Brevet Pajak Polines - PPH Potput 2022
Brevet Pajak Polines - PPH Potput 2022
Brevet Pajak Polines - PPH Potput 2022
PPh POTPUT
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No 36 Tahun 2008 Perubahan Keempat atas
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
2. Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 berlaku 1 Juli 2013
3. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2018 berlaku 1 Juli 2018
4. Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka
Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-
Undang
5. Undang-Undang No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal
111 Klaster Kemudahan Berusaha: Bidang Perpajakan yang
terdampak Pasal 2,4 dan 26 UU No.36 Tahun 2008
6. Undang-undang No.7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan
PENGHASILAN
3
SISTEM
SELF PEMBAYARAN OFFICIAL
ASSESSMENT PAJAK ASSESSMENT
WITHHOLDING
SYSTEM
4
KEWAJIBAN PAJAK THN BERJALAN
(CURRENT PAYMENT)
ESTIMATED TAX
WITHHOLDING TAX
TUJUAN:
- KELANCARAN KAS NEGARA
- MERINGANKAN BEBAN WAJIB PAJAK
5
WITHHOLDING TAX
PEMBERI PENERIMA
PENGHASILAN PENGHASILAN
OBYEK
TARIF
TATA CARA
HAK DAN KEWAJIBAN
JENIS PAJAK
6
ASPEK PPh PASAL 21/26, 22, 23/26 & 4 AYAT (2)
PASAL 15 DALAM KEGIATAN SEHARI-HARI
SIAPA -SIAPA
SUBJEK YANG BERPERAN
APA-APA
OBJEK YANG DIKENAKAN
PAJAK
DPP TARIF
DAN
& PERHITUNGAN
TARIF
KEWAJIBAN
ADMINISTRASI MENURUT PERATURAN
BAGAIMANA CARA
MENGHINDARI
STRATEGI TIMBULNYA MASALAH
7
KEWAJIBAN
PEMOTONG PAJAK
DAFTAR NPWP
MELAKSANAKAN PEMOTONGAN
MEMBUATKAN BUKTI POTONG
MENYETOR PAJAK
8
HAK PEMOTONG PAJAK
1. MEMINTA BUKTI POTONG
2. PERMOHONAN PEMBEBASAN
PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN
PAJAK
3. PEMBETULAN SPT (PASAL 8 UU KUP)
4. MENGAJUKAN KEBERATAN DAN
BANDING
5. MENGAJUKAN PERMOHONAN
PEMINDAHBUKUAN ATAU SSP
9
SANKSI-SANKSI
1. TIDAK ATAU TERLAMBAT MENYAMPAIKAN SPT
2. PEMBETULAN SPT
A. SPT BELUM DIPERIKSA
B. SPT SUDAH DILAKUKAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
C. JANGKA WAKTU 2 TAHUN SUDAH LEWAT
3. TERLAMBAT MEMBAYAR PAJAK
4. PENELITIAN SPT
5. SKPKB
6. SKPKBT
7. BUNGA PENAGIHAN
8. MENGANGSUR/MENUNDA PEMBAYARAN PAJAK
9. ALPA
10. SENGAJA
10
PROSES ADMINISTRASI
MAX. AKHIR BULAN
PEMBUATAN BUKTI POTONG SAAT TERHUTANG
SANKSI-SANKSI
2 % X KURANG SETOR PER BULAN
TELAT SETOR
Ph BRUTO(>10,2jt) – PTKP
Dikurangi PTKP
Kawin
Tidak
Kawin Suami tidak
Kawin
berpenghasilan
I 0 - Rp 50 juta 5% 0 - Rp 60 juta 5%
Penghitungan pajak penghasilan orang pribadi diterapkan atas penghasilan yang jumlahnya melebihi
batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Dalam RUU HPP, besaran PTKP tidak berubah yaitu bagi orang pribadi lajang sebesar Rp4,5 juta per bulan atau
Rp54 Juta per tahun. Tambahan sebesar Rp4,5 juta diberikan untuk Wajib Pajak yang kawin dan masih ditambah
Rp4,5 juta untuk setiap tanggungan maksimal 3 orang.
Ilustrasi Penghitungan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Asumsi penghitungan PPh untuk status WP OP lajang (TK/0)
Total
Perubahan
PPh tarif ini tidak300
300 ribu menambah
ribu beban
3,4 JutaPPh bagi orang pribadi
2,7 Juta 4,9 Jutayang berpenghasilan
3,9 Juta 13,9s.d.
JutaRp5 miliar
12,9 Juta
Terutang
setahun.
Masyarakat berpenghasilan sampai dengan 4,5jt per bulan tetap tidak membayar PPh sama sekali.
Data dari SPT tahun 2019, dari 11,5 juta WP yang melaporkan SPT hanya 4,9 juta WP yang membayar 4
pajak
Masyarakat dengan penghasilan di atas 4,5jt per bulan, mayoritas akan membayar pajak yang lebih
rendah.
PPh Pasal 21
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif < = 4,5jt
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai
Berkesinambungan Tidak
berkesinambungan Exc. Pasal 13 ayat (1) berkesinambungan
(50 % x Ph Bruto)
- (50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan,
Dihitung secara Dihitung secara (50 % x Ph Bruto)
kumulatif kumulatif
Pembayaran Bersifat Berkesinambungan (Memiliki
NPWP dan Lebih dari 1 Sumber)
3.900.000
5.700.000
6.825.000
12.075.000
PPh Pasal 21:
Peserta Kegiatan
Tarif Pasal 17
UU PPh
Penghasilan Bruto
Diperhitungkan oleh
merupakan kredit
pemotong dengan
pajak dalam SPT
PPh Pasal 21 bulan-
Tahunan PPh
bulan selanjutnya
PAJAK PENGHASILAN
SEHUBUNGAN DENGAN
PENGHASILAN BERUPA:
GAJI, UPAH, HONORARIUM, TUNJANGAN, DAN
PEMBAYARAN LAIN DENGAN NAMA APAPUN
WP DN WP LN
Umum:
• Akhir bulan pembayaran atau terutangnya
penghasilan, mana yang lebih dulu.
Khusus:
• Saat jatuh tempo bunga dan sewa
• Saat tersedia untuk dibayarkan dividen
• Saat yang ditentukan dalam kontrak/
perjanjian atau faktur royalti, jasa
Pasal Terdampak
• Pasal 4 ayat (2) huruf a diubah
PPh PASAL 4 AYAT 2
Penghasilan dari
Penghasilan dari
Penghasilan dari Pengalihan Hak
Jasa Persewaan
Jasa Konstruksi atas Tanah &/
Tanah & / Bgn
Bangunan
DIPOTONG dgn DIPOTONG dari Jml BRUTO dgn tarif : 1. DIPOTONG dgn tarif
TARIF 10% PELAKSANAAN : 5% dari Jml BRUTO
dari jml - 2% kualifikasi USAHA KECIL kecuali :
BRUTO - 3% kualifikasi selain Ush KECIL < Rp 60 jt & Phsl < PTKP
Termsk : bi perawatan, - 4% TDK memiliki kualifikasi USAHA
pemeliharaan, 2. DIPOTONG dgn tarif
keamanan, PERENCANAAN & PENGAWASAN : 1% dari Jml BRUTO
fasilitas lain & - 4% memiliki kualifikasi USAHA khusus Rmh Sederhana &
service charge - 6% TDK memiliki kualifikasi USAHA Rh Susun Sederhana
baik yg perjanjiannya
disatukan / terpisah
35
Bunga Deposito:
1. Aditya menyimpan uang di Bank ABC dalam bentuk deposito sebesar
Rp100.000.000 dengan tingkat bunga 12% per tahun. Atas deposito tersebut,
Aditya menerima bunga setiap bulan sebesar Rp1.000.000. Berapa besaran
pajak yang harus dibayarkan atas bunga deposito Aditya?
Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong Bank ABC adalah 20% x Rp1.000.000 =
Rp200.000
Pajak deposito per tahun = Rp200.000 x 12 bulan = Rp2.400.000
Batas peredaran bruto tidak dikenai pajak bagi Wajib Pajak orang pribadi
Bagi orang pribadi pengusaha yang menghitung PPh dengan tarif final 0,5% (PP
23/2018) dan memiliki peredaran bruto sampai Rp 500 juta setahun tidak dikenai
PPh.
Ilustrasi penghitungan pajak Tuan A pengusaha toko
kelontong pada Tahun Pajak 2022
Peredaran Usaha Peredaran Bruto Peredaran PPh final PPh final terutang
Peredaran Usaha
No Bulan Kumulatif Tidak Kena Pajak Usaha terutang Setelah Sebelum RUU
(Rp)
(Rp) (Rp) Kena RUU HPP (Rp) HPP (Rp)
Pajak (Rp)
Dengan berlakunya RUU HPP maka beban pajak yang harus dibayar Tuan A menjadi berkurang Rp2,5 juta
Kode MAP dan Kode Bayar Pemotongan PPh Pasal 4 (2)
Terima kasih