Flu Burung: Ida Bagus Suta Devisi Paru, Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar, 2011
Flu Burung: Ida Bagus Suta Devisi Paru, Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar, 2011
Flu Burung: Ida Bagus Suta Devisi Paru, Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar, 2011
Ida Bagus Suta Devisi Paru, Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar, 2011
Indonesia
Thailand Viet Nam Cambodia
1
17 87 4
1
12 38 4
Total
109
55
27 December 2006
Country Vietnam Indonesia
Thailand Turkey
Patient 93 74
25 12
Death 42 57
17 4
% 45.16% 77.02%
68% 33.33%
21 6 3 8
18 1
14 6 2 5
10 0
TOTAL
261
157
60.2%
Case Demographics
(as of August 2007)
102 cases / 81 fatal (CFR: 79%) Average age: 20 years (range 1.5 67 years) Male to female ratio 1.1 : 1
Cases:
Rural = 51 (50%) Semi-urban = 21 (21%) Urban = 30 (29%)
MASA INKUBASI
3 hari (1-7) hari. Masa penularan pada manusia
adalah 1 hari sebelum sampai 3-5 hari setelah gejala timbul pada anak dapat sampai 21 hari
Clusters
Cluster definition: two or more epi-linked cases where:
At least one is a laboratory-confirmed H5N1 AND At least another case has some laboratory evidence of H5N1 infection.
Cases
Fatal
Mode of Transmission
Unknown
H2H
Type of cluster
Blood-related family Blood-related family Blood-related family Blood-related family Blood-related family
Fertilizer
3 (3 confirmed)
2 (2 confirmed)
Unlikely
4 (2 confirmed, 2 suspect)
Unlikely
Case Timelines
Day 24: Recovery (hospital discharge) Day 10: Death Day 5: Hospitalization
Bagaimana GEJALAnya ?
Clinical Presentation
(N Engl J Med Sept 2005; 353:1374-85.)
Fever (temperature >38C) Headache Myalgia Diarrhea Abdominal pain Vomiting Cough Sputum Sore throat Rhinorrhea Shortness of breath Pulmonary infiltrates Lymphopenia Thrombocytopenia Increased aminotransferase0
WHO (2006 )
Initial symptoms include a high fever, usually temperature higher than 38oC, and influenza-like symptoms. Diarrhoea, vomiting, abdominal pain, chest pain, and bleeding from the nose and gums have also been reported as early symptoms in some patients.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum buruk Pemeriksaan saluran napas bagian bawah Auskultasi : ronki Demam Frekuensi pernapasan meningkat Gagal napas
Laboratorium
Laboratorium
Leukosit (n:4000-11000)
2100 (1200 3400) 4900 (1200 13,600) 700 (250 1100) 1453 (454 3400)
0.7 91 & 201
CD4/CD8 (n:1.4-2.0)
Platelet (n:150-400)
11%
DEFINISI KASUS
1. Kasus dalam investigasi - Seseorang yg diputuskan oleh dr setempat untuk investigasi terkait kemungkinan infeksi H5N1 - Surveilens pada kasus ILI dan pneumonia di RS serta mereka yg kontak dgn pasien AI di RS
2. Kasus suspek AI Seseorang menderita demam/panas 380C disertai 1 atau lebih gejala di bawah ini: - batuk - sakit tenggorokan - pilek - sesak napas dan diikuti satu atau lebih pajanan ini dlm 7 hari sebelum mulainya gejala a. Kontak erat (dlm jarak 1 m): merawat, berbicara atau bersentuhan dgn pasien suspek, probabel atau kasus konfirmasi b. Terpajan (mis; memegang,menyembelih, mencabuti bulu, memotong, mempersiapkan untuk konsumsi) dgn ternak ayam, unggas liar, bangkai unggas atau terhadap lingkungan yg tercemar
c. Mengkonsumsi produk unggas mentah atau tidak dimasak dgn sempurna di wilayah yg dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau manusia yg terinfeksi H5N1 dlm 1 bulan terahkir d. Kontak erat dgn binatang lain (selain ternak unggas atau unggas liar) misal kucing atau babi yg telah dikomfirmasi terinfeksi H5N1 e. Memegang/menangani sampel (hewan atau manusia) yg dicurigai mengandung virus H5N1 dlm suatu lab atau tempat lainnnya f. Ditemukan leukopeni dibawah nilai normal h. Ditemukan titer antibodi terhadap H5 dgn uji H1 menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA untuk influenza A tanpa subtipe g. Foto toraks pneumonia yg cepat memburuk pada serial foto
3. Kasus Probabel AI Kasus suspek ditambah satu atau lebih keadaan di bawah ini: a. Kenaikan titer antibodi terhadap H5 minimal 4 kali dgn uj H1menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA b. Hasil lab terbatas untuk influenza H5 menggunakan uji netralisasi (dikirim ke lab rujukan) Atau Seseorang yg meninggal karena penyakit saluran napas akut yg tak dapat dijelaskan penyebabnya yang secara epidemiologis berkaitan dgn aspek waktu, tempat dan pajanan terhadap suatu kasus probabel atau suatu kasus H5N1 yg terkonfirmasi
4. Kasus konfirmasi Influenza A / H5N1 Kasus suspek atau probabel dgn satu atau lebih keadaan ini : a. Isolasi virus H5N1 positif b. Hasil PCR H5N1 positif c. Peningkatan 4 kali lipat titer netralisasi untuk H5N1 dari spesimen konvalesen dibandingkan dgn spesimen akut (diambil, 7 hari setelah awitan gejala penyakit) titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula 1/80 d. Titer antibodi mikronetralisasi 1/80 H5N1 pada spesimen serum yg diambil pada hari 14 setalah awitan disertai hasil positif uji serologi lain, misal titer H1 sel darah kuda 1/160 atau WB spesifik H5 positif
Rontgen
07 JULI`05
10 JULI`05
Mrs RY:
6 -01-07
7-01-07
11-01-07
8-01-07
Ibu R
29 Des potong ayam 1 Jan 07 : demam 2 Jan : ke klinik 1 3 Jan : ke klinik 2 4 & 5 jan : alternatif 6 Jan : RS Tangerang 8 Jan : RSP 12 Jan : Meninggal
Foto serial JG
08 05-2006 10 -05-2006 13 05-2006 14 05-2006
15 05-2006
16 05-2006
17 05-2006
18 05-2006
19 05-2006
20 05-2006
21 05-2006
22 05-2006
22 January 2005
NEJM 353 - 22 Desember 2005
24 January 2005
NEJM 353 - 22 Desember 2005
25 January 2005
26 January 2005
28 January 2005
NEJM 353 - 22 Desember 2005
rectal swab
(positive/ tested)
plasma/serum
(positive/ tested)
5/7
(71%)
9 / 16
(57%)
9 / 11
(82%)
0/5
(0%)
VIRUS DISSEMINATION
p = 0.058
6 (4-7)
7 (4-8)
IL-6
4
3 2 1 0 -1 1 0
p < 0.0001
IL-10
3 2
p = 0.002 p = 0.85
p = 0.001
p = 0.30
log pg/ml
p < 0.0001
-1 controls 3 2 1 0 -1
H5N1
H3/H1
controls
-2
p < 0.0001
H5N1
H3/H1
H5N1
H3/H1
controls
5 4 3 2 1 0 -1 -2
p = 0.20
p = 0.054
p = 0.60
3
2 1 0 -1 died survived H5N1 -2 died survived H5N1
log pg/ml
died
survived H5N1
PENGOBATAN
DOSIS OSELTALMIVIR
Dewasa : 2X75 mg/hari selama 5 hari Anak : usia >1 tahun (2mg/kg BB) Berat <15 kg : 2X30 mg/hari Berat 15-23 kg : 2X45 mg/hari Berat >23-40 Kg : 2X60 mg/hari Berat > 40 Kg : 2X75 mg/hari Diberikan selama 5 hari
Antiviral : Oseltamivir Antibiotics : empiric CAP treatment Oxygen therapy : Sa O2 > 90 % IPPV : low TV & low pressure Steroid : low dose for respiratory septic shock Antipyretic : paracetamol Infection Control : PPE, negative pressure room
Pencegahan
Oseltamivir / Tamiflu :
Dosis 1 X 75 mg selama 7 hari Diberikan kepada yang jelas-jelas kontak dengan unggas sakit atau pasien
Satu desa diisolasi Secara praktis mungkin sulit dilakukan Vaksin Flu Burung masih sedang dikembangkan Dapat diberikan vaksin untuk mencegah flu biasa
Vaksiniasi :
PENCEGAHAN
Jangan dekat-dekat orang lain Kalau mungkin istirahat di rumah Tutup mulut dan hidung ketika batuk & bersin Cuci tangan secara teratur Bila sakit berkepanjangan segera ke dokter
Cuci tangan secara teratur Makan bergizi, olahraga teratur, jangan merokok
Mode of Transmission
Inconclusive 17% 21 % Direct 47% 48 % Indirect 36% 31 %
Mode of Transmission
Slaughtered sick birds, 9, 9% Inconclusive, 21, 21% H5N1-positive poultry at home, 2, 2%
Poultry deaths in home, 12, 12% Poultry deaths in environment, 23, 22% Handled poultry faeces, 1, 1% Food handler, 4, 4%
P E N U L A R A N
PANDEMI
THE PROSPECT OF AN INFLUENZA PANDEMIC IS REAL. IT IS IMPOSSIBLE TO PREDICT WHEN A PANDEMIC MIGHT OCCUR. BUT IT IS CERTAINLY POSSIBLE TO BE PREPARED.