Proyeksi sosial
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Januari 2023. |
Proyeksi sosial adalah kecenderungan dalam mengharapkan persamaan antara diri dengan orang lain.[1] Proyeksi sosial dapat juga didefinisikan sebagai proses ketika seseorang menjadi percaya bahwa orang lain serupa dengannya. Definisi ini melampaui pandangan lama bahwa proyeksi dapat didefinisikan dalam hal hasilnya, yaitu korelasi positif antara penilaian tentang diri dengan penilaian tentang orang lain.[2] Dengan menggunakan preferensi sendiri sebagai data, seseorang dapat membuat prediksi cepat tentang hal yang mungkin dilakukan oleh orang lain.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Istilah proyeksi sosial dicetuskan pertama kali pada tahun 1924 oleh Floyd Henry Allport. Allport menggambarkan proyeksi sosial sebagai sikap dan imajinasi yang terlibat dalam referensi dari reaksi diri kepada orang lain.[3] Sejak itu, penelitian tentang proyeksi sosial menekankan pada efek konsensus palsu, menunjukkan bahwa individu yang memiliki karakteristik tertentu, biasanya menilai prevalensinya dalam populasi yang lebih tinggi daripada individu yang tidak memiliki karakteristik tersebut.[4][5] Konstruk sosial-psikologis dari proyeksi sosial saat ini didefinisikan sebagai kecenderungan untuk memperkirakan karakter, pemikiran, dan perilaku orang lain agar serupa dengan milik sendiri. Orang-orang lebih mungkin memproyeksikan sifat dan sikap pribadi kepada orang lain dibandingkan mengintrojeksi sifat atau sikap orang lain kepada dirinya.[6] Proyeksi informasi tentang diri seseorang ke orang lain dapat digunakan sebagai pedoman untuk membuat penilaian tentang orang lain atau kelompok.[3]
Bukti penelitian
[sunting | sunting sumber]Proyeksi sosial bekerja sejauh individu kekurangan informasi tentang pilihan orang lain. Sebagai contoh, agar kerja sama dapat meningkat, orang bisa dibuat lebih bodoh. Strategi seperti itu menimbulkan kekhawatiran politik dan etika.[7] Untuk menghindari penghapusan atau penahanan informasi, seseorang dapat mengambil keuntungan dari kategorisasi sosial, mengetahui bahwa proyeksi sosial paling kuat ketika orang melihat diri mereka sendiri dan orang lain sebagai anggota dari kelompok yang sama.[1] Kemampuan untuk melihat kemanusiaan yang sama dalam diri orang lain mungkin bukan hanya tanda kebijaksanaan tetapi juga tanda rasionalitas. Proyeksi sosial memungkinkan orang untuk membentuk ekspektasi rasional tentang hal yang akan dilakukan orang lain dan bertindak sesuai dengan hal itu. Teori proyeksi sosial dapat digeneralisasikan. Logikanya berlaku dalam berbagai permainan eksperimental dan dilema sosial, seperti dilema tahanan. Di sisi lain, teori ini tidak berlaku untuk permainan yang pemainnya bergerak secara berurutan atau hadiahnya tidak seimbang. Teori proyeksi sosial tidak dapat membantu menjelaskan bagaimana orang menemukan cara untuk melakukan kebalikan dari apa yang dilakukan pemain lain, misalnya dalam permainan mencocokkan uang.[7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Robbins, Jordan M.; Krueger, Joachim I. (2005). "Social Projection to Ingroups and Outgroups: A Review and Meta-Analysis". Personality and Social Psychology Review. 9 (1): 32–47. CiteSeerX 10.1.1.470.8102 . doi:10.1207/s15327957pspr0901_3. ISSN 1088-8683. PMID 15745863.
- ^ Krueger, Joachim I. (2007). "From social projection to social behaviour". European Review of Social Psychology. 18 (1): 1–35. doi:10.1080/10463280701284645. ISSN 1046-3283.
- ^ a b Thurner, Florian (2018). Social projection vs. self-stereotyping : the role of socio-cognitive mindsets in the activation of cognitive inferential processes (Tesis PhD). University of Mannheim. https://madoc.bib.uni-mannheim.de/46239.
- ^ Mullen, B.; Driskell, J. E.; Smith, C. (1989). "Availability and Social Projection". Personality and Social Psychology Bulletin. 15 (1): 84–90.
- ^ Ross, L.; Greene, D.; House, P. (1977). "The "false consensus effect": An egocentric bias in social perception and attribution processes". Journal of Experimental Social Psychology. 13 (3): 279–301.
- ^ Krueger, J. I. (2002). "On the reduction of self-other asymmetries: Benefits, pitfalls, and other correlates of social projection" (PDF). Psychologica Belgica. 42 (1/2): 23–42.
- ^ a b Krueger, J. I. (2013). "Social Projection as a Source of Cooperation". Current Directions in Psychological Science. 22 (4): 289–294. doi:10.1177/0963721413481352.