Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Kedudukan filsafat dalam ilmu

pengetahuan
KELOMPOK 1
A. LATAR BELAKANG

Secara etimologi filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu philosopi


Artinya cinta akan kebijaksanaan.

Secara harfiah atau konseptual filsafat dapat diartikan sebagai


aktifitas manusia untuk merenungkan tentang Segala sesuatu yang
ada, sehingga mempunyai makna yang mendalam.
ALASAN KITA MEMERLUKAN FILSAFAT

1. Filsafat membantu 2. Filsafat sedikit


manusia dalam banyaknya dapat
mengambil keputusan mengurangi
dan Tindakan dalam kesalahpahaman dan
kehidupanya. konflik dalam hidup.
B. KEDUDUKAN
FILSAFAT DALAM
Filsafat adalah induk dari ilmu (mater scientiarium)
ILMU yang melahirkan banyak ilmu pengetahuan yang
membahas sesuai dengan apa yang telah dikaji dan
PENGETAHUAN diteliti didalamnya.

Filsafat berbeda dengan ilmu pengetahuan, ilmu


pengetahuan menyelidiki masalah dari satu bidang
khusus saja, dengan selalu menggunakan metode
observasi dan eksperimen dari fakta-fakta yang
diamati. Dalam ilmu pengetahuan Filsafat mempunyai
kedudukan sentral, asal, atau pokok. Karena filsafat
yang mula-mula merupakan satu-satunya usaha
manusia dibidang kerohanian untuk mencapai
kebenaran atau pengetahuan.
Peran filsafat sangat penting bagi perkembangan dan penyempurnaan ilmu
pengetahuan. Pada dasarnya filsafat bertugas memberi landasan filosofi untuk
minimal memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu , sampai
membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah.

Pendapat imanuel kant menyataan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu


yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan
manusia secara tepat. Oleh sebab itu francis bacon menyebut filsafat sebagai
ibu agung dari ilmu-ilmu (the mother of the sciences).
ONTOLOGI ILMU

Ontomologi berasal dari yunani, yaitu


onta berarti “yang berada”, dan logos
berarti ilmu pengetahuan atau ajaran.
Ontologi merupaakan salah satu diantara
lapangan penyelidikan kefilsafatan yang
paling kuno.
Louis O. kattsoff membagi ontologi dalam tiga bagian : ontologi bersahaja,
ontologi kuantitatif dan kualitatif, serta ontologi monistik.
dikatakan ontologi bersahaja : yaitu akar segala sesuatu dipandang dalam
keadaan sewajarnya dan apa adanya, dikatakan ontologi kuantitatif : karena
dipertanyakan mengenai tunggal atau jamaknya dan ontologi kualitatif : juga
berangkat dari pertanyaan, apakah yang merupakan jenis kenyataan itu.
Sedangkan ontology monistik : adalah jika dikatakan bahwa kenyataan itu
tunggal adanya keanekaragaman, perbedaan dan perubahan dianggap semu
belaka.
 Epistimologi berasal dari Yunani: episteme, yang artinya
pengetahuan, dan logos yang artinya ilmu atau teori.
EPISTEMOLOGI Dengan artian epistemologi atau teori pengetahuan
yang membahas secara mendalam segenap proses yang
ILMU terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh
pengetahuan atau cabang filsafat yang menyelidiki asal-
muasal, metode-metode, dan sahnya ilmu pengetahuan.
 Secara garis besar terdapat dua aliran pokok dalam epistemologi,yaitu rasionalisme dan empirisme, yang
pada gilirannya kemudian muncul beberapa isme lain, misalnya: rasionalisme kritis / kritisisme,
fenomenalisme, intuisionisme, postivisme dan seterusnya.
Rasionalisme adalah suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya peran akal atau ide,
sementara peran indera dinomorduakan, pada dasarnya tidak lepas dari orientasi ini: rasio dan indera. Dari
rasio kemudian melahirkan rasionalisme yang berpijak pada dasar ontologik idealisme atau spiritualisme dan
dari indera lalu melahirkan empirisme yang berpijak pada dasar ontologik materialisme. Dan beda
emperisme dengan positivisme adalah keduanya mengutamakan pengalaman, tetapi positivisme hanya
membatasi diri pada pengalaman objektif, sementara emperisme menerima pengalaman subjektif , suatu
teori keilmuan secara fungsional mampu menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala alam
tertentu, maka secara pragmatis teori tersebut benar, dan sekiranya dalam kurun waktu yang berlainan
muncul teori lain yang lebih funsional, maka kebenaran itu teralihkan kepada teori baru tersebut. Dengan
demikian, secara pragmatis, dunia keilmuan memberikan preferensi kepada teori yang bersifat lebih
menyakinkan dan lebih bersifat umun (universal) dibandingkan dengan teori-teori sebelumnya. Penganut
positivisme ilmu pengetahuan hanya mengakui satu kebenaran, yaitu kebenaran inderawi, yang teramati
dan yang terukur, yang dapat diulang buktikan oleh siapa pun. Di luar itu tidak diakui sebagai kebenaran.
Sementara rasionalisme hanya mengakui kebenaran etik.
  
AKSIOLOGI ILMU

 Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai yang pada
umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Aksiologi meliputi nilai-
nilai, parameter bagi apa yang disebut sebagai kebenaran atau kenyataan itu,
sebagaimana kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti
kawasan sosial, kawasan fisik materiil dan kawasan simbolik yang masing-
masing menunjukkan aspeknya sendiri-sendiri
 Dalam pendekatan aksiologis ini, Jujun menyebutkan, bahwa pada dasarnya
ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Dalam
hal ini maka ilmu menurutnya dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat
dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat dan
martabat manusia serta kelestarian atau keseimbangan alam. Untuk
kepentingan manusia tersebut maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan
disusun di pergunakan secara komunal dan universal. Komunal berarti, bahwa
ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama, setiap orang
berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya sesuai dengan
komunalisme. Universal berarti bahwa ilmu tidak mempunyai konotasi
parokial sepertia: ras, ideologi atau agama. Tidak ada ilmu Barat dan tidak
ada pula ilmu Timur.
Kegunaan ilmu adalah menghasilkan pengetahuan yang dapat digunakan untuk tujuan
antara lain :
1. Membuktikan kebenaran

2. Menemukan pengetahuan

3. Memperoleh suatu pemahaman fenomena

4. Memberikan penjelasan

5. Memberikan peramalan

6. Melakukan pengemdalian

7. Melakukan penerapan
 Landasan dari ontologi ilmu adalah analisi dari objek materi terkait dengan hal atau benda
empiris. Landasan epistemologi ilmu adalah analisis tentang proses tersusunnya ilmu atau
metode ilmiah. Landasan aksiologi ilmu adalah analisis tentang penerapan hasil temuan
ilmu. Penerapan ilmu untuk memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan
keluhuran hidupnya.
CABANG-CABANG FILSAFAT KHUSUS

1. Filsafat Hukum

Filsafat hukum adalah filsafat tingkah laku atau etika yang


mempelajari hakikat hukum. Dengan kata lain, filsafat hukum adalah ilmu
yang mempelajari hukum secara filosofis. Objek filsafat hukum adalah
hukum itu sendiri yang dikaji secara mendalam sampai pada inti atau dasar
yang disebut hakikat. Fsafar hukum tidak termasuk sebagai cabang ilmu
hukum, tetapi bagian dari teori hukum (legal theory) atau disiplin hukum.
Masalah yang dibahas dalam lingkup filsafat hukum meliputi :

a. Masalah hakikat dari hukum

b. Masalah tujuan hukum

c. Mengapa orang menaati hukum

d. Masalah mengapa negara dapat menghukum

e. Masalah hubungan hukum dengan kekuasaan

 Sumber hukum dalan arti filosofis dibagi menjadi dua :

a. Sumber isi hukum, di sini dinyatakan isi hukum itu asalnya dari mana.

b. Sumber kekuatan mengikat dari hukum, mengapa hukum mempunyai kekuatan mengikat, mengapa
kita tunduk pada hukum
2, Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu adalah suatu tinjauan kritis terhadap pendapat-pendapat


ilmiah. Filsafat ilmu membandingkan atau mengembangkan pendapat-
pendapat masa lalu terhadap pendapat-pendapat masa sekarang yang
didukung dengan bukti-bukti ilmiah. Filsafat ilmu dapat dimaknai sebagai
suatu disiplin konsep dan teori tentang ilmu yang sudah dianalisis dan
siklarifikasi. Filsafat ilmu berisi dugaan dan kecenderungan yang tidak
terlepas dari pemikiran ilmuwan yang menelitinya.
 Ciri dan cara kerja filsafat ilmu :

a. Mengkaji dan menganalisis konsep-konsep, asumsi dan metode ilmiah

b. Mengkaji keterkaitan ilmu yang satu dengan lainnya

c. Mengkaji cara perbedaan suatu ilmu dengan ilmu lainnya

d. Mengkaji analisis konseptual dan bahasa yang digunakan

e. Menyelidiki berbagai dampak pengetahuan ilmiah terhadap cara pandang


manusia, hakikat manusia, nilai-nilai yang dianut manusia, tempat tinggal
manusia, sumber-sumebr pengetahuan dan hakikatnya.
3. Filsafat Kebudayaan

Filsafat kebudayaan memberikan petunjuk kepada manusia ke mana arah untuk


berkembang dengan menyelidiki sedalam-dalamnya siapa manusia itu, kemana
jalannya,kemana tujuan akhirnya. Filsafat budaya memiliki andil yang besar dalam
perubahan pola kehidupan manusia. Filsafat budaya berusaha menganalisa unsur-unsur
budaya beserta kaidah-kaidahnya, struktur, derajat dan nilai-nilai yang mengiringinya.

Filsafat budaya lahir pada abad 20. Salah satu cabang penting dari filsafat budaya adalah
filsafat antar budaya yang berakar dari budaya yang berbeda-beda serta mengakui realitas
keragaman budaya tersebut sebagai langkah membangun proses kerja sama dan dialog yang
disertai dengan kesepemahaman pemikiran
4. Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan
menggunakan hasil filsafat, yakni berupa hasil pemikiran manusia tentang
realitas, pengetahuan dan nilai. Filsafat pendidikan mempunyai tujuan untuk
memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang
ideal yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan
arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan
pendidikan, dan praktik di lapangan dengan mennggunakan rambu-rambu dari
teori pendidik.
Filsafat pendidikan dikelompokkan menjadi dua kelompok besar :

a. Filsafat pendidikan progresif

Didukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey dan romantis


naturalisme dari Roousseau.

b. Filsafat pendidikan konservatif

Didasari oleh fsafar idealisme, realisme humanisme, dan


supernaturalisme atau realisme religius.
5. Filsafat politik

Filsafat politik lahir pada saat manusia mulai menyadari bahwa tata sosial
kehidupan bersama bukanlah suatu yang diberi secara alamiah, melainkan
sesuatu yang sangat mungkin terbuka untuk perubahan.

Pada abad pertengahan, banyak filsuf politik yang mengawinkan refleksi


teknologi kristiani dengan filsafat Yunani kuno untuk merumuskan refleksi
filsafat politik. Filsafat politik juga sering muncul sebagai tanggapan
terhadap situasi krisis pada zamannya.
7. Filsafat Sejarah

Filsafat sejarah merupakan ilmu yang mempelajari serta menyelidiki teori yang
berkenaan dengan perkembangan manusia sebagai makhluk sosial dan dibagi
menjadi dua bagian

a. Metefisika sejarah ( filsafat sejarahspekulatif), yang mempelajari latar


belakang sejarah, dasar-dasar hukumnya, arti dan motivasi dalam sejarah.
b. Logika sejarah (filsafat sejarah kritis), yang disebut juga metodologi sejarah
yang menekankan pada studi kebenaran dari fakta dan data sejarah,
menceritakan keobjektifan sejarah, serta mengadakan interpretasi dan eksplanasi
terhadap sejarah
Filsafat sejarah memiliki tiga pola yakni :

a. Pemikiran tentang sejarah yang menggambarkan proses perkembangan


sejarah secara linear ( garis lurus )

b. Pemikiran yang melihat sejarah sebagai suatu proses perkembangan yang


bersifat mekanis dan materialis

c. Pemikiran yang melihat sejarah sebagai suatu proses perkembangan hidup


yang bersifat biologis.
8. Filsafat Seni

Filsafat seni berusaha menjelaskan seluk beluk antara kesenian dan aspek-
aspek kehidupan lainnya secara integral, sistematis, dan komprehensif.
9. Filsafat Bahasa

Filsafat bahasa memiliki istilah lain yakni, filsafat analitik dan filsafat
linguistik. Filsafat bahasa merupakan cabang filsafat khusu yang membahas
bahasa sebagai alat dasar dan utama dari filsafat. Pada umumnya, analisis
bahasa dijadikan sebagai tugas mendasar filsuf.

Anda mungkin juga menyukai