Musang leher-kuning
Musang Leher-kuning Rentang waktu: Pliocene – Sekarang
| |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | Pinel, 1792
|
Spesies: | M. flavigula
|
Nama binomial | |
Martes flavigula Boddaert, 1785
| |
Subspecies | |
M. f. flavigula (Boddaert, 1785) | |
Persebaran Martes flavigula |
Musang leher-kuning[2] (Martes flavigula) atau amunin panan[3] adalah sejenis karnivora dari genus Martes. Sebagai anggota suku Mustelidae, musang ini lebih dekat kekerabatannya dengan biul dan berang-berang ketimbang dengan golongan musang sejati (suku Viverridae).[2] Martes flavigula merupakan musang Martes terbesar di Dunia Lama, dengan ekor yang lebih panjang daripada setengah tubuhnya. Rambutnya berwarna terang, terdiri dari campuran unik hitam, putih, kuning keemasan, dan cokelat.[4] Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Yellow-throated Marten atau Kharza, di sini secara salah kaprah kadang-kadang disebut sebagai slentek.[5]
Pengenalan
[sunting | sunting sumber]Musang bertubuh agak kecil; kepala dan tubuh (KT) sekitar 403–465 mm, sedangkan ekornya 310–375 mm (lk. 75% KT); kaki belakang 81–91 mm. Berat tubuh 1.000–1.370 g. Hewan jantan sedikit lebih besar daripada betinanya.[2]
Sisi atas tubuh berwarna cokelat, atau cokelat di bagian depan dan cokelat tua di sekitar pantat. Dagu, tenggorokan dan dada kekuningan, keputihan, atau bungalan (pucat cokelat kekuningan); dibatasi oleh garis gelap di belakang telinga. Ekor berwarna cokelat tua, terkadang dengan ujung lebih pucat.[2]
Ekologi dan perilaku
[sunting | sunting sumber]Hewan ini bersifat omnivora, di mana sumber makanannya berasal dari buah-buahan dan nektar[6] sampai rusa kecil.[7][8] Hewan ini tidak memiliki pemangsa alami[9] juga menyebarkan bau kurang sedap. Hewan ini tidak menunjukkan rasa takut bila didekati oleh manusia atau anjing, namun mudah dijinakkan.[10]
Konservasi
[sunting | sunting sumber]IUCN memasukkan M. flavigula sebagai hewan berisiko rendah disebabkan persebarannya yang luas, populasi yang relatif stabil, kemunculannya di banyak wilayah yang dilindungi, dan ketiadaan ancaman besar.[1]
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Abramov, A., Timmins, R.J., Roberton, S., Long, B., Than Zaw, Duckworth, J.W. (2008). "Martes flavigula". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2010.4. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 26 May 2011.
- ^ a b c d Payne & al. 2000, hlm. 310-11
- ^ "Checklist of the mammals of Indonesia : scientific name and distribution area table in Indonesia including CITES, IUCN, and Indonesian category for conservation | WorldCat.org". search.worldcat.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-07.
- ^ Heptner & Sludskii 2002, hlm. 905–906
- ^ Daftar Satwa Liar yang Tidak Dilindungi Undang-Undang di Jawa Timur Diarsipkan 2013-12-03 di Wayback Machine., Departemen Kehutanan Republik Indonesia, diakses pada 24 November 2013.
- ^ Pocock 1941, hlm. 336
- ^ Heptner & Sludskii 2002, hlm. 915–916
- ^ Heptner & al. 1988
- ^ Heptner & Sludskii 2002, hlm. 919
- ^ Pocock 1941, hlm. 337
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Allen, Glover Morrill (1938). "The mammals of China and Mongolia, Volume 1". New York : American Museum of Natural History.
- Heptner, V.G. (Vladimir Georgievich); Nasimovich, A.A; Bannikov, A.G.; Hoffmann, R.S. (1988). Mammals of the Soviet Union. Volume I (PDF). Washington, D.C.: Smithsonian Institution Libraries and National Science Foundation.
- Heptner, V.G.; Sludskii, A.A. (2002). Mammals of the Soviet Union. Volume II, Part 1b, Carnivores (Mustelidae and Procyonidae). Washington, DC.: Smithsonian Institution Libraries and National Science Foundation. ISBN 90-04-08876-8.
- Payne, J.; Francis, C.M.; Phillipps, K.; Kartikasari, S.N. (2000). Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. Bogor: The Sabah Society & Wildlife Conservation Society. ISBN 979-95964-0-8.
- Pocock, R. I. (1941). "The Fauna of British India, Including Ceylon and Burma. Mammalia". 2. London: Taylor and Francis.