Lompat ke isi

Suku Melayu Deli: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Artikel Suku Deli masih bermasalah beberapa tahun lalu.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Super Hylos (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 25288813 oleh Kris Simbolon (bicara)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1: Baris 1:
{{Kelompok etnik
{{Kelompok etnik
|group=Melayu Deli<br>{{small|ملایو دلي}}
|group=Melayu Deli
|native_name=''Orang Melayu Deli''<br>ملایو دلي
|image=Pengantin Memakai Pakaian Adat Melayu Deli.jpg
|image=Pengantin Memakai Pakaian Adat Melayu Deli.jpg
|image_caption=Pasangan Melayu Deli mengenakan pakaian adat Melayu Deli di [[Istana Maimun]].
|image_caption=Pasangan Melayu Deli mengenakan pakaian adat Melayu Deli di [[Istana Maimun]].
|popplace=[[Sumatera Utara]]<br>{{small|(terutama di [[Kota Medan|Medan]] dan [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]])}}
|popplace=[[Sumatera Utara]]<br>{{small|(terutama di [[Kota Medan|Medan]] dan [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]])}}
|languages=[[Bahasa Melayu Deli]]
|languages=[[Bahasa Melayu Deli|Melayu Deli]] dan [[Bahasa Melayu Medan|Melayu Medan]]
|religions='''Mayoritas'''<br>[[Islam]] [[Suni]]
|religions=[[Islam Sunni]]
|related={{hlist|[[Suku Melayu Serdang|Melayu Serdang]]|[[Suku Melayu Langkat|Melayu Langkat]]|[[Suku Karo|Batak Karo]]}}
|related={{hlist|[[Suku Melayu Serdang|Melayu Serdang]]|[[Suku Melayu Langkat|Melayu Langkat]]|[[Suku Karo|Batak Karo]]}}
}}
}}
'''Melayu Deli''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]: ملایو دلي) adalah salah satu kelompok [[Kelompok etnik|etnis]] [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] yang menyebar dan menetap di pesisir timur [[Sumatera Utara]]; terutama bermukim di wilayah Kota [[Kota Medan|Medan]].<ref name=":0">{{Cite web|date=16 Juli 2018|title=Mau Tahu Sejarah Suku Melayu Deli|url=https://eksisnews.com/mau-tahu-sejarah-suku-melayu-deli/|website=Eksisnews.com|language=id|access-date=29 Maret 2023}}</ref>


Kebudayaan Melayu Deli dimulai sejak zaman [[Kesultanan Deli]], yakni sebuah [[Monarki|kerajaan]] [[Islam]] yang berdiri di pesisir timur Sumatera Utara pada tahun 1632—1946. Orang Melayu Deli dikenal dengan seni pantunnya yang terkenal hingga saat ini.<ref>{{Cite journal|last=Armanda|first=Arie|title=PANTUN MELAYU DELI BANG ZEIN|url=https://www.academia.edu/34098802/PANTUN_MELAYU_DELI_BANG_ZEIN|journal=}}</ref>
'''Suku Melayu Deli''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]: ملایو دلي) adalah [[kelompok etnis]] [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] yang menyebar dan menetap di pesisir timur [[Sumatera Utara]]; terutama bermukim di wilayah [[Kota Medan]] dan [[Kabupaten Deli Serdang]].<ref name=":0">{{Cite web|date=16 Juli 2018|title=Mau Tahu Sejarah Suku Melayu Deli|url=https://eksisnews.com/mau-tahu-sejarah-suku-melayu-deli/|website=Eksisnews.com|language=id|access-date=29 Maret 2023}}</ref>


Kebudayaan Melayu Deli telah dimulai sejak zaman [[Kesultanan Deli]], yakni sebuah [[Monarki|kerajaan]] [[Islam]] yang berdiri di pesisir timur Sumatera Utara pada tahun 1632—1946. Orang Melayu Deli dikenal dengan seni berpantunnya yang terkenal hingga saat ini.<ref>{{Cite journal|last=Armanda|first=Arie|title=PANTUN MELAYU DELI BANG ZEIN|url=https://www.academia.edu/34098802/PANTUN_MELAYU_DELI_BANG_ZEIN|journal=}}</ref>
== Tempat bermukim ==

Masyarakat Melayu Deli sudah berabad-abad tinggal di sekitar pinggiran [[Sungai Deli]] yang mengalir di Kota [[Kota Medan|Medan]] hingga ke pantai timur Sumatra atau lebih tepatnya bermuara di [[Selat Malaka]].<ref>{{Cite web|last=Sinaga|first=Nikson|date=8 Oktober 2021|title=Budaya Melayu Deli Makin Terpinggirkan di Kota Medan|url=https://www.kompas.id/baca/dikbud/2021/10/08/budaya-melayu-deli-makin-terpinggirkan-di-kota-medan0|website=Kompas.id|language=id|access-date=299 Maret 2023}}</ref> Hingga pada akhirnya berkembangnya industri di Kota Medan membuat orang Melayu Deli banyak tinggal di sekitaran Kota Medan, [[Deli Tua, Deli Serdang|Deli Tua]], pesisir Sungai Deli, Sungai Babura, Sungai Labuhan, termasuk juga di Kabupaten [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]].<ref name=":0" />
== Distribusi geografis ==
Masyarakat Melayu Deli sudah sejak berabad-abad lalu mendirikan pemukiman di sekitar pinggiran [[Sungai Deli]] yang mengalir di [[Kota Medan]] hingga ke pantai timur Sumatra yang bermuara di [[Selat Malaka]].<ref>{{Cite web|last=Sinaga|first=Nikson|date=8 Oktober 2021|title=Budaya Melayu Deli Makin Terpinggirkan di Kota Medan|url=https://www.kompas.id/baca/dikbud/2021/10/08/budaya-melayu-deli-makin-terpinggirkan-di-kota-medan0|website=Kompas.id|language=id|access-date=299 Maret 2023}}</ref> Hingga pada akhirnya berkembangnya industri di Kota Medan membuat orang Melayu Deli banyak tinggal di sekitaran Kota Medan, [[Deli Tua, Deli Serdang|Deli Tua]], pesisir Sungai Deli, Sungai Babura, Sungai Labuhan, termasuk juga di beberapa wilayah sekitarnya.<ref name=":0" />


== Bahasa ==
== Bahasa ==
{{Utama|Bahasa Melayu Deli}}
{{Utama|Bahasa Melayu Deli}}
Orang Melayu Deli menggunakan bahasa khas [[Suku Melayu-Indonesia|Melayu]] yang tidak jauh berbeda dengan bahasa [[Bahasa Melayu|Melayu]] pada umumnya. Termasuk tidak jauh berbeda dengan yang dipakai oleh orang [[Bahasa Melayu Malaysia|Melayu Malaysia]]. Pengucapan bahasanya banyak diakhiri dengan huruf e (e pepet).<ref name=":0" />
Orang Melayu Deli menggunakan [[bahasa Melayu Deli]] (termasuk [[bahasa Melayu Medan]] sebagai dialeknya) yang tidak jauh berbeda dengan [[bahasa Melayu]] pada umumnya; juga memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan bahasa-bahasa Melayu lainnya di pesisir timur [[Sumatera Utara]].<ref>{{cite journal|url=http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=2721&keywords=Lintasan+Sejarah+peradaban+Sumatra+Timur+1612-1950|title=Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya Penduduk Melayu-Pesisir Deli Sumatra Timur 1612–1950|website=pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id|publisher=[[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]]|first=Tengku H.M. Lah|last=Husny|location=[[Jakarta]], Indonesia|year=1978|access-date=9 Februari 2024|language=id}}</ref> Termasuk tidak jauh berbeda dengan yang dipakai oleh orang [[Bahasa Melayu Malaysia|Melayu Malaysia]]. Pengucapan kosakatanya banyak diakhiri dengan huruf [e] pepet.<ref name=":0" />
{|class="wikitable"
!Bahasa Melayu Deli
![[Bahasa Indonesia]]
|-
|Aah
|Iya
|-
|Abah
|Abang (ada talian darah); di keluarga-keluarga tertentu dipergunakan untuk menyebut ayah
|-
|Acan
|sengaja mengusik atau mengejek
|-
|Acap-acap
|Setinggi
|-
|Aci
|Boleh; sah
|-
|Acik
|Panggilan untuk adik dari orang tua
|-
|Acu
|Menacungkan sesuatu
|-
|Agah
|Bercanda (biasanya dengan bayi)
|-
|Ageh
|Beri
|-
|Agham-agham
|Ikatan atau pegangan yg asal asalan
|-
|Aghi
|Kemarin; waktu yang sudah lewat
|-
|Aghok
|Hasut; provokasi
|-
|Agu
|Kocok; aduk supaya menyatu
|-
|Ajang
|Milik; kepunyaan
|-
|Ajat
|Ingin; hasrat
|-
|Ajok
|Tiru
|-
|Akor
|Cocok; harmonis
|-
|Alahai
|Aduhai (biasanya untuk mengekspresikan kekaguman)
|-
|Alak-alak
|Remaja usia kira-kira 11—15 tahun
|-
|Alang
|Sebutan untuk anak ketiga
|-
|Aleh
|Seandainya; mana tahu
|-
|Alip
|Permainan kanak-kanak, misalnya alip berondok, alip jongkok, dan lain sebagainya
|-
|Alip-alip
|Sebutan untuk buku belajar membaca huruf Arab hingga ke Juz Amma
|-
|Alu
|Kayu penumbuk untuk menumbuk padi
|-
|Ambai
|Jaring untuk menangkap ikan atau udang yg dipasang di tengah arus air dengan 2 tiang
|-
|Ambe
|Saya; aku
|-
|Ambek
|Ambil
|-
|Ambek pakan
|Ambil hati; menunjukkan seolah empati
|-
|Ampan
|Terpental karena mengenai sesuatu
|-
|Andak
|Sebutan untuk anak kelima
|-
|Andam
|Memotong atau mencukur sedikit rambut mempelai sebelum bersanding; cukur surai
|-
|Andong
|Nenek
|-
|Angah
|Sebutan untuk anak kedua
|-
|Angek
|Panas hati; iri
|-
|Anggah
|Pamer kekuatan atau kekayaan
|-
|Anggau
|Makhluk halus sejenis genderuwo
|-
|Anggok-anggai
|Kondisi mengangguk karena mengantuk; terkantuk
|-
|Angleh
|Cocok; serasi dalam hal pekerjaan atau kemitraan dalam kerja
|-
|Antah
|Kulit padi dalam tumpukan beras
|-
|Antok
|Bentur
|-
|Aok
|Iya; ya; iyalah
|-
|Apam balik
|Martabak manis
|-
|Api-api
|Benalu
|-
|Asak
|Dorong; desak
|-
|Atak
|Bagi-bagi
|-
|Atog
|Atau
|-
|Atok
|Orang tua dari ayah atau ibu
|-
|Awah
|Sistem bagi hasil antara pemilik dan petani
|-
|Awak
|Diri pribadi; diriku; dirimu
|-
|Ayak
|Serak; buyar
|-
|Ayoh
|Ayah
|-
|Ayong
|Tutur anak pertama (sulong; long; yong; iyong)
|}


== Agama ==
== Agama ==
Masyarakat Melayu Deli dapat dikatakan hampir seluruhnya beragama [[Islam]] [[Sufisme|Sufi]]. Menurut orang Melayu Deli, orang [[Suku Melayu|Melayu]] beragama Islam, karena hampir seluruh adat-istiadat dan budaya Melayu berlandaskan agama Islam.
Masyarakat Melayu Deli dapat dikatakan hampir seluruhnya beragama [[Islam]] dengan denominasi [[Sunni]]. Orang Melayu Deli menanggap bahwa seluruh dari mereka beragama Islam, karena adat istiadat dan budaya Melayu berlandaskan pada agama Islam. Diperkirakan populasi suku Melayu Deli yang beragama Islam berjumlah 99,9%. Hanya sebanyak 0,1% saja yang menganut [[Kekristenan]]. Namun, dalam praktek keseharian, masih banyak orang Melayu Deli yang masih percaya hal-hal gaib, serta tempat-tempat keramat yang dianggap dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.<ref name=":0" />


== Perekonomian ==
Diperkiraan suku Melayu Deli sebanyak 99,9% beragama Islam. Hanya sebanyak 0,1% saja yang beragama [[Kekristenan|Kristen]]. Namun, dalam praktek keseharian, masih banyak orang Melayu Deli yang masih percaya hal-hal gaib, arwah gentayangan serta tempat-tempat keramat, yang dianggap dapat mempengaruhi kehidupan keseharian orang Melayu Deli tersebut.<ref name=":0" />
Masyarakat Melayu Deli memiliki profesi tradisional mereka, yakni sebagai [[petani]] dan [[nelayan]]. Biasanya ketika bercocok tanam atau melaut, mereka masih menggunakan metode tradisional. Kemudian, tidak sedikit masyarakat Melayu Deli ini yang bekerja sebagai pegawai atau buruh di perkebunan sawit, karet, atau tembakau milik pemerintah, swasta, maupun perusahaan asing.<ref name=":0" />


== Mata pencarian ==
== Budaya ==
Masyarakat Melayu Deli mempunyai kesenian khas yang hingga sekarang masih tetap dilestarikan baik itu berupa tarian, pantun, dan musik.<ref>{{Cite journal|last=Laudra|first=Dwi Chaya|last2=Pauziah|first2=Fadillah|last3=Siburian|first3=Nova Uli|last4=Sibarani|first4=Grace|last5=Manalu|first5=Samadam Boang|last6=Ivanna|first6=Julia|date=31 Agustus 2021|title=Mengenal dan Melestarikan Budaya Melayu Deli di Kota Medan Sumatera Utara|url=https://journal.jotika.co.id/index.php/JJE/article/view/13|journal=Jotika Journal in Education|language=en|volume=1|issue=1|pages=6–9|doi=10.56445/jje.v1i1.13|issn=2807-6788}}</ref>
Masyarakat Melayu Deli pada umumnya bekerja sebagai [[Petani|petani]] dan biasanya ketika bercocok tanam masih menggunakan metode tradisional. Selain bertani, ada juga yang bekerja sebagai [[Nelayan|nelayan]] dan [[Pedagang|berdagang]] serta terdapat juga yang bekerja di sektor pemerintahan. Kemudian, tidak sedikit masyarakat Melayu Deli ini yang bekerja sebagai pegawai atau buruh di perkebunan sawit, karet, atau tembakau punya pemerintah ataupun punya pihak swasta atau perusahaan asing.<ref name=":0" />
===Musik===

Alat musik Melayu Deli mencakup dua alat musik dari kebudayaan Eropa, yakni arkedon dan [[biola]]. Alat musik ini dipadukan dengan alat musik tradisional Melayu seperti [[Kendang|gendang]], [[gambus]], [[Drum|tambur]], dan [[kompang]].<ref>{{Cite web|last=SINAGA|first=NIKSON|date=8 Oktober 2021|title=Budaya Melayu Deli Makin Terpinggirkan di Kota Medan|url=https://www.kompas.id/baca/dikbud/2021/10/08/budaya-melayu-deli-makin-terpinggirkan-di-kota-medan0|website=Kompas.id|language=id|access-date=11 November 2023}}</ref>
== Kesenian ==
===Pantun===
Melayu Deli mempunyai kesenian khas yang hingga sekarang masih tetap dilestarikan baik itu berupa tarian, kesenian pantun dan kesenian musik.<ref>{{Cite journal|last=Laudra|first=Dwi Chaya|last2=Pauziah|first2=Fadillah|last3=Siburian|first3=Nova Uli|last4=Sibarani|first4=Grace|last5=Manalu|first5=Samadam Boang|last6=Ivanna|first6=Julia|date=31 Agustus 2021|title=Mengenal dan Melestarikan Budaya Melayu Deli di Kota Medan Sumatera Utara|url=https://journal.jotika.co.id/index.php/JJE/article/view/13|journal=Jotika Journal in Education|language=en|volume=1|issue=1|pages=6–9|doi=10.56445/jje.v1i1.13|issn=2807-6788}}</ref> Alat musik Melayu mencakup dua alat musik dari barat yaitu arkedon dan [[biola]]. Alat musik ini dipadukan dengan alat musik lokal seperti [[Kendang|gendang]], [[gambus]], [[Drum|tambur]], dan [[kompang]].<ref>{{Cite web|last=SINAGA|first=NIKSON|date=8 Oktober 2021|title=Budaya Melayu Deli Makin Terpinggirkan di Kota Medan|url=https://www.kompas.id/baca/dikbud/2021/10/08/budaya-melayu-deli-makin-terpinggirkan-di-kota-medan0|website=Kompas.id|language=id|access-date=11 November 2023}}</ref>
Salah satu kesenian tradisional Melayu Deli yang terkenal adalah [[pantun]] khas Deli. Karya sastra pantun tersebut dapat dijumpai baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk lisan yang biasanya dibawakan ketika ada acara-acara atau upacara adat Melayu.<ref>https://core.ac.uk/download/pdf/328113428.pdf</ref>

Salah satu kesenian yang ternama di etnis Melayu Deli adalah kesenian pantun Deli. Karya sastra pantun tersebut dapat dijumpai baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk lisan yang biasanya dibawakan ketika ada acara-acara atau upacara adat [[Suku Melayu|Melayu]].<ref>https://core.ac.uk/download/pdf/328113428.pdf</ref>


== Galeri ==
== Galeri ==
Baris 198: Baris 40:
</gallery>
</gallery>


== Lihat pula ==

* [[Suku Melayu]]
<!-- == Lihat pula ==
* [[Suku Melayu Serdang]]
* [[Bahasa Melayu Deli]]
* [[Suku Melayu Langkat]]
* [[Kabupaten Deli Serdang]]
* [[Suku Melayu Tamiang]] -->


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 219: Baris 60:




{{Etnik-stub}}
{{Suku-stub}}

Revisi per 9 Februari 2024 18.07

Melayu Deli
Orang Melayu Deli
ملایو دلي
Pasangan Melayu Deli mengenakan pakaian adat Melayu Deli di Istana Maimun.
Daerah dengan populasi signifikan
Sumatera Utara
(terutama di Medan dan Deli Serdang)
Bahasa
Melayu Deli dan Melayu Medan
Agama
Islam Sunni
Kelompok etnik terkait

Suku Melayu Deli (Jawi: ملایو دلي) adalah kelompok etnis Melayu yang menyebar dan menetap di pesisir timur Sumatera Utara; terutama bermukim di wilayah Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.[1]

Kebudayaan Melayu Deli telah dimulai sejak zaman Kesultanan Deli, yakni sebuah kerajaan Islam yang berdiri di pesisir timur Sumatera Utara pada tahun 1632—1946. Orang Melayu Deli dikenal dengan seni berpantunnya yang terkenal hingga saat ini.[2]

Distribusi geografis

Masyarakat Melayu Deli sudah sejak berabad-abad lalu mendirikan pemukiman di sekitar pinggiran Sungai Deli yang mengalir di Kota Medan hingga ke pantai timur Sumatra yang bermuara di Selat Malaka.[3] Hingga pada akhirnya berkembangnya industri di Kota Medan membuat orang Melayu Deli banyak tinggal di sekitaran Kota Medan, Deli Tua, pesisir Sungai Deli, Sungai Babura, Sungai Labuhan, termasuk juga di beberapa wilayah sekitarnya.[1]

Bahasa

Orang Melayu Deli menggunakan bahasa Melayu Deli (termasuk bahasa Melayu Medan sebagai dialeknya) yang tidak jauh berbeda dengan bahasa Melayu pada umumnya; juga memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan bahasa-bahasa Melayu lainnya di pesisir timur Sumatera Utara.[4] Termasuk tidak jauh berbeda dengan yang dipakai oleh orang Melayu Malaysia. Pengucapan kosakatanya banyak diakhiri dengan huruf [e] pepet.[1]

Agama

Masyarakat Melayu Deli dapat dikatakan hampir seluruhnya beragama Islam dengan denominasi Sunni. Orang Melayu Deli menanggap bahwa seluruh dari mereka beragama Islam, karena adat istiadat dan budaya Melayu berlandaskan pada agama Islam. Diperkirakan populasi suku Melayu Deli yang beragama Islam berjumlah 99,9%. Hanya sebanyak 0,1% saja yang menganut Kekristenan. Namun, dalam praktek keseharian, masih banyak orang Melayu Deli yang masih percaya hal-hal gaib, serta tempat-tempat keramat yang dianggap dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.[1]

Perekonomian

Masyarakat Melayu Deli memiliki profesi tradisional mereka, yakni sebagai petani dan nelayan. Biasanya ketika bercocok tanam atau melaut, mereka masih menggunakan metode tradisional. Kemudian, tidak sedikit masyarakat Melayu Deli ini yang bekerja sebagai pegawai atau buruh di perkebunan sawit, karet, atau tembakau milik pemerintah, swasta, maupun perusahaan asing.[1]

Budaya

Masyarakat Melayu Deli mempunyai kesenian khas yang hingga sekarang masih tetap dilestarikan baik itu berupa tarian, pantun, dan musik.[5]

Musik

Alat musik Melayu Deli mencakup dua alat musik dari kebudayaan Eropa, yakni arkedon dan biola. Alat musik ini dipadukan dengan alat musik tradisional Melayu seperti gendang, gambus, tambur, dan kompang.[6]

Pantun

Salah satu kesenian tradisional Melayu Deli yang terkenal adalah pantun khas Deli. Karya sastra pantun tersebut dapat dijumpai baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk lisan yang biasanya dibawakan ketika ada acara-acara atau upacara adat Melayu.[7]

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e "Mau Tahu Sejarah Suku Melayu Deli". Eksisnews.com. 16 Juli 2018. Diakses tanggal 29 Maret 2023. 
  2. ^ Armanda, Arie. "PANTUN MELAYU DELI BANG ZEIN". 
  3. ^ Sinaga, Nikson (8 Oktober 2021). "Budaya Melayu Deli Makin Terpinggirkan di Kota Medan". Kompas.id. Diakses tanggal 299 Maret 2023. 
  4. ^ Husny, Tengku H.M. Lah (1978). "Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya Penduduk Melayu-Pesisir Deli Sumatra Timur 1612–1950". pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id. Jakarta, Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses tanggal 9 Februari 2024. 
  5. ^ Laudra, Dwi Chaya; Pauziah, Fadillah; Siburian, Nova Uli; Sibarani, Grace; Manalu, Samadam Boang; Ivanna, Julia (31 Agustus 2021). "Mengenal dan Melestarikan Budaya Melayu Deli di Kota Medan Sumatera Utara". Jotika Journal in Education (dalam bahasa Inggris). 1 (1): 6–9. doi:10.56445/jje.v1i1.13. ISSN 2807-6788. 
  6. ^ SINAGA, NIKSON (8 Oktober 2021). "Budaya Melayu Deli Makin Terpinggirkan di Kota Medan". Kompas.id. Diakses tanggal 11 November 2023. 
  7. ^ https://core.ac.uk/download/pdf/328113428.pdf

Pranala luar