Materi 3.rev
Materi 3.rev
Materi 3.rev
OUTLINE
Konstruksi
05 Pelaporan
a) Maksud dari pengaturan terkait Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi dalam Peraturan Menteri ini adalah sebagai acuan pelaksanaan penjaminan
mutu dan pengendalian mutu Pekerjaan Konstruksi bagi pihak-pihak terkait pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
b) Tujuan dari pengaturan terkait Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi dalam Peraturan Menteri ini adalah adalah:
Pekerjaan Konstruksi
Kebijakan Mutu
TAHUN 2019 TERKAIT KESELAMATAN
KONSTRUKSI
MATRIKS
KESELAMATAN
KONSTRUKSI
PERATURAN MENTERI PUPR NO. 21 /2019 TENTANG PEDOMAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PASAL 5 5) Pemenuhan standar keselamatan keteknikan konstruksi
(1) Keselamatan keteknikan konstruksi sebagaimana yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, dan
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) mencakup pemenuhan terhadap: huruf e dilaksanakan sesuai tata cara penjaminan mutu dan
a. Standar perencanaan berupa pemenuhan semua aspek pengendalian mutu Pekerjaan Konstruksi.
persyaratan keamanan, keselamatan, kesehatan, dan 6) Penjaminan mutu dan pengendalian mutu Pekerjaan
keberlanjutan dalam hasil perencanaan; Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan
b. Standar perancangan berupa pemenuhan terhadap pedoman bagian dari SMKK yang menjamin terlaksananya
teknis proses pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, keselamatan keteknikan konstruksi guna mewujudkan proses
perawatan, dan pembongkaran yang telah ditetapkan; dan hasil Jasa Konstruksi yang berkualitas.
c. Standar prosedur dan mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi 7) Penjaminan mutu dan pengendalian mutu Pekerjaan
merupakan persyaratan dan ketentuan tertulis khususnya aspek Konstruksi harus dilaksanakan oleh petugas penjamin mutu
Keselamatan Konstruksi yang dibakukan mengenai berbagai dan pengendali mutu.
proses dan hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi; 8) Untuk menjadi petugas penjamin mutu dan pengendali mutu
d. Mutu bahan sesuai Standar Nasional Indonesia dan/atau standar sebagaimana dimaksud pada ayat (7) harus mengikuti
asing yang diakui oleh Pemerintah, dan telah ditetapkan dalam bimbingan teknis SMKK untuk mendapatkan sertifikat
kerangka acuan kerja; dan kompetensi atau pelatihan.
e. Kelaikan peralatan berdasarkan pedoman teknis peralatan 9) Tata cara penjaminan mutu dan pengendalian mutu
sebagai dasar pemenuhan kinerja operasi peralatan sesuai Pekerjaan Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
peruntukan pekerjaan, baik peralatan yang beroperasi secara dilaksanakan sesuai dengan ketentuan huruf C yang
tunggal maupun kombinasi. tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
IMPLEMENTASI SPIP DAN MANAJEMEN MUTU
PEKERJAAN KONSTRUKSI
SUBSTANSI MUTU DISTRUKTUR
LAMPIRAN PERMEN PUPR 21/2019
LAMPIRAN TENTANG PEDOMAN SMKK
RAPERMEN
LAMPIRAN A PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
02) MANAJEMEN
MUTU
KONSTRUKSI (SMKK)
LAMPIRAN B TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG PENGGUNA
DAN PENYEDIA JASA DALAM PENERAPAN SMKK
LAMPIRAN C TATA CARA PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN
MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI
PEKERJAAN
LAMPIRAN D FORMAT RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK KONSTRUKSI
LAMPIRAN E FORMAT RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
DAN FORMAT PENILAIAN RKK
D.1 PENYEDIA JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
PENGAWASAN / MANAJEMEN PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI
D.2 PENYEDIA JASA PEKERJAAN KONSTRUKSI
D.3 FORMAT PENILAIAN RENCANA KESELAMATAN
KONSTRUKSI (RKK)
LAMPIRAN F FORMAT PELAPORAN PELAKSANAAN RKK
KESELAMATAN
STANDAR KESELAMATAN DAN KESELAMATAN
KETEHNIKAN KESELAMATAN PUBLIK
KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN
KONSTRUKSI
MUTU
ALAT Hazard identification, Risk Asessment, and Opportunity (HIRAO), Metode Kerja / Prosedur Kerja, Rencana Pelaksanaan
PENCEGAHAN Pekerjaan (Method Statement), Job Safety Analysis (JSA)
POIN-POIN PENGATURAN
Penjaminan Mutu &
Pengendalian Mutu
Pekerjaan Konstruksi
03) TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PENGUNA JASA
DAN PENYEDIA JASA
3.1 Para Pihak dalam Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
3.2 Tanggung Jawab dan Wewenang Pengguna Jasa
3.3 Tanggung Jawab dan Wewenang Penyedia Jasa
3.1. PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI
Pihak-pihak yang terlibat dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi, terdiri dari:
1. Penyelenggara Infrastruktur (meliputi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Jenderal Penyediaan
Perumahan, PA dan KPA.)
2. Penyelenggara Proyek (meliputi Kepala Satuan Kerja, Pejabat Pembuat Komitmen,
Pengendali Pekerjaan (Direksi Lapangan atau Konsultan MK), Pengawas Pekerjaan (Direksi
Teknis atau Konsultan Pengawas), dan Penyedia.)
Pelaksanaan penjaminan mutu dan pengendalian mutu selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
meliputi 2 fungsi, yaitu:
1) Fungsi Penjaminan Mutu, oleh Pengguna Jasa; dan
2) Fungsi Pengendalian Mutu, oleh Penyedia
STRUKTUR ORGANISASI
PELAKSANA
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
Tugas, Tanggung Jawab & Wewenang Penyelenggara Proyek
04) KEGIATAN
PENJAMINAN MUTU
DAN PENGENDALIAN
MUTU
5) Dalam laporan harian harus dapat diperoleh 6) Dokumen asli laporan harian
informasi terkait sebabsebab terjadinya dipelihara oleh PPK;
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, apakah
disebabkan karena kerusakan peralatan, Penyedia 7) Laporan Harian tersebut dibuat dalam rangkap 4 (empat), disusun oleh
Jasa Pekerjaan Konstruksi personil/bahan/peralatan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, diperiksa oleh Direksi
terlambat, atau disebabkan keadaan cuaca buruk. Teknis/Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan
MK dengan distribusi sebagai berikut:
Asli untuk Kasatker/PPK; Lembar ke dua untuk Direksi
Lapangan/Konsultan MK; Lembar ke tiga untuk Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas; dan Lembar ke empat untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
8) Laporan harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Capaian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan dan/atau sub pekerjaan, pemenuhan
kualitas dan kuantitas bahan yang digunakan; daftar peralatan yang meliputi jenis,
jumlah dan kondisi peralatan; serta penempatan tenaga kerja untuk setiap pekerjaan
dan/atau sub pekerjaan;
b. Kondisi cuaca, seperti hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap pelaksanaan pekerjaan;
4. Laporan Akhir
a. Laporan akhir merupakan hasil keseluruhan dari laporan bulanan sejak awal hingga akhir pekerjaan konstruksi yang telah
dirangkum dan memuat evaluasi pelaksanaan pekerjaan;
b. Hasil evaluasi dapat digunakan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan PPK sebagai bahan evaluasi untuk
pekerjaan konstruksi selanjutnya yang mempunyai kareteristik tipikal, sehingga dapat melakukan perbaikan dan inovasi
pada pekerjaan konstruksi selanjutnya.
Laporan Pelaksanaan
Pengawasan
1. Laporan pelaksanaan pengawasan disusun dalam hal pengawasan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan Pengawas dan diserahkan setiap
bulan.
2. Laporan pelaksanaan pengawasan meliputi laporan pendahuluan, laporan berkala, laporan bulanan, laporan khusus (apabila diperlukan),
dan laporan akhir.
a. Laporan Pendahuluan
1) Laporan pendahuluan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Pemahaman terhadap ligkup layanan konsultansi selama masa kontrak;
b) Rencana kerja dan pengoragnisasian pekerjaan;
c) Jadwal pelaskanaan dan penugasan tenaga ahli; dan
d) Ringkasan kemajuan pelaksanaan pengawasan (jika sudah ada).
2) Laporan pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 hari hari sejak tanggal
SPMK.
b. Laporan Berkala (triwulan/antara)
1) Laporan berkala (triwulan/antara) paling sedikit memuat halhal sebagai berikut: