Farmakoterapi K.5
Farmakoterapi K.5
Farmakoterapi
K.5
K.5
Dr.Hj.Erpita Yanti.SKM.M.MKes
• AGONIS ADRENERGIK /
SIMPATOMIMETIK
• K..5
2
obat adrenergik
• Sistem saraf simpatis juga dikenal sebagai
sistem saraf adrenergik
• menggunakan adrenalin atau noradre nalin
(norepinefrin, NE) sebagai
neurotransmitternya
• obat yang menyerupai efek dari
norepinefrin/simpatomimetik.
• dikenal dengan nama agonis adrenergik
karena memulai respons pada tempat
reseptor adrenergik. 3
B. OBAT-OBAT ADRENERGIK
DAN PENGHAMBAT
ADRENERGIC
• Adrenergik :
• Obat-obat yang merangsang sistem
saraf simpatis disebut dengan
adrenergic, agonis adrenergic atau
simpatomimetik karena obat-obat ini
menyerupai neurotransmitter
simpatis (norepinefrin dan epinefrin).
4
Epinefrin:
• obat-obat adrenergic merangsang
lebih dari satu tempat reseptor
adrenergic.
• Salah satu contohnya adalah
epinefrin (adrenalin), yang bekerja
pada tempat reseptor adrenergic
alfa-1, beta-1 dan beta-2.
5
1.meningkatkan tekanan darah,
2. dilatasi pupil,
3.meningkatkan denyut jantung (takikardia),
4.bronkodilatasi.
5. Pada syok jenis-jenis tertentu (yaitu:
kardiogenik, anafilaktik), epinefrin adalah
obat yang berguna karena meningkatkan
tekanan darah, denyut jantung dan aliran
udara melalui paru-paru melalui
bronkodilatasi.
6
KERJA OBAT
ADRENERGIK
• Perangsangan perifer thdp otot polos pembuluh darah
kulit dan mukosa, kalenjar liur dan keringat
• Penghambatan perifer thdp otot polos usus, bronkus,
pembuluh darah otot rangka
• Perangsangan jantung : peningkatan denyut dan
kontraktilitas jantung
• Perangsangan SSP : pernapasan, aktivitas psikomotor,
pengurangan nafsu makan
• Efek metabolik : peningkatan glikogenolisis, lipolisis
• Efek endokrin : sekresi insulin, renin
• Efek prasinaptik
7
• Berdasarkan titik kerjanya pada sel-sel efektor dari
organ ujung adrenergik dibagi menjadi reseptor α (alfa)
dan β (beta), dan berdasarkan efek fisiologisnya dibagi
menjadi α 1 .(alfa-1) dan α 2 alfa-2) serta β (beta-1)
dan β (beta-2). Pada umumnya stimulasi pada reseptor
menghasilkan efek-efek sebagai berikut:
• Alfa-1, mengaktivasi organ-organ efektor seperti
otot-otot polos (vasokontriksi) dan sel-sel kelenjar
dengan efek bertambahnya sekresi ludah dan keringat.
• Alfa-2, yaitu menghambat pelepasan noradrenalin pada
saraf-saraf adrenergik dengan efek turunnya tekanan
darah.
• Beta-1, yaitu memperkuat daya dan frekuensi kontraksi
jantung.
• Beta-2, yaitu bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme
glikogen dan lemak 8
EPINEFRIN
9
Penggunaan obat-obat adrenergik, antara
lain
• Shock, dengan memperkuat kerja jantung (β1)dan melawan
hipotensi ((α), contohnya adrenalin dan noradrenalin
• Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (β2), contohnya
salbutamol dan turunannya, adrenalin dan efedrin.
• Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan perifer dari
dinding pembuluh melalui penghambatan pelepasan
noradrenalin (α2), contohnya metildopa dan klonidin.
• Vasodilator perifer, dengan menciutkan pembuluh darah di
pangkal betis dan paha (claudicatio intermitens).
10
• Pilek (rhinitis), guna menciutkan selaput
lendir yang bengkak (α) contohnya
imidazolin, efedrin dan adrenalin.
• Midriatikum, yaitu dengan memperlebar
pupil mata (α), contohnya fenilefrin dan
nafazolin.
• Anoreksans, dengan mengurangi napsu
makan pada obesitas (β2), contohnya
fenfluramin dan mazindol.
• Penghambat his dan nyeri haid (dysmenore)
dengan relaksasi pada otot rahim (β2),
contohnya isoxuprin dan ritordin. 11
Farmakokinetik.
12
3.Obat untuk kelainan neuromuscular/
Parkinsonisme,
• Parkinsonisme, :
• kelainan neurologist kronis yang mempe ngaruhi
traktus motor piramidalis (yang mengendalikan
postur, keseimbangan, dan kemampuan untuk
bergerak),
• dianggap merupakan suatu sindroma (kombinasi
gejala-gejala) karena ada tiga ciri utamanya:
rigiditas (meningkatnya tonus otot),
• bradikinesia (pergerakan yang lamban), dan
tremor. Rigiditas akan bertambah dengan adanya
pergerakan. 13
Sebab dari parkinsonisme adalah
ketidakseimbangan dari neuromuscular,
dopamine dan asetilkolin
14
Antikolinergik
• mengurangi rigiditas dan sebagian
dari tremor yang merupakan ciri khas
dari parkinsonisme, tetapi efeknya
sedikit pada bradikinesia
15
A. OBAT-OBAT ANESTETIK
• Anestetik dibagi dalam dua golongan,
yaitu
1.anestetik umum yang meniadakan
rasa, tetapi juga meniadakan
kesadaran
2. anestetik lokal atau zat-zat
penghilang rasa setempat
16
1. Anestetik Umum
17
• Anestetik umum menekan sistem saraf
pusat, mengurangi nyeri, dan
menyebabkan hilangnya kesadaran
• a. Mekanisme terjadinya anesthesia
• opiate kalsium dan NO diduga
berperanan dalam mekanisme kerja
anestetik.
• Pada akhir 1970-an berkembang teori
opiate yang menyatakan bahwa anestetik
inhalasi bekerja melalui reseptor opiate
18
b. Jenis anestetik umum
• dibedakan atas anestetik inhalasi dan
anestetik intravena
• Anestesi seimbang terdiri dari:
• a. Hipnotik diberikan semalam
sebelumnya. b. Premedikasi: untuk
meniadakan kegelisahan digunakan
analgesic narkotik atau
benzodiazepine (misalnya, midazolam)
dan antikolinergik (contoh, atropine)
untuk mengurangi sekresi diberikan.
19
lanjutan
• kira-kira 1 jam sebelum pembedahan. c.
Induksi anestesi, misalnya barbiturate
dengan masa kerja singkat, seperti
natrium thiopental
• d. Gas inhalan, seperti nitro-oksida dan
oksigen untuk mempertahankan anestesi.
• e. Pelemas otot jika diperlukan, misalnya
tubokurarin dan galamin.
20
Tahap-tahap anestesi
22
2. Anestesi Lokal
23
Hj.Erpita Yanti
Thank You