Lompat ke isi

Kerajaan Visigoth

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 Februari 2024 08.43 oleh Imperator Aurelianus (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Kerajaan Visigoth

Regnum Visigothorum (Latin)
𐍅𐌹𐌳𐌹𐌲𐌿𐍄𐌸𐌹𐌿𐌳𐌰 𐌸𐌹𐌿𐌳𐌹𐌽𐌰𐍃𐍃𐌿𐍃 (Gothic)
Wiðigutþiuda þiudinassus
418–711
Wilayah terluas Kerajaan Visigoth Toulouse, sek. 500 (jingga), wilayah yang hilang setelah Pertempuran Vouillé (jingga muda).
Wilayah terluas Kerajaan Visigoth Toulouse, sek. 500 (jingga),
wilayah yang hilang setelah Pertempuran Vouillé (jingga muda).
Ibu kotaToulouse (until 507)
Narbonne[1]
Barcelona[2]
Toledo[3]
Bahasa yang umum digunakanBahasa Latin (Umum), bahasa Goth (dituturkan oleh kalangan elit)
Agama
Arianisme, Kristen Nicene, Katolik Roma, dan Yudaisme.
PemerintahanMonarki
King 
• 418-419
Wallia
• 714-721
Ardo
Sejarah 
• Visigoth diserahi tanah di Gallia Aquitania
418
• Penaklukan oleh Umayyah
711
Didahului oleh
Digantikan oleh
ksrKekaisaran
Romawi Barat
krjKerajaan
Suebi Galicia
krjKerajaan
Franka
klfKekhalifahan
Umayyah
krjKerajaan
Asturias
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kerajaan Visigoth adalah kerajaan yang menempati daerah yang kini menjadi Prancis barat daya dan Semenanjung Iberia sejak abad ke-5 hingga abad ke-8 M. Sebagai salah satu negara Jermanik penerus Kekaisaran Romawi Barat, kerajaan ini pada awalnya bermula dari pemukiman Visigoth di bawah raja Wallia di provinsi Aquitaine di Prancis selatan oleh pemerintahan Romawi dan kemudian meluas melalui penaklukan di semenanjung Iberia. Kerajaan ini mampu mempertahankan kemerdekaan dari Kekaisaran Romawi Timut atau Bizantium, yang berusaha mengembalikan kekuasaan Romawi di Iberia. Pada awal abad ke-6, wilayah kekuasaan Kerajaan Visigoth di Galia direbut oleh Bangsa Frank, kecuali jalur pesisir sempit Septimania, tetapi kendali Visigoth di Iberia semakin kuat pada akhir abad tersebut dengan takluknya suku Suebi dan Basque. Perbedaan etnis antara penduduk Hispania-Romawi asli dan suku Visigoth menjadi semakin hilang pada masa ini. Bahasa Goth juga semakin hilang dan kemungkinan sudah jarang digunakan sebagai bahasa gereja ketika suku Visigoth memeluk agama Katolik pada tahun 589.[4] Liber Iudiciorum (dipenuhi pada tahun 654) menghapuskan tradisi lama mengenai perbedaan hukum bagi orang Romawi dan Visigoth. Sebagian besar wilayah Kerajaan Visigoth ditaklukan oleh pasukan Muslim dari Maroko pada tahun 711 M, dan hanya daerah Spanyol utara yang tetap berada dalan genggaman Kristen. Wilayah tersebut kemudian menjadi Kerajaan Asturias Abad Pertengahan ketika seorang tuan tanah lokal yang disebut Pelayo, sangat mungkin keturunan Goth, dipilih sebagai Princeps oleh suku Astures.

Suku Visigoth dan raja-raja awal mereka merupakan penganut Kristen Arian dan mengalami konflik dengan Gereja Katolik, tetapi kemudian mereka berpindah menjadi pemeluk Kristen Nicene, Gereja memberikan pengaruh besar terhadap urusan sekuler melalui Konsili Toledo. Visigoth juga mengembangkan legislasi sekuler paling banyak di Eropa Barat, yakni Liber Iudiciorum, yang menjadi dasar bagi hukum Spanyol selama Abad Pertengahan.

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Setelah kekalahan di Vouillé (507) dan lepasnya Toulouse. See: S. J. B. Barnish, Center for Interdisciplinary Research on Social Stress, The Ostrogoths from the migration period to the sixth century: an ethnographic perspective (Boydell & Brewer Ltd, 2007), p. 368.
  2. ^ Following the death of Amalaric (531). See: S. J. B. Barnish, Center for Interdisciplinary Research on Social Stress, The Ostrogoths from the migration period to the sixth century: an ethnographic perspective (Boydell & Brewer Ltd, 2007), p. 369.
  3. ^ Capital of the Visigothic kingdom by the end of the reign of Athanagild (died 567). See: Collins, Roger. Visigothic Spain, 409–711 (Oxford: Blackwell Publishing, 2004), p. 44.
  4. ^ Strategies of Distinction: Construction of Ethnic Communities, 300-800 (Transformation of the Roman World) by Walter Pohl, ISBN ISBN 90-04-10846-7 (p.119-121: dress and funerary customs cease to be distinguishing features in AD 570/580)