Konsep Keperawatan Gawatdarurat Dan Keperawatan Kritis

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 116

KONSEP KEPERAWATAN

GAWATDARURAT DAN
KEPERAWATAN KRITIS
MaylindaNs,S.Kep.M.Kep
Filosofi Gawatdarurat dan Perawatan Kritis

• Keperawatan gawat darurat adalah pelayanan


profesioanal keperawatan yang di berikan pada
pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis
• Pelayanan gawat darurat tidak hanya
memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisi
kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga
memberikan asuhan keperawatan untuk
mengatasi kecemasan pasien dan keluarga.
• Sistem pelayana bersifat darurat sehingga
perawat dan tenaga medis lainnya harus
memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik
serta ilmu pengetahuan yang tinggi dalam
memberikan pertolongan kedaruratan kepeda
pesien.
Filosofi Gawatdarurat dan Perawatan Kritis
• Ilmu perawatan kritis adalah bidang keperawatan dengan suatu fokus
pada penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Perawat kritis
dapat ditemukan bekerja pada lingkungan yang luas dan khusus,
seperti departemen keadaan darurat dan unit gawat darurat
(Wikipedia, 2013)

• Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan


yang menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung
jawab atas masalah yang mengancam jiwa. Perawat kritis adalah
perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk
memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-keluarga mereka
menerima kepedulian optimal (American Association of Critical-Care
Nurses).
Filosofi Gawatdarurat dan Perawatan Kritis

• Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara


cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi
krusial dalam rangka mencari penyelesaian/
jalan keluar. Keperawatan kritis merupakan
salah satu spesialisasi di bidang keperawatan
yang secara khusus menangani respon
manusia terhadap masalah yang mengancam
hidup
Konsep Holistik
Pengalaman pasien pada kondisi gawat / kritis
• Dirawat di unit perawatan kritis dapat menandakan
adanya ancaman terhadap kehidupan dan
kesejahteraan.
• Pemahaman terhadap makna perawatan kritis bagi
pasien dapat membantu perawat dalam perawatan
pasien.
• Hambatan komunikasi dapat berhubungan dengan
status fisiologi, terpasang ETT, obat – obatan dan
gangguan fungsi kognitif
• Stein Parbury dan Mc Kinley mencatat bahwa
antara 30 % - 100 % pasien yang di teliti dapat
mengingat sebagian atau semua masa rawat
mereka di ruang kritis
• Pengalaman negatif : rasa takut,
kecemasan,gangguan tidur,kerusakan kognitif
dan nyeri
• Pengalaman netral dan positif : perasaan aman
dan keamanan
Rasa Takut
Tanggung jawab perawat
• Mengkaji dan memantau respon terhadap penyakit
• Mengenali dan mendukung perilaku efektif
• Meminimalkan dan pengarahkan kembali prilaku
yang tidak efektif
Stres didefinisikan sebagai situasi yang muncul
apabila organisme dihadapkan dengan stimulasi
yang menyebabkan ketidakseimbangan antara
fungsi fisiologis dan psikologis
Rasa Takut
Stres didefinisikan sebagai situasi yang muncul
apabila organisme dihadapkan dengan
stimulasi yang menyebabkan
ketidakseimbangan antara fungsi fisiologis dan
psikologis
• Stres → perilaku koping → perilaku efektif →
penurunan keadaan ketegangan →
melepaskan energi positif
• Stres → perilaku koping → perilaku tidak
efektif → peningkatan ketegangan →
peningkatan energi → stres
Kecemasan
• Kecemasan dapat terjadi pada hal – hal
• Ancaman ketidakberdayaan
• Kehilangan kendali
• Merasa kehilangan fungsi dan harga diri
• Pernah mengalami kegagalan pertahanan
• Rasa isolasi
• Rasa takut sekarat
Respon terhadap kecemasan
• Respon fisiologis
• Respon sosiopsikologis
Pengkajian keperawatan
• Melakukan pengkajian keefektifan perilaku
koping,perawat mempunyai beberapa pilihan
 mendukung perilaku tersebut
 membantu memodifikasi perilaku
 mengajarkan perilaku yang baru
Intervensi keperawatan
• Menciptakan lingkungan yang menyembuhkan
( caring )
• Menumbuhkan rasa percaya
• Memberikan informasi
• Memberikan kendali
• Kepekaan budaya
• Kehadiran dan penenangan
• Teknik kognitif
Teknik kognitif
• Dialog internal
orang yang sangat cemas cendrung lebih memberikan
pesan pada diri sendiri.
Berbicara pada diri sendiri secara terus menerus
• Saya tidak tahan disini, saya harus keluar, saya tidak
dapat menahan rasa sakit ini
• Dapat dilihat dari ?
• Saya akan mengatasi nyeri ini hanya dengan satu menit,
saya pernah berada pada situasi terberat,saya mampu
melewati ini
Teknik kognitif
• Dialog eksternal
percakapan pasien dengan orang lain.
• Saya tidak dapat berbuat apa apa untuk diri
saya sendiri
• Perawat harus bisa mengidentifikasi sesuatu
yang mampu dilakukan pasien
• Contoh ?
Latihan relaksasi
• Nafas dalam
• Terapi musik
• Humor
• masase
KEMARAHAN
• Kemarahan adalah pertahanan emosional
yang terjadi dalam upaya untuk melindungi
integritas individu dan tidak melibatkan unsur
destruktif
• Kemarahan adalah respon otomatis yg relatif
ketika individu terancam dan kemarahan
dapat diinternalisasi atau dieksternalisasi
KEMARAHAN – FAKTOR RESIKO
• Ekspresi kemarahan dihambat : internalisasi
– Persepsi ancaman yang meliputi:
• Tujuan terhambat
• Kegagalan individu untuk memenuhi harapan pasien
• Kekecewaan
• Meningkatkan konsep diri
• Sakit dirasakan mengancam jiwa
• Ketergantungan fisik
• Perubahan integritas sosial
KEMARAHAN – FAKTOR RESIKO
• Ekspresi kemarahan dihambat : internalisasi
– Ditemukan agens yang membahayakan:
• Figur yang berwenang (pemberi perawatan kesehatan)
dirasakan sebagai ancaman
• Keluarga
• Diri sendiri
KEMARAHAN – FAKTOR RESIKO
• Kemarahan diekspresikan secara langsung:
eksternalisasi
– Persepsi ancaman yang meliputi
• Tujuan terhambat
• Perubahan peran
• Ketergantungan finansial
– Ditemukan agens yang membahayakan
• Lingkungan
• Tim perawatan
KEMARAHAN – TANDA DAN GEJALA
• Kognitif
• Regulatori
– Otot atau tangan mengepal
– ↑ TD – Membalikkan tubuh
– ↑ denyut nadi – Menghindari kontak mata
– ↑ pernapasan – Kelambatan
– Ketegangan otot – Diam
– Perspirasi – Sarkasme/kata – kata kasar
– Kulit kemerahan – Ucapan menghina
– Mual – Penganiayaan verbal
– Mulut kering – Membantah
– Sikap menuntut
KEMARAHAN – DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Ketidakefektifan koping: kemarahan


– Kriteria hasil
• Ps dpt mengidentifikasi situasi yg menyebabkan
ekspresi kemarahan
• Ps memantau perilaku yg menimbulkan internalisasi
atau eksternalisasi kemarahan
KEMARAHAN – DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Ketidakefektifan koping: kemarahan


– Intervensi
• Bina hub interpersonal yg menenangkan dan dorong
pasien untuk mengakui dan menekspresikan rasa marah
• Bantu pasien dalam mengidentifikasi situasi yang
menyebabkan ekspresi kemarahan
• Gali alasan ps mengalami perasaan marah dan perilaku ps
yg dapat ubah
• Ajarkan ps untuk mengevaluasi perasaan yg menimbulkan
intenalisasi atau eksternalisasi kemarahan
KEMARAHAN – DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Ketidakefektifan koping: kemarahan


– Intervensi cont,
• Dorong kel untuk menerima perilaku ps tanpa menghakimi
• Dorong ps untuk ikut serta dlm pengambilan keputusan dan
perawatan diri
• Berikan aktivitas pengalihan sebagai cara untuk mengurangi
stres
• Ajarkan ps untuk menggunakan teknik relaksasi progresif,
meditasi, atau imajinasi terbimbing guna mengurangi perasaan
marah dan permusuhan
• Bantu ps dlm mengidentifikasi aspek positif dari penyakit atau
cedera dan bantu dlm menggunakan strategi koping alternatif
KONFUSI
• Konfusi (kebingungan) adalah defisit
perhatian. Konfusi juga menggabungkan
kemampuan individu untuk mengintegrasikan
stimulus yg akan terjadi
KONFUSI – FAKTOR RESIKO
• Gangguan medis
– Hipoksia
– Penyakit paru
– Gagal jantung kongestif
– Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
– Gangguan tiroid, paratiroid, dan kelenjar adrenal
– Defisiensi vit B₁
– Alkoholisme
– Malnutrisi
– Infeksi sprt pneumonia, septikemia, meningitis, atau ensefalitis
– Disritmia
KONFUSI – FAKTOR RESIKO
• Gangguan pembedahan
– Anastesia
– Obat nyeri
– Hipotermia
– Ansietas pascaoperasi
– Agitasi
– Depresi
KONFUSI – FAKTOR RESIKO
• Gangguan intoksikasi
– Intoksikasi atau putus alkohol
– Intoksikasi atau putus opioid
– Antikolinergik
– Stimulan
– Sedatif
– Vasopresor
– Steroid
KONFUSI – FAKTOR RESIKO
• Gangguan neurologis
– Penyakit neurologis
– Kejang
– Trauma kepala
– Anoksia serebral
– Ensefalopati hipertensi
– Neoplasma intrakranial
KONFUSI – FAKTOR RESIKO
• Gangguan sensori-persepsi
– Imobilisasi atau tirah baring lama
– Gangguan penglihatan atau pendengaran saat ini
– Amputasi
– Balutan atau fraktur
– Nyeri dan tidak berkurang
– Kelebihan beban sensori
– Deprivasi tidur
KONFUSI – TANDA DAN GEJALA
• Kognitif
– Disorientasi
– Gangguan rentang perhatian
– Gelisah
• Regulatori – Cemas
– Inkontinensia – Agitasi
– Disritmia – Menarik diri
– Suka berkelahi
– ↑frekuensi jantung
– Suka berdebat
– ↑ frekuensi – Waham
pernafasan – Gangguan memori
– Kulit lembab – Ketidakmampuan untuk
mengenali orang lain
KONFUSI – DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Konfusi akut
– Kriteria hasil
• Ps berorientasi terhdp orang, tempat, dan waktu
• Ps mengenali anggota keluarga
• Ps mempertahankan respons yg tepat terhdp stimulus
lingkungan
• Ps terlibat dlm perbincangan yg tepat
• Ps membedakan realitas dari fantasi
KONFUSI – DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Konfusi akut
– Intervensi
• Ajukan pertanyaan yg mendorong jawaban yg
menggambarkan persepsi realitas
• Lindungi ps dari cidera pd saat ps mengalami konfusi
• Identifikasi situasi atau faktor yg mungkin
menyebabkan konfusi
• Dengarkan pernyataan konfusi ps dan bantu dgn
orientasi relalitas
KONFUSI – DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Konfusi akut
– Intervensi cont,
• Dengarkan kekhawatiran, ketakutan, dan ansietas
keluarga
• Tenangkan ps bahwa konfusi itu bersifat sementara
• Kurangi kebutuhan untuk fungsi kognitif ketika pasien
sakit atau letih
• Kenalkan pengalaman baru secara bertahap
• Orientasikan kembali pasien pd setiap interaksi
KONFUSI – DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Konfusi akut
– Intervensi cont,
• Evaluasi frekuensi dan situasi konfusi
• Orientasikan ps terhadap waktu, tempat, dan orang
• Akui konfusi dan ps sehingga konfusi dan waham
tersebut dpt dijelaskna secara realistis dgn cara yg
aman
• Ajarkan ps ttg semua prosedur tepat sebelum prosedur
tersebut dilakukan
DEPRESI
• Depresi adalah penurunan performa normal,
seperti keterlambatan aktivitas psikomotor
atau penurunan fungsi intelektual.
• Depresi mencakup rentang luas perubahan
status afektif, yg keparahannya berkisar dari
alam perasaan sedih atau murung yg normal
dan terjadi setiap hari sampai episode psikotik
dgn resiko bunuh diri
DEPRESI – FAKTOR RESIKO
• Penyakit
– Penyakit akut yg mengancam jiwa
– Penyakit kronis dan/atau tahap akhir
• Obat-obatan
– Sedatif
– Transquilizer
– Antihipertensi
– Kortikosteroid
DEPRESI – FAKTOR RESIKO
• Ketidakseimbangan elektrolit
– Kelebihan bikarnonat
– Hiperkalsemia
– Hipomagnesemia
– Hiperkalemia
– Hipokalemia
– Hiponatremia
DEPRESI – FAKTOR RESIKO
• Kehilangan
– Masalah finansial
– Kehilangan kontrol
– Separasi atau kehilangan orang terdekat
– Kehilangan fungsi tubuh
– Perasaan tidak berdaya atau merasa bersalah
– Perubahan peran atau gaya hidup
DEPRESI – TANDA DAN GEJALA
• Regulatori
– Konstipasi
– Diare
– Sakit kepala
– Dispepsia
– Insomnia
– Perubahan menstruasi
– Nyeri otot
– Mual
– Takikardia
– Ulkus
– Penurunan atau penambahan BB
– Anoreksi
DEPRESI – TANDA DAN GEJALA
• Kognitif • Kognitif
– Agitasi (keresahan) – Ketergantungan
– Marah – Kehampaan
– Ansietas – Keletihan
– Menghindar – Ketakutan
– Bosan – Perasaan tidak berharga
– Perbuatan ceroboh – Merasa bersalah
– Konfusi – Keputusasaan
– Menangis – Kebimbangan
– Menyangkal – Ketidakpedulian
DEPRESI – TANDA DAN GEJALA
• Kognitif
– Irritabilitas • Kognitif
– Kehilangan minat – Kritik pada diri sendiri
– Kehilangan perasaan – Gangguan tidur
– Harga diri rendah – Lambat berpikir
– Keterampilan – Menarik diri dari sosial
komunikasi buruk – Patuh
– Kesedihan – Tegang
– Kelelahan
DEPRESI – DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Ketidakefektifan koping : depresi


– Kriteria hasil
• Ps akan mampu menyatakan ketika mengalami
perasaan depresi
• Ps melakukan tindakan untuk mengurangi perasaan
depresi
• Ps menggunakan mekanisme koping yang tepat dlm
mengendalikan depresi
DEPRESI – DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Ketidakefektifan koping : depresi
– Intervensi
• Bantu ps dalam mengidentifikasi situasi yang menyebabkan
perasaan depresi
• Dorong ps untuk membahas penyakit, terapi, atau prognosis
• Bantu ps dlm mencapai pandangan positif ttg diri sendiri dgn
memfasilitasi persepsi yg akurat ttg sakit, penyakit, atau
cedera
• Bantu ps dlm menerapkan tujuan yg realistis, dgn
mengetahui bahwa sedikit pencapaian dpt meningkatkan
perasaan positif ttg masa depan
DEPRESI – DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Ketidakefektifan koping : depresi
– Intervensi cont,
• Dorong pasien untuk berpartisipasi dlm perawatan diri dan
mengambil kontrol pembuatan keputusan dalam perawatan
• Bantu ps dlm memfasilitasi penilaian realistis ttg perubahan
peran
• Berikan ruang personal kepada ps dlm lingkungan teknis
• Berikan umpan balik positif kepada ketika ps menyelesaikan
tugas yg spesifik
• Berikan agens antidepresi dan pantau respons ps, dgn
memperhatikan efek samping potensial
KEPUTUSASAAN
• Keputusasaan adalah keadaan emosional
ketika individu memperlihatkan perasaan tidak
mungkin dan perasaan bahwa hidup terlalu
banyak untuk ditangani
• Keputusasaan merupakan keadaan subjektif
ketika individu melihat alternatif yang terbatas
atau tidak ada alternatif atau pilihan personal
yg tersedia dan tidak mampu mengerahkan
energi untuk kepentingan sendiri
KEPUTUSASAAN – FAKTOR RESIKO
• Ancaman terhadap sumber internal:
– Otonomi
– Harga diri
– Kemandirian
– Kekuatan
– Integritas
– Keamanan fisiologis
KEPUTUSASAAN – FAKTOR RESIKO
• Ancaman terhadap persepsi ttg sumber
eksternal
– Lingkungan
– Staf
– Keluarga
– Pengabaian
– Kegagalan atau deteriorasi
– Stres jangka panjang
KEPUTUSASAAN – TANDA DAN GEJALA
• Kognitif
– Aktivitas menurun
– Kurang inisiatif
– Penurunan respons terhdp
• Regulatori stimulus
– Penurunan BB – Penurunan afek
– Kehilangan nafsu – Pasif
makan – Gangguan dlm belajar
– Kelemahan – Diam
– Menutup mata
– gangguan tidur
– Ekspresi kesedihan
– Ketidakpatuhan terhdp
program terapi
KEPUTUSASAAN – DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Keputusasaan
– Kriteria hasil
• Pasien akan mendapatkan kembali perawatan diri yg
adekuat
• Ps akan mengkaji situasi yg menyebabkan perasaan
putus asa
• Ps akan mengidentifikasikan perasaan putus asa dan
tujuan untuk diri sendiri
• Ps akan memelihara hub dgn orang terdekat
KEPUTUSASAAN – DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Keputusasaan
– Intervensi
• Berikan suasana harapan yang realistis
• Informasikan pasien mengenai perkembangan sakit,
penyakit, atau cedera
• Ajarkan ps mengenai cara mengidentifikasi perasaan
putus asa dan dorong ps untuk menerima bantuan dari
orang lain
• Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan ttg diri
sendiri dan penyakit dgn mendengar aktif dan
mengajukan pertanyaan terbuka
KEPUTUSASAAN – DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Keputusasaan
– Intervensi cont,
• Evaluasi apakah ketidaknyamanan fisik menyebabkan perasaan
putus asa ps
• Ciptakan lingkungan untuk memfasilitasi partisipasi aktif ps dlm
perawatan diri
• Dorong ps untuk melakukan aktivitas fisik yg memberikan
perasaan maju dan harapan kepada ps
• Berikan umpan balik positif kepada ps atas upaya yg berhasil
terlibat dlm perawatan diri
• Bantu ps dlm mengidentifikasi dan menggunakan mekanisme
koping alternatif
KETIDAKBERDAYAAN
• Ketidakberdayaan adalah perasaan kurang
kendali pd situasi fisiologis, psikologis, dan
situasi lingkungan saat ini dan yang akan
datang
KETIDAKBERDAYAAN- FAKTOR RESIKO
• Kehilangan sensorimotor
• Ketidakmampuan berkomunikasi
• Ketidakmampuan untuk melaksanakan peran
• Kurang pengetahuan
• Kurang privasi
• Isolasi sosial
• Ketidakmampuan untuk mengendalikan perawatan personal
• Terpisah dari orang terdekat
• Kehilangan kendali terhdp orang lain
• Kurang kendali dlm mengambil keputusan
• Ketakutan terhdp nyeri
KETIDAKBERDAYAAN – TANDA DAN GEJALA

• Regulatori
– Kelelahan
– Keletihan
– Pusing
– Sakit kepala
– Mual
KETIDAKBERDAYAAN – TANDA DAN GEJALA

• Kognitif
– Apatis
– Menarik diri
– Pasrah
– Perasaan hampa
– Perasaan kurang kendali
– Fatalisme ( Nasib )
– Mudah dipengaruhi
– Kurang pengetahuan ttg penyakit
KETIDAKBERDAYAAN – TANDA DAN GEJALA

• Kognitif cont,
– Ansietas
– Kekhawatiran
– Perilaku buruk
– Gelisah
– Tidak dapat tidur
– Tidak memiliki tujuan
– Kurang kemampuan dlm mengambil keputusan
– Agresi
KETIDAKBERDAYAAN – TANDA DAN GEJALA

• Kognitif cont,
– Kemarahan
– Ekspresi keraguan ttg performa peran
– Ketergantungan pd orang lain
– Pasif
KETIDAKBERDAYAAN – DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Ketidakberdayaan
– Kriteria hasil
• Ps mengidentifikasi situasi yg menyebabkan perasaan tidak
berdaya
• Ps memperlihatkan kendali terhdp penyakit dan perawatan
• Ps mengalami peningkatan kendali fisiologis
• Ps terlibat dlm perilaku penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan
• Ps mencari informasi ttg penyakit, terapi, dan prognosis
• Ps menetapkan tujuan realistis yg membantu peningkata
perasaan kendali
KETIDAKBERDAYAAN – DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Ketidakberdayaan
– Intervensi
• Sediakan anggota perawatan kesehatan yg konsisten
untuk memberikan perawatan dan informasi mengenai
penyakit, terapi dan prognosis
• Dorong ps untuk mengungkapkan perasaan ttg diri
sendiri dan penyakit serta situasi ketika
ketidakberdayaan dirasakan
• Terima perasaan marah ps yg disebabkan oleh hilangnya
kendali dan berikan kesempatan untuk melakukan
pengendalian
KETIDAKBERDAYAAN – DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Ketidakberdayaan
– Intervensi cont,
• Dorong penggunaan teknik relaksasi progresif,
meditasi, dan imajinasi terbimbing untuk mencapai
perasaan menerima atau tidak mengendalikan
• Dorong ps untuk mengajukan pertanyaan, mencari
informasi, dan berpartisipasi dlm mengambil keputusan
yg berhubungan dgn perawatan diri
• Ajarkan ps ttg cara menerima penyakit dan perubahan
potensial gaya hidup
KETIDAKBERDAYAAN – DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Ketidakberdayaan
– Intervensi cont,
• Dengarkan diskusi ps mengenai kemungkinan
perubahan peran dan masalah finansial serta bantu ps
dlm menjelaskan kembali situasi penyakit untuk
mengidentifikasi aspek positif
• Ajarkan ps ttg cara mendokumentasikan kemajuan dgn
tetap menbuat catatan harian
DISTRES SPIRITUAL
• Situasi ketika individu meragukan keyakinan
atau sistem nilai yang memberikan harapan
FAKTOR RISIKO
• Kehilangan fungsi atau bagian tubuh
• Penyakit atau sakit
• Trauma
• Bencana pribadi atau keluarga
• Kehilangan orang terdekat
• Dipermalukan oleh orang lain
• Distres yang berhubungan dengan terapi atau
prosedur invasif
Tanda dan Gejala
• Peningkatan TD,frekuensi Jantung,frekuensi
pernafasan
• Perasaan terpisah dari keyakinan
• Mempertanyakan sistem keyakinan
• Depresi
• Putus asa
• Ambivilansi mengenai nilai dan keyakinan
• Perasaan kehampaan spiritual
Kriteria hasil
• Pasien mempertahankan dan mempraktikkan
keyakinan spiritual
• Pasien puas dengan peristiwa personal
• Pasien merasakan kedekatan dengan keluarga
dan keyakinan
• Pasien mengalami penurunan perasaan
bersalah
Intervensi
• Kenali nilai personal dan sistem keyakinan
• Gunakan pemuka agama
• Bantu pasien dengan bacaan spiritual
• Berikan privasi sehingga pasien dapat
mempraktekkan ritual spiritual
• Bantu pasien mengidentifikasi sumber
dukunganspiritual
• Izinkan pasien untuk membicarakan tentang nilai
dan keyakinan
Nyeri
• Nyeri adalah sensasi dan pengalaman
emosional yang tidak nyaman,berhubungan
dengan terjadinya/potensi terjadinya
kerusakan jaringan
3 komponen Pain Management
• Skrining
• Pengkajian
• Penanganan dan evaluasi
Klasifikasi Nyeri
• Nyeri akut • Nyeri kronik
• Timbul 7 hari – 3 bulan • Timbul > 3 bulan
• Ada proses kerusakan • Tidak ada kerusakan
organ organ
• Penyebab jelas • Penyebab tidak jelas
• Nyeri berkurang / hilang • Sering respon(-)
setelah penyebab di terhadap berbagai
atasi terapi
Pengukuran Intensitas Nyeri
• CRIES scale ( Cryng, • NRS ( Numerical Rating
Requires Oxygen, scale)/ Wong Baker
Increased vital sign, faces) Dewasa & anak
Expression, Sleep ) anak usia > 7 tahun
0 – 2 bulan • CCPOT ( Critical Care
• FLACC scale ( Face, Legs, Pain Observation Tool)
Activity,Crying,Consolab pasien dengan
ility ) anak 2 bulan – 7 ventilator/sedasi/penur
tahun unan kesadaran
CRIES
Skor Total
Komponen 0 1 2 Skor

Menangis Tidak menangis Menangis dengan Menangis


atau menangis intonasi tinggi tapi dengan intonasi
tanpa intonasi tinggi bayi mudah tinggi yang tidak
(melengking) ditenangkan dapat
ditenangkan
Kebutuhan O2 Tidak memerlukan Oksigen yang Oksigen yang
untuk SaO2 < oksigen diperlukan <30% diperlukan >30%
95%
Peningkatan Baik nadi dan Nadi atau TD Nadi atau TD
TTV ( BP & HR) tekanan darah tak meningkat tapi meningkat diatas
ada perubahan masih dibawah < > 20% nilai
20% nilai normal normal

Ekspresi wajah Tidak ada ekspresi Wajah meringis Wajah


wajah menangis meringis,menang
is tanpa suara
Tidur Bayi selama ini tidur Bayi terkadang Bayi seringkali
nyenyak terbangun terbangun
Aspek – aspek Legal dalam
keperawatan kegadat daruratan & kritis
• Aspek legal keperawatan adalah ilmu
pengetahuan mengenai hak dan tanggung
jawab legal yang terkait dengan praktik
keperawatan
• UU Keperawatan No 38 tahun 2014, UU
Kesehatan No 36 tahun 2006, PERMENKES
Aspek – aspek Legal dalam keperawatan
kegawat daruratan & kritis
• UU Keperawatan No 38 tahun 2014
• Dalam menyelenggarakan praktik keperawatan,perawat
bertugas sebagai :
• Pemberi asuhan keperawatan
• Penyuluh dan konselor
• Pengelola pelayanan keperawatan
• Peneliti keperawatan
• Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
dan atau pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan
tertentu
Pasal 32 UU keperawatan No 38 tahun 2014

1. Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan


wewenang sebagaimana dimaksud dalam
pasal 29 ayat 1 huruf e hanya dapat diberikan
secara tertulis oleh tenaga medis kepada
perawat untuk melaksanakan sesuatu
tindakan medis dan melakukan evaluasi
pelaksanaannya
Pasal 32 UU keperawatan No 38 tahun 2014

2. Pelimpahan wewenang sebagaimana


dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan secara
delegatif atau mandat
3. Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk
melaksanakan sesuatu tindakan medis
diberikan oleh tenaga medis kepada perawat
dengan disertai pelimpahan tanggung jawab
Pasal 35 UU keperawatan No 38 tahun 2014

1. Dalam keadaan darurat untuk memberikan


pertolongan pertama,perawat dapat melakukan
tindakan medis pemberian obat sesuai dengan
kompetensinya
2. Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan
mencegah kecacatan lebih lanjut
3. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat 1
merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau
kecacatan
Pasal 35 UU keperawatan No 38 tahun 2014

4. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada


ayat 1 ditetapkan oleh perawat sesuai dengan
hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya
5. Ketentuan lebihlanjut mengenai keadaan
darurat
6. Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur
dengan peraturan menteri
Pasal 35 UU keperawatan No 38 tahun 2014

• Perawat dalam melaksanakan praktik


keperawatan berhak
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan
standarpelayanan, standar profesi,standar
prosedur dan ketentuan peraturan perundang
undangan
2. Memperoleh informasi yang benar,jelas dan
jujur dari klien/keluarga
Pasal 35 UU keperawatan No 38 tahun 2014

3. Menerima imbalan jasa atas pelayanan


keperawatan yang telah diberikan
4. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang
bertentangan dengan kode etik,standar
pelayanan,standar profesi, standar prosedur
dan ketentuan peraturan perundang undangan
5. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan
standar
Pasal 35 UU keperawatan No 38 tahun 2014

• Perawat dalam melaksanakan praktik


keperawatan berkewajiban
1. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan
keperawatan sesuai dengan standar pelayanan
keperawatan dan ketentuan berundang undangan
2. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai
dengan standarpelayanan, standar profesi,standar
prosedur dan ketentuan peraturan perundang
undangan
Pasal 35 UU keperawatan No 38 tahun 2014

3. Merujuk pasien yang tidak dapat ditangani kepada


perawat atau tenaga kesehatan lain yang lebih tepat
sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya
4. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai
dengan standar
5. Memberikan informasi yang lengkap,jujur,benar
dan mudah dimengerti mengenai tindakan
keperawatan kepada klien dan/ keluarga sesuai
dengan batas kewenangannya
Pasal 35 UU keperawatan No 38 tahun 2014

6. Melaksanakan tindakan pelimpahan


wewenang dari tenaga kesehatan lain yang
sesuai dengan kompetensi perawat
7. Melaksanakan penugasan khusus yang
ditetapkan oleh pemerintah
Kewajiban dan Hak perawat sesuai dengan
UU Keperawatan No 38 Tahun 2014
• Kewajiban
• Sertifikat kompetensi
• STR
• SIP
• Memperbaharui sertifikat kompetensi
• Menghormati hak pasien
• Merujuk kasus yang tidak dapat di tangani
• Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan aturan UU
Keperawatan
Kewajiban dan Hak perawat sesuai dengan
UU Keperawatan No 38 Tahun 2014
Kewajiban
• Wajib memberikan informasi kepada pasien
sesuai kewenangan
• Meminta persetujuan setiap tindakan yang
akan dilakukan perawat sesuai dengan kondisi
pasien baik secara tertulis
• Mencatat semua tindakan keperawatan
akurat sesuai peraturan dan SOP yang berlaku
Kewajiban dan Hak perawat sesuai dengan
UU Keperawatan No 38 Tahun 2014
Kewajiban
• Memakai standar profesi dan kode etik dalam
melaksanakan praktik
• Meningkatkan pengetahuan berdasarkan IPTEK
• Melakukan pertolongan darurat yang
mengancam jiwa sesuai dengan kewenangan
• Melaksanakan program pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Kewajiban dan Hak perawat sesuai dengan
UU Keperawatan No 38 Tahun 2014
Kewajiban
• Mentaati semua peraturan perundang –
undangan
• Menjaga hubungan kerja yang baik antara
sesama perawat maupun anggota kesehatan
yang lain
Kewajiban dan Hak perawat sesuai dengan
UU Keperawatan No 38 Tahun 2014
Hak
• Hak mengendalikan praktik keperawatan
sesuai yang diatur oleh hukum
• Hak mendapatkan upah yang layak
• Hak bekerja dilingkungan yang baik
• Hak terhadap pengembanganprofesional
• Hak menyusun standar praktik dan pendidikan
keperawatan
Aspek – aspek Legal dalam keperawatan
kegadat daruratan & kritis
• KEPMENKES NO 1239 TAHUN 2001
pasal 32 ayat 4 : Pelaksanaan pengobatan dan
atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
dan ilmu keperawatan,hanya dapat
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu
Aspek – aspek Legal dalam keperawatan
kegadat daruratan & kritis
• Kepmenkes No 1239 tahun 2001
pasal 16 dalam melaksanakan kewenangannya
perawat berkewajiban untuk : menghormati
hak pasien,merujuk kasus yang tidak dapat di
tangani,menyimpan rahasia sesuai dengan UU
yang berlaku,memberi informasi,meminta
persetujuan tindakan yang akan
dilakukan,melakukan catatan keperawatan
dengan baik
Dilema etik dan legal
Pulang paksa
• Suatu istilah yang digunakan apabila pasien
tidak mau lagi melanjutkan perawatan dan
minta dipulangkan,tetapi secara medis belum
cukup stabil untuk menjalani perawatan
dirumah
Dilema etik dan legal
Penyebab pulang paksa
• Pasien tidak mengerti perkembangan dirinya
walaupun sudah menjalani perawatan
• Merasa belum ada perbaikan sehingga merasa
tidak menjalani perawatanpun tidak ada
pengaruhnya
• Kurangnya penjelasan dari tenaga
kesehatan,tingkat pendidikan,budaya
Dilema etik dan legal
Penyebab pulang paksa
• Pasien tidak merasa nyaman dirawat yang dapat
dipengaruhi oleh suasana,keadaan
ruangan,makanan,teman satu ruang
• Pelayanan dinilai kurang baik
• Keterbatasan financial atau ingin dirawat di
tempat yang berkelas
• Ada kepentingan pribadi yang dinilai lebih
berharga daripada menjalani perawatan
Dilema etik dan legal
Do Not Resuscitate : with holding / with drawal
• With Holding adalah menunda terapi atau
bantuan hidup pada pasien yang dianggap
sudah tidak punya harapan hidup
• With Drawal adalah menghentikan bantuan
hidup pada pasien yang biasanya terpasang
alat bantu penunjang kehidupan
Euthanasia
Prinsip pengelolaan kegawatdaruratan dan
kekritisan
• Dalam beberapa jenis keadaan
kegawatdaruratan yang telah disepakati
pimpinan masing-masing rumah sakit dan
tentunya dengan menggunakan Protap yang
telah tersedia, maka perawat yang bertugas
dapat bertindak langsung sesuai dengan
prosedur tetap rumah sakit yang berlaku.
Peran ini sangat dekat kaitannya dengan upaya
penyelamatan jiwa pasien secara langsung. 
Gawat Darurat
Pre Hospital
• Menyingkirkan benda- benda berbahaya
• Melakukan triase
• Melakukan fiksasi atau stabilisasi sementara
• Melakukan evakuasi
In Hospital
• Memberikan pertolongan profesional kepada
korban sesuai dengan kondisi
• Memberikan bantuan hidup dasar dan lanjut
• Melakukan stabilisasi dan mempertahankan
hemodinamik yang akurat

Post Hospital
• Dalam kedaruratan kesehatan pelayanan
gawatdarurat mencakup tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia berupa :
 Kebutuhan akan jalan nafas yang utuh tanpa
sumbatan ( airway)
 Kebutuhan untuk bernafas normal (breathing)
 Kebutuhanpergerakan normal (disability)
 Kebutuhan akan integritas fisik yang
utuh(Exposure)
• Kondisi gawatdarurat biasanya berorientasi pada
resusitasi pemulihan bentuk kesadaran seseorang yang
tampak mati akibat berhentinya fungsi jantung dan atau
paru yang berorientasi pada otak.
• Pertolongan diberikan karena keadaan yang mengancam
kehidupan,seperti henti nafas,henti jantung dan
perdarahan masif
• Pertolongan diberikan karena mengancam kerusakan
organ – organ vital
• Terapi kegawatan intensif : tindakan terbaik untuk korban
sakit kritis yang akibat tidak segara di intervensi akan
menimbulkan kerusakan organ yang akhirnya meninggal
ICU
• Dalam memberikan pelayanan keperawatan
intensive diperlukan adanya akses dan
keterpaduan pelayanan keperawatan intensive
• Pelayanan keperawatan intensif merupakan
pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dengan kondisi kritis yang
membutuhkan penanganan dan pemantauan
intensif
• Pelayanan keperawatan intensif bertujuan
untuk memberikan asuhan bagi pasien dengan
penyakit berat yang membutuhkan terapi
intensif dan potensial untuk disembuhkan.
• Memberikan asuhan bagi pasien berpenyakit
berat yang memerlukan observasi ketat secara
terus menerus
• Mengetahui setiap perubahan pada kondisi
pasien yang membutuhkan intervensi segera
Indikasi dirawat ICU
• Pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara
terkoordinasi dan berkelanjutan,sehingga dapat
dilakukan pengawasan yang konstan dan terapi
titrasi
• Pemantauan kontiniu terhadap pasien dalam
keadaan kritis yang dapat mengakibatkan
terjadinya dekompensasi fisiologis
• Intervensi medis segera oleh tim intensive care
Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan
minimal
• RJP
• Pengelolaan jalan nafas,termasuk intubasi trakeal
dan penggunaan ventilator
• Terapi oksigen
• Pemantauan EKG,pulse oksimetri secara terus
menerus
• Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
• Pemeriksaan lab khusus dengan cepat dan
menyeluruh
Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan
minimal
• Pelaksanaan terapi secara titrasi
• Kemampuan melaksanakan teknik khusus
sesuai dengan kondisi pasien
• Memberikan tunjangan fungsi vital dengan
alat portable selama trnasportasi pasien gawat
• Kemampuan melakukan fisioterapi dada
Klasifikasi pelayanan ICU
KEMAMPUAN PELAYANAN ICU
No
PRIMER SEKUNDER TERSIER
1 RJP RJP RJP
2 Pengelolaan jalan Pengelolaan jalan nafas,termasuk Pengelolaan jalan
nafas,termasuk intubasi intubasi trachea dan ventilasi nafas,termasuk intubasi
trachea dan ventilasi mekanik mekanik trachea dan ventilasi
mekanik
3 Terapi oksigen Terapi oksigen Terapi oksigen
4 Pemasangan kateter vena Pemasangan kateter vena sentral Pemasangan kateter vena
sentral dan arteri sentral,arteri,ICP dan ECHO
monitoring
5 Pemantauan EKG,pulse Pemantauan EKG,pulse Pemantauan EKG,pulse
oksimetri,tekanan darah non oksimetri,tekanan darah non oksimetri,tekanan darah non
invasive invasive dan invasive invasive,invasive,ICP dan
ECHO monitoring
6 Pelaksanaan terapi secara Pelaksanaan terapi secara titrasi Pelaksanaan terapi secara
titrasi titrasi
7 Pemberian nutrisi enteral dan Pemberian nutrisi enteral dan Pemberian nutrisi enteral
parenteral parenteral dan parenteral
8 Pemeriksaan lab khusus Pemeriksaan lab khusus dengan Pemeriksaan lab khusus
dengan cepat dan menyeluruh cepat dan menyeluruh dengan cepat dan
menyeluruh
9 Fungsi vital dengan alat – alat Fungsi vital dengan alat – alat Fungsi vital dengan alat –
portable selama transportasi portable selama transportasi alat portable selama
pasien gawat pasien gawat transportasi pasien gawat
10 Kemampuan melakukan Kemampuan melakukan Kemampuan melakukan
fisioterapi dada fisioterapi dada fisioterapi dada
11 Melakukan prosedur isolasi Melakukan prosedur isolasi
12 Melakukan HD dan kontiniu Melakukan HD dan kontiniu
Kriteria masuk ICU
• Prioritas 1
pasien sakit kritis,tidak stabil yang memerlukan terapi
intensif seperti bantuan ventilasi,obat – obat vasoaktif
kontiniu
• Prioritas 2
pasien yang berisiko sehingga memerlukan terapi
intensif segera dan pemantauan intensif
• Prioritas 3
pasien sakit kritis dan tidak stabil dimana status
kesehatan sebelumnya
• Pengecualian
pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi
menolak terapi tunjangan hidup
pasien dengan vegetatif permanen
pasien yang mengalami mati batang otak
Kriteria keluar ICU
• Penyakit atau keadaan pasien yang sudah membaik
dan cukup stabil sehingga tidak memerlukan terapi
dan pemantauan intensif lebih lanjut
• Secara perkiraan dan perhitungan terapi atau
pemantauan intensif tidak bermanfaat atau tidak
memberikan hasil berarti bagi pasien
• Pasien atau keluarga menolak rawat ICU
• Pasien yang memerlukan observasi secara intensif
saja
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai