bergabung dengan I- membentuk
HI
e) Pengaruh hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan dihasilkan perubahan konsentrasi
H+,dimana hal ini akan menyebabkan kation garam tersebut mengalami hidrolisis dan hal ini
akan meningkatkan kelarutan garam tersebut.
f) Pengaruh ion kompleks
Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya pembentukkan
kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut.Sebagai contoh,AgCl akan naik
kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3,hal ini disebabkan karena terbentuknya kompleks
Ag(NH3)2Cl
Metode pengendapan dibagi menjadi dua :
a) Metode pengendapan secara fisik yang berdasarkan gaya gravitasi (sedimentasi ). Sedimentasi
adalah proses pemisahan padatan yang terkandung dalam limbah cair oleh gaya gravitasi. Proses
sedimentasi biasanya dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi. Dimana koagulasi
merupakan proses penambahan bahan kimia (koagulan) ke dalam cairan yang akan diolah
membentuk gumpalan (flok). Sedangkan Flokulasi merupakan proses dimana gumpalan diaduk
untuk mempercepat pembentukan flok, sehingga dapat dipisahkan dengan cara sedimentasi dan
filtrasi.
Ada dua cara sedimentasi :

Sedimentasi di awal (Primary Sedimentation) dapat dilakukan jika kekeruhan tinggi, untuk
mengurangi resiko kerusakan pompa/mesin pada treatment berikutnya.
Sedimentasi di akhir (Secondary Sedimentation) digunakan untuk memisahkan dan
mengumpulkan lumpur(sludge) dari proses sebelumnya.

b) Metode pengendapan secara kimia dengan cara penambahan bahan kimia.


Pengendapan secara kimia dibedakan menjadi dua :
Pengaturan pH
Dilakukan jika hasil kali kelarutan ion-ionnya melampaui harga Ksp-nya sehingga terbentuk
endapan. Endapan akan terbentuk hanya jika konsentrasi ion logam dan hidroksil saat itu adalah
lebih tinggi dari yang diperbolehkan oleh hasil kali kelarutan. Karena konsentrasi ion logam
dalam cuplikan/ sample yang sebenarnya tak jauh berbeda satu sama lain, maka konsentrasi ion
hidroksilah yang memegang peranan menentukan dalam pembentukan endapan-endapan
demikian karena fakta bahwa di dalam air, hasil kali konsentrasi ion hydrogen dan hidroksil
benar-benar konstan (Kw = -1014) pada 250C . Dengan memakai prinsip hasil kali kelarutan, kita
dapat menghitung pH minimum yang diperlukan untuk pengendapan suatu hidroksi logam.
Beberapa hidroksida (seperti AgOH atau Cu(OH) 2) bisa melarut dalam larutan amonia pada pH
yang bahkan lebih rendah lagi.
Penambahan pereaksi
Pereaksi sulfida
Kebanyakan ion logam membentuk senyawa sulfida tak larut, kecuali ion logam alkali dan alkali
tanah. Dengan dasar perbedaan kelarutan yang besar pada senyawa senyawa sulfida dalam
asam encer. Contoh : gas H2S dan larutan anion sulfida.
Pereaksi larutan ion Klorida

Untuk memisahkan ion perak terhadap ion logam yang lain.


Pereaksi larutan ion Sulfat
Untuk memisahkan kation Timbal, Barium dan Stronsium.
Kemurnian Endapan
Timbulnya endapan sebagai hasil penambahan suatu reagensia tertentu dapat dipakai sebagai
uji terhadap suatu ion tertentu. Namun pengendapan bisa juga dilakukan untuk pemisahan. Untuk
melakukan ini, suatu reagensia yang sesuai ditambahkan, yang membentuk endapan (endapanendapan) dengan hanya satu atau beberapa ion yang ada dalam larutan. Setelah penambahan
reagensia dalam jumlah yang sesuai, endapan disaring dan dicuci. Sebagian ion tetap terlarut,
sedang yang lainnya dapat ditemukan dalam endapan. Agar dicapai pemisahan yang kuantitatif
sejauh mungkin, endapan harus mudah di saring dan bebas dari pencemaran (kontaminasi).
Kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut disebut kopresipitasi. Kemudahan
suatu endapan dapat disaring dan di cuci tergantung sebagian besar pada struktur morfologi
endapan, yaitu pada bentuk dan ukuran kristal-kristalnya. Makin besar kristal-kristal yang
terbentuk selama berlangsungnya endapan, makin mudah disaraing. Bentuk kristal juga penting.
Struktur yang sederhana seperti kubus, oktahedron dan jarum-jarum mudah dicuci setelah
disaring. Struktur yang mengandung lekuk-lekuk atau lubang-lubang akan menahan cairan
induk.
Pengotoran dapat juga disebabkan oleh postpresipitasi, yaitu pengendapan yang terjadi pada
permukaan endapan pertama. Hal ini terjadi pada zat yang sedikit larut kemudian membentuk
larutan lewat jenuh. Postpresipitasi dan kopresipitasi merupakan dua fenomena yang berbeda.
Sebagai contoh, pada postpresipitasi, semakin lama waktunya, maka kontaminasi bertambah,
sedangkan pada kopresipitasi sebaliknya. Kontaminasi bertambah akibat pengadukan larutan
hanya pada postpresipitasi tetapi tidak pada kopresipitasi. Kemungkinan bertambahnya
kontaminasi sangat besar pada postpresipitasi dibandingkan kopresipitasi.
Keadaan optimum untuk pengendapan
Aturan-aturan umum yang diikuti adalah sebagai berikut :
a) Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk memperkecil kesalahan
akibat kopresipitasi.
b) Pereaksi dicampurkan perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan yang tetap.
c) Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila endapan yang terbentuk stabil pada temperatur
tinggi.

d) Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan menggunakan pemanas uap
untuk menghindari adanya kopresipitasi.
e) Endapan harus dicuci dengan larutan encer.
f) Untuk menghindari postpresipitasi dan kopresipitasi sebaiknya dilakukan pengendapan ulang.
Pencucian endapan
Tujuan mencuci endapan adalah menghilangkan kontaminasi pada permukaan. Kompossisi
larutan pencuci tergantung pada kecenderungan terjadinya presipitasi. Untuk pencucian
digunakan larutan elektrolit kuat dan harus mengandung ion sejenis dengan endapan untuk
mengarungi kelarutan endapan. Larutan tersebut juga harus mudah menguap agar mudah untuk
menimbang endapannya. Garam amonium dapat digunakan sebagai cairan pencuci. Larutan
pencuci dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a) Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat lewat kertas saring,
misal : penggunaan amonium nitrat untuk mencuci endapan ferihidroksida.
b) Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan misalnya alkohol.
c) Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam lemah dan basa lemah.
Pembakaran endapan
Endapan mungkin mengandung air akibat adsorpsi, oklusi, penyerapan dan hidrasi.
Temperatur pembakaran ditentukan berdasarkan pada sifat kimia zat. Pemanasan harus tetap
diteruskan sampai beratnya tetap dan seragam.
Manfaat Pengendapan
1. Pada proses penjernihan air dengan menggunakan pengendap tawas
2. Pada proses pengendapan bijih besi

Kelebihan dan kekurangan jenis filtrasi


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
FILTRASI

PENGERTIAN
Adalah suatu operasi atau proses dimana campuran heterogen antara fluida dan
partikel-partikel padatam dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi
menahan partikel padatan. Proses filtrasi ini disebabkan oleh adanya tenaga dorong
berupa beda tekana, sebagai contoh adalah akibat gravitasi atau tenaga putar.
JENIS JENIS FILTRASI
Rotary Vacuum Filter
Merupakan salah satu jenis dari penyaring vakum kontinyu yang bekerja secara
berkelanjutan. Dalam setiap penyaring vakum konyinyu cairan dihisap melalui
septum yang bergerak untuk mengendapkan padatan kue.
Prinsip kerja : Memutar rotary drum ke dalam cairan yang akan difiltrasi. Cairan
yang telah difiltasi akan melewati pipa-pipa internal yang ada di dalam rotary drum
dan dikumpulkan di tangki penampung, sedangkan endapan tetap berada di
permukaan drum yang akan membentuk cake dan dibuang dengan pisau horizontal.
Cara kerja :
- Cairan yang akan difltrasi dialirkan ke dalam wadah RVF
- Rotary drum filter diputar dengan kecepatan rendah 0,1 s/d 2 rad/mm untuk
mengaduk lumpur
- Cairan yang ada di wadah RVF dihisap oleh rotary drum melalui filter yang ada di
permukan drum
- Cairan akan melewati pipa-pipa internal yang ada di dalam filter drum dan
dikumpulkan di pipa pengumpul
- Padatan akan tetap berada di permukaan drum yang akan dibersihkan oleh pisau
horizontal
Kelebihan :
- Dapat digunakan untuk memfiltrasi padatan yang sulit difilter.
- Banyak dilengkapi sarana otomatis
- Desainnya sangat bervariasi
- Hasil pencucian cake lebih efektif
Kekurangan :
- Waktu pengeringan cake cukup lama.
- Pemisahan filtrat relatif lebih
Aplikasi dalam industry :
- Industri Perminyakan
- Pengolahan Air dan Limbah
- Makanan dan Minuman
- Kimia dan Farmasi
- Pengolahan Logam Mulia
- Pembuatan Kertas
- Industri Batubara
- Industri Kimia.
- Industri pupuk
- Industri mesin

Gravity Filter
Merupakan filter yang tersusun dari beberapa tangki yang bagian bawahnya
berlubang dan berisi pasir yang berpori-pori, dimana fluida mengalir secara laminer.
Prinsip kerja : Suspensi yang masuk ke dalam tangki kemudian didalam tangki
suspensi tersebut melewati pasir-pasir sehingga padatan yang ada pada suspensi
tersaring oleh pasir-pasir sedangkan fluida tetap mengalir melalui lubang fitrat yang
ada di dasar tangki.
Cara kerja :
- Air masuk kedalam pipa menuju tangki pertama yang mengandung tawas / kaporit
untuk proses penggumpalan (koagulasi)
- Proses penyaringan pada tahap kedua dengan menggunakan pasir ijuk dan kerikil
- Tahap ketiga yaitu absorbsi, proses ini menggunakan karbon aktif untuk menyerap
zat kimia seperti zar besi dan kaporit
Kelebihan : Dapat digunakan untuk proses filtrasi dalam kuantitas besar
Kekurangan : Hanya digunakan pada fluida yang memiliki padatan yang sedikit
Plate and Frame Filter
Merupakan filter yang terdiri dari pelat dan bingkai di susun secara bergantian,
dilengkapi kain penyaring yang disebut filter cloth yang terletak pada tiap sisi
platenya. Alat ini digunakan untuk memisahkan padatan cairan dengan media
berpori yang meneruskan cairannya dan menahan padatannya.

Cara kerja :
- Umpan (slurry) masuk melalui lubang saluran masuk
- Tekanan diberikan terhadap umpan agar melewati filter cloth untuk dapat masuk
kedalam plate and frame filter kemudian keluar melaui lubang plate sebagai filtrat
- Padatan akan terakumulasi dan tertinggal pada cloth
- Padatan yang terakumulasi pada filter cloth dicuci, dengan menyalurkan air bersih
yang ditambahkan zat pewarna kedalam plate dan keluar melaui frame
- Pencucian dihentikan jika kadar warna dalam air cucian sudah mulai konstan
- Setelah dicuci,aliran ini terhenti,gaya yang menahan plat terlepas dan bingkai
terbuka seketika
- Setelah itu cake dibuang melalui lubang di bawah penekan.
- Setelah pembuangan selesai plat di kunci dan siklus baru bisa dimulai
Aplikasi dalam industri :
- Pembuatan bir ( della tofolla & production brewery )
Batch Leaf Filter
Filter daun mirip dengan plate and frame filter, dibagian dalamnya cake disimpan
pada setiap sisi daun dan filtrate mengalir keluar melalui saluran dari saringan
pembuangan air yang kasar pada daun diantara cake, daun-daun tersebut
dibenamkan kedalam suspense.
Cara kerja :

- Kran masukan terbuka sehingga suspensi masuk ke saluran udara melalui ventilasi
ke saluran bagian atas dan bawah
- Umpan di biarkan sebentar kemudian saluran keluaran dibuka lalu umpan di
alirkan.
- Adanya perbedaan tekanan membantu cake di dalam melawan filter cloth.
Contoh : pembuatan Mg dari air laut.

DAFTAR PUSTAKA
http: www.wikipedia.com//filtrasi
http : www.google.com // plate and frame filter
Coulson & richardsuns. 2002. Chemical Engineering.

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital dan penting bagi manusia. Adanya
pencemaran pada sumber-sumber air menimbulkan kesulitan bagi masyarakat untuk
mendapatkan air bersih yang nantinya diolah menjadi air minum yang layak. Beberapa
pencemaran pada air sumber air ini antara lain tingginya kandungan bakteri Coli serta kekeruhan

yang cukup tinggi. Maka dari itu untuk menghilangkan kekeruhan dan bakteri dilakukanlah suatu
proses penjernihan air dimana salah satu teknik yang digunakan adalah teknik Slow Sand Filter.
Slow Sand Filter atau bisa juga disebut Saringan Pasir Lambat digunakan untuk
meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat khususnya mengenai kebutuhan akan air bersih yang
umumnya berada di daerah pedesaan, maka perlu disesuaikan dengan sumber air baku serta
teknologi yang sesuai dengan tingkat penguasaan teknologi dalam masyarakat itu sendiri.
Sistem Slow Sand Filter merupakan teknologi pengolahan air yang sangat sederhana dengan
hasil air bersih dengan kualitas yang baik. Slow Sand Filter ini mempunyai keunggulan yaitu
tidak memerlukan bahan kimia (koagulan) yang mana bahan kimia ini sering menjadi kendala
yang dialami pada proses pengolahan air di daerah pedesaan. Di dalam sistem pengolahan ini
proses pengolahan yang utama adalah penyaringan dengan media pasir dengan kecepatan
penyaringan 5 10 m3/m2/hari.. Air baku dialirkan ke tangki penerima, kemudian dialirkan ke
bak pengendap tanpa memakai zat kimia untuk mengedapkan kotoran yang ada dalam air baku
yang selanjutnya di saring dengan Slow Sand Filter. Setelah disaring dilakukan proses khlorinasi
dan selanjutnya ditampung di bak penampung air bersih lalu seterusnya di alirkan ke konsumen.
Jika air baku baku dialirkan ke Slow Sand Filter maka kotoran-kotoran yang ada di
dalamnya akan tertahan pada media pasir. Oleh karena adanya akumulasi kotoran baik dari zat
organik maupun zat anorganik pada media filternya akan terbentuk lapisan (film) biologis.
Dengan terbentuknya lapisan ini maka di samping proses penyaringan secara fisika dapat juga
menghilangkan kotoran (impuritis) secara bio-kimia. Biasanya ammonia dengan konsetrasi yang
rendah, zat besi, mangan dan zat-zat yang menimbulkan bau dapat dihilangkan dengan cara ini.
Hasil dengan cara pengolahan ini mempunyai kualitas yang baik.
Cara ini sangat sesuai untuk pengolahan yang air bakunya mempunyai kekeruhan yang rendah
dan relatif tetap. Biaya operasi rendah karena proses pengendapan biasanya tanpa bahan kimia.
Tetapi jika kekeruhan air baku cukup tinggi, pengendapan dapat juga memakai baghan kimia
(koagulan) agar beban filter tidak terlalu berat.
Secara umum, proses pengolahan air bersih dengan Slow Sand Filter konvensional terdiri atas
unit proses yakni bangunan penyadap, bak penampung, saringan pasir lambat dan bak
penampung air bersih .

Umumnya disain konstruksi dari Slow Sand Filter dirancang setelah didapat hasil dari
survai lapangan baik mengenai kuantitas maupun kualitas. Dalam gambar desain telah ditetapkan
proses pengolahan yang dibutuhkan serta tata letak tiap unit yang beroperasi. Kapasitas
pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan. Biasanya saringan pasir lambat hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton,
ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan media penyaring pasir.
Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan kontrol. Untuk sistem
Slow Sand Filter Skonvensional terdapat dua tipe saringan yakni :

1. Slow Sand Filter Dengan Kontrol Pada Inlet


Keterangan :
A. Kran untuk inlet air baku dan pengaturan laju penyaringan
B. Kran untuk penggelontoran air supernatant
C. Indikator laju air
D. Weir inlet
E. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersih
F. Kran untuk pengeluaran/pengurasan air olahan yang masih kotor
G. Kran distribusi
H. Kran penguras bak air bersih
2. Slow Sand Filter Dengan Kontrol Pada Outlet

Keterangan :
A. Kran untuk inlet air baku
B. Kran untuk penggelontoran air supernatant
C. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersih
D. Kran untuk pengeluaran/pengurasan air olahan yang masih kotor
E. Kran pengatur laju penyaringan
F. Indikator laju alir

G. Weir inlet kran distribusi


H. Kran distribusi
I. Kran penguras bak air bersih
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sistem saringan pasir lambat antara lain yakni :
Bagian Inlet
Struktur inlet dibuat sedemikian rupa sehingga air masuk ke dalam saringan tidak
merusak atau mengaduk permukaan media pasir bagian atas. Struktur inlet ini biasanya
berbentuk segi empat dan dapat berfungsi juga untuk mengeringkan air yang berada di atas
media penyaring (pasir).
Lapisan Air di Atas media Penyaring (supernatant)
Tinggi lapisan air yang berada di atas media penyaring (supernatant) dibuat sedemikian
rupa agar dapat menghasilkan tekanan (head) sehingga dapat mendorong air mengalir melalui
unggun pasir. Di samping itu juga berfungsi agar dapat memberikan waktu tinggal air yang akan
diolah di dalam unggun pasir sesuai dengan kriteria disain.
Bagian Pengeluaran (Outlet)
Bagian outlet ini selain untuk pengeluran air hasil olahan, berfungsi juga sebagai weir
untuk kontrol tinggi muka air di atas lapisan pasir.
Media Pasir (Unggun Pasir)
Media penyaring dapat dibuat dari segala jenis bahan inert(tidak larut dalam air atau tidak
bereaksi dengan bahan kimia yang ada dalam air). Media penyaring yang umum dipakai yakni
pasir silika karena mudah diperoleh, harganya cukup murah dan tidak mudah pecah. Diameter
pasir yang digunakan harus cukup halus yakni dengan ukuran 0,2-0,4 mm
Sistem Saluran Bawah (drainage)
Sistem saluran bawah berfungsi untuk mengalirkan air olahan serta sebagai penyangga
media penyaring. Saluran ini tediri dari saluran utama dan saluran cabang, terbuat dari pipa
berlubang yang di atasnya ditutup dengan lapisan kerikil. Lapisan kerikil ini berfungsi untuk
menyangga lapisan pasir agar pasir tidak menutup lubang saluran bawah.
Ruang Pengeluaran
Ruang pengeluran terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan dengan sekat atau dinding
pembatas. Di atas dinding pembatas ini dapat dilengkapi dengan weir agar limpasan air
olahannya sedikit lebih tinggi dari lapisan pasir. Weir ini berfungsi untuk mencegah timbulnya
tekanan di bawah atmosfir dalam lapisan pasir serta untuk menjamin saringan pasir beroperasi

tanpa fluktuasi level pada reservoir. Dengan adanya air bebas yang jatuh melalui weir, maka
konsentrasi oksigen dalam air olahan akan bertambah besar.
Pengolahan air bersih dengan menggunakan sistem Slow Sand Filter konvensional ini
mempunyai keunggulan antara lain :
1) Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah.
2) Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.
3) Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses penyaringan berjalan secara
fisika dan biokimia.
4) Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana.
Sedangkan beberapa kelemahan dari sistem saringan pasir lambat konvensional tersebut
yakni antara lain :
1) Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi besar, sehingga sering
terjadi kebutuan. Akibatnya waktu pencucian filter menjadi pendek.
2) Kecepatan penyaringan rendah, sehingga memerlukan ruangan yang cukup luas.
3) Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengeruk lapisan pasir bagian atas
dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih dimasukkan lagi ke dalam bak saringan seperti
semula.
4) Karena tanpa bahan kimia, tidak dapat digunakan untuk menyaring air gambut.
5) Untuk mengatasi problem sering terjadinya kebuntuan saringan pasir lambat akibat kekeruhan
air baku yang tinggi, dapat ditanggulangi dengan cara modifikasi disain saringan pasir lambat
yakni dengan menggunakan proses saringan pasir lambat UP Flow (penyaringan dengan aliran
dari bawah ke atas).
Sistem Slow Sand Filter Up Flow
Teknologi Slow Sand Filter yang banyak diterapkan di Indonesia biasanya adalah Slow
Sand Filter konvesional dengan arah aliran dari atas ke bawah (down flow), sehingga jika
kekeruhan air baku naik, terutama pada waktu hujan, maka sering terjadi penyumbatan pada
saringan pasir, sehingga perlu dilakukan pencucian secara manual dengan cara mengeruk media
pasirnya dan dicuci, setelah bersih dipasang lagi seperti semula, sehingga memerlukan tenaga
yang cucup banyak. Ditambah lagi dengan faktor iklim di Indonesia yakni ada musim hujan air
baku yang ada mempunyai kekeruhan yang sangat tinggi. Hal inilah yang sering menyebabkan

saringan pasir lambat yang telah dibangun kurang berfungsi dengan baik, terutama pada musim
hujan.
Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan,
maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan
peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal atau saringan Up Flow
dengan media berikil atau batu pecah, dan pasir kwarsa / silika. Selanjutnya dari bak saringan
awal, air dialirkan ke bak saringan utama dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Air
yang keluar dari bak saringan pasir Up Flow tersebut merupakan air olahan dan di alirkan ke bak
penampung air bersih, selanjutnya didistribusikan ke konsumen dengan cara gravitasi atau
dengan memakai pompa. Diagram proses pengolahan serta contoh rancangan konstruksi saringan
pasir lambat Up Flow ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Dengan sistem penyaringan dari arah bawah ke atas (Up Flow), jika saringan telah jenuh
atau buntu, dapat dilakukan pencucian balik dengan cara membuka kran penguras. Dengan
adanya pengurasan ini, air bersih yang berada di atas lapisan pasir dapat berfungi sebagai air
pencuci media penyaring (back wash). Dengan demikian pencucian media penyaring pada
saringan pasir lambat Up Flow tersebut dilakukan tanpa pengeluran atau pengerukan media
penyaringnya, dan dapat dilakukan kapan saja. Saringan pasir lambat Up Flow ini mempunyai
keunggulan dalam hal pencucian media saringan (pasir) yang mudah, serta hasilnya sama dengan
saringan pasir yang konvesional. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam
ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Contoh Instalasi Penjernih Air Type Slow Sand Filter -UP FLOW

. Triking Filter
SARINGAN TETES [TRICKLING FILTER]
Merupakan wahana penyaring berbentuk silinder dengan media berpori yang disusun
secara bertumpuk. Proses kerja dari reaktor ini yakni mendistribusikan air limbah melalui bagian
atas oleh lengan yang dapat berputar sehingga membentuk spray/tetes-tetes kecil, kemudian
berkontak dengan mikroorganisme yang menempel pada media. Tujuan pendisribusian berputar
ialah untuk menyebarkan air limbah ke permukaan seluruh media secara merata. Media itu

sendiri dapat berupa potongan potongan batu kerikil/zeolit, silika, arang, pozzolan ataupun
bahan isian dari plastik yang berukuran antara 40 -80 mm. Permukaan batuan ini mengandung
lapisan (film) mikroorganisme biasanya, bakteri Zoogloea ramigera dan spesies protozoa
bersilia (Carchesium, Opercularia dan Vorticella). Suplai oksigen didapat dari penghembusan
oleh blower dari bagian bawah. Penghembusan oleh blower ini juga berfungsi untuk
mendistribusikan air limbah menjadi tetesan kecil pada lengan putar.
Kelebihan & kekurangan sistem pengolahan trickling filter
Kelebihan :
o Tidak memerlukan lahan yang terlalu luas serta mudah pengoperasiannya
o Sangat ekonomis dan praktis
o Tidak membutuhkan pengawasan yang ketat
o Suplai oksigen dapat diperoleh secara alamiah melalui permukaan paling atas media.
Kekurangan :
o Tidak bisa diisi dengan beban volume yang tinggi mengingat masa biologi pada filter akan
bertambah banyak sehingga bisa menimbulkan penyumbatan filter.
o Timbulnya bau yang tidak sedap
o Prosesnya sering terganggu oleh lalat-lalat yang datang menghampiri.
Contoh aplikasi :

sistem pengolahan limbah cair domestik dan industri obat herbal.

You might also like