Boikot, Divestasi, dan Sanksi
Boycott, Divestment and Sanctions
| |
Singkatan | BDS |
---|---|
Tanggal pendirian | 9 Juli 2005 |
Pendiri | Omar Barghouti, Ramy Shaat |
Tipe | Organisasi nirlaba |
Tujuan | Boikot |
Koordinator Umum | Mahmoud Nawajaa |
Badan utama | Komite Nasional BDS Palestina |
Situs web | bdsmovement.net |
Boikot, Divestasi, dan Sanksi (bahasa Inggris: Boycott, Divestment and Sanctions, disingkat BDS) adalah kampanye global[1] yang menekan Israel dari segi ekonomi dan politik agar mau mematuhi tujuan gerakan ini: mengakhiri pendudukan dan kolonisasi Israel terhadap tanah Palestina, kesetaraan hak warga Arab-Palestina di Israel, dan menghormati hak pulang pengungsi Palestina.[1]
Kampanye ini dimulai tanggal 9 Juli 2005 oleh 171 lembaga swadaya masyarakat Palestina yang mendukung tujuan pergerakan Palestina berupa boikot, divestasi, dan sanksi internasional terhadap Israel. Sambil mengutip resolusi PBB dan menggaungkan kampanye anti-apartheid terhadap pemerintah minoritas kulit putih di Afrika Selatan era apartheid,[2] kampanye BDS menuntut dilancarkannya "segala bentuk boikot terhadap Israel sampai negara tersebut memenuhi kewajibannya sesuai hukum internasional".[3]
Muncul perdebatan soal cakupan, keberhasilan, dan moralitas gerakan BDS. Pengkritiknya berpendapat bahwa gerakan BDS mempromosikan delegitimisasi Israel.[4] Pendukung BDS berpendapat bahwa gerakan maupun kritik terhadap gerakan ini sama seperti boikot terhadap Afrika Selatan pada masa apartheid.[5][6][7]
Pada awal 2014, Yair Lapid, menteri keuangan Israel, menyatakan bahwa Israel sedang mendekati "titik balik" yang sama seperti Afrika Selatan saat seluruh dunia berbalik melawan negara itu pada hari-hari terakhir apartheid.[8] Bulan Maret 2014, harian Maariv melaporkan bahwa gerakan BDS membuat Israel mengalami kerugian ekonomi sebesar 100 juta shekel (US$32 juta atau €22 juta) sepanjang tahun 2014.[9]
Tujuan
[sunting | sunting sumber]Kampanye BDS menuntut diterapkannya berbagai bentuk "hukuman tanpa kekerasan" terhadap Israel sampai negara itu "mematuhi aturan hukum internasional". BDS meminta Israel untuk:
- Mengakhiri pendudukan dan kolonisasi seluruh tanah Arab dan meruntuhkan dinding pembatas;
- Mengakui hak-hak asasi warga negara Arab-Palestina di Israel dengan kesetaraan penuh; dan
- Menghormati, melindungi, dan mengangkat hak pengungsi Palestina untuk pulang ke rumah dan tempat tinggalnya sesuai Resolusi PBB 194."[10]
Metode
[sunting | sunting sumber]Pekan Apartheid Israel adalah rangakaian kegiatan yang umumnya digelar pada bulan Februari atau Maret.[11]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- Barghouti, Omar (2011). Boycott, Divestment, Sanctions: The Global Struggle for Palestinian Rights. Haymarket Books. ISBN 978-1-60846-114-1.
- Brackman, Harold. "Boycott Divestment Sanctions (BDS) Against Israel: An Anti-Semitic, Anti-Peace Poison Pill" Diarsipkan 2017-03-29 di Wayback Machine.. Simon Wiesenthal Center. March 2013. 1 June 2013.
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Marcelo Svirsky (28 October 2011). Arab-Jewish activism in Israel-Palestine. Ashgate Publishing, Ltd. hlm. 121. ISBN 978-1-4094-2229-7. Diakses tanggal 3 June 2013.
- ^ Mitchell G. Bard; Jeff Dawson (2012). "Israel and the Campus: The Real Story" (PDF). AICE. Diakses tanggal 27 October 2013.
- ^ Charles Tripp (25 February 2013). The Power and the People: Paths of Resistance in the Middle East. Cambridge University Press. hlm. 125. ISBN 978-0-521-80965-8. Diakses tanggal 3 June 2013.
- ^ Nathan Guttman (13 April 2010). "Want to delegitimize Israel? Be careful who you mess with". Haaretz. Diakses tanggal 16 September 2012.
- ^ Boycotts that aid the Palestinians by Ben White, Al Jazeera, 16 August 2013.
- ^ What's So Wrong With BDS? by Jerry Haber, The Daily Beast, 7 February 2013.
- ^ Israel is new South Africa as boycott calls increase by Jonathan Owen, The Independent, 3 June 2012.
- ^ http://www.economist.com/news/middle-east-and-africa/21595948-israels-politicians-sound-rattled-campaign-isolate-their-country Sanctions against Israel: A campaign that is gathering weight
- ^ https://www.middleeastmonitor.com/news/middle-east/10165-bds-costs-israel-100-million-shekels-in-losses[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Introducing the BDS Movement". Palestinian BDS National Committee. Diakses tanggal 22 February 2012.
- ^ "About Israeli Apartheid Week". Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 February 2009. Diakses tanggal 3 March 2010.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Dukungan
[sunting | sunting sumber]- Global BDS Campaign
- BRICUP (the British Committee for the Universities of Palestine) the body that promotes the academic boycott in the UK
- PACBI (Palestinian campaign for the academic and cultural boycott of Israel) Diarsipkan 2021-03-14 di Wayback Machine.
- Palestinian United Call for BDS against Israel by the Boycott National Committee Diarsipkan 2010-05-05 di Wayback Machine.
- Jello Biafra: "Caught in the crossfire: Should musicians boycott Israel?" on Al Jazeera website (critically supportive)
- Australians for Palestine (Australian organization supporting BDS)[pranala nonaktif permanen]
Kritik
[sunting | sunting sumber]- BDSISRAEL Canadian Anti-BDS Association - Countering BDS Movement Diarsipkan 2010-12-26 di Wayback Machine.
- Jiulio Meotti, Is BDS campaign working?, Ynetnews, 31 August 2011
- NGO Monitor, Israeli anti-BDS organisation
- "Boycott Divestment Sanctions (BDS) Against Israel: An Anti-Semitic, Anti-Peace Poison Pill" Diarsipkan 2017-03-29 di Wayback Machine., Simon Wiesenthal Center, March 2013
- Delegitimation of Israel and Israel Attachments Among Jewish Young Adults:The College Campus and Other Contributing Factors, a paper by The Jewish People Policy Institute