Lompat ke isi

Daftar penguasa Aceh

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sultan Muhammad Daud Syah, sultan Aceh terakhir bersama pengawalnya.

Sultan Aceh merupakan penguasa / raja dari Kesultanan Aceh, tidak hanya sultan, di Aceh juga terdapat Sultanah / Sultan Wanita. Berikut daftar sultan-sultanah yang pernah memerintah di Kesultanan Aceh:

Sultan Aceh

[sunting | sunting sumber]

Dinasti Samudera Pasai

[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah daftar para sultan yang memerintah Kesultanan Samudera Pasai:[1]

No Periode Nama Sultan atau Gelar Catatan dan peristiwa penting
1 1267 - 1297 Sultan Malik as-Saleh (Meurah Silu) Pendiri Samudra Pasai
2 1297 - 1326 Sultan Al-Malik azh-Zhahir I / Muhammad I Koin emas mulai diperkenalkan
3 1326 - 133? Sultan Ahmad I Penyerangan ke Kerajaan Karang Baru, Tamiang
4 133? - 1349 Sultan Al-Malik azh-Zhahir II Dikunjungi Ibnu Batutah
5 1349 - 1406 Sultan Zainal Abidin I
6 1406 - 1428 Sultanah Nahrasiyah Masa kejayaan Samudra Pasai[2]
7 1428 - 1438 Sultan Zainal Abidin II
8 1438 - 1462 Sultan Shalahuddin
9 1462 - 1464 Sultan Ahmad II
10 1464 - 1466 Sultan Abu Zaid Ahmad III
11 1466 - 1466 Sultan Ahmad IV
12 1466 - 1468 Sultan Mahmud
13 1468 - 1474 Sultan Zainal Abidin III Digulingkan oleh saudaranya
14 1474 - 1495 Sultan Muhammad Syah II
15 1495 - 1495 Sultan Al-Kamil
16 1495 - 1506 Sultan Adlullah
17 1506 - 1507 Sultan Muhammad Syah III Memiliki 2 makam
18 1507 - 1509 Sultan Abdullah
19 1509 - 1514 Sultan Ahmad V Malaka jatuh ke tangan Portugis
20 1514 - 1517 Sultan Zainal Abidin IV (Pasai) Sultan terakhir Samudera Pasai[3]

Dinasti Meukuta Alam

[sunting | sunting sumber]

Di bawah ini merupakan daftar sultan-sultan Aceh dari Dinasti Meukuta Alam.[4]

Sultan Aceh dari Dinasti Meukuta Alam
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
1 Sultan Ali Mughayat Syah bin Sultan Syamsu Syah bin Sultan Munawwar Syah 1496-1528 / 7 Agustus 1530[4] Pendiri kerajaan, putera dari Sultan Syamsu Syah
2 Sultan ‘Adilullah bin Munawwar Syah 1530-1540 putra dari Sultan Munawwar Syah. Wafat tanggal 30 Jumadal Ula 947 Hijriah (1540 M)[5]
3 Sultan ‘Ali Ri’ayah Syah bin Munawwar Syah 1540 putra dari Sultan Munawwar Syah. Wafat tanggal 14 Sya’ban 947 H (1540 M).[6]
4 Sultan Salahuddin bin Ali Malik az Zahir 1540-1548 putra dari No. 1. Wafat tanggal 25 November 1548.[4]
5 Sultan Alauddin bin Ali Malik az Zahir
Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar
1537-1568 / 28 September 1571[4] putra dari No. 1 dan adik dari No. 4.
6 Sultan Ali bin Alauddin Malik az Zahir
Sultan Husain Ali Riayat Syah
1568 / 1571[4]-1575 / 8 Juni 1579[4] putra dari No. 5.
7 Sultan Muda 1575 / 1579[4] putra dari No. 6. Baru berumur beberapa bulan pada saat dijadikan sultan.
8 Sultan Sri Alam
Sultan Firman Syah ibn Alauddin
1575-1576 / berkuasa hanya pada 1579[4] putra dari No. 5. Juga merupakan Raja Pariaman
9 Sultan Zainal Abidin ibn Abdullah 1576-1577 / berkuasa hanya pada 1579[4] cucu dari No. 5. Putra Sultan Abdullah Raja Aru

Dinasti Diraja Melaka-Perak

[sunting | sunting sumber]
Sultan Aceh yang keturunan Dinasti Diraja Melaka-Perak
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
10 Sultan Alauddin Mansur Syah I ibn Raja Muda Ahmad I Ibni Sultan Mansur Syah I 1577 / 1579[4]-1586 / dibunuh sekitar 1586[4] akekanda Sultan Ahmad Tajuddin Syah, Sultan Perak 1549-1577.
Menantu dari No. 6.

Dinasti Diraja Inderapura

[sunting | sunting sumber]
Sultan Aceh yang keturunan Inderapura
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
11 Sultan Ali ibn Munawar Syah
Sultan Buyung
1589 / 1586[4]-1596 / 28 Juni 1589[4] anak seorang raja Indrapura.[4] (Sultan Munawar Syah)

Dinasti Darul-Kamal

[sunting | sunting sumber]
Sultan Aceh dari Dinasti Darul-Kamal
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
12 Sultan Alauddin Riayat Syah Sayyid al-Mukammil 1596 / 1589[4]-1604 cucu dari saudara ayahnya No. 1. putra dari Firman Syah, keturunan Inayat Syah, raja Darul-Kamal.[4]
13 Sultan Ali Riayat Syah 1604-1607 putra dari No. 12.[4]

Peleburan dari kedua dinasti tersebut

[sunting | sunting sumber]
Sultan Aceh peleburan dari Dinasti Makota Alam dan Dinasti Darul-Kamal
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
14 Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam 1607-27 Desember 1636 cucu (melalui ibu) dari No. 12 dan cicit dari No. 5 melalui ayah.[4]

Dinasti Diraja Melaka-Pahang

[sunting | sunting sumber]
Sultan Aceh keturunan Diraja Melaka-Pahang
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
15 Sultan Iskandar Tsani Alauddin Mughayat Syah ibn Sultan Ahmad Muayat Syah II 1636-15 Februari 1641 putra Sultan Pahang, Sultan Ahmad Muayat Syah II, Menantu dari No. 14 dan suami dari No. 16.

Sultanah Aceh

[sunting | sunting sumber]
Sultanah Aceh
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
16 Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam 1641-1675 Putri dari No. 14 dan istri dari No. 15
17 Sri Ratu Naqiatuddin Nurul Alam 1675-1678
18 Sri Ratu Zaqiatuddin Inayat Syah 1678-1688
19 Sri Ratu Zainatuddin Kamalat Syah 1688-1699 Saudari angkat dari No. 18, istri dari No. 20,
serta ibu dari No. 21 dan No. 22

Dinasti Diraja Syarif

[sunting | sunting sumber]
Sultan Aceh dari Dinasti Diraja Syarif (Maulana)
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
20 Sultan Badrul Alam Syarif Hasyim Jamaluddin 1699-1702 Suami dari No. 19, serta ayah dari No. 21 dan No. 22
21 Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui 1702-1703
22 Sultan Jamalul Alam Badrul Munir 1703-1726
23 Sultan Jauharul Alam Aminuddin 1726
24 Sultan Syamsul Alam 1726-1727

Dinasti Diraja Bugis Aceh

[sunting | sunting sumber]

Keturunan sultan-sultan terakhir Aceh yang masih memiliki garis keturunan Bugis.[7]

Sultan Aceh keturunan Bugis
# Nama Masa pemerintahan Keterangan
25 Sultan Alauddin Ahmad Syah 1727-1735
26 Sultan Alauddin Johan Syah 1735-1760 putra dari No. 25
27 Sultan Alauddin Mahmud Syah I 1760-1764 putra dari No. 26, ditumbangkan oleh
28 Sultan Badruddin Johan Syah 1764-1765 dipulihkan dan dikembalikan kepada
29 Sultan Alauddin Mahmud Syah I 1765-1773
30 Sultan Sulaiman Syah 1773 dipulihkan dan dikembalikan lagi kepada
31 Sultan Alauddin Mahmud Syah I 1773-1781
32 Alauddin Muhammad Syah 1781-1795 putra dari No. 27
33 Sultan Alauddin Jauhar al-Alam 1795-1823 putra dari No. 30. Wali dari No. 29 sampai tahun 1802. Digugat oleh
34 Sultan Syarif Saif al-Alam 1815-1820
35 Sultan Alauddin Jauhar al-Alam 1795-1823 Dikembalikan posisinya dengan bantuan Raffles, Inggris.[8]
36 Sultan Muhammad Syah 1823-1838 putra dari No. 31.
37 Sultan Sulaiman Ali Iskandar Syah 1838-1857 putra dari No. 33. Wali dari No. 35 sampai 1850, digugat oleh No. 35 pada 1870
38 Sultan Mansur Syah 1857-1870 putra dari No. 30.
39 Sultan Mahmud Syah 1870-1874 putra dari No. 34.
40 Sultan Muhammad Daud Syah 1874-1903 cucu dari No. 35. Berwalikan Tuanku Hasyim Banta Muda sampai 1884. Ditangkap oleh Belanda dan turun takhta pada 1903.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Muhammad, Taqiyuddin: "Daulah Shalihiyyah di Sumatera", hal. 115-186. CISAH, 2011.
  2. ^ "Sejarah Kerajaan Samudera Pasai: Pendiri, Masa Jaya, & Peninggalan". Tirto.id. Diakses tanggal 2021-02-27. 
  3. ^ "Kajian Surat Sultan Zainal 'Abidin (Wafat 923 H/1517 M). Sultan terakhir yang bertahta di Kota Sumatra". PORTALSATU.com. 2019-07-24. Diakses tanggal 2021-02-27. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r LOMBARD, Denys. Kerajaan Aceh: Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Jakarta: Kepustakan Populer Gramedia, 2006. ISBN 979-9100-49-6
  5. ^ "Ini Fakta Baru Dua Sultan Aceh Darussalam". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-23. Diakses tanggal 2015-05-29. 
  6. ^ "idem". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-23. Diakses tanggal 2015-05-29. 
  7. ^ REID, Anthony. Asal Usul Konflik Aceh: Dari Perebutan Pantai Timur Sumatra hingga Akhir Kerajaan Aceh Abad ke-19. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005. Halaman 335. ISBN 979-461-534-X
  8. ^ REID, Anthony. Asal Usul Konflik Aceh: Dari Perebutan Pantai Timur Sumatra hingga Akhir Kerajaan Aceh Abad ke-19. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005. Halaman 9. ISBN 979-461-534-X

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]