Materi 3.rev

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 76

MATERI 3 :

PENGENDALIAN MUTU DAN


PENJAMINAN
MUTU/RENCANA MUTU
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Selasa, 1 Maret 2022
Julfi Adrian Nugraha, M.Pd
01 Kebijakan Mutu Pekerjaan

OUTLINE
Konstruksi

02 Manajemen Mutu Pekerjaan


Konstruksi

03 Tanggung Jawab dan


Wewenang Para Pihak

04 Kegiatan Penjaminan dan


Pengendalian Mutu

05 Pelaporan

06 Rencana Mutu dan Program Mutu


TUJUAN
PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN
MAKSUD DAN TUJUAN

a) Maksud dari pengaturan terkait Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi dalam Peraturan Menteri ini adalah sebagai acuan pelaksanaan penjaminan
mutu dan pengendalian mutu Pekerjaan Konstruksi bagi pihak-pihak terkait pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.

b) Tujuan dari pengaturan terkait Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi dalam Peraturan Menteri ini adalah adalah:

1. Untuk mendukung terlaksananya keselamatan keteknikan konstruksi


guna tercapai proses dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.

2. Untuk mendukung terwujudnya tertib penyelengaraan penjaminan


mutu dan pengendalian mutu guna tercapai hasil pekerjaan konstruksi
yang berkualitas sesuai dengan kebijakan mutu yang ditetapkan.
01) Kebijakan Mutu Pekerjaan
Konstruksi
Kebijakan Mutu
Pekerjaan Konstruksi
BELAKANG
LATAR
PERMEN PUPR NO. 21 TAHUN 2019
PENDETAILAN PERMEN PUPR NO. 07

Pekerjaan Konstruksi
Kebijakan Mutu
TAHUN 2019 TERKAIT KESELAMATAN
KONSTRUKSI
MATRIKS
KESELAMATAN
KONSTRUKSI
PERATURAN MENTERI PUPR NO. 21 /2019 TENTANG PEDOMAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PASAL 5 5) Pemenuhan standar keselamatan keteknikan konstruksi
(1) Keselamatan keteknikan konstruksi sebagaimana yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, dan
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) mencakup pemenuhan terhadap: huruf e dilaksanakan sesuai tata cara penjaminan mutu dan
a. Standar perencanaan berupa pemenuhan semua aspek pengendalian mutu Pekerjaan Konstruksi.
persyaratan keamanan, keselamatan, kesehatan, dan 6) Penjaminan mutu dan pengendalian mutu Pekerjaan
keberlanjutan dalam hasil perencanaan; Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan
b. Standar perancangan berupa pemenuhan terhadap pedoman bagian dari SMKK yang menjamin terlaksananya
teknis proses pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, keselamatan keteknikan konstruksi guna mewujudkan proses
perawatan, dan pembongkaran yang telah ditetapkan; dan hasil Jasa Konstruksi yang berkualitas.
c. Standar prosedur dan mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi 7) Penjaminan mutu dan pengendalian mutu Pekerjaan
merupakan persyaratan dan ketentuan tertulis khususnya aspek Konstruksi harus dilaksanakan oleh petugas penjamin mutu
Keselamatan Konstruksi yang dibakukan mengenai berbagai dan pengendali mutu.
proses dan hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi; 8) Untuk menjadi petugas penjamin mutu dan pengendali mutu
d. Mutu bahan sesuai Standar Nasional Indonesia dan/atau standar sebagaimana dimaksud pada ayat (7) harus mengikuti
asing yang diakui oleh Pemerintah, dan telah ditetapkan dalam bimbingan teknis SMKK untuk mendapatkan sertifikat
kerangka acuan kerja; dan kompetensi atau pelatihan.
e. Kelaikan peralatan berdasarkan pedoman teknis peralatan 9) Tata cara penjaminan mutu dan pengendalian mutu
sebagai dasar pemenuhan kinerja operasi peralatan sesuai Pekerjaan Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
peruntukan pekerjaan, baik peralatan yang beroperasi secara dilaksanakan sesuai dengan ketentuan huruf C yang
tunggal maupun kombinasi. tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
IMPLEMENTASI SPIP DAN MANAJEMEN MUTU
PEKERJAAN KONSTRUKSI
SUBSTANSI MUTU DISTRUKTUR
LAMPIRAN PERMEN PUPR 21/2019
LAMPIRAN TENTANG PEDOMAN SMKK
RAPERMEN
LAMPIRAN A PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
02) MANAJEMEN
MUTU
KONSTRUKSI (SMKK)
LAMPIRAN B TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG PENGGUNA
DAN PENYEDIA JASA DALAM PENERAPAN SMKK
LAMPIRAN C TATA CARA PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN
MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI
PEKERJAAN
LAMPIRAN D FORMAT RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK KONSTRUKSI
LAMPIRAN E FORMAT RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
DAN FORMAT PENILAIAN RKK
D.1 PENYEDIA JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
PENGAWASAN / MANAJEMEN PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI
D.2 PENYEDIA JASA PEKERJAAN KONSTRUKSI
D.3 FORMAT PENILAIAN RENCANA KESELAMATAN
KONSTRUKSI (RKK)
LAMPIRAN F FORMAT PELAPORAN PELAKSANAAN RKK

LAMPIRAN G KOMPONEN KEGIATAN DAN FORMAT AUDIT INTERNAL


PENERAPAN SMKK
MATRIKS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”

STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN

KESELAMATAN
STANDAR KESELAMATAN DAN KESELAMATAN
KETEHNIKAN KESELAMATAN PUBLIK
KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN
KONSTRUKSI

• BANGUNAN/ASET • TENAGA KERJA • LINGKUNGAN KERJA


OBJEK YANG • MASYARAKAT
KONSTRUKSI KONSTRUKSI • LINGKUNGAN
DISELAMATK SEKITAR
• PERALATAN, • PEMASOK,TAMU,SUB TERDAMPAK
AN PROYEK
MATERIAL PENYEDIA PROYEK

MUTU

PENCEGAHAN KECELAKAAN TEKNIS KECELAKAAN KERJA DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN


TERHADAP KONSTRUKSI PENYAKIT AKIBAT KERJA KECELAKAAN MASYARAKAT

ALAT Hazard identification, Risk Asessment, and Opportunity (HIRAO), Metode Kerja / Prosedur Kerja, Rencana Pelaksanaan
PENCEGAHAN Pekerjaan (Method Statement), Job Safety Analysis (JSA)
POIN-POIN PENGATURAN
Penjaminan Mutu &
Pengendalian Mutu
Pekerjaan Konstruksi
03) TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PENGUNA JASA
DAN PENYEDIA JASA
3.1 Para Pihak dalam Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
3.2 Tanggung Jawab dan Wewenang Pengguna Jasa
3.3 Tanggung Jawab dan Wewenang Penyedia Jasa
3.1. PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI
Pihak-pihak yang terlibat dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi, terdiri dari:
1. Penyelenggara Infrastruktur (meliputi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Jenderal Penyediaan
Perumahan, PA dan KPA.)
2. Penyelenggara Proyek (meliputi Kepala Satuan Kerja, Pejabat Pembuat Komitmen,
Pengendali Pekerjaan (Direksi Lapangan atau Konsultan MK), Pengawas Pekerjaan (Direksi
Teknis atau Konsultan Pengawas), dan Penyedia.)

Pelaksanaan penjaminan mutu dan pengendalian mutu selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
meliputi 2 fungsi, yaitu:
1) Fungsi Penjaminan Mutu, oleh Pengguna Jasa; dan
2) Fungsi Pengendalian Mutu, oleh Penyedia
STRUKTUR ORGANISASI
PELAKSANA
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
04) KEGIATAN
PENJAMINAN MUTU
DAN PENGENDALIAN
MUTU

4.1 Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan


Konstruksi
4.2 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
4.3 Tahap Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi
Kegiatan penjaminan mutu
dan pengendalian mutu
dimulai sejak
penandatanganan kontrak
sampai tanggal penyerahan
akhir pekerjaan dan terbagi
dalam 3 tahapan, yaitu:
1) Tahap Persiapan
Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi;
2) Tahap Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi;
dan
3) Tahap Penyelesaian
Pekerjaan Konstruksi.
TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
1) Penyerahan Lokasi Kerja 2) Surat Perintah Mulai Kerja
1. Penyerahan lokasi kerja dilakukan sebelum (SPMK)
penerbitan SPMK, dengan terlebih dahulu 1. Penerbitan SPMK dilakukan paling
melaksanakan Peninjauan Lapangan Bersama; lambat 14 hari sejak tanggal
2. Peninjauan lapangan bersama bertujuan untuk penandatanganan kontrak atau 14
memastikan kesiapan lokasi kerja yang akan (empat belas) hari kerja sejak
diserahterimakan, serta untuk melakukan penyerahan lokasi kerja pertama
inventarisasi seluruh bangunan yang ada serta seluruh kali;
aset milik pengguna jasa; 2. Dalam SPMK dicantumkan Tanggal
3. PPK wajib menyerahkan lokasi kerja sesuai dengan Mulai Kerja;
kebutuhan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi yang 3. Penetapan Tanggal Mulai Kerja
tercantum dalam rencana kerja yang telah disepakati setelah serah terima lapangan
dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak; dilaksanakan atau paling cepat
4. Hasil peninjauan dan penyerahan dituangkan dalam dilaksanakan bersamaan dengan
Berita Acara Penyerahan Lokasi Kerja. tanggal SPMK.
TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

3) Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak


1. Rapat persiapan pelaksanaan kontrak merupakan rapat awal antara PPK, Pengendali Pekerjaan
(Direksi Lapangan/Konsultan MK), Pengawas Pekerjaan (Direksi Teknis/Konsultan Pengawas),
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, tim perencana serta pihak terkait;
2. Rapat persiapan pelaksanaan kontrak atau Pre Construction Meeting (PCM) harus sudah dimulai
maksimal 7 (tujuh) hari setelah terbitnya SPMK dan sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan;
3. Tujuan rapat persiapan pelaksanaan kontrak:
a) Persamaan pandangan dan pemahaman terkait hal-hal yang mendasar pada pelaksanaan proyek,
seperti: jadwal, alur komunikasi dan koordinasi, alur persetujuan, kebijakan pengendalian mutu dan
Keselamatan Konstruksi serta mekanisme pelaporan dan pembayaran hasil pekerjaan;
b) Untuk mendapatkan kesepakatan terhadap pelaksanaan kontrak;
c) Penyesuaian seluruh kegiatan dalam RMPK dengan persyaratanpersyaratan dalam dokumen
kontrak;
d) Pemenuhan terhadap kebutuhan data dan informasi terkait proyek;
e) Untuk melakukan perubaahan kontrak apabila diperlukan.
TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

3) Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak


4. Agenda pembahasan dalam rapat
persiapan pelaksanaan kontrak sebagai
berikut:
Lanjutan Agenda pembahasan dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak
Lanjutan Agenda pembahasan dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak
TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

3) Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak


5. Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan
dalam Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak;
6. Apabila diperlukan perubahan kontrak, maka
diterbitkan adendum kontrak.
1. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dapat mengajukan permohonan
4) Pembayaran Uang
Muka
pengambilan uang muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana
penggunaan uang muka (apabila ditentukan dalam dokumen kontrak);

2. Uang muka digunakan untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil,


pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan persiapan
teknis lain;

3. Besaran uang muka ditentukan dalam Syarat-syarat Khusus Kontrak (SSKK)


dan dibayar setelah Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi menyerahkan
Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima.
5) MOBILISASI
1. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan 30 hari
kalender sejak diterbitkan SPMK, atau terutama untuk sumber daya
(material, alat, tenaga kerja) yang akan digunakan untuk memulai
pekerjaan.

2. Untuk mobilisasi sumber daya yang berhubungan dengan pelaksanaan


untuk tiap-tiap pekerjaan, dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan
rencana kerja, meliputi: Mobilisasi peralatan; Mobilisasi personil inti
dan pendukung; Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, barak,
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya.

3. Denda keterlambatan mobilisasi sebagaimana tertuang dalam kontrak.


TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
PEGENDALIAN PELAKSANAAN SMKK DALAM PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
TAHAPAN
PENYELESAIAN
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
TAHAPAN
PENYELESAIAN
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
TAHAPAN
PENYELESAIAN
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
05) PELAPORAN
BENTUK LAPORAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
1. Dalam pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, seluruh aktivitas dilaporkan sesuai dengan
kemajuan pekerjaan.
2. Untuk kondisi tertentu, tata cara pelaporan ini dapat disesuaikan dengan pertimbangan peningkatan kinerja proyek secara
keseluruhan dengan tetap memastikan tercapainya pengendalian pekerjaan konstruksi.
3. Penyesuaian tata cara pelaporan harus dibahas pada Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (PCM) dan disampaikan secara
tertulis kepada PPK
4. Jenis laporan pada pekerjaan konstruksi:
a. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan (Laporan yang disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi kepada PPK),
terdiri dari:
1) Laporan Harian
2) Laporan Mingguan; dan
3) Laporan Bulanan.
b. Laporan Pengawasan (Laporan yang disusun oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas kepada PPK), terdiri dari
laporan bulanan, dengan ketentuan sebagai berikut:
4) Dalam hal tugas pengawasan pekerjaan dilakukan oleh Direksi Teknis, maka laporan bulanan berupa laporan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi;
5) Dalam hal tugas pengawasan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan Pengawas, maka laporan bulanan berupa:
a) Laporan pelaksanaan pekerjaan konstruksi; dan
b) Laporan pelaksanaan tugas pengawasan.
c. Laporan Pengendalian (Laporan yang disusun oleh Kepala Satuan Kerja/PPK kepada atasan langsung).
1) Laporan pelaksanaan disampaikan oleh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi kepada PPK
setelah mendapat verifikasi dari Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas.

2) Laporan pelaksanaan berisi informasi kemajuan


pekerjaan sebagaimana yang ditetapkan di dalam
rencana pelaksanaan pekerjaan beserta uraian LAPORAN
kendala dan masalah yang dihadapi Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi selama pelaksanaan PELAKSANAAN
pekerjaan.

3) Laporan pelaksanaan terdiri dari 3 (tiga)


laporan, yaitu:
a. Laporan Harian;
b. Laporan Mingguan; dan
c. Laporan Bulanan.
Isinya mencakup Laporan
Penerapan SMKK
LAPORAN HARIAN

JENIS LAPORAN PELAKSANAAN


1) disusun berdasarkan buku harian yang 3) Buku harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut :
berisi catatan mengenai rencana dan realisasi a. Kuantitas dan jenis bahan yang ada di lapangan;
pekerjaan harian. b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan keterampilan
yang diperlukan;
2) Buku harian disusun untuk kepentingan c. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia;
pengendalian dan pengawasan pelaksanaan d. Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan;
pekerjaan. e. Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
f. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan;
4) Laporan harian disusun dan disampaikan g. Kondisi cuaca antara lain hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam
setiap hari kepada Kasatker/PPK setelah lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;
mendapat verifikasi dari Direksi h. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan design,
Teknis/Konsultan Pengawas. gambar kerja (shop drawing), spesifikasi teknis, keterlambatan pekerjaan
dan penyebabnya dan lain sebagainya.

5) Dalam laporan harian harus dapat diperoleh 6) Dokumen asli laporan harian
informasi terkait sebabsebab terjadinya dipelihara oleh PPK;
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, apakah
disebabkan karena kerusakan peralatan, Penyedia 7) Laporan Harian tersebut dibuat dalam rangkap 4 (empat), disusun oleh
Jasa Pekerjaan Konstruksi personil/bahan/peralatan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, diperiksa oleh Direksi
terlambat, atau disebabkan keadaan cuaca buruk. Teknis/Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan
MK dengan distribusi sebagai berikut:
Asli untuk Kasatker/PPK; Lembar ke dua untuk Direksi
Lapangan/Konsultan MK; Lembar ke tiga untuk Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas; dan Lembar ke empat untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
8) Laporan harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Capaian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan dan/atau sub pekerjaan, pemenuhan
kualitas dan kuantitas bahan yang digunakan; daftar peralatan yang meliputi jenis,
jumlah dan kondisi peralatan; serta penempatan tenaga kerja untuk setiap pekerjaan
dan/atau sub pekerjaan;

b. Kondisi cuaca, seperti hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap pelaksanaan pekerjaan;

c. Hambatan dan kendala yang dihadapi berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di


lapangan serta kondisi khusus lainnya yang berdampak atau berpotensi berdampak
pada pelaksanaan pekerjaan;
LANJUTAN LAPORAN HARIAN
d. Informasi Keselamatan Konstruksi, seperti kejadian kecelakaan kerja, catatan
tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain
sebagaimana yang disyaratkan di dalam peraturan;

e. Informasi terkait Keselamatan Konstruksi harus diperiksa oleh Direksi


Teknis/Konsultan Pengawas. Laporan harian Keselamatan Konstruksi dapat dapat
dijadikan satu dalam format Laporan harian atau dapat juga menggunakan format
terpisah;

f. Rencana pelaksanaan pekerjaan di hari berikutnya; dan

g. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan desain, gambar


kerja (shop drawing), spesifikasi teknis, kelambatan pekerjaan dan penyebabnya dan
lain sebagainya
MINGGUAN
LAPORAN
1) Laporan mingguan disusun dan disampaikan di setiap minggu pada hari Senin di minggu berikutnya kepada
Kasatker/PPK setelah mendapat verifikasi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
2) Laporan mingguan paling sedikit memuat capaian pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) minggu dan
rencana capaian minggu berikutnya yang disampaikan setiap minggu.
3) Dalam hal Kasatker/PPK melakukan rapat mingguan, laporan mingguan yang telah diverifikasi kepada
Direksi Teknis/Konsultan Pengawas harus disampaikan sebelum pelaksanaan rapat mingguan dan akan
dibahas pada saat rapat mingguan.
4) Laporan mingguan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian dengan minggu sebelumnya dan
capaian pada minggu berjalan dengan rencana kegiatan dan sasaran capaian pada minggu berikutnya; b.
Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1 (satu) minggu beserta tindakan penanggulangan
yang telah dilakukan dan potensi kendala pada minggu berikutnya; c. Dukungan yang
diperlukan dari Kasatker/PPK, Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, dan pihak-pihak lain yang terkait;
d.
Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen yang diajukan beserta statusnya;
e. Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;
f. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian kecelakaan
kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain.
5) Dokumen asli persetujuan laporan mingguan dipelihara oleh PPK.
6) Laporan mingguan dibuat paling sedikit dalam 3 (tiga) rangkap untuk didistribusikan kepada:
a. Asli untuk Kasatker/PPK;
b. Lembar ke dua untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi; dan
c. Lembar ke tiga untuk Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
LAPORAN
BULANAN
1. Laporan bulanan disusun dan disampaikan di setiap bulan, pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya kepada Kasatker/PPK
setelah mendapat verifikasi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas;
2. Periode pelaporan adalah tanggal 26 sampai dengan tanggal 25 bulan berikutnya;
3. Laporan Bulanan paling sedikit memuat hal – hal sebagai berikut:
a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan membandingkan capaian di bulan
sebelumnya, capaian pada bulan berjalan serta target capaian di bulan berikutnya; b. Foto
dokumentasi;
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, status pembayaran dari Pengguna Jasa; d. Perubahan
kontrak dan perubahan pekerjaan; e. Masalah
dan kendala yang dihadapi, termasuk statusnya, tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan rencana tindakan
selanjutnya;
f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta rencana pencegahan atau penanggulangan yang
akan dilakukan;
g. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen; dan ;
h. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan
Konstruksi, termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan
lain-lain.
4. Laporan bulanan dibuat paling sedikit dalam 6 (enam) rangkap untuk didistribusikan kepada: ;
a. 4 (empat) dokumen untuk
Kasatker/PPK; ;
b. 1 (satu) dokumen untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi; dan ;
LAPORAN
PENGAWASAN
PEKERJAAN
1. Laporan mingguan Laporan Pengawasan
paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut : terhadap Hasil
a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan membandingkan
capaian di bulan sebelumnya, capaian pada bulan berjalan serta target capaian di bulan Pelaksanaan Pekerjaan
berikutnya; Konstruksi
b. Foto dokumentasi;
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, status pembayaran
dari Pengguna;
d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
e. Masalah dan kendala yang dihadapi; termasuk statusnya, tindakan penanggulangan yang telah
dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya;
f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta rencana
pencegahan atau penanggulangan yang akan dilakukan;
g. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen;
h. Daftar dan status persetujuan dokumen yang yang harus ditindak lanjuti oleh Direksi
Lapangan/Konsultan MK;
i. Ringkasan hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan (daftar pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
beserta hasil dan status persetujuannya);
j. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian
kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan
lain-lain;
k. Kendala yang dihadapi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, tindakan yang telah dan akan
dilakukan serta dukungan yang dibutuhkan dari Direksi Lapangan/Konsultan MK untuk tujuan
kelancaran proyek.
Laporan Pengawasan
terhadap Hasil
Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan kompilasi dan updating dari laporan mingguan.

3. Laporan Khusus (apabila diperlukan)


Laporan khusus berisi tentang kejadian, kegiatan, keadaan khusus yang perlu dilaporkan atau atas permintaan Kasatker/PPK.

4. Laporan Akhir
a. Laporan akhir merupakan hasil keseluruhan dari laporan bulanan sejak awal hingga akhir pekerjaan konstruksi yang telah
dirangkum dan memuat evaluasi pelaksanaan pekerjaan;
b. Hasil evaluasi dapat digunakan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan PPK sebagai bahan evaluasi untuk
pekerjaan konstruksi selanjutnya yang mempunyai kareteristik tipikal, sehingga dapat melakukan perbaikan dan inovasi
pada pekerjaan konstruksi selanjutnya.
Laporan Pelaksanaan
Pengawasan
1. Laporan pelaksanaan pengawasan disusun dalam hal pengawasan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan Pengawas dan diserahkan setiap
bulan.
2. Laporan pelaksanaan pengawasan meliputi laporan pendahuluan, laporan berkala, laporan bulanan, laporan khusus (apabila diperlukan),
dan laporan akhir.
a. Laporan Pendahuluan
1) Laporan pendahuluan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Pemahaman terhadap ligkup layanan konsultansi selama masa kontrak;
b) Rencana kerja dan pengoragnisasian pekerjaan;
c) Jadwal pelaskanaan dan penugasan tenaga ahli; dan
d) Ringkasan kemajuan pelaksanaan pengawasan (jika sudah ada).
2) Laporan pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 hari hari sejak tanggal
SPMK.
b. Laporan Berkala (triwulan/antara)
1) Laporan berkala (triwulan/antara) paling sedikit memuat halhal sebagai berikut:

a) Hasil sementara pelaksanaan kegiatan di dalam proyek;


b) Kemajuan pelaksanaan pengawasan;
c) Rencana kerja untuk sisa masa pengawasan termasuk pemutakhiran sebagai konsekuensi jika hasil
kemajuan pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana;
d) Jadwal pelaksanaan dan penggunaan tenaga ahli; dan
e) Evaluasi sementara dan saran kepada PPK.
2) Penyerahan laporan berkala (triwulan/antara sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak.
Laporan Pelaksanaan Pengawasan
c. Laporan Bulanan Laporan bulanan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut: 1)
Ringkasan pelaksanaan kegiatan pengawasan pekerjaan (daftar pelaksanaan kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan status
persetujuannya); 2)
Laporan sumber daya manusia tim Konsultan Pengawas (personil, time sheet, dll); 3) Daftar
dan status persetujuan yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas; 4) Daftar dan
status instruksi yang dikeluarkan Konsultan Pengawas kepada Peyedia; 5) Daftar dan
status persetujuan dokumen yang harus ditindaklanuti oleh Kasatker/PPK;
6) Kendala yang dihadapi Konsultan Pengawas, tindakan yang telah dan akan dilakukan serta dukungan yang dibutuhkan; 7)
Penyerahan laporan bulanan sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak.
d. Laporan Khusus (jika diperlukan) Laporan khusus berisi tentang kejadian, kegiatan, keadaan khusus yang perlu dilaporkan atau atas
permintaan Kasatker/PPK.
e. Laporan Akhir
1) Laporan akhir harus mencakup seluruh layanan dalam masa kontrak Konsultan Pengawas yang paling sedikit memuat
halhal sebagai berikut:
a) Rencana kerja awal untuk selama periode pengawasan;
b) Renca kerja yang dimutakhirkan selama periode pengawasan;
c) Realisasi pelaksanaan pengawasan;
d) Jadwal dan realisasi pelaksanaan dan penggunaan tenaga ahli selama masa periode pengawasan; dan
e) Evaluasi pelaksanaan pengawasan secara menyeluruh dan saran kepada PPK.
2) Penyampaian laporan akhir diserahkan dengan melampirkan salinan seluruh keluaran yang dipersyaratkan dalam
kontrak selama pelaksanaan periode pengawasan serta salinan dokumentasi lainnya yang dipandang penting.
3) Penyerahan laporan akhir sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak.
KEPADA ATASAN LANGSUNG
1. Laporan Kasatker/PPK kepada atasan langsung paling sedikit dilakukan selama 2 (dua) kali
LAPORAN KASATKER/PPK selama masa kontrak pekerjaan konstruksi.
2. Laporan Kasatker/PPK kepada atasan langsung merupakan laporan pengendalian pekerjaan
konstruksi.
3. Laporan ini paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Ringkasan status kemajuan pekerjaan, baik kemajuan fisik maupun pembayaran/keuangan, serta
sisa target berikutnya yang harus dicapai;
b. Penilaian kinerja terhadap para pihak yang terlibat di dalam proyek, seperti Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi, Sub Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas;
c. Kendala-kendala yang dihadapi terkait pengendalian pekerjaan konstruksi serta penanggulangan
yang sudah dan/atau yang akan dilakukan;
d. Potensi masalah yang mungkin terjadi serta rencana pencegahan atau penanggualanannya;
e. Status perubahan kontrak, bila ada;
f. Laporan keterlambatan dan/atau ketidaksesuaian dengan rencana yang ditetapkan beserta
penyebab keterlambatan serta usulan rencana percepatan dan/atau alternatif solusi lainnya; dan
g. Hal-hal lain yang perlu untuk dilaporkan.
MATRIK PELAPORAN DALAM RANGKA
PENJAMINAN MUTU DAN
PENGENDALIAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI
06) RENCANA MUTU
PEKERJAAN
KONSTRUKSI (RMPK) &
PROGRAM MUTU
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI (RMPK) dan
PROGRAM MUTU

Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)


disusun oleh Kontraktor diserahkan dan
dipresentasikan pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kegiatan (PCM), kemudian
dibahas dan disetujui oleh PPK

Program mutu disusun oleh Penyedia Jasa


Konsultansi Konstruksi setelah menerima Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK), di bahas pada
Rapat Pendahuluan (Kick of Meeting) dan
disetujui oleh PPK
KOMPONEN RMPK

RMPK diserahkan dan


dipresentasikan pada saat Rapat
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
(PCM), kemudian dibahas dan
disetujui oleh PPK

Ketentuan Rencana Kerja Pelaksanaan (Work


dalam permen Method Statement)
No. 14/2020
Rencana Pemeriksaan dan
Pengujian (ITP)

Pengendalian Sub-Penyedia Jasa


dan Pemasok
PENJELASAN KOMPONEN RMPK
PENJELASAN KOMPONEN RMPK
KOMPONEN PROGRAM MUTU
Informasi Pekerjaan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
penjelasan mengenai paket kegiatan Jadwal peralatan dan penugasan personel pada
persiapan, pelaksanaan dan pelaporan

Organisasi Kerja Pengendalian Pekerjaan


hubungan kerja antara penyedia jasa dan Kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan
pengguna jasa, dan alur instruksi dan perencaan kegiatan dengan metode kerja,
koordinasi jadwal penugasan tenaga ahli, dan
acuan/persyaratan yang digunakan

Metode Pelaksanaan Laporan Pekerjaan


tahapan pelaksanaan, proses, output yang Laporan pendahuluan, bulanan, triwulan, akhir,
dihasilkan dan cek/kotrol yang digunakan dst sesuai kontrak
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai