Lompat ke isi

Plebs

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Menetapkan distribusi roti kepada kaum plebs

Plebs adalah istilah yang digunakan dalam konteks masyarakat Romawi kuno untuk merujuk pada kelompok kelas bawah yang terdiri dari warga negara Romawi yang bukan bagian dari aristokrasi atau kaum patricius. Plebs memainkan peran penting dalam sejarah sosial dan politik Roma, terutama dalam perjuangan mereka untuk mendapatkan hak-hak politik dan perlindungan hukum yang sama dengan kelas patricius.

Sejarah Plebs

[sunting | sunting sumber]

Pada awal pendirian Roma, masyarakat dibagi menjadi dua kelas utama: patricius, yaitu golongan aristokrasi yang terdiri dari keluarga-keluarga terkemuka yang memiliki kekuasaan politik dan ekonomi, dan plebs, yang sebagian besar merupakan petani, pedagang, pengrajin, dan pekerja. Pada masa awal, kaum plebs tidak memiliki hak-hak politik yang signifikan dan tidak dapat memegang jabatan-jabatan pemerintahan penting.

Namun, seiring dengan berkembangnya Roma, ketidakpuasan di kalangan plebs mulai muncul, terutama karena mereka menanggung beban ekonomi yang lebih berat dalam bentuk pajak dan dinas militer, tetapi tidak memiliki suara dalam pemerintahan. Ketidakpuasan ini memunculkan serangkaian konflik antara plebs dan patricius yang dikenal sebagai Conflict of the Orders (Konflik Kelas).

Conflict of the Orders

[sunting | sunting sumber]

Conflict of the Orders terjadi selama beberapa abad pertama Republik Romawi, yang dimulai pada sekitar tahun 494 SM dengan peristiwa yang dikenal sebagai Secessio Plebis (Pemogokan Plebs). Pada saat itu, kaum plebs menarik diri dari Roma dan mengancam untuk membentuk kota mereka sendiri jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Ancaman ini berhasil memaksa patrician untuk bernegosiasi dan memberikan konsesi kepada plebs, termasuk dibentuknya jabatan baru bernama Tribunus Plebis (Tribun Plebs), yang diberikan kekuasaan untuk melindungi kepentingan plebs dan memveto keputusan Senat yang merugikan mereka.

Selama berabad-abad berikutnya, plebs terus memperjuangkan hak-hak mereka, yang akhirnya menghasilkan kesetaraan hukum dengan kaum patricius, termasuk hak untuk memegang jabatan-jabatan penting seperti konsul dan praetor. Pada tahun 287 SM, dengan diberlakukannya Lex Hortensia, keputusan yang diambil oleh Dewan Plebs menjadi mengikat bagi seluruh warga Roma, termasuk patricius.

Kehidupan Sosial dan Ekonomi

[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar plebs tinggal di pedesaan sebagai petani atau di kota Roma sebagai pekerja, pedagang, dan pengrajin. Mereka memiliki status sebagai warga negara Roma, yang memberikan mereka hak-hak dasar seperti perlindungan hukum dan kebebasan, tetapi mereka sering kali hidup dalam kondisi yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan kaum patricius yang kaya.

Di kota Roma, plebs yang tidak memiliki tanah sering kali tinggal di apartemen kecil dan padat yang disebut insulae, yang cenderung tidak aman dan tidak sehat. Mereka bekerja dalam berbagai profesi, dari pedagang kecil hingga pekerja bangunan, sementara sebagian lainnya menjadi klien dari patron, yakni anggota patricius yang kaya, dalam sistem sosial patronase yang sangat umum di Roma kuno.

Peran dalam Militer

[sunting | sunting sumber]

Plebs memainkan peran penting dalam militer Roma, terutama dalam pasukan infanteri yang membentuk tulang punggung tentara Romawi. Karena semua warga negara yang memiliki tanah diwajibkan untuk bertugas di militer, banyak plebs menjadi prajurit dalam berbagai kampanye militer Roma, yang berkontribusi pada ekspansi wilayah kekaisaran.

Perjuangan Politik

[sunting | sunting sumber]

Kaum plebs tidak hanya aktif dalam bidang sosial dan ekonomi, tetapi juga dalam ranah politik. Mereka membentuk institusi politik tersendiri seperti Dewan Plebs, majelis yang khusus berurusan dengan urusan plebs. Majelis ini memiliki kekuasaan untuk memilih Tribunus Plebis dan mengeluarkan undang-undang yang berlaku bagi seluruh warga Roma. Tribun Plebs, yang merupakan perwakilan mereka, memiliki hak untuk memveto kebijakan yang dianggap merugikan plebs.

Tribunus Plebis

[sunting | sunting sumber]

Tribunus Plebis adalah pejabat yang paling penting dalam memperjuangkan hak-hak plebs. Jabatan ini pertama kali didirikan sebagai hasil dari Secessio Plebis pertama. Tribun Plebs memiliki hak untuk memveto keputusan Senat dan pejabat patricius, serta melindungi plebs dari tindakan yang tidak adil. Tribun Plebs juga memiliki kekebalan hukum selama masa jabatannya, yang membuat mereka menjadi tokoh yang sangat berpengaruh dalam politik Romawi.

Dewan Plebs

[sunting | sunting sumber]

Dewan Plebs adalah majelis politik yang khusus dibentuk untuk kaum plebs, yang bertujuan untuk mengeluarkan keputusan yang menguntungkan mereka. Dewan ini memainkan peran penting dalam memperjuangkan reformasi hukum, termasuk pengesahan undang-undang yang lebih adil bagi plebs.

Pengaruh dalam Hukum dan Budaya Romawi

[sunting | sunting sumber]

Kaum plebs memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan hukum Romawi, terutama melalui perjuangan mereka untuk mendapatkan akses yang lebih adil terhadap hukum dan keadilan. Salah satu hasil penting dari perjuangan ini adalah Lex Canuleia (445 SM), yang memungkinkan perkawinan antara patrician dan plebs, dan Lex Licinia Sextia (367 SM), yang memungkinkan plebs untuk menjadi konsul.

Di bidang budaya, plebs juga berperan dalam memperkaya tradisi seni dan kesusastraan Romawi. Meskipun mereka sering kali tidak memiliki pendidikan formal seperti kaum patricius, plebs memberikan kontribusi melalui seni populer seperti teater dan pertunjukan jalanan, serta dalam pengembangan agama rakyat yang memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Plebs dalam Kekaisaran Romawi

[sunting | sunting sumber]

Dengan berakhirnya Republik Romawi dan munculnya Kekaisaran Romawi pada abad ke-1 SM, peran politik plebs mulai berkurang. Kaisar memiliki kekuasaan yang lebih besar, dan banyak institusi politik yang sebelumnya penting bagi plebs, seperti Tribunus Plebis, kehilangan sebagian besar kekuasaannya. Namun, plebs tetap menjadi bagian integral dari masyarakat Romawi dan terus memberikan kontribusi dalam bidang ekonomi dan militer.

Sebagai kompensasi atas berkurangnya hak-hak politik, kaisar-kaisar Roma sering kali memberikan panem et circenses (roti dan hiburan) kepada kaum plebs sebagai cara untuk menjaga kestabilan sosial. Hiburan publik seperti gladiator dan balapan kereta perang disediakan untuk menghibur rakyat, sementara pembagian gandum gratis diadakan secara rutin untuk memastikan bahwa plebs tidak kelaparan.

Akhir dari Plebs

[sunting | sunting sumber]

Dengan runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 M, kelas sosial seperti patricius dan plebs juga mulai memudar seiring dengan perubahan struktur sosial Eropa yang lebih feodal. Meskipun istilah "plebs" masih digunakan dalam beberapa konteks untuk merujuk kepada rakyat biasa, terutama dalam literatur, struktur politik dan sosial yang terkait dengan plebs di Roma kuno tidak lagi ada.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Beard, Mary. SPQR: A History of Ancient Rome. Liveright, 2015.
  • Cornell, Tim. The Beginnings of Rome. Routledge, 1995.
  • Lintott, Andrew. The Constitution of the Roman Republic. Oxford University Press, 1999.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]