Pentingnya Ratifikasi Konvensi Anti Korupsi Bagi Indonesia
Pentingnya Ratifikasi Konvensi Anti Korupsi Bagi Indonesia
Pentingnya Ratifikasi Konvensi Anti Korupsi Bagi Indonesia
dan memerangi korupsi secara komprehensif. KAK 2003 menetapkan secara eksplisit bahwa korupsi merupakan
kejahatan transnasional dan membawa implikasi yang sangat luas. Korupsi meruntuhkan sendi- sendi demokrasi,
menghambat pembangunan berkelanjutan, melanggar hak asasi manusia, menggoyahkan keamanan suatu negara,
dan meminimalisasi kesejahteraan bangsa-bangsa. KAK 2003 menyiapkan 3 (tiga) strategi yang memiliki saling
ketergantungan satu sama lain. Ketiga strategi tersebut adalah kriminalisasi (criminalisation), pengembalian hasil
aset korupsi (asset recovery), dan kerjasama internasional (international cooperation).4 Penandatanganan konvensi
tersebut memberikan peluang untuk pengembalian aset-aset para koruptor yang dibawa lari ke luar negeri
negara-negara yang telah meratifikasi konvensi ini akan terikat untuk mempidanakan praktekpraktek
korupsi, termasuk bermitra dalam pemberian bantuan teknis dan keuangan dalam pengembalian aset
yang dikorup. Pelaksanaan dari KAK 2003 bisa dilihat dari berhasilnya Filipina, setelah 18 tahun,
berhasil menarik uang Presiden Ferdinand Marcos US$ 624 juta (sekitar Rp 5,6 triliun) dari rekening
bank Swiss. Peru berhasil menemukan kembali uang lebih dari US$ 180 juta (sekitar Rp 1,62 triliun)
yang dicuri bekas Kepala Intelijen Polisi Vladimiro Montesinos yang disimpan di Swiss, Kepulauan
Cayman, dan Amerika Serikat. Nigeria berhasil menemukan kembali aset US$ 505 juta (sekitar Rp 4,5
2003 dan Indonesia telah meratifikasi Undang-Undang No.7 tahun 2006 pada tanggal
18 April 2006 sebagai tindak lanjut dari kesepahaman UNCAC, bagi terciptanya