Rumah Tradisional Merto Prawiro: Perbedaan antara revisi
Acacianida (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Acacianida (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2: | Baris 2: | ||
'''Rumah Tradisional Merto Prawiro''' merupakan rumah milik Almarhum Merto Prawiro yang terletak di [[Paliyan, Gunungkidul|Paliyan]] Tengah, Karangduwet, Paliyan, [[Kabupaten Gunungkidul|Gunungkidul]]. Nama Merto Prawiro juga dikenal dengan nama Sayok. Rumah tradisional ini secara turun temurun milik keluarga Mertopwawiro atau Saidi. Merto Prawiro menikah dengan Satem dan memiliki 3 anak bernama Mangun Sayok, Sagiyem, dan Saniyem. Rumah ini kemudian diwariskan kepada Satem. |
'''Rumah Tradisional Merto Prawiro''' merupakan rumah milik Almarhum Merto Prawiro yang terletak di [[Paliyan, Gunungkidul|Paliyan]] Tengah, Karangduwet, Paliyan, [[Kabupaten Gunungkidul|Gunungkidul]]. Nama Merto Prawiro juga dikenal dengan nama Sayok. Rumah tradisional ini secara turun temurun milik keluarga Mertopwawiro atau Saidi. Merto Prawiro menikah dengan Satem dan memiliki 3 anak bernama Mangun Sayok, Sagiyem, dan Saniyem. Rumah ini kemudian diwariskan kepada Satem. |
||
== Keadaan Rumah == |
|||
Rumah Merto Sayok menghadap ke selatan yang bangunan utamanya berupa 3 buah rumah berdinding tembok dengan atap [[limasan]]. Bangunan utama tersebut dikenal dengan ''omah ngarep'' (rumah depan)'', omah tengah'' (rumah tengah)'','' dan ''omah mburi'' (rumah belakang). Di depan rumah utama terdapat bangunan |
Rumah Merto Sayok menghadap ke selatan yang bangunan utamanya berupa 3 buah rumah berdinding tembok dengan atap [[limasan]]. Bangunan utama tersebut dikenal dengan ''omah ngarep'' (rumah depan)'', omah tengah'' (rumah tengah)'','' dan ''omah mburi'' (rumah belakang). Di depan rumah utama terdapat bangunan kuncung yang beratap limasan sebagai teras. Sebelah timur bangunan utamanya terdapat bangunan berdinding kayu atau disebut gebyok bertipe kampung sebagai dapur yang tiang penyangganya terbuat dari kayu berjumlah 24 buah. Rumah Tradisional Merto Sayok telah mendapatkan penetapan sebagai Situs Cagar Budaya melalui SK Nomor 437/KPTS/2018. |
||
== Kejadian Penting == |
|||
Tahun 1948, Rumah Merto Sayok menjadi salah satu tempat peristirahatan Jenderal Sudirman beserta pasukannya pada saat melakukan perjalanan untuk perang Gerilya dari Yogyakarta menuju Kediri. Rumah Merto Sayok menjadi tempat penyusunan strategi perang Gerilya. Kejadian yang bersejarah dan singkat ini |
Tahun 1948, Rumah Merto Sayok menjadi salah satu tempat peristirahatan Jenderal Sudirman beserta pasukannya pada saat melakukan perjalanan untuk perang Gerilya dari Yogyakarta menuju Kediri. Rumah Merto Sayok menjadi tempat penyusunan strategi perang Gerilya. Kejadian yang bersejarah dan singkat ini diabadikan dengan adanya acara napak tilas perjalanan gerilya Jenderal Sudirman oleh prajurit Akademi Militer TNI dan SMA Taruna Nusantara.<ref>{{Cite web|last=Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta|first=Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta|date=31 Desember 2020|title=Rumah Tradisional Milik Alm. Merto Prawiro|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/rumah-tradisional-milik-alm-merto-prawiro/|website=Direktorat Jenderal Kebudayaan|access-date=27 Juli 2024}}</ref> |
||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
||
<references /> |
|||
{{Sedang ditulis}} |
{{Sedang ditulis}} |
Revisi per 27 Juli 2024 06.16
Rumah Tradisional Merto Prawiro merupakan rumah milik Almarhum Merto Prawiro yang terletak di Paliyan Tengah, Karangduwet, Paliyan, Gunungkidul. Nama Merto Prawiro juga dikenal dengan nama Sayok. Rumah tradisional ini secara turun temurun milik keluarga Mertopwawiro atau Saidi. Merto Prawiro menikah dengan Satem dan memiliki 3 anak bernama Mangun Sayok, Sagiyem, dan Saniyem. Rumah ini kemudian diwariskan kepada Satem.
Keadaan Rumah
Rumah Merto Sayok menghadap ke selatan yang bangunan utamanya berupa 3 buah rumah berdinding tembok dengan atap limasan. Bangunan utama tersebut dikenal dengan omah ngarep (rumah depan), omah tengah (rumah tengah), dan omah mburi (rumah belakang). Di depan rumah utama terdapat bangunan kuncung yang beratap limasan sebagai teras. Sebelah timur bangunan utamanya terdapat bangunan berdinding kayu atau disebut gebyok bertipe kampung sebagai dapur yang tiang penyangganya terbuat dari kayu berjumlah 24 buah. Rumah Tradisional Merto Sayok telah mendapatkan penetapan sebagai Situs Cagar Budaya melalui SK Nomor 437/KPTS/2018.
Kejadian Penting
Tahun 1948, Rumah Merto Sayok menjadi salah satu tempat peristirahatan Jenderal Sudirman beserta pasukannya pada saat melakukan perjalanan untuk perang Gerilya dari Yogyakarta menuju Kediri. Rumah Merto Sayok menjadi tempat penyusunan strategi perang Gerilya. Kejadian yang bersejarah dan singkat ini diabadikan dengan adanya acara napak tilas perjalanan gerilya Jenderal Sudirman oleh prajurit Akademi Militer TNI dan SMA Taruna Nusantara.[1]
Rujukan
- ^ Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta, Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta (31 Desember 2020). "Rumah Tradisional Milik Alm. Merto Prawiro". Direktorat Jenderal Kebudayaan. Diakses tanggal 27 Juli 2024.