MODUL 2
(SESAK)
BLOK RESPIRASI
Tutor: dr. Rahmawati, Sp. Rad.
Disusun Oleh:
• Anugrah Juliastiar Aksan Domu_11020200003
• Muhammad Reyhan Sakti_11020200018
• A. Muhammad Dzaky Tenrisessu_11020200029
• Haslinda_11020200038
• Dina Fitriyani Rusdin Vanath_11020200046
• Evi Sulastri_11020200072
• Andi Alifiyah Az-Zahro Iswahyudi_11020200080
• St Ramadina Puteri Tri Tiro Pasigai_11020200090
• Fitri Sahya Jusman_11020200109
• Laluna Ainun Wahyudi_11020200113
• Mutiara_11020200121
Skenario 04:
Seorang laki-laki 58 tahun datang ke rumah sakit karena
sesak sejak beberapa hari lalu dan saat ini sesak semakin
bertambah. Keluhan ini sering disertai batuk dengan
dahak kadang sulit dikeluarkan. riwayat merokok (+) 12
batang per hari.Pada pemeriksaan fisis toraks tampak
simetris, wheezing (+).
KATA SULIT
1. WHEEZING
WHEEZING
Adalah manifestasi simtomatik dari setiap
proses penyakit yang menyebabkan obstruksi
jalan napas. Selama ekspirasi, adanya
mengi/wheezing menunjukkan bahwa tingkat
aliran ekspirasi puncak individu < 50%
dibandingkan dengan normal.
Patel PH, Mirabile Vs, Sharma S. Wheezing. [Updated 2021 may 12]. In: Statpearls [internet]. Treasure Island (FL): Statpearls Publishing; 2021 Jan. Available From:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482454/
Kalimat
kunci
1. Seorang laki laki 58 tahun
2. Keluhan sesak beberapa
hari lalu dan saat ini sesak
semakin bertambah
3. Keluhan ini sering disertai
batuk dengan dahak kadang
sulit dikeluarkan.
4. Riwayat merokok 12 batang
perhari
5. Pemeriksaan fisis toraks
tampak simetris
6. Wheezing (+)
PERTANYAAN
1. Bagaimana struktur anatomi dan fisiologi organ organ respirasi?
2. Bagaimana patomekanisme dari sesak?
3. Bagaimana hubungan riwayat merokok pasien dengan keluhan sesak
nafas?
4. Bagaimana langkah langkah diagnosis sesuai dengan diferensial
diagnosis?
5. Apa diferensial diagnosis berdasarkan skenario?
6. Bagaimana penatalaksanaan berdasarkan dengan skenario?
7. Apa factor resiko dan pencegahan yang harus dilakukan sesuai
dengan diferensial diagnosis?
8. Bagaimana langkah langkah interferensi klinis agar pasien dapat
berhenti merokok?
9. Bagaimana perspektif islam berdasarkan dengan skenario?
PEMBAHASAN
ANATOMI ORGAN
RESPIRASI
1. Hidung 2. Faring 3. Laring
Kennedy, J. (2012). Clinical Anatomy Series‐ Lower Respiratory Tract Anatomy. Scottish Universities Medical Journal.,
1(2), pp.174‐179
4. Trakea 5. Bronchus 6. Bronkiolus 7. Alveolus
Kennedy, J. (2012). Clinical Anatomy Series‐ Lower Respiratory Tract Anatomy. Scottish Universities Medical Journal.,
1(2), pp.174‐179
FISIOLOGI PERNAFASAN
Mekanisme Pernafasan:
a. Inspirasi b. Ekspirasi
= adalah masuknya O2 dari = adalah keluarnya CO2 dari
atmosfir & CO2 ke dalam jalan paru ke atmosfir melalui jalan
dafas. nafas.
Pada saat inspirasi; otot difragma Pada saat ekspirasi: otot
akan berkontraksi dan kubah difragma naik kembali ke posisi
difragma turun ( posisi diafragma semula ( melengkung ) dan
datar ), selanjutnya ruang otot muskulus intercotalis interna
intercostalis externa menarik dinding relaksasi. Akibatnya tekanan
1. Otot inspirasi utama (principal), yaitu: dan ruang didalam dada
dada agak keluar, sehingga volume
-M. interkostalis eksterna, mengecil sehingga dinding dada
paru-paru membesar, tekanan dalam
paru-paru akan menurun dan lebih -M. interkatiliginus parasternal, dan masuk ke dalam udara keluar
rendah dari lingkungan luar sehingga -Otot diafragma. dari paru-paru karena tekanan
udara dari luar akan masuk ke dalam 2. Otot inspirasi tambahan paru-paru meningkat.
paru-paru. -M. sternokleidomastoideuS
-M. skalenus anterior
Guyton, Arthur C., & Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
Ganong, F. William. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed. 22. Jakarta: EGC
FISIOLOGI
Pengaturan pernafasan
PERNAFASAN Terdapat 5 tahap dalam proses respirasi :
Proses pengaturan pernafasan> batang REGULASI
otak
Distribusi darah ke seluruh tubuh
PERFUSI
Pengangkutan O2 dan CO2 ke jaringan. .
Transportasi
Proses berpindahnya O2 dari alveoli ke
DIFUSI dalam darah, serta keluarnya CO2 dari
darah ke alveoli.
Proses keluar masuknya udara ke dalam
paru,serta keluarnya CO2 dari Alveoli ke
atm.
VENTILASI
Guyton, Arthur C., & Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
Ganong, F. William. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed. 22. Jakarta: EGC
PATOMEKANISME SESAK
Morgan WC, Hodge HL. Diagnostic evaluation of dyspnea. 2014. American.
HUBUNGAN RIWAYAT
MEROKOK DENGAN SESAK
NAFAS
Partikel asap rokok dan zat iritan lainnya
mengaktifkan makrofag alveolar dan sel
epitel jalan napas dalam membentuk menimbulkan kerusakan struktur paru
faktor kemotaktik, pelepasan factor
kemotaktik
menimbulkan kerusakan struktur paru. Merokok dapat
menyebabkan hiperreaktivitas bronki (HBR),
sehinggamengalami penyakit saluran napas kronik yang
diakibatkan oleh kelainan reversible pada bronkus yang
ditandai dengan adanya obstruksi pada fungsi paru
obstruksi inilah yang menyebabkan sesak
nafas
Saminan.2013.Hubungan merokok dengan obstruksi saluran napas.Penerbit : FK Syiah Kuala
Differential Diagnosis
KET EMFISEMA PARU PPOK ASMA BRONKIAL
DEFENISI Emfisema berasal dari bahasa Menurut Global Initiative for Chronic Asma bronkial adalah penyakit
Yunani, emphysaein yang berarti Obstructive Lung Disease (GOLD), inflamasi kronis pada saluran napas
mengembang dan didefinisikan PPOK adalah penyakit dengan yang ditandai dengan
menjadi pelebaran abnormal karakteristik hambatan saluran hiperreaktivitas bronkus dan
menetap ruang udara (alveoli distal napas yang tidak sepenuhnya berbagai derajat obstruksi saluran
terhadap bronkiolus terminal) reversible dan biasanya progresif napas.
disertai kerusakan dindingnya tanpa dan berhubungan dengan respons
fibrosis yang nyata. inflamasi dikarenakan bahan yang
merugikan.
ETIOLOGI • Paparan gas berbahaya, • Kebiasaan merokok • Alergen (debu rumah, bulu
• Merokok (penyebab umum). • Polusi udara (paparan debu, binatang),
• Perokok pasif, dan gas-gas kimia) • Makanan (bumbu, penyedap,
• Infeksi paru-paru, dan alergi. • Usia pengawet)
• Jenis kelamin • Infeksi saluran napas
• Infeksi • Perubahan cuaca
• Kurangnya alfa anti tripsin • Zat kimia dan obat-obatan,
Aktivitas berlebihan, Bahan
iritan, Bau yang merangsang,
Emosi.
• Jonathan, S., Damayanti, T., & Antariksa, B. (2019). Pathophysiology of Emphysema. Jurnal Respirologi Indonesia, 39(1), 60-69
• Parul,Pahal. dkk. 2021. Empisema. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482217/
• Oktaria, D., & Ningrum, M. S. (2017). Pengaruh Merokok dan Defisiensi Alfa-1 Antitripsin Terhadap Progresivitas Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Emfisema. Jurnal Majority, 6(2), 43-49.
• Simanjuntak, E. and Serepina, A., 2020. Perspektif Terkini terhadap Penyakit Paru Obstruktif Kronis : Review Literatur.
• RAHMADI, Y., 2015. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. W DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI. Universitas Muslim Surakarta,.
• Paramasivam, K., 2017. PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK). BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNUD / RSUP SANGLAH
LANGKAH DIAGNOSIS
-Sesak
-Battuk
-Nyeri dada
-Demam
pusing
ANAMNESIS
❖ Identitas pasien
❖ Keluhan utama PEMERIKSAAN FISIK
❖ Keluhan penyakit sekarang
❖ Riwayat penggobatan & Alergi ❖ Pemeriksaan kepala
obat ❖ Pemeriksaan leher
❖ Riwayat penyakit dahulu ❖ Pemeriksaan dada
❖ Riwayat penyakit keluarga
❖ Riwayat social, ekonomi.
❖ Riwayat kebiasaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
❖ Pemeriksaan radiologis
❖ Uji fungsi faal paru
❖ Tes analisis gas darah
1. Wiriansyah, Edward Pandu. 2014. Langkah-langkah Anamnesa & Pemeriksaan Fisik Diagnostic Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi. Makassar. Fakultas Kedokteran UMI
2. Uyainah,Anna,dkk. Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
KET EMFISEMA PARU PPOK ASMA BRONKIAL
• 60% menyebabkan kematian di • Prevalensi PPOK adalah • Berdasarkan riskesdas 2007
Indonesia (Kemenkes RI, 2019). sebesar 3,7%. Angka kejadian terdapat peningkatan prevalensi
• Prevalensi PPOK di Indonesia penyakit ini meningkat dengan Asma seiring bertambahnya
pada usia > 30 tahun sebesar bertambahnya usia dan lebih usia, di mana umur <1 tahun
3,7%, tertinggi di Propinsi tinggi pada laki-laki (4,2%) prevalensinya sebesar 1,1%
EPIDEMIOLOGI Lampung (1,4%). dibanding perempuan (3,3%). dan umur 75+ prevalensinya
sebesar 12,4%.
• Riskesdas 2013 terlihat bahwa
umur 25-34 tahun mempunyai
prevalensi Asma tertinggi yaitu
sebesar 5,7% dan umur <1
tahun memiliki prevalensi Asma
terendah sebesar 1,5%.
• Sesak napas • Batuk kronik • Sesak napas
• Batuk kronis • Sesak napas • Mengi saat ekspiras
• Barrel chest • Mengi • Sensasi tekanan dada
• Ronkhi • Batuk
GAMBARAN KLINIS
KET EMFISEMA PPOK ASMA BRONKIAL
• Uji faal paru dengan • Uji Faal Paru dengan • Laboratorium (Pemeriksaan
spirometri, Spirometri dan Bronkodilator sputum, pemeriksaan
• Foto torak PA dan Lateral, (post-bronchodilator) darah),
• Analisa gas darah, • Foto Torak PA dan Lateral • Pemeriksaan radiologi (foto
• Pemeriksaan sputum • Analisa Gas Darah (AGD) toraks)
PEMERIKSAAN • Pemeriksaan darah rutin • Pemeriksaan sputum • Pemeriksaan tes kulit
PENUNJANG • Pemeriksaan Darah rutin • Spirometri.
• Pemeriksaan penunjang
lainnya Pemeriksaan
Electrocardiogram (EKG)
a. Terapi farmakologi a. Non Farmakologi: a. Edukasi
- Bronkodilator - Nutrisi b. Pemantauan tanda gejala
- Kortikosteroid inhalasi (ICS) - Rehabilitasi asma
- Inhibitor fosfodiesterase-4 - terapi O2 c. Pemeriksaan faal paru
- Terapi inhalasi 3x lipat(LABA - Ventilatory Support • obat pengontrol:
+ LAMA+ICS) b. Farmakologi - Glukortikosteroid inhalasi
PENATALAKSANAAN - Terapi augmentasi antispirin -bronkodilator - Metilsantin teofilin
b. Terapi pendukung -kortikosteroid inhalasi • Obat pelega:
c. Terapi intervensi &sistemik - Agonis β2
-phosphodiesterase-4 inhibitor - Metilsantin
-ventilasi mekanik - Antikolinergik
- adrenalin
KET EMFISEMA PPOK ASMA BRONKIAL
• Insufisiensi atau kegagalan • Hipoksemia • Pneumothorak
pernapasan • Asidosis respiratory • Pneumomediastium dan
• Radang paru-paru • Infeksi respiratory emfisema sub kutis
• Pneumotoraks • Gagal jantung • Atelektasis
• Atelektasis kronis • Kardiak disritmia • Aspirasi
KOMPLIKASI • Kor pulmonal • Status Asmatikus • Kegagalan jantung/
• Emfisema interstisial gangguan irama jantung
• Infeksi saluran pernapasan • Sumbatan saluran nafas
berulang yang meluas / gagal nafas.
• Asidosis respiratorik,
hipoksia, dan koma
pasien dengan emfisema yang Pasien dengan komorbiditas Prognosis asthma umumnya
telah meningkat kadar serum lain (misalnya, hipertensi baik apabila terkontrol. Apabila
alfa-1 antitrypsin memiliki pulmonal, penyakit asthma tidak terkontrol, maka
angka kematian yang lebih kardiovaskular, kanker paru- dapat timbul komplikasi seperti
tinggi. paru) biasanya memiliki penyakit paru obstruktif kronis
PROGNOSIS prognosis yang lebih buruk (PPOK).
PENATALAKSANAAN
BERDASARKAN
SKENARIO
You can simply impress
CONTENTS
your audience and add a
unique zing and appeal to
your Presentations.
Global initiative for asthma (GINA). Global Strategy for Asthma
Management and Prevention, 2019. Available from: www.ginasthma.org
FAKTOR RISIKO DAN PENCEGAHAN
PENCEGAHAN SESAK
FAKTOR RISIKO: NAPAS :
∙ Memiliki berat badan ∙ Menghindari asap rokok, zat
berlebihan atau obesitas iritan, alergen, dan polusi udara
∙ Terlalu kurus lainnya
∙ ∙ Mencukupi asupan air putih
Menderita penyakit yang
melemahkan otot, seperti setiap harinya
myasthenia gravis atau distrofi ∙ Berolahraga secara rutin
otot ∙ Menjaga berat bada agar tetap
∙ Menderita anemia ideal
∙ Merokok ∙ Mengonsumsi makanan dengan
∙ Bekerja di lingkungan yang gizi seimbang, Merencanakan
1. Ferry, et al. (2019). Diagnostic Approach to Chronic Dyspnoea in penuh polusi atau debu perjalanan dengan matang
Adults. Journal of Thoracic Disease, 11(Suppl 17), pp. S2117–S2128
∙ ∙ Menjaga kebersihan tangan.
2. Berliner, et al. (2016). The Differential Diagnosis of Dyspnea.
Deutsches Arzteblatt International, 113(49), pp. 834–845.
Berada di dataran tinggi
LANGKAH INTERFERENSI BERHENTI MEROKOK
RELEVANCE
RISK
4R REWARDS
REPITITION
Halpern SD, French B, Small DS, Saulsgiver K, Harhay MO, McGovern JA. Randomized Trial of Four Financial-Incentive Programs for Smoking Cessation. N Eng J Med. 2015; 372: 2108-17. 3.
LANGKAH INTERFERENSI
BERHENTI MEROKOK
ASK
+ ANTICIPATORY
ADVISE
GUIDANCE
4A
ASSIST
ARRANGE
Halpern SD, French B, Small DS, Saulsgiver K, Harhay MO, McGovern JA. Randomized Trial of Four Financial-Incentive Programs for Smoking Cessation. N Eng J Med. 2015; 372: 2108-17. 3.
PERSPEKTIF ISLAM SESUAI
SKENARIO
َف َمن يُ ِر ِد ٱلل َّ ُه َأن يَ ْه ِديَ ُهۥ يَ ْش َر ْح َص ْد َر ُهۥ
Artinya : “Barang siapa yang Allah
menghendaki akan memberikan
kepadanya petunjuk, niscaya Dia
ج َع ْل ي
ْ َ ُ ُ ۥ هَ ّ لضِ ي ن َأ لِلِْإ ْسل َٰ ِم ۖ َو َمن يُ ِر ْد melapangkan dadanya
(memeluk agama) Islam. Dan
untuk
َص ْد َر ُهۥ َض ِيّقًا َح َر ًجا كََأن ّ َ َما يَ ّ َص َّع ُد ِفى
barang siapa yang dikehendaki
Allah kesesatannya, niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi
ٱلر ْج َسِّ ج َع ُل ٱلل َّ ُه ْ َٱلس َمٓا ِء ۚ ك َ َٰذلِ َك ي
َّ sempit, seolah-olah ia sedang
mendaki langit. Begitulah Allah
ون َ َعل َى ٱل َّ ِذ
َ ُ ين ل َا يُْؤ ِمن menimpakan siksa kepada orang-
orang yang tidak beriman. (QS. Al
An’am : 125)”
THANK YOU