Lompat ke isi

Evakuasi Dunkerque

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Evakuasi Dunkerque atau Operasi Dynamo, dikenal juga dengan sebutan Mukjizat Dunkerque, adalah evakuasi tentara Sekutu dari pantai dan pelabuhan Dunkerque, Prancis, pada tanggal 26 Mei sampai 4 Juni 1940 semasa Perang Dunia II. Operasi ini dirancang ketika sejumlah besar tentara Britania, Prancis, Belgia, dan Kanada terjebak dan dikepung tentara Jerman saat Pertempuran Prancis. Dalam pidato di hadapan Dewan Rakyat, Perdana Menteri Britania Raya Winston Churchill menyebut peristiwa ini "musibah militer yang sangat besar". Ia mengatakan bahwa "seluruh akar dan inti dan otak Angkatan Darat Britania Raya" terjebak di Dunkerque dan akan lenyap atau ditangkap.[5] Dalam pidato We shall fight on the beaches tanggal 4 Juni, Churchill memuji operasi evakuasi mereka sebagai "mukjizat keselamatan".[6]

Usai Jerman Nazi menyerbu Polandia bulan September 1939, Prancis dan Britania Raya menyatakan perang melawan Jerman dan menerapkan blokade ekonomi. Pasukan Ekspedisi Britania Raya (BEF) dikerahkan untuk membantu mempertahankan Prancis. Setelah Perang Phoney, Jerman menyerbu Belgia dan Belanda pada tanggal 10 Mei 1940. Tiga dari korps Panzer Jerman menyerang Prancis lewat hutan Ardennes dan dengan cepat melaju ke Selat Inggris. Pada 21 Mei, pasukan Jerman telah menjebak BEF, sisa-sisa pasukan Belgia, dan tiga pasukan Prancis di sebuah daerah di pesisir utara Prancis. Komandan BEF, Jenderal Viscount Gort, menilai evakuasi melintasi Selat Inggris sebagai keputusan terbaik dan mulai menarik mundur pasukan ke Dunkerque, lokasi terdekat dengan tempat berlabuh yang baik. Pada tanggal 22 Mei 1940, perintah pencegahan dikeluarkan oleh Komando Tinggi Jerman atas persetujuan Adolf Hitler. Tugas pencegahan evakuasi dilimpahkan ke Luftwaffe yang terlibat pertempuran melawan Angkatan Udara Kerajaan sampai perintah ini dicabut tanggal 26 Mei. Pasukan Sekutu yang terjebak mendapat kesempatan untuk membangun pertahanan dan menarik tentara ke Dunkerque dalam rangka Pertempuran Dunkerque. Pada tanggal 28–31 Mei 1940, dalam Pengepungan Lille, 40.000 tentara sisa dari Angkatan Darat Pertama Prancis berusaha menghambat tujuh divisi Jerman, termasuk tiga divisi Panzer.

Pada hari pertama, hanya 7.669 tentara yang dievakuasi. Pada akhir hari kedelapan, 338.226 tentara telah dievakuasi oleh armada dadakan yang terdiri dari 800 kapal. Banyak tentara yang diberangkatkan lewat dermaga ke 39 kapal perang Britania dan kapal-kapal besar lainnya, sedangkan tentara lainnya harus menyeberangi pantai dan menunggu berjam-jam dengan air setinggi bahu. Sebagian diangkut dari pantai ke kapal yang lebih besar oleh kapal-kapal kecil Dunkerque, sebutan untuk ratusan kapal dagang, kapal nelayan, kapal pesiar, dan sekoci yang dikerahkan dalam operasi darurat ini. BEF kehilangan 68.000 tentara sepanjang kampanye Prancis dan harus meninggalkan hampir semua tank, kendaraan, dan alutsista lainnya.

Dalam pidato di hadapan Dewan Rakyat tanggal 4 Juni, Churchill mengingatkan bangsanya bahwa "kita perlu berhati-hati, jangan sampai penyelamatan ini dipandang sebagai kemenangan. Evakuasi bukanlah jalan untuk memenangi perang."[7]

26–27 Mei

[sunting | sunting sumber]

Penarikan mundur ini dilakukan di tengah kondisi yang kacau balau. Kendaraan-kendaraan kosong dibiarkan menumpuk di jalanan dan para pengungsi berjalan ke arah sebaliknya.[8][9] Karena ada penyensoran masa perang sekaligus keinginan untuk menaikkan moral bangsa, musibah yang sedang terjadi di Dunkerque awalnya tidak disebarluaskan sepenuhnya. Misa khusus yang dihadiri Raja George VI diadakan di Westminster Abbey tanggal 26 Mei, hari doa nasional.[10][11] Uskup Agung Canterbury memimpin doa "untuk tentara-tentara kami yang sedang menderita di Prancis". Doa serupa disampaikan di sinagog dan gereja di seluruh Britania Raya pada hari yang sama. Masyarakat semakin yakin dengan kecurigaan mereka mengenai kondisi tentara di Dunkerque.[12] Tepat sebelum pukul 19:00 tanggal 26 Mei, Churchill memerintahkan Operasi Dynamo dimulai. Waktu itu, 28.000 tentara sudah duluan dievakuasi.[13] Rencana awal operasi ini menargetkan penyelamatan 45.000 tentara dari BEF dalam kurun dua hari, kemudian Jerman diperkirakan akan menghambat evakuasi lebih lanjut. Hanya 25.000 tentara yang dievakuasi selama dua hari itu, termasuk 7.000 pada hari pertama.[14][15]

Pada tanggal 27 Mei, hari pertama evakuasi penuh, satu kapal jelajah, delapan kapal perusak, dan 26 kapal lainnya dikerahkan.[16] Para perwira AL mencari perahu kecil di dermaga setempat yang mampu mengangkut tentara dari pantai ke kapal yang lebih besar di pelabuhan serta perahu agak besar yang dapat mengangkut tentara dari dermaga. Angkatan Laut kemudian membuat permintaan bantuan darurat. Pada 31 Mei, kurang lebih 400 perahu kecil bersedia ikut operasi ini.[17] Pada hari yang sama, Luftwaffe mengebom Dunkerque habis-habisan, baik kota maupun pelabuhannya. Karena pasokan air putus, kebakaran tidak dapat dipadamkan.[18] Sekitar seribu warga sipil tewas, sepertiga penduduk kota yang tersisa.[19] Luftwaffe disergap 16 skadron Angkatan Udara Kerajaan. Pada 27 Mei, AU Kerajaan menewaskan 38 awak Luftwaffe tetapi kehilangan 14 pesawat.[18][20] Secara keseluruhan, lebih dari 3.500 pesawat diterbangkan untuk membantu Operasi Dynamo.[20] RAF menggugurkan banyak pesawat Jerman sepanjang pekan. Para tentara yang dibom dan ditembaki saat menunggu kapal tidak sadar bahwa RAF sedang berusaha melindungi mereka karena pertempuran udara terjadi jauh dari bibir pantai. Akibatnya, banyak tentara Britania yang menuduh pilot RAF diam saja.[21]

Pada tanggal 25 dan 26 Mei, Luftwaffe menargetkan pasukan Sekutu yang bertahan di Calais, Lille, dan Amiens, dan tidak menyerang Dunkerque.[19] Calais, di bawah pertahanan BEF, menyerah pada tanggal 26 Mei.[22] Sisa-sisa Angkatan Darat Pertama Prancis, menyerah di Lille, mempertahankan diri dari serangan tujuh divisi Jerman (beberapa di antaranya lapis baja). 35.000 tentara lainnya terpaksa menyerah karena kehabisan makanan dan amunisi.[23][24]

28 Mei – 4 Juni

[sunting | sunting sumber]
Situasi tanggal 4 Juni 1940. Pasukan Prancis yang tersisa mempertahankan sedikit lahan di sekitar Dunkerque.

Angkatan Darat Belgia menyerah pada tanggal 28 Mei[25] sehingga membuat celah besar di sebelah timur Dunkerque. Beberapa divisi Britania dikerahkan untuk menutupi celah tersebut.[26] Pada tanggal 30 Mei, Churchill menerima pesan bahwa semua divisi Britania beserta hampir seluruh Angkatan Darat Pertama Prancis saat ini berada di belakang garis pertahanan.[23] Saat itu, garis pertahanannya mengikuti kanal yang terletak 7 mil (11 km) dari pesisir. Tanah rawa di sana tidak cocok bagi tank.[27] Karena dermaga rusak akibat serangan udara Jerman, perwira senior AL Kapten (kelak naik pangkat menjadi Laksamana) William Tennant awalnya memerintahkan pasukannya untuk dievakuasi dari pantai. Karena dirasa terlalu lambat, ia kemudian mengarahkan mereka ke dua pemecah gelombang panjang, East dan West Mole, dan pesisir pantai. Hampir 200.000 tentara diberangkatkan oleh beberapa kapal dari East Mole (menjorok kurang lebih 1 kilometer ke laut) sepanjang minggu.[28] Pada tanggal 28 Mei, 17.804 tentara berlabuh di sejumlah tempat di Britania.[15] Tanggal 29 Mei, 47.310 tentara Britania diselamatkan.[15]

Keesokan harinya, 53.823 tentara diberangkatkan,[7] termasuk rombongan pertama tentara Prancis.[29] Lord Gort dan 68.014 tentara dievakuasi tanggal 31 Mei[30] dan Mayor Jenderal Harold Alexander ditugaskan memimpin pasukan yang tersisa.[31] Sekitar 64.429 tentara Sekutu berangkat tanggal 1 Juni,[15] tetapi eskalasi serangan udara menghambat evakuasi pada siang harinya.[32] Pasukan Britania yang tersisa sebanyak 4.000 orang diberangkatkan pada 2–3 Juni malam.[33] 75.000 tentara Prancis diberangkatkan pada 2–4 Juni malam[15][34] sebelum operasi diakhiri. Pasukan yang tersisa—40.000 tentara Prancis—menyerah pada tanggal 4 Juni.[33] Churchill menyatakan dalam pidatonya yang berjudul We shall fight on the beaches di hadapan Dewan Rakyat tanggal 4 Juni bahwa evakuasi dapat dilakukan berkat kerja keras RAF.[21]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Castellow 2010.
  2. ^ a b Sweeting 2010.
  3. ^ Encyclopædia Britannica.
  4. ^ Ellis 2004, hlm. 197.
  5. ^ Churchill 2003, hlm. 212.
  6. ^ Safire 2004, hlm. 146.
  7. ^ a b Churchill 1949, hlm. 115.
  8. ^ Atkin 1990, hlm. 145.
  9. ^ Thompson 2011, hlm. 59, 75.
  10. ^ Miller 1997, hlm. 83.
  11. ^ Atkin 1990, hlm. 122.
  12. ^ Gelb 1990, hlm. 82.
  13. ^ Atkin 1990, hlm. 123.
  14. ^ Liddell Hart 1999, hlm. 78.
  15. ^ a b c d e Thompson 2011, hlm. 306.
  16. ^ Churchill 1949, hlm. 106.
  17. ^ Churchill 1949, hlm. 100–01.
  18. ^ a b Atkin 1990, hlm. 149.
  19. ^ a b Atkin 1990, hlm. 150.
  20. ^ a b Thompson 2011, hlm. 228.
  21. ^ a b Shirer 1960, Footnote, p. 736.
  22. ^ Atkin 1990, hlm. 119.
  23. ^ a b Churchill 1949, hlm. 97.
  24. ^ Atkin 1990, hlm. 144.
  25. ^ Shirer 1960, hlm. 729.
  26. ^ Churchill 1949, hlm. 96.
  27. ^ Thompson 2011, hlm. 226.
  28. ^ Atkin 1990, hlm. 150–51.
  29. ^ Murray & Millett 2000, hlm. 80.
  30. ^ Keegan 1989, hlm. 81.
  31. ^ Churchill 1949, hlm. 109.
  32. ^ Liddell Hart 1999, hlm. 79.
  33. ^ a b Shirer 1960, hlm. 737.
  34. ^ Liddell Hart 1999, hlm. 80.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]