Irigasi Dan Bangunanair

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

IRIGASI

DAN
BANGUNAN
AIR
Irigasi adalah pemberian air pada tanaman untuk memenuhi
kebutuhan air bagi pertumbuhannya. (Basri, 1987)

Irigasi merupakan kegiatan penyediaan dan pengaturan air


untuk memenuhi kepentingan pertanian dengan
memanfaatkan air yang berasal dari air permukaan dan
tanah. (Karta Saputro, 1994)

Irigasi adalah sejumlah air yang pada umumnya diambil dari


sungai atau bendung yang dialirkan melalui system
jaringan irigasi untuk menjaga keseimbangan jumlah air
didalam tanah. (Suharjono, 1994)
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 23/1982 Ps. 1,
pengertian irigasi, bangunan irigasi, dan petak irigasi telah
dibakukan yaitu sebagai berikut :
1. Irigasi adalah usaha penyediaan dan penyediaan dan
pengaturan airuntuk menunjang pertanian.
2. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang
merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan
air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian
pemberian dan penggunaannya.
3. Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air
dari satu jaringan irigasi.
4. Petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi.
Irigasi merupakan bentuk kegiatan
penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian dan penggunaan air untuk
pertanian dengan menggunakan satu kesatuan
saluran dan bangunan berupa jaringan irigasi.
Tujuan Irigasi
a. Membasahi tanaman
b. Merabuk
c. Mengatur suhu
d. Membersihkan tanah/memberantas hama
e. Kolmatase
f. Menambah persediaan air tanah
a. Membasahi tanaman
Membasahi tanah dengan menggunakan air irigasi bertujuan
memenuhi kekurangan air didaerah pertanian pada saat air hujan
kurang atau tidak ada. Hal ini penting sekali karena kekuranggan air
yang di perlukan untuk tumbuh dapat mempengaruhi hasil panen
tanaman tersebut.

b. Merabuk
Merabuk adalah pemberian air yang tujuannya selain membasahi
juga member zat-zat yang berguna bagi tanaman itu sendiri

c. Mengatur suhu
Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada suhu yang tidak terlalu
tinggi daan tidak terlalu rendah, sesuai dengan jenis tanamannya.
d. Membersihkan tanah / memberantas hama
Makhsud irigasi juga pertujuan untuk membasmi hama-hama yang
berada dan bersarang dalam tanah dan membahayakan bagi tanaman
sehingga pada musim kemarau sebaiknya sawah diberikan air agar sifat
garamnya hilang.

e. Kolmatase
Kolmotase adalah pengairan dengan maksud memperbaiki / meninggikan
permukaan tanah.

f. Menambah persediasan air tanah


Tujuan bermaksud menambah persediaan air tanah untuk keperluan
sehari-hari. Biasanya dilakukan dengan cara menahan air disuatu tempat,
sehingga memberikan kesempatan pada air tersebut untuk meresap
kedalam tanah yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh yang memerlukan.
(sumber: standar perencanaan irigasi KP-01)
Jenis-jenis Irigasi
1. Irigasi gravitasi
Sistem irigasi ini memanfaatkan gaya gravitasi bumi untuk pengaliran
airnya. Dengan prinsip air mengalir dari tempat yang tinggi menuju
tempat yang rendah karena ada gravitasi. Jenis irigasi yang
menggunakan sistem irgiasi seperti ini adalah: irigasi genangan liar,
irigasi genangan dari saluran, irigasi alur dan gelombang.

2. Irigasi siraman
Pada sistem irigasi ini air dialirkan melalui jaringan pipa dan
disemprotkan ke permukaan tanah dengan kekuatan mesin pompa
air. Sistem ini biasanya digunakan apabila topografi daerah irigasi
tidak memungkinkan untuk penggunaan irigasi gravitasi. Ada dua
macam sistem irigasi saluran, yaitu: pipa tetap dan pipa bergerak.
Irigasi Gravitasi

Irigasi Siraman
3. Irigasi bawah permukaan
Pada sistem ini air dialirkan dibawah permukaan melalui
saluran-saluran yang ada di sisi-sisi petak sawah. Adanaya air
ini mengakibatkan muka air tanah pada petak sawah naik.
Kemudian air tanah akan mencapai daerah penakaran secara
kapiler sehingga kebutuhan air akan dapat terpenuhi. 9

4. Irigasi tetesan
Air dialirkan melalui jaringan pipa dan diteteskan tepat di
daerah penakaran tanaman dengan menggunakan mesin
pompa sebagai tenaga penggerak. Perbedaan jenis sistem
irigasi ini dengan sistem irigasi siraman adalah pipa tersier
jalurnya melalui pohon, tekanan yang dibutuhkan kecil (1
atm).
Irigasi Atas Permukaan

Irigasi Bawah Permukaan

Irigasi Tetesan
Klasifikasi Jaringan Irigasi
1. Jaringan irigasi sederhana
Pembagian air tidak diukur atau diatur, air lebih akan
mengalir ke saluran pembuang. Para petani pemakai air
itu tergabung dalam satu kelompok jaringan irigasi yang
sama, sehingga tidak memerlukan keterlibatan
pemerintah di dalam organisasi jaringan irigasi
semacam ini. Persediaan air biasanya berlimpah dengan
kemiringan berkisar antara sedang sampai curam. Oleh
karena itu hampir-hampir tidak diperlukan teknik yang
sulit untuk sistem pembagian airnya.
2. Jaringan irigasi semi teknis
Perbedaan satu-satunya antara jaringan irigasi sederhana
dan jaringan semi teknis adalah bahwa jaringan semi teknis
ini bendungnya terletak di sungai lengkap dengan bangunan
pengambilan dan bangunan pengukur di bagian hilirnya.
Mungkin juga dibangun beberapa bangunan permanen di
jaringan saluran. Sistem pembagian air biasanya serupa
dengan jaringan sederhana. Adalah mungkin bahwa
pengambilan dipakai untuk melayani/mengairi daerah yang
lebih luas dari daerah layanan pada jaringan sederhana. Oleh
karena itu biayanya ditanggung oleh lebih banyak daerah
layanan. Organisasinya akan lebih rumit jika bangunan
tetapnya berupa bangunan pengambilan dari sungai, karena
diperlukan lebih banyak keterlibatan dari pemerintah.
3. Jaringan irigasi teknis
Salah satu prinsip dalam perencanaan jaringan
teknis adalah pemisahan antara jaringan irigasi
dan jaringan pembuang/pematus. Hal ini berarti
bahwa baik saluran irigasi maupun pembuang
tetap bekerja sesuai dengan fungsinya masing-
masing, dari pangkal hingga ujung. Saluran
irigasi mengalirkan air irigasi ke sawah-sawah
dan saluran pembuang mengalirkan air lebih
dari sawah-sawah ke saluran pembuang alamiah
yang kemudian akan diteruskan ke laut.
Bangunan Irigasi
1. Bangunan utama
2. Bangunan pembawa
3. Bangunan Terjun
4. Bangunan bagi dan sadap
5. Bangunan pengatur dan pengukur
6. Bangunan pelengkap
SKEMA JARINGAN IRIGASI
Adapun dalam merencanakan jaringan irigasi harus dibuat
skema rencana jaringan irigasi dan skema letak maupun
jenis bangunan.
a) Skema jaringan irigasi adalah merupakan gambaran yang
menampilkan jaringan saluran dimulai dari bendung,
saluran primer, sekunder, bangunan bagi, bangunan sadap,
dan petak-petak tersier dengan standar sistem tata nama.
b) Skema bangunan adalah yang menampilkan khusus jumlah
dan macam bangunan-bangunan yang ada pada tiap-tiap
ruas saluran dan berada dalam satu daerah jaringan irigasi
dengan standar sistem tata nama.
1. Bangunan Utama

Bangunan utama dapat didefinisikan sebagai


kompleks bangunan yang direncanakan di
sepanjang sungai atau aliran air untuk
membelokkan air ke dalam jaringan saluran
agar dapat dipakai untuk keperluan irigasi.
Bangunan utama bisa mengurangi kandungan
sedimen yang berlebihan serta mengukur
banyaknya air yang masuk.
Bangunan utama terdiri dari bangunan-
bangunan pengelak dengan peredam energi,
satu atau dua pengambilan utama, pintu bilas,
kolam olak, dan kantong lumpur, tanggul
banjir pekerjaan sungai dan bangunan-
bangunan pelengkap.
Bangunan utama dapat diklasifikasi ke dalam
sejumlah kategori, bergantung kepada
perencanaannya. Berikut ini akan dijelaskan
beberapa kategori, antara lain :
a) Bendung atau Bendung Gerak
b) Pengambilan bebas
c) Pengambilan dari waduk
d) Stasiun pompa
2. Bangunan Pembawa
Bangunan pernbawa mempunyai fungsi membawa
atau mengalirkan air dari sumbernya menuju petak
irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer,
saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kwarter.
Termasuk dalam bangunan pembawa adalah talang,
gorong-gorong, siphon, dan got miring. Saluran
primer biasanya dinamakan sesuai dengan daerah
irigasi yang dilayaninya. Sedangkan saluran sekunder
sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang
terletak pada petak sekunder tersebut.
1. Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju
saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas
ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
2. Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap
dari saluran primer menuju petak-petak tersier yang dilayani
oleh saluran sekunder tersebut.batas akhir dari saluran
sekunder adalah bangunan sadap terakhir.
3. Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap
dari saluran sekunder menuju petak-petak kuarter yang
dilayani oleh saluran sekunder tersebut. batas akhir dari
saluran sekunder adalah bangunan boks tersier terkahir.
4. Saluran kuarter mernbawa air dari bangunan yang menyadap
dari boks tersier menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh
saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder
adalah bangunan boks kuarter terkahir.
3. Bangunan Terjun
Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan
permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum
saluran yang diizinkan. Bangunan semacam ini mempunyai
empat bagian fungsional, masing- masing memiliki sifat-sifat
perencanaan yang khas.
a) Bagian hulu pengontrol, yaitu bagian di mana aliran menjadi
superkritis
b) Bagian di mana air dialirkan ke elevasi yang lebih rendah
c) Bagian tepat di sebelah hilir, yaitu tempat di mana energi
diredam
d) Bagian peralihan saluran memerlukan lindungan untuk
mencegah erosi
4. Bangunan Bagi dan Sadap
a. Bangunan bagi terletak disaluran primer dan
sekunder pada suatu titik cabang dan berfungsi
untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih.
b. Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran
primer atau sekunder ke saluran tersier penerima
c. Bangunan bagi dan sadap digabungkan menjadi satu
rangkaian bangunan
d. Boks-boks bagi disaluran tersier membagi aliran
untuk dua saluran atau lebih (tersier, subtersier,
kuarter)
5. Bangunan Pengatur dan Pengukur

Bangunan pengatur muka air dimaksudkan


untuk dapat mengatur muka air sampai batas-
batas yang diperlukan untuk dapat
memberikan debit yang konstan dan sesuai
dengan yang dibutuhkan. Sedangkan bangunan
pengukur dimaksudkan untuk dapat memberi
informasi mengenai besar aliran yang dialirkan.
Kadangkala, bangunan pengukur dapat juga
berfungsi sebagai bangunan pengatur.
6. Bangunan Pelengkap
Pagar, rel pengaman dan sebagainya; berguna untuk
memberikan pengamanan jika terjadi keadaan
darurat.
Tempat cuci, tempat mandi ternak dan sebagainya,
digunakan untuk memberikan sarana mencapai air
di saluran tanpa merusak lereng.
Bangunan pelengkap berfungsi untuk memperlancar
para petugas dalam eksploitasi dan pemeliharaan.
Bangunan pelengkap dapat juga dimanfaatkan
untuk pelayanan umum.
Daerah irigasi
Daerah irigasi dapat diberi nama sesuai dengan
nama daerah setempat, atau desa penting di
daerah itu, yang biasanya terletak didaerah
bangunan utama atau sungai yang airnya diambil
untuk jaringan irigasi, contohnya adalah Daerah
Irigasi Jatiluhur. Apabila ada dua pengambilan
atau lebih, maka daerah irigasi tersebut
sebaiknya diberi nama sesuai dengan desa desa
terkenal di daerah-daerah layanan setempat.
Saluran Irigasi
Saluran irigasi primer sebaiknya diberi nama sesuai dengan daerah
irigasi yang dilayani. Saluran sekunder sering diberi nama sesuai
dengan nama desa yang terletak di petak sekunder. Petak sekunder
akan diberi nama sesuai dengan nama saluran sekundernya.
Saluran dibagi menjadi ruas-ruas yang berkapasitas sama. Bangunan
pengelak atau bagi adalah bangunan terakhir di suatu ruas.
Bangunan-bangunan yang ada di antara bangunan-bangunan bagi
sadap (gorong-gorong. jembatan, talang bangunan terjun, dan
sebagainya) diberi nama sesuai dengan nama ruas di mana
bangunan tersebut terletak juga mulai dengan huruf B (bangunan)
lalu diikuti dengan huruf kecil sedemikian sehingga bangunan yang
terletak di ujung hilir mulai dengan "a" dan bangunan-bangunan
yang berada lebih jauh di hilir memakai hurut b, c, dan seterusnya.
Jaringan Pembuang
Pada umumnya jaringan pembuang primer merupakan sungai-sungai
alamiah, yang semuanya akan diberi nama. Apabila ada saluran-
saluran pembuang primer baru yang akan dibuat, maka saluran-
saluran diberi nama tersendiri. Jika saluran pembuang dibagi menjadi
ruas-ruas, maka masing-masing akan diberi nama mulai dari ujung hilir.
Pembuang sekunder pada umunya berupa sungai atau anak sungai
yang lebih kecil. Beberapa diantaranya sudah memiliki nama tetap
biasa dipakai, jika sungai akan ditunjukkan dengan sebuah huruf
bersama-sama dan nomor seri, nama-nama ini akan diawali dengan
huruf d (drainase).
Pembuang tersier adalah pembuang kategori terkecil dan akan dibagi-
bagi menjadi ruas-ruas dengan debit seragam, masing-masing diberi
nomor. Masing-masing petak tersier akan mempunyai nomor seri
sendiri-sendiri.

Anda mungkin juga menyukai