0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
91 tayangan46 halaman

Ip Address

Dokumen tersebut membahas tentang IP addressing dan subnetting. IP addressing digunakan untuk pengalamatan antar host di internet dengan format desimal bertitik. IP address dibagi menjadi kelas A, B, C, D, E dimana hanya kelas A, B, C yang digunakan untuk kepentingan umum. Subnetting digunakan untuk membagi network menjadi subnet guna mempermudah pengelolaan jaringan.

Diunggah oleh

Roger Ronga
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
91 tayangan46 halaman

Ip Address

Dokumen tersebut membahas tentang IP addressing dan subnetting. IP addressing digunakan untuk pengalamatan antar host di internet dengan format desimal bertitik. IP address dibagi menjadi kelas A, B, C, D, E dimana hanya kelas A, B, C yang digunakan untuk kepentingan umum. Subnetting digunakan untuk membagi network menjadi subnet guna mempermudah pengelolaan jaringan.

Diunggah oleh

Roger Ronga
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 46

IP Addressing

dan
Subnetting

Jaringan Komputer UMG


2010
I. IP Addressing
Pendahuluan
 IP address
digunakan sebagai pengalamatan dalam
hubungan antar host di internet.

 Jadi merupakan sebuah sistem komunikasi


yang universal (karena merupakan metode
pengalamatan yang telah diterima di seluruh
dunia.)
Pendahuluan
 Alamat IP (IP address) harus memenuhi 2 sifat :
 Unik, dan
 Universal
 Alasan :
 Digunakan untuk saling berkomunikasi antar host
(ibarat alamat rumah)
 Disepakati untuk pemakaian seluruh dunia
Format penulisan IP address
 IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang
dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya.
 Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet.
 IP address dapat dituliskan dg 2 cara :
 Biner (binary)
 Desimal bertitik (dotted decimal)
 Contoh :
 10100111 11001101 11001110 01100100
 167.205.206.100
Pembagian Kelas IP Address
 Pembagian
kelas-kelas ini ditujukan untuk
mempermudah alokasi IP Address,
Karena :
Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah
255x255x255x255
atau
Sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh
pengguna jaringan internet di seluruh dunia.
Pembagian Kelas IP Address
 IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian,
yakni bagian network (net ID) dan bagian host
(host ID).
 Net ID  identifikasi suatu network dari network
yang lain,
 Host ID  identifikasi host dalam suatu network.
 Garis pemisah antara bagian network dan host
tidak tetap, bergantung kepada kelas network.
Pembagian Kelas IP Address
 IP address dibagi menjadi 5 kelas, namun hanya 3
kelas pertama yg bisa digunakan untuk kepentingan
umum.
 Kelas-kelas tersebut :
 Kelas A
 Kelas B
 Kelas C
 Kelas D
 Kelas E
Kelas A

 Bitpertama IP address kelas A adalah 0, dengan


panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit.
Kelas A
 IP address kelas A mempunyai range dari 0-127.
Jadi pada kelas A terdapat 128 network dengan
tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host
(255x255x255).

 IP addresskelas A diberikan untuk jaringan


dengan jumlah host yang sangat besar
Kelas B

 Dua bit pertama IP address kelas B selalu diset 10 sehingga


byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network
ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID
Kelas B
 IP addresskelas B ini mempunyai range IP dari
128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx,

 Jadi berjumlah 65.255 network dengan jumlah


host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65
ribu host.
Kelas C

 Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset


111.
Kelas C
 Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit
sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta
network dengan masing-masing network memiliki
256 host.

 IP address kelas C mulanya digunakan untuk


jaringan berukuran kecil seperti LAN.
Kelas D dan Kelas E
 IP address kelas D digunakan untuk keperluan
multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu diset
1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247,
sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan
multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam
multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.

 IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan


umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111
sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
Address Khusus
 Selain address yang dipergunakan untuk pengenal
host, ada beberapa jenis address yang digunakan
untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan
untuk pengenal host.
 Address tersebut adalah :

1. Network Address, ex : 167.205.0.0


2. Broadcast Address, ex : 167.205.255.255
Note (1 & 2) : misal pada alamat IP kelas B 167.205.9.35
3. Multicast Address, ex : IP kelas D
Address Khusus
 Network address : Digunakan untuk mengenali suatu
network pada jaringan Internet
 Broadcast address : digunakan untuk mengirim/menerima
informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada
pada suatu network
 Multicast Address : ditujukan untuk keperluan group,
bukan untuk host seperti pada kelas A, B dan C.

Address khusus ini tdk boleh digunakan untuk keperluan IP


address umum
Aturan Dasar Pemilihan network ID
dan host ID
 Network ID tidak boleh sama dengan 127
sebagai alamat loopback, yakni IP address yang
digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk
dirinya sendiri
 Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan
255  alamat broadcast
 Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
 alamat network
 Host ID harus unik dalam suatu network
II. Subnetting
Pendahuluan
 Sebelum kita bahas mengenai konsep subnetting
serta teori perhitungannya, coba kita lihat analogi
subnetting dalam bentuk jalan berikut ini (referenced
from romi satria wahono website) :
Kondisi jalan pada awalnya
Kondisi jalan setelah dimodifikasi
Sekarang coba kalau gbr tadi kita
rubah menjadi format IP Address
Keterangan
 NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST
ADDRESS(nomer rumah).
 Sedangkan Ketua RT diperankan oleh
BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255)
Kondisi IP Address setelah
dimodifikasi
Keterangan
 Gang
adalah SUBNET, masing-masing subnet
memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST
ADDRESS sendiri-sendiri
Kesimpulan
 Subnetting bertujuan untuk :
 Mempermudah pengelolaan
 Untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan,
karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network
besar, tapi terbagi ke beberapa ruas ruas gang
Selanjutnya
 Apa SUBNET MASK?
 Subnetmask digunakan untuk :
 Mengatur bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau
membagi network dan hostnya.
 Mengetahui Address mana saja yang berfungsi
sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang
BROADCAST.
 Jl Gatot Subroto tanpa gang yang ditampilkan di awal bisa
dipahami sbg menggunakan SUBNET MASK DEFAULT,
atau dg kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut
tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang).
 SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-
masing Class IP Address adalah sbb:
Perhitungan subnet
 Padahakekatnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berkisar di empat masalah:
 Jumlah Subnet
 Jumlah Host per Subnet
 Blok Subnet, dan
 Alamat Host- Broadcast.
Perhitungan subnet
 Pernah lihat penulisan alamat IP sbb :
 192.168.7.2
Atau
 192.168.7.2/24
Perhitungan subnet
 Sebenarnya antara 192.168.7.2 dengan
192.168.7.2/24 adalah sama.
 Keterangan :
 Alamat IP yg pertama (tanpa /24) artinya
menggunakan SUBNET MASK DEFAULT kelas IP
tersebut, yaitu : 255.255.255.0 krn IP kelas C
 /24  diambil dari penghitungan bahwa 24 bit
subnet mask pertama diberi nilai binari 1,yaitu :
11111111.11111111.11111111.00000000 atau
255.255.255.0 (dalam desimal)
Perhitungan subnet
Konsep subnetting ini yang disebut dengan CIDR
(Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan
pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Konsep ini nanti yg akan kita gunakan untuk teori


subnetting
Subnet mask yg bisa digunakan untuk
praktek subnetting
Subnetting Pada IP Address Class C
 Catatan : Subnetmask yg bisa digunakan pada IP kelas
C adalah mulai dari /25 s/d /30.

 Pertanyaan: Subnetting seperti apa yang terjadi dengan


sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.7.0/26 ?

 Analisa: 192.168.7.0 berarti kelas C dengan Subnet


Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192)
Subnetting Pada IP Address Class C
 Maka :
 Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya
binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet
terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk
kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
 Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
26 – 2 = 62 host
Subnetting Pada IP Address Class C

 Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet


mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 =
128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
 Alamat host dan broadcast yang valid? Sebagai
catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet,
dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet
berikutnya.
Subnetting Pada IP Address Class C

Latihan : 192.150.2.0/28 ?
Subnetting Pada IP Address Class B
 Catatan : Subnetmask yg bisa digunakan pada IP kelas
B adalah mulai dari /17 s/d /30.

 Pertanyaan: Subnetting seperti apa yang terjadi dengan


sebuah NETWORK ADDRESS 172.16.0.0/18 ?

 Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B dengan Subnet Mask


/18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0)
Subnetting Pada IP Address Class B
 Maka :
 Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya
binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet
terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk
kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
 Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2
oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet
adalah 214 – 2 = 16.382 host
Subnetting Pada IP Address Class B

 Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet


mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 =
128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
 Alamat host dan broadcast yang valid? Sebagai
catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet,
dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet
berikutnya.
Subnetting Pada IP Address Class B

Latihan : 172.16.0.0/25 ?
Subnetting Pada IP Address Class A
 Catatan : Subnetmask yg bisa digunakan pada IP
kelas A adalah mulai dari /9 s/d /30.

 Pertanyaan : Subnetting seperti apa yang terjadi


dengan sebuah NETWORK ADDRESS 10.0.0.0/16 ?

 Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A dengan Subnet Mask


/16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000
(255.255.0.0)
Subnetting Pada IP Address Class A
 Maka :
 Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya
binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet
terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk
kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 28 = 256 subnet
 Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 3
oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet
adalah 216 – 2 = 65.534 host
Subnetting Pada IP Address Class A

 Blok Subnet = 256 – 255(nilai oktet terakhir subnet


mask) = 1. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 1, dst.
 Alamat host dan broadcast yang valid? Sebagai
catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet,
dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet
berikutnya.
Subnetting Pada IP Address Class A

Latihan : 20.0.0.0/25 ?

Anda mungkin juga menyukai