Bab 6 Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat Fix

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

BAB 6

UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT


Sumber : MasterTux, pixabay.com
PETA KONSEP
A. PENGERTIAN DAN SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
Konfigurasi Elektron

Unsur transisi adalah


kelompok unsur yang
terletak pada blok d di
dalam sistem periodik
unsur. Berdasarkan
pengertian ini, unsur
transisi periode keempat
terdiri dari Sc, Ti, V, Cr, Mn,
Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn.

Sumber : geralt, pixabay.com


A. PENGERTIAN DAN SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron unsur transisi periode keempat
Diagram orbital
Nomor Konfigurasi Jumlah elektron
Unsur 4s 3d
Atom elektron tak berpasangan
Sc 21 [Ar] 4s2 3d1   1

Ti 22 [Ar] 4s2 3d2    2

V 23 [Ar] 4s2 3d3     3

Cr 24 [Ar] 4s1 3d5       6
Mn 25 [Ar] 4s2 3d5       5

Fe 26 [Ar] 4s2 3d6       4

Co 27 [Ar] 4s2 3d7       3
 
Ni 28 [Ar] 4s2 3d8       2
A. PENGERTIAN DAN SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
Konfigurasi Elektron

Dari diagram orbital, terlihat adanya penyimpangan konfigurasi

elektron pada atom Cr dan Cu terhadap aturan Aufbau dan aturan

Hund, yang seharusnya Cr mempunyai konfigurasi 4s2 3d4 menjadi 4s1

3d5 , dan pada atom Cu yang seharusnya 4s2 3d9 menjadi 4s1 3d10.

Penyimpangan konfigurasi tersebut terjadi untuk mencapai keadaan

yang lebih stabil.


A. PENGERTIAN DAN SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
Sifat Fisis Unsur Transisi
• Semua unsur transisi adalah logam, sehingga lebih sering disebut dengan logam
transisi.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan, sifat-sifatnya (energi ionisasi, jari-jari atom,
titik leleh, titik didih, dan massa jenisnya) tidak terlalu banyak berubah.
Unsur
Sifat-sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

Nomor atom 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Titik lebur (K) 1.814 1.933 2.163 2.130 1.517 1.808 1.768 1.728 1.356 693
Titik didih (K) 3.104 3.560 3.653 2.943 2.235 3.023 3.143 3.003 2.840 1.180
Jari-jari atom(Ǻ) 1,44 1,32 1,22 1,18 1,17 1,17 1,16 1,15 1,17 1,25
Energi ionisasi I
631 658 650 653 717 759 758 737 746 906
(kJ/mol)

Eo (volt)
M2+ +2e− M − −1,20 −0,91 −1,19 −0,44 −0,28 −0,25 +0,34 −0,76
−2,10 −1,20 −0,86 −0,74 −0,28 +0,04 +0,04 − − −
M3+ + 3e− M

Kerapatan
(g/mL) 2,99 4,50 5,96 7,20 7,20 7,86 8,90 8,90 8,92 7,14
A. PENGERTIAN DAN SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
Bilangan Oksidasi Unsur Transisi
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai
bilangan oksidasi lebih dari satu tingkat. Vanadium mempunyai 4 tingkat
bilangan oksidasi, yaitu +2, +3, +4, dan +5,masing-masing pada senyawa V2+,
V3+, VO2, dan V2O5. (Lihat Tabel 6.3)
Bervariasinya bilangan oksidasi dari unsur transisi disebabkan oleh adanya
subkulit 3d yang belum terisi penuh. Tingkat energi dari 5 buah orbital pada
subkulit 3d relatif sama, jadi perubahan konfigurasi yang terjadi pada
subkulit 3d akan mempunyai tingkat kestabilan yang relatif sama pula.
Umumnya,jika subkulit 3d berisi lebih dari 6 elektron, maka hanya sebuah
elektron dari 3d yang bisa dilepaskan. Bahkan pada Zn, elektron subkulit 3d
tidak dapat dilepaskan sama sekali. Akibatnya, unsur Zn hanya dapat
mempunyai bilangan oskidasi +2.
A. PENGERTIAN DAN SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
Warna Unsur Transisi
Warna pada bilangan oksidasi
Bilangan
Unsur transisi dapat Unsur oksidasi +2 +3 +4 +5 +6 +7
membentuk
senyawa dengan Sc +3 tbw
warna yang khas.
Ti +3, +4 ungu tbw
Warna yang terjadi
pada senyawa V +2, +3, +4, +5 ungu hijau biru merah
unsur transisi Cr +2, +3, +6 biru hijau jingga
berhubungan
+2, +3, +4, +6, merah coklat
dengan bilangan Mn
+7 muda
coklat
tua
biru hijau ungu
oksidasinya. Ion
dari unsur yang Fe +2, +3 hijau kuning
sama dengan Co +2, +3 merah ungu
bilangan oksidasi muda
yang berbeda Ni +2, +3 hijau
mempunyai warna
yang berbeda pula. Cu +1, +2 biru

Zn +2 tbw
A. PENGERTIAN DAN SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
Warna Unsur Transisi

Terjadinya variasi warna unsur transisi disebabkan orbital 3d dapat terpisah


(mengalami splitting) menjadi dua kelompok tingkat energi, yaitu kelompok
orbital pada sumbu(dx2−y2 dan dz2) dan orbital diantara sumbu (dxy, dxz, dan

dyz). Adanya pemisahanini mengakibatkan terjadinya celah energi yang dapat


menyerap energi pada panjang gelombang sinar tampak. Warna yang
diserap merupakan warna komplemennya. Warna hijau merupakan
komplemen dari warna merah, sehingga ion Cr3+ celah energinya menyerap
warna merah sehingga warna ion Cr3+adalah hijau.
A. PENGERTIAN DAN SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
Keaktifan Katalitik
Salah satu sifat penting dari unsur transisi dan senyawanya adalah kemampuannya
untuk dapat menjadi katalispada reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh atau di dalam
industri. Di dalam tubuh terdapat enzim sitokrom oksidase yang berperan dalam
mengoksidasi makanan. Enzim ini dapat bekerja jika terdapat ion Cu 2+. Jika tidak ada
ion Cu2+, enzim tidak bekerja dan tubuh tidak dapat melakukan metabolisme
makanan. Beberapa logam transisi telah digunakan secara komersial untuk katali
pada proses-proses industri.
Unsur Senyawa yang Reaksi yang dikatalisis
transisi digunakan
Ti TiCl3 Polimerisasi alkena (pembuatan plastik)
V V­2O5 Proses kontak (pembuatan H2SO4)
Fe Fe atau Fe2O3 Proses Haber-Bosch (pembuatan NH3)
Ni Ni Adisi alkena (pembuatan margarin)
Cu Cu atau CuO Oksidasi alkohol (pembuatan formalin)
A. PENGERTIAN DAN SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
Sifat Kemagnetan
Sifat kemagnetan dibedakan menjadi dua, yaitu sifat paramagnetik dan
diamagnetik. Zat mempunyai sifat paramagnetik jika unsur atau senyawa
unsur tersebut tertarik oleh medan magnet. Sedangkan unsur dikatakan
mempunyai sifat diamagnetik jika unsur atau senyawa tersebut ditolak oleh
medan magnet.
Sifat paramagnetik terjadi jika didalam atom unsur tersebut terdapat elektron
yang belum berpasangan. Unsur-unsur transisi selain Zn akan bersifat
paramagnetik sebab pada orbital d terdapat elektron yang belum
berpasangan. Semakin banyak elektron yang belum berpasangan, semakin
kuat sifat paramagnetiknya.
B. UNSUR TRANSISI DAN ION KOMPLEKS
Pengertian Ion Kompleks

Ion kompleks merupakan ion yang tersusun dari ion pusat(atom pusat)yang
dikelilingi oleh molekul atau ion yang disebutligan. Antara ion pusat dengan
ligan terjadi ikatan koordinasi. Jumlah ikatan koordinasi yang terjadi antara
ion pusat dengan ligan disebut dengan bilangan koordinasi.

[Cu(H2O)4]2+

Atom Bilangan
Ligan koordinasi
pusat
Cu2+
B. UNSUR TRANSISI DAN ION KOMPLEKS
Pengertian Ion Kompleks

atom atau ion yang mempunyai orbital kosong yang


dapat ditempati oleh pasangan elektron dari suatu
Atom pusat ligan. Unsur-unsur transisi dapat menjadi atom
pusat suatu ion kompleks karena unsur transisi
mempunyai orbital kosong di subkulit 3d atau 4p.

Ligan dari suatu ion kompleks dapat berupa molekul


netral atau anion yang mempunyai pasangan
Ligan
elektron bebas yang digunakan untuk membentuk
ikatan koordinasi dengan atom pusat.
B. UNSUR TRANSISI DAN ION KOMPLEKS
Tata Nama Senyawa Kompleks
Penamaan senyawa kompleks menurut IUPAC:

Nama kation (ion positif) disebut lebih dahulu, kemudian diikuti


dengan nama anion (ion negatif), seperti pada penamaan
senyawa ion.

Pada ion kompleks, urutan penyebutannya adalah: jumlah ligan


− nama ligan − nama atom pusat (bilangan oksidasi atom
pusat).
B. UNSUR TRANSISI DAN ION KOMPLEKS
Tata Nama Senyawa Kompleks

Jumlah ligan disebut dengan bahasa latin.


1 : mono 4 : tetra
2 : di 5 : penta
3 : tri 6 : heksa

Nama ligan ditambah dengan akhiran -o dengan cara:


a. Ligan-ligan yang berakhiran-ida diganti dengan –o.
b. Ligan-ligan yang berakhiran -it atau -at diganti dengan -ito
dan –ato.
c. Ligan netral diberi nama sesuai nama molekulnya (dalam
bahasa latin).
B. UNSUR TRANSISI DAN ION KOMPLEKS
Tata Nama Senyawa Kompleks
Rumus kimia Nama sebagai anion Nama sebagai ligan
Cl– klorida kloro
CN– sianida siano
F– fluorida fluoro
Beberapa nama O2− oksida okso
ligan S2O32– tiosulfat tiosulfato
NO2– nitrit nitrito
C2O42– oksalat oksalato
SCN– tiosianat tiosianato
H2O air aquo
NH3 amonia amin

Jika ligannya lebih dari satu macam, urutan penyebutannya


dimulai sesuai dengan urutan abjad nama depan dari ligan
tersebut.
B. UNSUR TRANSISI DAN ION KOMPLEKS
Tata Nama Senyawa Kompleks

Nama atom atau ion pusat:


a. Jika ion kompleksnya bermuatan negatif, nama atom pusat
diberi akhiran -at.
b. Jika ion kompleksnya tidak bermuatan atau bermuatan
positif, tidak ditambah akhiran.

Bilangan oksidasi atom pusat ditulis dengan angka romawi


dalam kurung setelah nama atom pusat.
Contoh:
[Co(H2O)6]3+ : ion heksaaquokobalt(III)
[Fe(CN)6]4– : ion heksasianoferat(II)
[Ag(NH3)2]+ : ion diamin perak(I)
B. UNSUR TRANSISI DAN ION KOMPLEKS
Tata Nama Senyawa Kompleks
Contoh
Soal
1. Tentukan atom pusat, ligan, bilangan koordinasi, dan nama
dari senyawa kompleks berikut.
• [Cr(NH3)6]3+
• [Ag(S2O3)2]3−
• [Co(NH3)6]Cl3
2. Tuliskan rumus kimia dari senyawa kompleks berikut.
• Kalium heksasianoferat(III)
• Ion disianoargentat(I)
• Heksasianokrom(III) klorida
B. UNSUR TRANSISI DAN ION KOMPLEKS
Struktur Ion Kompleks
Terbentuknya ion kompleks
karena adanya ikatan koordinasi
antara atom pusat dengan ligan.
Atom pusat menyediakan orbital

Sumber : en.wikipedia.org
kosong yang akan ditempati oleh
pasangan elektron dari ligan.
Menurut Teori Warner,
terbentuknya ikatan melalui
pembentukan orbital gabungan
dari atom pusat. Orbital
gabungan ini sering disebut
Bentuk molekul oktahedron [FeF6]3-
dengan orbital bastar atau
hibridisasi.
B. UNSUR TRANSISI DAN ION KOMPLEKS
Ionisasi Ion Kompleks

Apabila senyawa kompleks mengalami ionisasi dalam air, akan dihasilkan


ion kompleks dan ion sederhana, atau ion kompleks kedua-duanya.
Contoh:
K4[Fe(CN)6](aq) 4K+(aq) + [Fe(CN)6]4–(aq)
[Cr(NH3)6]Cl3(aq) [Cr(NH3)6]3+(aq) + 3Cl–(aq)
[Cr(NH3)4Cl2]Cl(aq)  [Cr(NH3)4Cl2]+(aq) + Cl–(aq)
Reaksi-reaksi tersebut dapat digunakan untuk menentukan bilangan
koordinasi dan struktur ion kompleks.
Contoh:
Suatu senyawa kompleks dengan rumus molekul CrCl3·6H2O mempunyai
beberapa kemungkinan struktur, yaitu:
[Cr(H2O)6]Cl3; [Cr(H2O)5Cl]Cl2·H2O; [Cr(H2O)4Cl2]Cl·2H2O;atau
[Cr(H2O)3Cl3]·3H2O.
B. UNSUR TRANSISI DAN DI ALAM
Beberapa unsur transisi ditemukan dalam keadaan bebas, misalnya
tembaga, emas, dan perak. Mineral logam transisi umumnya
terdapat dalam bentuk sulfida, oksida, atau karbonat, mengingat
senyawa-senyawa tersebut sukar larut dalam air.
Pemisahan logam-logam transisi dari senyawanya, dilakukan dengan
reduksi senyawa oksidanya. Akan tetapi,jika perlu dapat juga
diperoleh dari senyawa sulfidanya. Bijih dalam bentuk oksida
umumnya langsung direduksi dengan gas CO atau karbon, misalnya
pada besi, nikel, atau seng. Untuk bijih sulfidanya, harus melalui
proses pemanggangan terlebih dulu sebelum direduksi dengan CO.
B. UNSUR TRANSISI DAN DI ALAM
Unsur Bijih yang dikenal Bentuk yang Reduktor
direduksi (keterangan)
Sc Thortveitit Kompleks Elektrolisis
Rutile (TiO2)
Ti TiCl4 Mg atau Na
Ilmenit (FeTiO3)
Vanadinit (Pb5(VO4) 3Cl)
V V2O5 H2 atau Mg
Patronit (VS4)
Cr Kromit (FeOCr2O3) Na2Cr2O7 C atau Al
Pirolusit (MnO2)
Mn Hausmanit (Mn2O3) Mn2O3 Al
Manganit (Mn2O3H2O)
Hematit (Fe2O3)
Magnetit (Fe3O4)
Fe Siderit (FeCO3) Fe2O3 C atau CO
(Tanur tinggi)
Pirit (FeS2)
Limonit (Fe2O3·H2O)
Co Kobaltit (CoAsS) Co3O4 Al
Ni Milerit (NiS) NiO C
Kalkopirit (CuFeS2) C
Cu Kovelin (CuS) Cu2S (Reaksi:
Malasit (CuCOCu(OH)2) Cu2S + O22Cu + SO2
Zinkblende (ZnS) C atau Co
Zn Smitsonit (ZnCO3) ZnO
(Tanur tinggi)
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Skandium

Skandium merupakan logam


mengkilap tetapi mudah memudar
jika terkena udara, mudah
terbakar, dan mudah bereaksi
dengan air. Skandium mirip
aluminium, merupakan logam
yang ringan dengan massa jenis
2,99 gram/cm2. Campuran logam
skandium dan aluminium
dimanfaatkan untuk pembuatan
Sumber : upload.wikimedia.org
kerangka pesawat.
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Titanium

Titanium merupakan logam yang


mengkilap, keras, dan kuat, tetapi
ringan. Titanium banyak digunakan
sebagai logam paduan dengan
aluminium, molibdenum, dan besi
sebagai bahan rangka pesawat ruang
angkasa karena tahan terhadap suhu
yang tinggi. Titanium merupakan
logam yang tahan korosi, termasuk
terhadap air laut, sehingga banyak
digunakan pada peralatan mesin
kapal. Sumber : commons.wikimedia.org
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Vanadium

Vanadium merupakan logam mengkilap, keras, dan tahan korosi.


Hampir 80% produk logam vanadium digunakan sebagai bahan
tambahan pada industri baja untuk memberikan sifat yang khusus.
Vanadium mempunyai bilangan oksidasi +2, +3, +4, dan +5.
Vanadium(II) merupakan reduktor dan vanadium(V) merupakan
oksidator. Senyawa vanadium yang banyak dimanfaatkan adalah
vanadium pentaoksida (V2O5) yang dimanfaatkan sebagai katalis
pada industri asam sulfat dengan proses kontak.
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Kromium

Krom merupakan logam yang


mengkilap, keras, dan berwarna agak
kebiruan. Sifat krom yang keras dan
tahan korosi banyak dimanfaatkan
sebagai campuran baja khusus,
misalnya stainless steel
yangmerupakan baja dengan
kandungan 11% krom. Inconel 718
adalah baja super dengan campuran
nikel (50−55%) dan krom (17−21%) Sumber : 3093594, pixabay.com

yang digunakan sebagai bahan untuk


membuat mesin jet.
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi

Logam krom diperoleh dengan cara mereaksikan bijih


kromit(FeOCr2O3) dengan kalsium karbonat dan natrium karbonat
sehingga terbentuk Na2Cr2O7.
4FeCr2O4 + 8Na2CO3+ 7O2 → 8Na2CrO4 + 2Fe2O3 + 8CO2
2Na2CrO4 + H2SO4 → Na2Cr2O7 + Na2SO4 + H2O

Na2Cr2O7dipanaskan dengan kokas untuk menghasilkan Cr2O3.


Oksida krom yang dihasilkan direduksi dengan serbuk aluminium
melalui reaksi termit.
Na2Cr2O7 + 2C → Cr2O3 + Na2CO3 + CO
Cr2O3 + 2Al → Al2O3 + 2Cr
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Mangan

Mangan merupakan logam mengkilap yang


sangat keras tetapi rapuh. Baja mangan
merupakan besi baja yang mengandung 8 –
15% mangan dan digunakan sebagai rel
kereta. Baja mangan juga tahan peluru
sehingga dimanfaatkan sebagai topi baja bagi
tentara. Mangan mempunyai bilangan
oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. Senyawa
mangan dengan bilangan oksidasi +4, MnO2,
dikenal dengan nama dagang pirolusit, dan Sumber : commons.wikimedia.org
digunakan sebagai bahan untuk membuat
batu baterai (sel Leclanche).
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Besi
Luasnya pemanfaatan besi ini disebabkan sifat besi yang mudah dibentuk,
kuat, dan ulet. Kelemahan besi adalah mudah berkarat (korosi) dan karat
besi (Fe2O3·nH2O) yang dihasilkan mudah larut dalam air sehingga besi
mudah keropos.
Besi dari hasil pengolahan bijih besi dengan proses tanur tinggi (sudah
dibahas di Kelas X) disebut besi tuang yang mempunyai sifat sangat keras
dan rapuh karena mengandung banyak karbon (lebih dari 4%). Untuk dapat
dimanfaatkan, besi tuang tersebut masih diolah lagi dengan menurunkan
kadar karbon. Besi dengan kadar karbon kurang dari 1% disebut dengan besi
lunak. Besi lunak mempunyai sifat ulet dan relatif lebih lunak dari besi
tuang, mudah bengkok sehingga kurang baik untuk konstruksi.
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Kobalt

Kobalt merupakan logam yang mengkilap, berwarna kebiru-biruan,


dan mempunyai sifat kemagnetan yang kuat. Paduan logam Al, Ni,
dan Co dikenal sebagai alnico digunakan sebagai bahan untuk
membuat magnet.
Logam kobalt merupakan logam yang tahan korosi karena oksidanya
melekat kuat pada logamnya dan menjadi pelindung. Logam kobalt
juga tahan pada suhu tinggi sehingga digunakan sebagai bahan
pembuat mesin turbin pesawat.
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi

Logam kobalt dapat diperoleh dari bijih kobaltit (CoAsS)melalui dua


tahapan proses, sebagai berikut:

Oksidasi untuk mendapatkan CoO.


4CoAsS(s) + 9O2(g)  4CoO(s) + 2As2O3(s) + 4SO2(g)

Setelah dipisahkan dengan beberapa tahap, CoO direduksi


dengan karbon pada tanur listrik.
CoO(s) + C(s)  Co(s) + CO(g)
2CoO(s) + 2CO(g)  2Co(s) + CO2(g)
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Nikel

Nikel merupakan logam yang lunak, mengkilap


seperti perak, dan tahan korosi walaupun pada
suhu tinggi. Sebagian besar produksi nikel
dimanfaatkan sebagai baja stainless steel,
paduannya dengan logam besi dan krom banyak
dimanfaatkan untuk peralatan dapur (sendok,
pisau), serta peralatan rumah tangga lainnya
(ornamen rumah dan teralis, sebagai bahan untuk
membuat baterai (sel elektrokimia) nikel-kadmiun
(baterai Ni-C, dan katalis dalam industri kimia.
Nikel mempunyai bilangan oksidasi +2 dan
+3.Dalam larutannya, ion Ni2+ dan Ni3+ dapat
membentuk ion kompleks yang mempunyai warna Sumber : id.wikipedia.org
khas.
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi

Proses untuk mendapatkan nikel dari bijih nikel dilakukan dengan


mereduksi pentlandite (Fe,Ni)9S8 melalui proses tanur tinggi. Proses
ekstraksi berlangsung dua tahap, yaitu:

Pemanggangan (roasting) dan reduksi. Proses pemanggangan


dilakukan dengan mereaksikan bijih dengan oksigen untuk
membentuk oksida-oksidanya.
(Fe,Ni)9S8(s) + 17O2(g)  9FeO(s) + 9NiO(s) + 8SO2(g)

Setelah dibersihkan dari oksida besi, NiO yang terbentuk


direduksi dengan karbon.
NiO(s) + CO(g)  Ni(s) + CO2(g)
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Tembaga

Tembaga merupakan logam yang


berwarna merah mengkilap dan
banyak digunakan dalam
pembuatan alat-alat listrik karena
sifatnya sebagai penghantar listrik
yang baik. Tembaga diperoleh dari
bijih kalkopirit CuFeS2, meskipun
tembaga ada yang terdapat bebas
di alam, tetapi jumlahnya sangat
Sumber : PublicDomainPictures, pixabay.com
sedikit.
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Proses pemisahan tembaga dari kalkopirit adalah sebagai berikut:

Pengapungan (floating), yaitu bijih tembaga dipekatkan dengan


menambahkan deterjen dan NaOH. Pada proses ini, zat-zat
pengotor (biasanya Al) akan larut dan mengapung.

Pemanggangan (roasting). Kalkopirit bereaksi dengan oksigen.


4CuFeS2(s) + 9O2(g)  2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)
Dengan menambahkan SiO2, besi akan terpisah sebagai ampas
(kerak).
Fe2O3(s) + 3SiO2(s) Fe2(SiO3)3(s)
Pada proses pemanasan selanjutnya, Cu2S akan teroksidasi.
2Cu2S(s) + 3O2(g)  2Cu2O(s) + 2SO2(g)
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi

Reduksi, proses reduksi terjadi antara Cu2O dengan Cu2S yang


masih ada dalam proses sebelumnya.
2Cu2O(s) + Cu2S(s)  6Cu(s) + SO2(g)
Cu yang diperoleh pada proses ini mempunyai kemurnian
99,99%.

Pemurnian, proses pemurnian dilakukan dengan cara elektrolisis


larutan CuSO4 dengan anode yang terbuat dari Cu kotor dan
katode dari Cu murni. Reaksi yang terjadi.
Di anode : Cu(s)kotor Cu2+(aq) + 2e−
Di katode: Cu2+(aq) + 2e− Cu(s)bersih
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Seng

Seng merupakan logam mengkilap,


berwarna biru, mudah menjadi buram
di udara terbuka karena membentuk
ZnO dan ZnCO3. Dikenal sebagai atap
seng galvanis, karena digunakan untuk
melapis besi melalui elektroplating dan
banyak dimanfaatkan untuk atap rumah.
Seng juga digunakansebagailogam
paduan, misalnya perunggu (campuran
Zn dan Cu) digunakanuntuk pembuatan Sumber : aitoff, pixabay.com
patung dan uang logam.
D. BEBERAPA UNSUR TRANSISI YANG PENTING
Unsur-unsur Transisi
Logam seng diekstraksi dari bijih zink-blende (ZnS) melalui dua tahap, yaitu:

Tahap oksidasi.
2ZnS(s) + 3O2(g)  2ZnO(s) + 2SO2(g)

Tahap kedua, senyawa ZnO yang terbentuk selanjutnya direduksi


dengan karbon pada tanur listrik.
2ZnO(s) + C(s) 2Zn(s) + CO2(g)
ZnO(s) + CO(g)  Zn(s) + CO2(g)

Anda mungkin juga menyukai