Skenario D Blok 12 Group B9 Tutor: Dr. Iskandar
Skenario D Blok 12 Group B9 Tutor: Dr. Iskandar
Skenario D Blok 12 Group B9 Tutor: Dr. Iskandar
iskandar
Group Members
Term Clarification
4.
5. 6.
Fever
Cough Rhinorhea
7.
8. 9.
Granula
Post Nasal Drip Tonsil
Problem Identification
1. 3 yearsold boy,presented to primary healthcare,complain:watery discharge running out from his right ear since yesterday 2. His mother said three days ago he got fever ,cough,nasal congestion,sneezing,rhinorhea 3. About 2 days ago complain worsened & felt pain in the right ear .Which followed by running out water discharge 4. 5. The boy doesnt complain abou pain of swallowing Physic exam:temperature 37,9 celcius
6. Additional information : Right ear =EAC=watery discharge (+),timpani membrane =hypereamic (+),perforation(+) with watery discharge pulsation 7. Rhinoscopy :anterior :hypertrophy inferior turbinate
Hyperaemic mucosal of nasal cavity, Nasal secret (+)
Problem Analysis
1.What is anatomy,Physiology that involved in this case? 2. 1. What is phatopysiology watery discharg e? 2. What risk Factor of watery discharge? 3. Why watery discharg e running out from right ear? 3.Is there correlation between sign and syptom,abnormal lab and physical exam with the chief complain 4. How is phatophysiology from fever ,cough,nasal cong estion,sneezing and rhinorh ea? 5. Interpretation of physical exam? 6. What is the diagnosis? 7. What is diferential diagnosis 8. What is the working diagnosis 9. Management? 10. Prognosis? 11. Complication? 12. KDU? 1. Kerangk a Konsep?
Hypothesis
Anak laki-laki umur 3 tahun menderita otitis media akut dengan perforasi ear dexter karena kronik rhinitis
Synthesis
3. Telinga Dalam
Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan. Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang kemudian dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh.
Hidung :
Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar-masuknya udara dari dan ke paru-paru. Hidung juga memberikan tambahan resonansi pada suara dan merupakan tempat bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata.
Terdapat 4 kelompok sinus paranasalis:
# Sinus maksilaris # Sinus etmoidalis # Sinus frontalis # Sinus sfenoidalis.
EAC (liang telinga):Watery discharge (+),pengeluaran cairan nanah akibat infeksi Tympanic Membrane : Hypereamic(+) adanya radang pada membrane timpani,Peforasi dengan watery discharge saat pulsasi (+) tekanan yang terbentuk karena obstruksi cairan di telinga bagian tengah menyebabkan bolongnya membrane timpani,karena ruangan sempit disebabkan oleh inflamasi,tiap kali nadi berdenyut akan menekan watery discharge di dalam saluran telinga tengah keluar melalui mebran timpani Rhinoscopy: Anterior :Hyperthrophy of inferior turbinate, Hyperamic mucosal nasal cavity, Nasal secret (+). Menandakan adanya Rhinitis OroPharynx, Granula (-) at posterior pharyngeal wall, Post nasal drip (-), Tonsil : TI-TI
Diagnosis Banding
Gejala dan tanda Nyeri telinga, demam, rewel Efusi telinga tengah Gendang telinga suram + + + OMA + +/Otitis media dengan efusi
+/+
Berkurangnya pendengaran
2. Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut:
a. menggembungnya gendang telinga
Faktor Prepodisisi 1.Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal.1
v Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan. v Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah. v Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
Epidemiologi Hampir 85% anak memiliki episode otitis media akut paling sedikit satu kali dalam 3 tahun pertama kehidupan dan 50% anak memilik 2 episode atau lebih
Patogenesis
Otitis media sering diawali infeksi pada saluran napas (radang tenggorokan atau pilek) Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga. Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya. OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala berlangsung lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis otitis media akut (OMA) tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien. Stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah : 1. Stadium oklusi tuba Eustachius
Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,25 % untuk anak < 12 tahun atau HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologis untuk anak diatas 12 tahun dan dewasa. Sumber infeksi lokal harus diobati. v Stadium Presupurasi
Diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgesik. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Dianjurkan pemberian antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. v Stadium Supurasi
Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur14. v Stadium Perforasi
Terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut. Diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. v Stadium Resolusi
Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan perforasi menutup. Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila tetap, mungkin terjadi mastoiditis14.
Pencegahan Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah: 1. pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak, 2. pemberian ASI minimal selama 6 bulan, 3. penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring, 4. dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok. Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.
Prognosis
Dengan pengobatan yang adekuat prognosis OMA adalah baik Untuk pendegaran dan kesembuhan
Komplikasi
Sebelum adanya antibiotik, otitis media akut (OMA) dapat menimbulkan komplikasi, mulai dari abses subperiosteal sampai abses otak dan meningitis. Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi pendengaran anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.
Terima Kasih
Any question?