P2. Farmakokinetik & Dinamik

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

Farmakodinamik

Farmakokinetik
Apt. Ika Sutra Perwirahayu Aji Saputri, M. Farm
Farmakodinamik

01 Pengertian

02 Proses Obat dalam Tubuh

03 Macam-macam Resep Obat


Farmako dinamik
Subdisiplin ilmu farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi, fisiologi obat, dan mekanisme
kerjanya dengan tujuan meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan
mengetahui respon yang terjadi 
Farmakodinamik ilmu yang mempelajari cara kerja obat, efek obat terhadap
fungsi berbagai organ dan pengaruh obat terhadap reaksi biokimia dan reaksi
organ. Farmakodinamika mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia
berbagai organ tubuh serta meka-nisme kerjanya.

Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti efek utama obat,
mengetahui interaksi obat dengan sel, dan menge- tahui urutan peristiwa serta spektrum
efek dan respon yang terjadi.
Efek Obat
Efek obat yaitu perubahan fungsi struktur (organ)/proses/tingkah laku
organisme hidup akibat kerja obat. Efek obat pada umumnya terlihat sebagai
perubahan intensitas faal organ terten-tu atau reaksi biokimianya. Efek obat
umumnya timbul karena in- teraksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme.
Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan
fisiologi yang merupakan respons khas untuk obat tersebut.
Mekanisme Kerja Obat
Secara keseluruhan ada 7 cara kerja utama dari obat :

01 Menstimulasi respon tubuh secara langsung


melalui reseptor agonis

Menekan respon tubuh secara langsung


02 melalui reseptor agonis

Mem-block/melawan respon tubuh dengan


03 berikatan dengan reseptor namun tidak meng-
aktifkannya

04 Menstabilkan respon tubuh


Mekanisme Kerja Obat
Secara keseluruhan ada 7 cara kerja utama dari obat :

05 Sebagai pengganti fungsi substansi tubuh

Reaksi kimia langsung yang menguntungkan


06 seperti pada antioksidan

Reaksi kimia langsung yang merugikan seperti


07 pada keracunan
Definisi Resep Obat
Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter gigi, dokter
hewan, dan dokter secara umum yang berisi izin menurut perundang -
undangan yang berlaku bagi para apoteker pengelola apotek untuk me-
nyiapkan atau membuat, meracik, dan menyerahkan obat kepada pasi-
en yang membutuhkan. 
Untuk bentuknya, biasanya jenis resep obat berbentuk persegi
panjang dengan ukuran ideal lebar 10 – 12 cm dengan panjang ideal se-
besar 15 – 20 cm.
Macam-macam Resep
Insert the title of your subtitle Here

Resep Standar Resep Magistralis


Jenis resep yang memiliki format khusus dari
resep yang komposisi di dalamnya telah paten
dokter, ia berisi campuran atau obat tunggal
01 dan tertulis dalam buku farmakope atau buku
standar lainnya. Untuk penulisannya wajib 02 yang diencerkan sehingga saat menyajikan obat
ini apoteker perlu membuat racikan terlebih
mengikuti ketentuan dari buku standar. Resep
dahulu. Nama lain dari resep ini adalah R/.
ini bernama R/. Officinalis.
Polifarmasi. 

Resep Medicinal Resep Obat Generik


Jenis resep obat yang terakhir berisi penulisan
Resep ini berisi obat jadi, obat paten, ataupun resep obat menggunakan nama generik dalam
03 obat merek generik dan merek dagang.
Namun, apoteker tidak perlu meracik obat
04 bentuk sediaan atau jumlah yang khusus. Untuk
menyediakan apoteker ini, tidak ada keharusan
dalam resep ini sebab obat yang pasien untuk meracik. Namun apabila dokter
perlukan sudah jelas.  menyarankan untuk meracik, maka akan ada
peracikan. 
Farmakokinetik

01 Pengertian

02 Absorbsi dan Bioavaibilitas

03 Distribusi

04 Biotransformasi
Farmakokinetik

05 Ekskresi

06 Dosis
Farmako kinetik
Menjelaskan tentang apa yang terjadi dengan suatu zat di dalam organisme, misalnya bagaimana perjalanan obat dalam
tubuh. Farmakokinetik mengamati jenis-jenis proses seperti absorbsi, distribusi, biotranspormation (metabolisme)
dan exresion. Perubahan konsentrasi obat yang terjadi dalam organisme khususnya dalam plasma di buat grafik terhadap
waktu.
Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib
obat dalam tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya
(ADME). Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian
umunya mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai di
tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian dengan atau tanpa biotrans-
formasi, obat diekskresi dari dalam tubuh. Seluruh proses ini dise-but dengan
proses farmakokinetika dan berjalan serentak seperti yang terlihat pada gambar
dibawah ini.
Absorpsi
Proses masuknya obat dari tempat obat kedalam sirkulasi sistemik (pembuluh darah). Kecepatan
absorbsi obat tergantung pada :

Kelarutan
Resep Standar pH
resep yang komposisi di dalamnya telah paten

01 dan tertulis
Obat harus dapat
bentuk
standar
dalam
terlarut.
lainnya.
melarut
buku
Sehingga
atau
Untukdari
farmakope
obat sudah atau
dalambuku
kece-patan melarut
penulisannya wajib 02 Obat yang bersifat asam lemah akan mudah menembus
membran sel pada suasana asam. Jika pH obat berubah
mempengaruhi kecepatandariabsori.
mengikuti ketentuan buku standar. Resep (ditambah buffer) maka absorbsi akan melambat.
ini bernama R/. Officinalis.

Sirkulasi Darah Tempat Absorbsi

Pemberian obat melalui sublingual akan lebih cepat Obat dapat diabsorbsi misalnya dikulit, mem- bran
03 diabsorbsi dibanding subkutan, karena umumnya 04 mukosa, dan usus halus. Obat yang oral, absorbsi terjadi
sirkulasi darah di subkutan lebih sedikit (jelek) di usus halus karena luas per-mukaannya. Jika obat
dibandingkan di sublingual. inhalasi, diabsorbsi sa- ngat cepat karena epitelium paru-
paru juga sangat luas.
Distribusi
Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selain tergantung
dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat fisiko- kimianya. Distribusi obat dibedakan
atas 2 fase berdasarkan penyebarannya di dalam tubuh.

Fase Pertama Fase Kedua

01
Distribusi fase pertama terjadi segera setelah
penyerapan, yaitu ke organ yang perfusinya sangat baik 02 Distribusi fase kedua jauh lebih luas yaitu
jaringan yang perfusinya tidak
mencakup
sebaik organ di atas
misalnya jantung, hati, ginjal, dan otak. misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan lemak.
Biotransformasi

Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh
dan dikatalis oleh enzim khususnya CYT 45. Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar, artinya lebih
mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal. Selain itu,
pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat. Tetapi,
ada obat yang metabolitnya sama aktif, lebih aktif, atau tidak toksik. Ada obat yang merupakan calon obat (prodrug)
justru diaktifkan oleh enzim biotransformasi ini. Metabolit aktif akan mengalami bio- transformasi lebih lanjut dan/atau
diekskresi sehingga kerjanya berakhir. Enzim yang berperan dalam biotransformasi obat dapat dibedakan berdasarkan
letaknya dalam sel, yakni enzim mikro-som yang terdapat dalam retikulum endoplasma halus (yang pada isolasi in vitro
membentuk mi-krosom), dan enzim non-mikrosom. Kedua macam enzim metabolisme ini terutama terdapat da- lam sel
hati, tetapi juga terdapat di sel jaringan lain misalnya ginjal, paru, epitel, saluran cerna, dan plasma.
Ekskresi

Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil
biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat atau metabolit polar diekskresi lebih cepat
daripada obat larut lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru. Ginjal merupakan organ ekskresi
yang terpenting. Ekskresi disini merupakan resultante dari 3 preoses, yakni filtrasi di glomerulus,
sekresi aktif di tubuli proksimal, dan rearbsorpsi pasif di tubuli proksimal dan distal.
Parameter Farmakokinetik

Bioavailabilitas
01 Ketersediaan hayati didefinisikian sebagai fraksi obat cara pemberian
apapun tidak berubah Yang mencapai sirkulasi sis- temik setelah diberikan
melalui cara pemberian apapun.

02 Clearance
Prinsip bersihan obat adalah sama dengan konsep bersihan pada faal
ginjal. Di definisikan kecepatan eliminasi dalam urin. Pada tingkatan yang
paling sederhana bersihan suatu obat adalah ratio dari kecepatan
eliminasi obat keseluruhan terha-dap konsentrasi obat di dalam cairan
biologi. Clearance obat bergantung dari kemampuan beberapa organ
seperti liver dan ginjal untuk metabolisme dan ekskresi.
Parameter Farmakokinetik

03 Volume distribusi
menghubungkan jumlah obat dalam tubuh dengan konsentrasi obat dalam
darah atau plasma. Volume ditribusi dapat ditetap-kan berkenaan dengan
darah, plasma atau air (obat yang tidak terikat). Obat – obat yang
mempunyai volume distribusi yang sangat tinggi memiliki konsentrasi obat
lebih tinggi di dalam jaringan ekstravaskular. Tetapi ada beberapa bagian
seperti Central Nervous System atau otak yang memiliki akses lemah.

04 Waktu paruh
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah jumlah obat dalam tubuh
menjadi separuhnya selama eliminasi. Sementara organ eliminsi hanya dapat
membersihkan obat dari darah bila ada kontak langsung dengan organ
eliminasi tersebut.
Dosis Obat
Jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu
terhadap suatu penyakit. 
Tujuan perhitungan dosis obat adalah, agar pasien mendapat- kan
obat sesuai dengan yang diperlukan oleh pasien tersebut, baik berda-
sarkan kemauan sendiri atau berdarkan dosis yang ditentukan oleh dokter
penulis resep kalau obat tersebut harus dengan resep dokter.
Macam-macam Dosis Obat

01 Dosis Terapi atau Dosis Lazim

02 Dosis Maksimal (DM)

03 Lethal Dose 50

04 Lethal Dose 100


Farmakokinetik

05 Dosis Toksis

06 Dosis Sinergis
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai