Lompat ke isi

Kemahabaikan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kemahabaikan diartikan oleh Oxford English Dictionary sebagai "kebaikan yang tak terbatas atau tak berkesudahan". Beberapa filsuf berpendapat bahwa tak mungkin, atau kurang memungkinkan, bagi Tuhan untuk menunjukkan sifat semacam itu bersama dengan kemahatahuan dan kemahahadiran, karena adanya masalah kejahatan.

Bacaan tambahan

[sunting | sunting sumber]
  • Basinger, David. "In what sense must God be omnibenevolent?" International Journal for Philosophy of Religion, Vol. 14, No. 1 (March 1983), pp. 3–15.
  • Bruch, George Bosworth. Early Medieval Philosophy, King's Crown, 1951. pp. 73–77.
  • Flemming, Arthur. "Omnibenevolence and evil". Ethics, Vol. 96, No. 2 (Jan. 1986), pp. 261–281.
  • Oord, Thomas Jay. The Nature of Love: A Theology (2010) ISBN 978-0-8272-0828-5
  • Oppy, Graham. "Ontological Arguments and Belief in God" (Cambridge University Press) (1995), pp. 171–2.
  • Smith, George H. Atheism: The Case Against God,(Skeptic's Bookshelf) Prometheus Books (June 1980). ISBN 978-0-8402-1115-6
  • Wierenga, Edward. "Intrinsic maxima and omnibenevolence." International Journal for Philosophy of Religion, Vol. 10, No. 1 (March 1984), pp. 41–50.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]