KD 3 - NPKP

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

NOMOR

PENGUKUHAN
PENGUSAHA
KENA PAJAK
(NPPKP)
Kompetensi Dasar :
3.3 Menerapkan permohonan nomor pengukuhan pengusaha
kena pajak (NPPKP)
4.3 Membuat surat permohonan nomor pengukuhan pengusaha
kena pajak (NPPKP)
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyimak presentasi, kemudian berdiskusi dan
menggali dari berbagai sumber peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP)
2. Menjelaskan fungsi Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP)
3. Menjelaskan tempat dan jangka
waktu pelaporan usaha
4. Mengidentifikasi tata cara
memperoleh Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)
5. Mengidentifikasi tata cara
pencabutan PPKP.
Pengertian PKP (Pengusaha Kena Pajak)
Berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 2000, Pengusaha Kena Pajak
(PKP) adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak
berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya. Hal ini tidak termasuk Pengusaha Kecil yang
batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
Dalam artian bisa di katakan mengenai Pengertian Pengusaha
Kena Pajak (PKP) adalah Orang Pribadi atau Badan dalam bentuk
apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya:
 Menghasilkan Barang Kena Pajak (BKP).
 Mengimpor Barang Kena Pajak (BKP).
 Mengekspor Barang Kena Pajak (BKP).
 Melakukan usaha perdagangan.
 Memanfaatkan Barang Kena Pajak (BKP) tidak
berwujud dari luar daerah.
 Melakukan usaha Jasa Kena Pajak (JKP).
 Memanfaatkan Jasa Kena Pajak (JKP) dari luar daerah.
Pengusaha Kecil
Pengusaha kecil pada hukumnya tidak harus
untuk mendaftar PKP dan bisnis yang diusung
tetap sah untuk dilanjutkan. Pengusaha Kecil
adalah setiap pengusaha yang omzet usahanya
dalam 1 tahun dibawah Rp. 4.800.000.000.
Sebaliknya, jika seorang pengusaha memiliki
omset lebih besar dari 4.800.000.000, maka
dia diwajibkan untuk mendaftar.

Syarat Pengajuan PKP


 Memiliki pendapatan bruto (omzet) dalam 1 tahun buku mencapai Rp 4,8
miliar.
 Tidak termasuk pengusaha / bisnis / perusahaan dengan pendapatan bruto
kurang dari Rp 4,8 miliar, kecuali pengusaha tersebut memilih dikukuhkan jadi
Pengusaha Kena Pajak
 Melewati proses survey yang dilakukan KPP atau KP2KP tempat pendaftaran
 Melengkapi dokumen dan syarat pengajuan PKP atau pengukuhan PKP.
Dokumen & Formulir Pendaftaran PKP yang
Harus Disiapkan :
Untuk mengajukan permohonan PKP anda harus mengisi
formulir pendaftaran PKP dan melengkapi dokumen-
dokumen berikut ini:
a. Wajib Pajak Orang Pribadi
1. Fotokopi KTP bagi WNI atau fotokopi
KITAS/KITAP bagi WNA
2. Dokumen izin kegiatan usaha yang
diterbitkan oleh instansi berwenang
3. Surat keterangan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dari pejabat
Pemerintah Daerah sekurang-
kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
b. Wajib Pajak Badan
1. Fotokopi akta pendirian atau dokumen
pendirian atau perubahan bagi
Wajib Pajak Badan dalam negeri atau surat
keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi
Bentuk Usaha Tetap (BUT), yang dilegalisasi
oleh pejabat yang berwenang
2. Fotokopi Kartu NPWP salah satu pengurus atau fotokopi paspor
dan surat keterangan tempat tinggal dari pejabat pemerintah
daerah sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa jika
penanggung jawab perusahaan adalah WNA.
3. Dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh
instansi berwenang.
4. Surat keterangan tempat kegiatan usaha yang diterbitkan dari
Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau
Kepala Desa.
c. Wajib Pajak Badan Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation)
1. Fotokopi Perjanjian Kerjasama / Akta Pendirian sebagai bentuk kerja
sama operasi (Joint Operation) yang dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang.
2. Fotokopi kartu NPWP masing-masing anggota bentuk kerja sama operasi
(joint operation) yang diwajibkan untuk memiliki NPWP.
3. Fotokopi kartu NPWP orang pribadi salah satu pengurus perusahaan
anggota bentuk kerja sama operasi (joint operation) atau fotokopi
paspor dalam hal penanggung jawab adalah WNA.
4. Dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi berwenang.
5. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah
Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa bagi Wajib Pajak
Badan dalam negeri maupun Wajib Pajak Badan asing.

Permohonan menjadi Pengusaha Kena Pajak tersebut diajukan ke


KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal,
tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha wajib pajak.
Dokumen-dokumen lain yang biasanya disertakan adalah:
1. Bukti sewa / kepemilikan tempat usaha
2. Foto ruangan / tempat usaha
3. Peta lokasi
4. Spesimen penanda tangan faktur (form disediakan KPP) &
fotokopi penanda tangan faktur
5. Daftar harta / invetaris kantor
6. Laporan keuangan (neraca laba / rugi)
7. SPT Tahunan terakhir

Daftar PKP Online, Bisakah?


Pendaftaran PKP online ada di aplikasi
e-registration DJP
https://ereg.pajak.go.id
Penyebab Syarat Pengajuan PKP Ditolak
Dalam jangka waktu 3-5 hari setelah semua persyaratan
dilengkapi dan diajukan, petugas verifikasi akan melakukan survey
atau verifikasi. Bila disetujui, maka sekitar 1-2 hari sejak survey,
maka surat pengukuhan PKP dapat diambil di KPP tempat syarat
pengajuan PKP diberikan. Keputusan Permohonan Pengajuan PKP
diterbitkan paling lambat 5 hingga 10 hari kerja setelah Bukti
Penerimaan Surat diterbitkan.
Tetapi ada kalanya, pengajuan PKP ditolak karena:
1. Tidak memenuhi semua syarat pengajuan PKP
2. Keraguan petugas atas keabsahan dan
kelayakan perusahaan
3. Pengusaha melakukan penyerahan BKP/JKP
yang dikecualikan/bukan objek PPN
Pengertian Nomor Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak (NPPKP)
Nomor Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak (NPPKP) adalah
identitas setiap wajib pajak sebagai
pengusaha yang dikenakan pajak
pertambahan nilai (PPN)
berdasarkan undang-undang PPN.
Setiap pegusaha wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan
pengusaha kena pajak (PKP) dan
atau pengusaha yang dikukuhkan
sebagai pengusaha kena pajak
memiliki surat pengukuhan kena
pajak yang berisi identitas dan
kewajiban perpajakan Pengusaha
kena pajak.
Fungsi-fungsi NPPKP adalah sebagai berikut :
 Untuk mengetahui identitas pengusaha kena pajak yang
sebenarnya.
 Untuk melaksanakan hak dan kewajiban terhadap pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.
 Untuk pengawasan terhadap administrasi perpajakan.

TEMPAT DAN JANGKA WAKTU PELAPORAN USAHA


Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, apabila sampai dengan satu bulan dalam
tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya
melebihi Rp 600.000.000,00.
Kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak tersebut dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya
setelah bulan saat jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan
brutonya melebihi Rp 600.000.000,00.
Tempat Pelaporan Kegiatan Usaha
 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau
Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang
wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal atau tempat kedudukan,
dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib
Pajak; atau
 Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
 Tempat pelaporan usaha di KPP tertentu ini adalah untuk Wajib
Pajak tertentu yang pengadministrasiannya tidak didasarkan pada
wilayah, tapi misalnya pada jenis Wajib Pajaknya atau memang
ditentukan seperti Wajib Pajak yang terdaftar di KPP LTO, KPP
Madya, atau KPP di lingkungan Kanwil Khusus.
Pencabutan PKP adalah sebagai berikut :
 Pengusaha PKP pindah alamat
kewilayah kerja KPP lain
 Pindah tempat kedudukan
 Pindah tempat kegiatan usaha
 Perubahan status perusahaan.
 Jumlah peredaran bruto tidak lagi
memenuhi syarat PKP

Proses Pencabutan PKP :


1. Direktur Jenderal Pajak akan melakukan pemeriksaan terlebih
dahulu.
2. Keputusan akan diberikan dalam jangka waktu 6 bulan sejak
permohonan diterima.
3. Jika Dirjen Pajak tidak memberikan keputusan dalam jangka
waktu 6 bulan, maka permohonan tersebut dianggap dikabulkan
dan keputusan pencabutan akan diberikan selambat-lambatnya
1 bulan setelah 6 bulan tersebut.
Kewajiban saat Terdaftar PKP
Ketika si pengusaha sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak,
Maka ia memiliki beberapa kewajiban, yaitu:
1. melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
2. memungut pajak yang terutang
3. menyetorkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang masih harus dibayar
dalam hal Pajak Keluaran lebih besar dari pada Pajak Masukan yang
dapat dikreditkan serta menyetorkan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah yang terutang
4. melaporkan pemungutan, penyetoran, dan penghitungan pajaknya
paling lambat akhir bulan berikutnya (SPT Masa PPN)

Hak PKP
1. Melakukan pengkreditan Pajak Masukan (Pembelian) atas perolehan
Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak
2. Meminta restitusi apabila Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak
Keluaran dan berhak atas kompensasi kelebihan pajak.
Keuntungan Menjadi PKP
Beberapa keuntungan apabila wajib pajak memilih menjadi
Pengusaha Kena Pajak (PKP) diantaranya adalah:
 Pengusaha dianggap memiliki sistem yang sudah baik
dianggap legal secara hukum karena sudah menjadi PKP dan
tertib membayar pajak.
 Menjadi PKP berarti perusahaan dianggap besar dan
tentunya akan berpengaruh saat menjalin kerja sama
dengan perusahaan lain yang tergolong besar.
 Dapat melakukan transaksi penjualan kepada
Bendaharawan Pemerintah.
 Pola produksi dan investasi yang baik karena penyerahan
BKP/JKP menjadi beban sipenikmat (konsumen)
 Membantu Republik ini dalam penerimaan pajak (PPN)
secara optimal
Kerugian Menjadi PKP
Beberapa kerugian apabila pengusaha memilih untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak diantaranya adalah:
 Pembayaran pajak semakin besar, karena bagi wajib pajak Non
PKP, perlakuan pajak masukan akan merugikan apabila
dibandingkan sebagai biaya.
 Mengurangi daya saing karena harga jual lebih tinggi, hal ini
karena harus memungut PPN dari lawan transaksi, apabila wajib
pajak dikukuhkan sebagai PKP maka setiap penyerahan BKP/JKP
harus ditambah dengan PPN.
 Menambah kerumitan dan pengenaan sanksi yang lebih besar,
kerumitan disini terkait dengan aturan pelaporan PPN yang
makin hari rumit serta sanksi-sanksi di depan terkait
keterlambatan maupun kesalahan faktur.

Anda mungkin juga menyukai